Você está na página 1de 4

Keluarga merupakan lembaga sosial yang terkecil dalam masyarakat. Paul B.

Horton dan
Chester L. Hunt mendefinisikan keluarga sebagi suatu kelompok kekerabatan yang
menyelenggarakan pemeliharaan anak dan kebutuhan manusiawi tertentu lainnya.
Keluargaterbagi menjadi dua, yaitu keluarga inti dan dan keluarga luas. Keluarga
inti (nuclear family) merupakan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak baik yang
diperoleh secara adopsi ataupun kelahiran. Sedangkan keluarga luas (extended family)
merupakan keluarga yang terdiri dari beberapa keluarga inti.
Pola kekeluargaan manusia sebagian ditentukan oleh tugas khusus yang dibebankan
kepadanya: keluarga itu adalah satu-satunya lembaga sosial yang diberi tanggung jawab
untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi manusia. Pada saat sebuah lembaga mulai
membentuk kepribadian seseorang dalam hal hal penting, keluarganya tentu banyak
berperan dalam persoalan perubahan itu, dengan mengajarnya kemampuan berbicara dan
menjalanklan banyak fungsi sosial.
Keluarga tentu dibebani oleh peraturan sosial yang berhubungan dengan faktor-faktor
biologisme dan pembiakan. Selain adanya peraturan peraturan yang mengikat keluarga juga
memiliki
beberapa
fungsi.
Setiap individu pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai
semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi
sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Nilai nilai yang sudah diwariskan
orang tua berupa pengaturan hubungan antara anggota keluarga. Sebagai salah satu contoh
aturan dalam pernikahan dapat dilihat sebagai suatu pengaturan berpasangan yang disetujui
kelompok kelompok biasanya ditandai suatu ritual tertentu (upacara pernikahan) yang
mengindikasikan status publik baru pasangan ,yang bersangkutan. Meskipun terdapat
keanekaragaman, konsep pernikahan dan keluarga diberbagai budaya memiliki beberapa
kesamaan. Semua masyarakat menggunakan pernikahan dan keluarga untuk menetapkan pola
pemilihan pasangan, garis keturunan, warisan dan wewenang.
a.

Pemilihan pasangan
Setiap kelompok manusia menetapkan norma untuk mengatur siapa menikah dengan siapa.
Norma mengenai endogami menetapkan bahwa orang harus menikahi orang didalam
kelompoknya.kelompok dapat melarang , misalnya, pernikahan antar ras. Sebaliknya, norma
eksogami
menentukan
bahwa
orang harus
menikah dengan
orang
diluar
kelompoknya. Contoh terbaik mengenai eksogami ialah larangan hubungan sedarah, yang
melarang seks dan pernikahan di antara kerabat. Dalam beberapa masyarakat, norma-norma
ini merupakan hukum tertulis, namun dalam sebagian besar kasus normanya bersifat
informal. Di Amerika serikat, sebagian besar orang kulit putih menikahi orang kulit putih
dan sebagian besar orang Afro Amerika menikah dengan orang Afro - Amerika bukan
atas dasar undang-undang tertentu, melainkan karena norma informal.

b. Keturunan
Sistem keturunan dalam masyarakat, ada beberapa aturan yang di gunakan untuk menarik
garis keturunan anak. Antara lain yaitu menggunakan sistem bilateral, yaitu dimana garis
keturunan itu diambil dari garis keturunan ayah maupun ibu. Selain itu ada beberapa
kelompok yang menggunakan suatu sistem patrilineal dimana garis keturunan hanya ditarik
dari garis keturunan ayah. Kelompok lain mengikuti suatu sistem matrilineal dimana garis
keturunan hanya di tarik dari garis ibu.
c.

Warisan
Pernikahan dan keluarga dalam bentuk apapun yang lazim ditemukan dalam suatu
masyarakat yang digunakan pula menghitung hak waris. Dalam suatu sistem bilateral, hak
milik dialihkan ke laki laki maupun perempuan, dalam suatu sistem matrilineal, hanya
kepada laki laki, dan dalam suatu sistem matrilineal ( bentuk yang paling jarang ) hanya
kepada perempuan. Tidak ada sistem yang bersifat alami. Sebaliknya, masing masing
sistem cocok dengan ide kelompok mengenai keadilan dan logika.

d. Wewenang
Menurut sejarahnya suatu bentuk patriarkat , suatu sistem sosial dimana para laki laki
mendominasi para perempuan, merupakan benang merah dari semua masyarakat.
Bertentangan dengan apa yang di duga banyak orang, tidak ditemukan catatan sejarah
mengenai matriarkat sejati suatu sistem sosial dimana kaum perempuan selaku suatu
kelompok mendominasi laki - laki sebagi suatu kelompok. Dengan demikian,
kebiasaan pernikahan dan keluarga kita berkembang dalam suatu kerangka patriarkat. Salah
satu contoh nyata ialah pola pemberian nama di Amerika Serikat. Meskipun telah di lakukan
beberapa perubahan, pada umumhya pengantin perempuan masih memakai nama pengantin
laki laki, dan anak anak menerima nama keluarga ayah mereka.
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai sebagai
makhluk sosial, yang ditandai adanya kerjasama ekonomi. Fungsi keluarga adalah
berkembang biak, mensosialisasi atau mendidik anak, menolong, melindungi atau merawat
orang orang tua atau jompo. Deferensi peranan ialah fungsi solidaritas, alokasi ekonomi,
alokasi kekuasaan, alokasi integrasi(sosialisai),dan ekspresi atau menyatakan diri.
Kesemuanya atas pertimbangan umur, perbedaan seks, generasi, perbedaan posisi ekonomi,
dan pembagian kekuasaan.
Secara umum fungsi keluarga meliputi pengaturan seksual, reproduksi, sosialisasi,
pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat,pemenuhan kebutuhan perseorangan, dan
kontrol sosial
1. Pengaturan seksual
dapat dibayangkan kekacauan yang terjadi apabila tidak ada pengaturan seksual. Misalnya,
jika anak tidak memiliki ayah yang sah, maka kewajiban kewajiban itu menjadi kacau atau
tidak dijalankan, atau bertentangan dengan kewajiban kewajiban yang telah ditetapkan.
Ayah tadi tidak dapat memelihara anaknya, dan anaknya tidak diakui keluarga ayahnya,

maka kedudukan si anak meragukan serta pengalaman sosialisasinya tidak lengkap. Oleh
karena itu, pada setiap masyarakat dijumpai norma norma keabsahan , yaitu kelahiran diluar
pernikahan tidak dibenarkan. Adanya incest taboo berupa larangan hubungan seks antara
kerabat yang terlalu dekat, secara sosiologis bermaksud mencegah berkembangnya
persaingan seksual dikalangan keluarga sendiri yang berpotensi merusak, serta mengikat
keluarga yang berbeda dalam masyarakat melalui pernikahan. Hal ini mendorong integrasi
sosial dan solidaritas yang menyeluruh. Adanya norma norma keabsahan dan kewajiban
peran dalam keluarga , sudah merupakan hukum sosial.
2. Reproduksi
Fungsi yang banyak diharapkan oleh orang dalam membentuk keluarga adalah memiliki
keturunan. Mendapatkan keturunan dan meneruskan keturunan berkaitan dengan fungsi
reproduksi. Penyaluran aktivitas seksual yang sah diatur dalam lembaga sosial ini.
Namun , berkembangnya teknologi kedokteran saat ini , selain memberikan dampak positif
bagi keluarga berencana, dapat juga menimbulkan masalah yang terpisahnya kepuasan
seksual dengan pembiakan.kehadiran anggota baru dapat dipandang sebagai penunjang atau
malapetaka, bagi masyarakat tani dapat dikatakan menunjang , terutama dalam penyediaan
tenaga kerja. Bagi masyarakat yang kehidupannya baik seperti di Eropa, kehadiran anak
dikeluarga (jumlah anak) lebih dari dua dapat mempengaruhi status sosialnya. Hal ini
berkaitan dengan apa yang disebut teori kapilaritas dalam masalah kependudukan.
Pandangan terhadap punya anak bermacam-macam, ada yang mengharapkan untuk jaminan
bagi orang tua dimasa depan, ada yang bermotivasi agama, ada yang alasan kesehatan, dan
sebagainya. Yang jelas, disuatu negara bila alat kontraseptifnya mudah diperoleh dan banyak
digunakan, ada keengganan untuk memiliki anak, maka angka senggama sebelum pernikahan
menjadi meningkat (William J. Goode,1983).
3. Sosialisasi
Manusia sebagai makhluk dalam evolusinya lebih bergantung kepada kebudayaan, dan bukan
kepada naluri dan insting. Masyarakat dan kebudayaannya menjadi tergantung kepada
keefektifan sosialisasi, yaitu sejauh mana anak anak mempelajari nilai nilai, sikap sikap,
dan tingkah laku masyarakat dan keluarganya. Oleh karena itu, masyarakat harus membentuk
atau menuntut unint yang meneruskan nilai nilai kepada generasi berikutnya. Didalam
keluarga seorang anak memperoleh landasan bagi pembentukan kepribadian,sikap, perilaku,
dan tanggapan emosinya.
4. Kontrol sosial / pengawasan
Dalam keluarga terdapat norma yang mengikat anggotanya untuk mematuhi pengaturan
dalam keluarga. Keluarga dapat dijadikan sebagai pengawas bagi individu yang menjadi
anggota didalamnya. Fungsi pengawasan berkaitan dengan pengendalian sosial secara
preventif. Dengan pengawasan dan kontrol sosial yang baik, diharapkan setiap anggota
keluarga dapat mampu menjalankan semua hak dan kewajiban dengan baik.
5. Fungsi ekonomi

Keluarga mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan ekonomi setiap anggota
keluarganya. Salah satu anggota keluarga yang bertanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi adalah ayah sebai kepala keluarga. Ketika ayah belum mampu memenuhi
kebutuhan seecara baik, maka anggota keluarga lain harus membantu memenuhinya.
6. Fungsi afeksi
Fungsi afeksi berkaitan dengan kasih sayang, perasaan, dan emosi. Setiap anggota keluarga
mempunyai hubungan yang dekat, intim, dan hangat. Fungsi afeksi dapat diperoleh seseorang
dari dalam keluarganya.dalam lembaga sosial lain sulit ditemukan fungsi sosial yang sedekat
dan sehangat fungsi dalam keluarga.
7. Fungsi proteksi / perlindungan
Proteksi dan perlindungan merupakan salah satu fungsi yang harus dipenuhi oleh keluarga.
Perlindungan yang dilakukan oleh keluarga baik secara fisik maupun mental. Perlindungan
yang dilakukan bertujuan agar anggota keluarga memperoleh ketentraman baik lahir dan
batin. Dengan begitu anggota keluaraga akan tenteram, damai, datn terlindungi.
Setiap individu pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai
semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi
sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Nilai nilai yang sudah diwariskan
orang tua berupa pengaturan hubungan antara anggota keluarga. Setiap kelompok manusia
memiliki aturan aturan dalam menetapkan norma untuk mengatur siapa menikah dengan
siapa dalam pemilihan pasangan. Aturan dalam keluarga selain mengatur dalam pemilihan
pasangan juga mengatur tentang keturunan, wewenang,dan warisan. Secara umum fungsi
keluarga meliputi pengaturan seksual, reproduksi, sosialisasi, pemeliharaan, penempatan
anak dalam masyarakat,pemenuhan kebutuhan perseorangan, dan kontrol sosial.

Você também pode gostar