Você está na página 1de 17

I.

Dasar Dasar Menejemen & Organisasi RS


dr. Erwin Santosa, Sp.A
21 Oktober 2013
Gamma 06

Bismillaahirrahmaanirrahiim, ayo kita mulai dengan doa belajar bersama-sama ya


Rumah Sakit Sebagai Sistem
Klinik merupakan bentuk rumah sakit mini. Rumah sakit bahkan klinik sendiri
merupakan sebuah sistem. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran tertentu.Nah, kalo begitu berarti sama dengan pabrik dong??
Pada dasarnya memang sama dengan sistem-sistem lain;pabrik misalnya, karena terdiri dari
input, proses, dan output. NAMUN ada perbedaan mendasar yang sangat penting yaitu
input/raw materialberupa seseorang yang sedang menderita sakit yang bersifat sangat
individual, misalnya tidak semua pasien datang dengan keluhan diare sehingga
penanganannya pun berbeda. Kalau pabrik tahu dan tempe pasti semua bahan dasarnya
adalah kedelai dan cara pembuatannya ya begitu-begitu aja, tidak ada yang berbeda. Berbeda
sekali dengan cara kita memperlakukan setiap pasien
Sistem di RS ini sangat sulit untuk distandarisasi, walaupun ada metode-metode untuk
hal tersebut.Karena pada dasarnya setiap orang/pasien sangat spesifik/individual. Karena itu
pelayanan RS adalah suatu tailor made yangakan memeriksa kondisi pasien secara spesifik.
Bukankah tailor/tukang jahit yang bekerja membuat pakaian itu harus terlebih dahulu
mengukur lengan, lingkar pinggang, panjang kaki, dll. Nah, itu lah yang dikatakan spesifik,
kita menangani setiap pasien sesuai kebutuhan dan harapan pasien. Bagaimanakah tailor
made tersebut? Berikut hal-hal yang perlu kita diperhatikan...
a. keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga
b. kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
c. hambatan emosional dan motivasi;
d. keterbatasan fisik dan kognitif;
e. kesediaan pasien untuk menerima informasi

Diagram dibawah ini menggambarkan sebuah sistem di RS dimulai dari input yaitu
masuknya pasien lalu proses berupa tindakan medis di UGD Output berupa pelayanan
terhadap pasien apabila pasien membutuhkan operasi maka akan dilakukan proses yang
ke-2 yaitu tindakan operasi di kamar operasi lalu pasien dirawat untuk proses perbaikan
penyembuhan.

Proses 1 dan 2 merupakan pelayanan kepada pasien. Berbagai pelayanan tersebut


harus terpadu(integrated). Walaupun dapat terjadi kecenderungan untuk sendiri-sendiri
(fragmented).Proses bukanlah sebagai prosesban berjalan tetapi proses-proses yang
berorientasi kepada pasien (patient oriented) dengan pelayanan terintegrasi
(integrated/seamless services). Mengingat adanya interprofesional educationberupa
pelayanan kesehatan bersama-sama antar profesi dokter, dokter gigi, perawat, farmasi.
Karena kita bukan superman dan pasti sering banyak lupa makakita harus bisa bekerja sama
dengan semua pelayan kesehatan.
Berbagai proses terjadi pada pelayanan-pelayanan tersebut dan akan memberikan
suatu keluaran (output) yang dapat merupakan suatu masukan (input) bagi proses pelayanan
yang lain. Terdapat hubungan sistemikyakni RS adalah suatu sistem dengan berbagai
subsistem yang erat saling terkait. Misalnya ruang VK (persalinan)- ruang OK (operasi) dan
ruang KBY (perawatan bayi) harus memiliki hubungan sistemik erat dan bekerja sama
dengan baik.
Produk Pelayanan
Rumah Sakit adalah sebuah organisasi/korporasi yang memberikan jasa pelayanan
(hospital services, termasuk clinical services), terdiri dari kira-kira sepuluh macam jasa
pelayanan.Kesepuluh macam jasa pelayanan tersebut harus dilakukan secara terpadu
(seamless & integrated, tanpa jahitan .Tanpa jahitan artinya tidak berbatas, semua
pelayanan tertuju pada pasien. Kesepuluh pelayanan tersebut adalah :
1. Pelayanan Medik
Yang dilakukan oleh para dokter atau staf medik fungsional dimana akan dibuat
suatu diagnosa serta upaya-upaya terapeutik dan upaya-upaya rehabilitasi atau
pemulihan.
2. Pelayanan Penunjang Medik
Membantu menegakkan diagnosa dan upaya membantu terapeutik.Pelayanan
dilaksanakan para dokter ataupun tenaga paramedik non perawatan.
3. Pelayanan Keperawatan
Sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
4. Pelayanan Pemberian Obat

Obat-obatan yang diberikan secara tepat kepada pasien sesuai dengan yang
ditetapkan oleh para dokter ataupun cara-cara pemberiannya yang harus
ditetapkan oleh para ahli farmasi.
5. Pelayanan Gizi
Makanan yang harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para pasien dan telah
ditetapkan jumlah dan kriteria sesuaidengan penyakitnya.Pelayanan gizi ini
diberikan secara benar baik menu ataupun takaran serta waktu pemberian dan
penyajiannya oleh para ahli gizi.
6. Pelayanan Pondokan (rawat inap)
Memberikan kenyamanan dan keamanan serta pemberian fasilitas yang diperlukan
selama pasien berada di RS.
7. Pelayanan administrasi
Harus didapat oleh pasien dan keluarganya berupapencatatan-pencatatan serta
penyelesaian administrasi baik keuangan, hubungan dengan asuransi, dan lainlain yang menyangkut hak dankewajiban pasien.
8. Pelayanan Pencatatan Medik
Merupakan pelayanan yang pentng karena kondisi serta perkembangan pasien
harus tercatat dengan baik begitupun dengan tindakan dan obat-obatan yang telah
diterimanya. Adalah hak pasien mendapat suatu pencatatan atau record yang baik
karena hal ini penting untuk kesehatan pasien pada waktu-waktu yang akan datang
setelah pengobatan selesai ataupun untuk pencegahan dan pemulihan selanjutnya.
9. Pelayanan Penyuluhan dan Sosial
Merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam pelayanan yang lain guna
memberikan pemahaman-pemahaman kepada pasien tentang penyakitnya serta
upaya-upaya lain yang dapat menyembuhkan serta mencegah kekambuhan.
Pelayanan sosial dalam rumah sakit menyangkut masalah keluarga dan masalah
sosial.
10. Pelayanan Rohani
Merupakan pelayanan yang diperlukan oleh pasien mengingat masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang beragama serta beriman sesuai dengan
kepercayaan masing-masing.Pelayanan rohani yang dilakukan oleh para
rohaniawan merupakan pelayanan yang harus ada di RS. Hal ini akan
meringankan penderitaan dan memperkuat ketabahan pasien,

Nah, gambar diatas menggambarkan perbedaan pelaksanaan kesepuluh pelayanan


terhadap pasien. Pada Integrated Servicesmasih terdapat jahitan/sekat antar pelayanan dan
antara seluruh jenis pelayanan dengan pasien. Sedangkan pada Seamless Services, Patient
Orientedsudah tidak ada jahitan/sekat sama sekali, dan pelayanan berorientasi secara
maksimal terhadap pasien dikarenakan tidak terdapat sekat-sekat itu.
Tiap jenis pelayanan dilaksanakan oleh para tenaga ahli/terlatih dengan pendidikan
khusus.Walaupun, yang menonjol adalah para dokter dengan pelayanan medisnya tetapi
berkembang profesional-profesional baru yang menjadi setara (allied medical
professional)Mis : ahli gizi. Pelayan medis itu adalah dokter, kalo pelayan kesehatan lain ada
perawat, ahli farmasi, dll. Profesi dokter berbeda dengan praktek tabib misalnya, karena
terdapat kewenanga profesi (misal IDI) serta diatur dalam undang-undang praktek kedokteran
dan wajib ditaati sehingga profesi dokter banyak disegani.
Secara operasional, pada dasarnya RS terdiri dari 3 bagian yaitu proses pelayanan
medik, pelayanan perawatan dan pelayanan penunjang. Selain itu, ada manajemen yang
mengkoordinasikan semua kegiatan yang selanjutnya dapat dilihat dari struktur RS
=>( Kepala-kepala Bag / Bid / Case manajer ).
Proses Manajemem Rumah Sakit

Sumber daya (resources) dari RS kemudian mengalami proses-proses manajemen


dimana manajemen menjalankan berbagai fungsi manajerial sehingga membuahkan hasil
yaitu pelayanan RS(hospital services), dimana kemudian produk yang berupa pelayanan ini
diterapkan terhadap pasien untuk upaya penyembuhan.
Penerapan berbagai produk tersebut tentunya harus tepat atau sesuai dengan
kebutuhan pasien sehingga menghasilkan suatu dampak yang diinginkan yaitu
penyembuhan/ mengurangi penderitaan pasien dengan memperhatikan efisiensi.Berbagai
penerapan tersebut seringkali tidak sederhana, memerlukan pertimbangan yang matang,
namun tujuan utamanya tentu untuk kepentingan penderita (pasien).Tentunya harus diingat,
pasien sebagai manusia bukan sekedar kasus.
Kewenangan penerapan berbagai produk terutama produk-produk medik dan
penunjang serta pemakaian obat-obatan sepenuhnya berada dalam kewenangan profesional.
Namun, ada standar-standar operasional yang lazimnya ada di tiap RS yang dapat bersifat
spesifik yang disusun oleh para profesional sendiri, karena itu tentunya berbagai prosedur ini
seharusnya ditaati oleh para profesional tersebut.
Ada indikasi untuk pemakaiannya, sebaliknya ada kontraindikasi dan syarat-syarat
yang harus dipenuhi. Hal ini jelas misalnya pada intervensi pembedahan, keputusan untuk
pemberian obat, keputusan untuk pemakaian pemeriksaan penunjang, dsb,(sign in time out
sign out ). Berbagai proses produksi yang kemudian menghasilkan berbagai produk yang
disebut sebagai pelayanan RS, yang berupa pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan
pemeriksaan penunjang lainnya serta pelayanan pengobatan tentunya harus melalui suatu
proses manajemen. Proses manajemen ini sama dengan proses manajemen pada umumnya
yaitu mulai dari perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pengawasan (check), dan evaluasi
(action). Dan terhadap berbagai proses tersebut dapat dilakukan suatu audit, yaitu audit
medik yang juga merupakan kewajiban dan kewenangan para profesional. Namun, di sisi
lain ada suatu koordinasi dengan manajemen RS, ( misalnyakasus kematian , App ,SC). Audit

medik sebagai pengawas untuk mencocokkan apa yang sudah dilaksanakan dalam pelayanan
kesehatan sudah sesuai atau belum dengan standarnya.
Manajemen RS tetap melakukan koordinasi dengan manajemen klinik, sesuai
dengan struktur organisasi RS.Hal yang lazim adalah koordinasi ini dilaksanakan oleh
seorang yang berada dalam manajemen puncak (Direksi).Biasanya dikenal sebagai
Direktur Medik.Untuk yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan bisa ada seorang
Direktur Keperawatan secara tersendiri.
Organisasi RS adalah organisasi yang unik karena banyaknya profesional yang
terlibat, yang tentunya harus bekerjasama secara terpadu dengan berorientasi kepada
pasien.
Di RS dengan demikian ada 2 (dua) kewenangan yaitu kewenangan manajemen
dan kewenangan profesional(double authority).Walaupun ada 2 (dua) kewenangan, namun
harus ada yang mengkoordinasikan dan menjembataniyaituManajemen dengan komite
medik/staf medic. Kometi medik merupakan kumpulan dokter yang bersama-sama
melakukan peningkata profesionalisme profesi.
Secara ringkas, dengan demikian ada manajemen RS yang melakukan berbagai
koordinasi terhadap seluruh bagian, dimana bekerja para manajer struktural (corporate
manager).
Manajer lini yang memproduksi berbagai pelayanan RS. Manajer lini adalah
para teknisi yang mengoperasikan berbagai peralatan-peralatan dan
menghasilkan produk yang dimanfaatkan untuk pasien, misalnya pemeriksaan
penunjang (laboratorium klinik, patologi, radiologi, fisioterapi, dsb).
Manajer klinik langsung menerapkan berbagai pelayanan terhadap pasien.
Manajer klinik adalah para dokter, perawat, apoteker (pharmacyst),
fisioterapis, dsb yang langsung berhubungan dengan pasien.Mereka juga
disebut sebagai profesional yang bekerja secara fungsional.Manajer itu tidak
harus menjadi direktur, tapi juga bagaimana kemampuan kita untuk memanage
pemeriksaan terhadap pasien.
Dari struktur ini didapatkan bahwa selalu ada sisi yang bersifat birokratis, yang
mempunyai konotasi tidak menyenangkan, namun di dalam organisasi apapun sifat birokratis
ini ada untuk mendapatkan kepastian dalam berbagai proses.Kepastian ini mungkin bersifat
kaku (rigid) untuk hal-hal tertentu yang mengharuskan demikian.Misalnya: masalah
keuangan, kepegawaian, dsb. Jadi, seorang manajer harus memiliki fleksibilits yang tinggi
(non rigid) karena akan menjadi leader team.
Pembagian tugas dan kewenangan tersebut yang tertuang dalam struktur merupakan
bagian dari apa yang disebut Peraturan Dasar RS (PDRS) atau Hospital Bylaws
(HBL).HBL merupakan aturan-aturan rumah sakit, bersifat penting karena menyangkut
peraturan hukum misalnya STR, SIP, surat keterangan persetujuan operasi,dll. Pembuatan
struktur harus sesuai dan khusus untuk suatu RS tertentu(taylor made)dan tidak bisa
begitu saja dijiplak dari PDRS RS yang lain.Semua aturan-aturan yang berlaku di sebuah RS
tentunya berdasarkan pada visi dan misi RS tersebut, juga filosofi yang dianut oleh pendiri
RS tersebut. Selain aturan-aturan dasar yang kurang lebih sama untuk semua RS, ada
aturan-aturan khusus pada sebuah RS tertentu.Budaya RS juga ikut mempengaruhi,
dimana RS sebagai lingkungan sosial.

Di dalam PDRS tersebut ada pengelompokan-pengelompokan yang berfungsi agar


peraturan dan ketentuan (rules and regulations) dapat dipilah-pilah berdasarkan sifat dan
materinya.PDRS atau HBL ini sangat penting dan berperan dalam segi hukum karena hukum
hanya mengatur hal-hal secara umum yang masih harus diperkuat dengan pengajuan buktibukti dimana pembuktian yang lebih rinci harus terdapat dalam HBL, maka HBL dapat
dikatakan sebagaiPerpanjangan Tangan Hukum (Guwandi).
Struktur organisasi dapat kita lihat pada bagan struktur, berbagai aturan-aturan dan
ketentuan serta berbagai prosedur.Besar kecilnya struktur dan jumlah aturan-aturan serta
prosedur, tentunya tergantung dari besar-kecilnya organisasi RS.Organisasi yang besar tentu
mempunyai struktur yang besar, yang dapat terlihat dari bagannya.

Clinical Governance
Merupakan sebuah tata kelola klinik didalam pengobatan.
1. Lini yang jelas tanggung jawab dan tanggung gugat dari seluruh aspek pelayanan
klinis , keluaran pelayanan , keluhan pasien dsb
2. Program komprehensif untuk aktivitas peningkatan mutu , termasuk pengembangan
profesi
3. Kebijakan manajemen resiko klinik
Setiap tindakan medis pasti memiliki resiko, dan akan dikatalan malpraktik ketika
tidak sesuai dengan standard operating procedure (SOP). Misalnya ketika kita
meresepken obat maka harus ditanyakan apakah pasien punya alergi, ini mencegah
terjadinya syok anafilaktik. Untuk mencari tahu, kita bisa menanyakan langsung pada
pasien, lalu menandai rekam medis pasien, atau memakaikan gelang penaanda pada
pasien, bahkan bisa dilakukan tes alergi jika kita ragu.
4. Prosedur profesional dalam penanganan atas kinerja buruk
Good Clinical Governance
Merupakan tata kelola klinik yang sesuai dengan standar. Standar tertinggi adalah
evidence based medicine (EBM). Jangan pernah meninggalkan EBM yaaaa, jangan menjadi
dukun!Jadi good clinical governance adalahsuatu tata kerja dimana organisasi pelayanan
kesehatan dapat akuntabel dalam meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan
dan mempertahankan standard pelayanan yang tinggi dengan menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk lancarnya pelayanan klinis. Selain clinical governance, terdapat juga

coorporate governance yang mengrusi manajerial, audit, dll. Sehingga yang paling baik
adalah menguasai clinical dan coorporate governance
Tujuan Clinical Governance
Menjamin akses yang memadai dan mutu yg tinggi untuk pasien dimanapun mereka
berada
The best care untuk semua pasien
Meningkatkan standard pelayanan dan melindungi konsumen dari pelayanan yang
buruk

Ketika pasien menerima pelayanan kesehatan, maka pasien akan merasakan dan bisa
membandingkan pelayang kita sebagai dokter dengan dokter-dokter lainnya. Masyarakat
akan menimbang manakah pelayanan teraman dan terbaik bagi dirinya. Maka dari itu,
berikanlah pelayanan kesehatan semaksimal mungkin
Komponen Clinical Governance
1. Performance management : Audit klinik / audit medik

Clinical audit is the systematic and critical analysis of the quality of clinical
care including the procedure for diagnosis, treatment and care the associated
use of resource and the resulting outcome and quality of life to the patient.
(Auditklinisadalah analisissistematis dankritis terhadapkualitasperawatan
klinistermasukproseduruntuk
diagnosis,
pengobatan
danperawatanpenggunaanterkaitsumber dayadan hasilyang dihasilkan
dankualitas hiduppasien).
Clinical audit is a patient focused audit proces involving doctors, nurse and
other
clinicans
whose
comprise
the
clinical
care
team.
(AuditKlinisadalahprocespemeriksaan
terfokus
padapasienyang
melibatkandokter, perawatdanpelayan kliniklain yangterdiri daritimperawatan
klinis).
Proses dinamik bersifat multi disiplin yang membentuk siklus audit
No Blame culture, mengidentifikasi gap antara kenyataan & standard,
profesionalism, accountability , legal aspect. Tidak boleh saling menyalahkan
antar profesi, bicarakan dengan baik-baik
Medical Audit
Medical audit is a professional , peer review process enabling doctors
to systemaically and critically analyses the quality and outcome of

their treatment.(Medisauditprofesional, proses peer reviewyang


memungkinkandokter untukmenganalisis terhadapkualitas danhasil
pengobatanmereka secara sistematis dan kritis).
Berbeda dengan audit klinik yang melibatkan profesi lain , audit
medik adalah suatu peer review process yang melibatkan dokter
seprofesi
Lebih ditekankan pada konsep EBM
2. Outcome measurement(Penilaian hasil)

Morbiditas / mortalitas ;kematian


Disbility ; kecacatan
Pengukuran angka kematian paska bedah
Angka infeksi nosokomia
Dekubitus ; ulkus dermal / ulkus dekubitus merupakan nekrosis jariangan local
yang terjadi ketika jaringan lunak tertekan diantara tonjolan tulang dengan
permukaan eksternal dalam jangka waktu lama (berbaring terus menerus
karena mobilitas berkurang).
Flebitis ; inflamasi vena yang disebabkan oleh iritas kimia, mekanik ataupun
bakteri
Dehisensi ; luka yang membuka sebelum waktunya misal akibat jahitan terlalu
kencang
Readmisi
LOS

3. Risk management

Clinical risk management is about identifying what goes wrong in patient care
and why and learning lessons from these events to ensure action is taken to
prevent
recurrences.(Manajemen
risikoklinisadalah
tentangmengidentifikasiapa yang salah dan mengapadalam perawatan
pasiendan mempelajari pelajaran dariperistiwauntuk pastikantindakan yang
diambiluntuk mencegahrekurensi)
Meminimalkan risiko tindakan klinis maupun non klinis demi keselamatan
dan kesehatan pasien dan semua orang yang berada di RS
Titik
penting
CRM
:
dokumentasi
klinik
(
ava
liable,reliablereadable,consisten,lesson learn )
Kesalahan tindakan bedah , tindakan medik non bedah. Infeksi nosokomial,
keasalahan pengobatan medik, pressure ulcers

4. Clinical effectiveness / Evidence based practice (Efektivitas klinik)

Clinical effectiveness is the extend to wich specific clinical interventions,


when deployed in the field for particular patient or population, do what they
are intended to do.(Efektivitasklinisadalahperpanjangan untukintervensi

klinisyang lebih spesifik, ketika digunakandi lapangan


untukpasienataupopulasikhusus, lakukan apayangdimaksudkan mereka.)
Keputusan-keputusan klinik baik diagnosis terapi pencegahan maupun
pemulihan hendaknya didasarkan atas dasar data klinik yang terbukti shahih
(valid) dan hasil penelitian yang memeberikan bukti terbaik ( best evidence)

5. Managing poor performance (Antisipasi layanan buruk)

Profesional regulation :
Melakukan indentifikasi staf klinik yang kinerjanya buruk dan melakukan
remedial action( Track record , Periodic revalidation , action )
Continuing profesional development (CPD) :
Melalukan perbaikan dan pengembangan profesi secara continue ; team
based , profesional , standard , learning enviroment

Indikator Kinerja Dokter


1. Pelayanan pasien ( tingkat kepercayaan pasien) :
1. Rawat jalan : jumlah pasien
2. Rawat inap : jumlah pasien rawat inap , kuantitas dan kualitas visite dokter
2. Pelaksanaan profesi dokter :
1. Kategori medis teknis

Kepatuhan terhadap SOP medis& peraturan yg terkait dengan medis


Kejadian mal praktek

2. Kategori sosial-profesi

Kualitas komunikasi dengan sejawat


Kualitas komunikasi dengan perawat
Kualitas komunikasi dengan pasien dan keluarga

3. Kategori etika-profesi
Kejadian pelanggaran etika profesi
3. Komitmen terhadap RS

Kehadiran sesuai jam praktek


Pelaksanaan jadwal jaga
Ketertiban penunjukan dokter pengganti pada waktu ijin meninggalkan / tidak
dinas
Jumlah kiriman pemanfaatan fasilitas penunjang RS
Jumlah kiriman pasien yang dirujuk ke RS
Keterlibatan dalam kegiatan RS / SMF

Pemimpin

Peran pemimpin : ( Direksi , SMF, Perawat,) > gaya kepemimpinan dilayani menjadi
melayani
Komunikasi yang efektif :
Pemimpin sebagai pendengar
Informasi 2 arah
Saluran menyatakan kepuasan
Membangun pengaruh dan mendapatkan kepatuhan untuk memperlancar
keputusan dan pengendali perilaku
Menumbuhkan komitmen :
Kemauan individu untuk memberikan energi & loyalitas kepada organisasi
kerja
Perasaan mempunyaikepada organisasi kerja, kelekatan emosional, perasaan
nyaman &nikmat sebagai anggota organisaai
Tim RS Kompak

II.

Budaya Organisasi

Budaya Organisasi

Suatu sistem nilai yang oleh karyawan :dirasakan , dipahami ,diyakini ,diterapkan
dan dikembangkan terus menerus
Sebagai sistem perekat dan acuan dalam bekerja ( etos kerja ).

Budaya organisasi di RS/Klinik akan menjadikan :

Karyawan akan kompak


Produktivitas kinerja meningkat
Kemampuan daya saing tinggi
Keunggulan berprestasi

Budaya yang kuat mengasilkan :


Kekompakan dan kepatuhan tidak dibangun atas ketakutan dan ancaman , melainkan
oleh kepercayaan dan kebersamaan
Atasan yang baru pun akan dapat dikoreksi oleh bawahannya , jika dia melanggar
budaya organisasi
Bagaimana kondisi budaya saat ini?
Perlu budaya yang kuat dan unggul !
Karena budaya yang sudah ada masih belum kuat dan unggul , maka perlu
dilakukan transformasi ( perumusan , agen perubah , penanaman , penguatan )
menjadi sebuah budaya organisasi :
Dari besi biasa menjadi Besi Sembrani
Dimana budaya organisasi?
Bagian yang tampak (= skill , knowledge )
Fisik :bentuk gedung dan lay out ruangan ,
Perilaku : cara berpakaian , berkomunikasi , kepemimpinan , mengambil keputusan ,
pembagian kewenangan
Bagian yang tidak tampak (= attitude / kepribadian , karakter )
Keyakinan , nilai-nilai , perasaan , harapan/impian , harga diri , paradigma
Transformasi Budaya
Mengapa transformasi budaya dilakukan?
Budaya itu tidak mati sehingga harus dikembangkan dan disempurkan
Untuk strategi masa depan
Dapat menanggalkan beberapa nilai budaya yang ada
Tidak meninggalkan budaya yang sudah ada tetap memperkaya dan menjadi lebih
andal
Merupakan pekerjaan semua staf
Bagaimanakah tahap transformasi?
1. Rumuskan dahulu budaya organisasi yang telah ada
2. Tanamkan yang kuat
3. Supaya relevan dengan tantangan di masa depan maka lakukan > transformasi budaya
!

Bagaima cara melakukan transformasi?


1. Temukan keunggulan budaya yang sudah dimiliki
2. Evaluasi kontribusinya kepada unggulan saat ini
3. Apa saja tantangan pendidikan dokter lima tahun kedepan
4. Rumuskan budaya yang diperlukan
5. Bandingkan budaya yangg ada : diperlukan
6. Uji dengan sampel
7. Masukkan nilai baru ( jika dimungkinkan , satu persatu)
8. Semaikan dan kuatkan
9. Pengendalian supaya tidak ada komplikasi / keterkejutan budaya
Apa saja batas-batas yang harus diperhatikan?
Tidak merusak basic culture
Tidak asal beda
Mengacu pada keunggulan inti
Disemaikan , bukan dipaksakan
Kegagalan ditoleransi kurang dari 10 %
Kegagalan bisa fatal sehingga harus dipastikan keberhasilannya
Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM yang dimaksud disini adalah dosen dan mahasiswa. Merupakan unsur utama
dalam menciptakan dan merealisasikanpeluang , sehingga FK dapat mencapai taraf
bermutu.
Asset make possibility , people make it happen
First we make people , and then we make productperbaiki SDM terlebih dahulu
Dosen dan mahasiswa yang berbudaya adalah dosen yang mempunyai nilai positif
yang dapat dikontribusikan kepada organisasi FK dimana ia bekerja.

Mengapa pemimpin sangat diperlukan?


Ok akan membuat sesuatu terjadi ! ( those whose make things happen ) ,
bukan :
Menjadi penerima kejadian ( those to whom things happen )
Cuma mengamati kejadian ( those who watch things happen )
Tidak sadar ada kejadian ( those who dont even know things are happening )
Dia harus menjadi teladan dan meneladani seluruh staf dosen untuk saling
meneladani satu sama lain
Mempunyai komitmen tinggi

Bagaimana peran pemimpin dalam transformasi budaya?


Leadership
Sense direction
Climate
Positive team work
Value add system
Enabling structure
Appropiate competence

Developed individuals
Beberapa contoh nilai budaya organisasi:
Mitsubishi : Keadilan , persahabatan , kerjasama
Mc donald : service , quality, value
Singapore Airline : pursuit of excellence y, safety , costumer first , concern for staff ,
integrity ,Team work
BRI : integritas , profesionalisme, kepuasan nasabah , keteladanan , penghargaan
pada SDM
Wonokoyo: jujur , disiplin , tanggung jawab , bersi & rapi , semangat , kerjasama ,
keteladanan , maju

Bagaimana dengan FK?


Perlu transformasi budaya ,
misal :
4 nilai : Jujur , Amanah , Ikhlas
Atau 3 trilogi : kebersamaam , transparant , keikhlasan
( mungkin ditambah 3 tambah 2 : disiplin , service )
Kesimpulan
Sampai saat ini masyarakat kita adalah masyarakat paternalistik
Karena itu didalam melakukan transformasi budaya organisasi yang sangat
diperlukan adalah the committed leader ( mis : para pejabat struktural Universitas ,
Fakultas ,dan pemimpin organisasi mhs ).

III.

Membangun Budaya Organisasi

Rumah sakit
Organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai masalah yang komplek
Berbagai macam profesi ada , dengan fungsi utama melayani pasien yang
memerlukan pertolongan kesehatan
Dimata pasien , status petugas kesehatan tidak ditentukan oleh sifat pekerjaan ,
tingkat / jenjang pendidikan tetapi oleh Kepribadian , Sikap dan Perilaku nya.
Bagaimana membangun budaya organisasi di RS?
Mulai dengan membangun Mindset ( sikap mental )
Budaya organisasi ( Kepribadian , Sikap dan Perilaku ) yang terbentuk adalah tampak
luar dari mindset yang terbentuk
Dibutuhkan komitmen yang kuat seluruh pihak , dilakukan secara terus menerus ,
serta komunikasi diantara stake holder (pimpinan).

Mindset Organisasi

Adalah sikap mental mapan ( fix mental attitude )


Terdiri dari 3 komponen yi :
1. Paradigma ( cara pandang ) ke pelanggan (costumer ) :
Pelanggan adalah orang yang paling penting dalam urusan kita
Mereka bukanlah pengganggu pekerjaan kita , tetapi mereka adalah
tujuan pekerjaan kita

Kita bukanlah bermurah hati dengan melayani mereka , merekalah


yang bermurah hati dengan memberikan kesempatan untuk melayani
mereka
Mereka bukanlah orang luar dalam urusan kita tetapi mereka adalah
urusan kita
Mereka bukanlah barang , tetapi mereka adalah daging dan darah ,
mahluk manusia dengan rasa dan perasaan yang bisa menyukai dan
tidak menyukai
Pasien adalah orang yang menyampaikan keluhannya kepada kita ,
adalah tugas kita menangani keluhan itu dengan cara yang
menyenangkan dan penuh kesediaan membantu
Macam Pelanggan (costumer)
Pelanggan utama adalah pasien
Pelanggan internal yang meliputi seluruh karyawan dan pihak lain
yang berkepentingan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien
Pelanggan ekternal adalah pihak yang secara langsung dan tidak
langsung membutuhkan pelayanan
2. Keyakinan dasar ( core believes )

Sesuatu yang diyakini secara organisasi dapat menjadi pedoman dalam


melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan memberikan pelayanan yang
terbaik bagi pelanggan
Kami berkeyakinan bahwa :
Mutu adalah unsur utama dalam melayani pelanggan
Proedur pelayanan yang mudah menyenangkan pelanggan
Sikap ramah dan profesional membantu mencapai kesembuhan dan
kepuasan
Pengetahuan , sikap dan ketrampilan sangat memperngaruhi mutu
pelayanan
Bekerja adalah ibadah , oleh karena itu keikhlasan disertai semangat
kerja yang tinggi dan bergairah sangat diperlukan untuk mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat
Salah satu tolok ukur keberhasilan RS/Klinik adalah pemanfaatan
nya oleh masyarakat
Kritik dan saran dari masyarakat membuat kami sadar akan
kekurangan yang ada sehingga kami senantiasa memperbaikinya

3. Nilai nilai dasar ( core value )


adalah sesuatu yang dilekatkan untuk memberikan pedoman dalam bekerja ,
yaitu ( 4 C ) :
1.

Competence
Kompetensi para SDM termasuk tenaga medis baik pengetahuan ,
ketrampilan , perilaku merupakan unsur penting dalam mewujudkan

kualitas pelayanan agar pasien mengalami kesembuhan dan


mendapatkan kepuasan.
2. Costumer fokus
Kesediaan melayani merupakan tindakan terpuji dalam
hubungan dengan pelanggan .
Setiap karyawan dengan ringan hati memberikan pelayanan
kepada seluruh pelanggan , sehingga pelanggan merasakan
dipedulikan
3. Competetive
Kemampuan untuk mampu bersaing dengan para kompeteter
dengan memberikan pelayanan yang berkualitas secara terus
menerus kepada pelanggan dari hasil usaha kerja keras tidak
kenal lelah dan kerjasama seluruh karyawan
4. Comitment
Loyalitas adalah kemampuan karyawan untuk mewujudkan apa
yang telah diucapkan atau dijanjikan oleh orang tersebut
menjadi kenyataan
Alhamdulillaah, semoga lulus dan kelak bisa membangun klinik
Amiin

Você também pode gostar

  • Radiologi Osce
    Radiologi Osce
    Documento6 páginas
    Radiologi Osce
    eviherdianti
    Ainda não há avaliações
  • 1 Pegagan
    1 Pegagan
    Documento17 páginas
    1 Pegagan
    Nova Fitriani Wahdah
    Ainda não há avaliações
  • Aromaterapi, DR - Sagiran
    Aromaterapi, DR - Sagiran
    Documento10 páginas
    Aromaterapi, DR - Sagiran
    eviherdianti
    Ainda não há avaliações
  • HDN
    HDN
    Documento17 páginas
    HDN
    eviherdianti
    Ainda não há avaliações
  • Infeksi Jamur - Docx1111
    Infeksi Jamur - Docx1111
    Documento52 páginas
    Infeksi Jamur - Docx1111
    eviherdianti
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento5 páginas
    Daftar Pustaka
    eviherdianti
    Ainda não há avaliações
  • Poster Kespro
    Poster Kespro
    Documento1 página
    Poster Kespro
    eviherdianti
    Ainda não há avaliações