Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Diagram dibawah ini menggambarkan sebuah sistem di RS dimulai dari input yaitu
masuknya pasien lalu proses berupa tindakan medis di UGD Output berupa pelayanan
terhadap pasien apabila pasien membutuhkan operasi maka akan dilakukan proses yang
ke-2 yaitu tindakan operasi di kamar operasi lalu pasien dirawat untuk proses perbaikan
penyembuhan.
Obat-obatan yang diberikan secara tepat kepada pasien sesuai dengan yang
ditetapkan oleh para dokter ataupun cara-cara pemberiannya yang harus
ditetapkan oleh para ahli farmasi.
5. Pelayanan Gizi
Makanan yang harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para pasien dan telah
ditetapkan jumlah dan kriteria sesuaidengan penyakitnya.Pelayanan gizi ini
diberikan secara benar baik menu ataupun takaran serta waktu pemberian dan
penyajiannya oleh para ahli gizi.
6. Pelayanan Pondokan (rawat inap)
Memberikan kenyamanan dan keamanan serta pemberian fasilitas yang diperlukan
selama pasien berada di RS.
7. Pelayanan administrasi
Harus didapat oleh pasien dan keluarganya berupapencatatan-pencatatan serta
penyelesaian administrasi baik keuangan, hubungan dengan asuransi, dan lainlain yang menyangkut hak dankewajiban pasien.
8. Pelayanan Pencatatan Medik
Merupakan pelayanan yang pentng karena kondisi serta perkembangan pasien
harus tercatat dengan baik begitupun dengan tindakan dan obat-obatan yang telah
diterimanya. Adalah hak pasien mendapat suatu pencatatan atau record yang baik
karena hal ini penting untuk kesehatan pasien pada waktu-waktu yang akan datang
setelah pengobatan selesai ataupun untuk pencegahan dan pemulihan selanjutnya.
9. Pelayanan Penyuluhan dan Sosial
Merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam pelayanan yang lain guna
memberikan pemahaman-pemahaman kepada pasien tentang penyakitnya serta
upaya-upaya lain yang dapat menyembuhkan serta mencegah kekambuhan.
Pelayanan sosial dalam rumah sakit menyangkut masalah keluarga dan masalah
sosial.
10. Pelayanan Rohani
Merupakan pelayanan yang diperlukan oleh pasien mengingat masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang beragama serta beriman sesuai dengan
kepercayaan masing-masing.Pelayanan rohani yang dilakukan oleh para
rohaniawan merupakan pelayanan yang harus ada di RS. Hal ini akan
meringankan penderitaan dan memperkuat ketabahan pasien,
medik sebagai pengawas untuk mencocokkan apa yang sudah dilaksanakan dalam pelayanan
kesehatan sudah sesuai atau belum dengan standarnya.
Manajemen RS tetap melakukan koordinasi dengan manajemen klinik, sesuai
dengan struktur organisasi RS.Hal yang lazim adalah koordinasi ini dilaksanakan oleh
seorang yang berada dalam manajemen puncak (Direksi).Biasanya dikenal sebagai
Direktur Medik.Untuk yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan bisa ada seorang
Direktur Keperawatan secara tersendiri.
Organisasi RS adalah organisasi yang unik karena banyaknya profesional yang
terlibat, yang tentunya harus bekerjasama secara terpadu dengan berorientasi kepada
pasien.
Di RS dengan demikian ada 2 (dua) kewenangan yaitu kewenangan manajemen
dan kewenangan profesional(double authority).Walaupun ada 2 (dua) kewenangan, namun
harus ada yang mengkoordinasikan dan menjembataniyaituManajemen dengan komite
medik/staf medic. Kometi medik merupakan kumpulan dokter yang bersama-sama
melakukan peningkata profesionalisme profesi.
Secara ringkas, dengan demikian ada manajemen RS yang melakukan berbagai
koordinasi terhadap seluruh bagian, dimana bekerja para manajer struktural (corporate
manager).
Manajer lini yang memproduksi berbagai pelayanan RS. Manajer lini adalah
para teknisi yang mengoperasikan berbagai peralatan-peralatan dan
menghasilkan produk yang dimanfaatkan untuk pasien, misalnya pemeriksaan
penunjang (laboratorium klinik, patologi, radiologi, fisioterapi, dsb).
Manajer klinik langsung menerapkan berbagai pelayanan terhadap pasien.
Manajer klinik adalah para dokter, perawat, apoteker (pharmacyst),
fisioterapis, dsb yang langsung berhubungan dengan pasien.Mereka juga
disebut sebagai profesional yang bekerja secara fungsional.Manajer itu tidak
harus menjadi direktur, tapi juga bagaimana kemampuan kita untuk memanage
pemeriksaan terhadap pasien.
Dari struktur ini didapatkan bahwa selalu ada sisi yang bersifat birokratis, yang
mempunyai konotasi tidak menyenangkan, namun di dalam organisasi apapun sifat birokratis
ini ada untuk mendapatkan kepastian dalam berbagai proses.Kepastian ini mungkin bersifat
kaku (rigid) untuk hal-hal tertentu yang mengharuskan demikian.Misalnya: masalah
keuangan, kepegawaian, dsb. Jadi, seorang manajer harus memiliki fleksibilits yang tinggi
(non rigid) karena akan menjadi leader team.
Pembagian tugas dan kewenangan tersebut yang tertuang dalam struktur merupakan
bagian dari apa yang disebut Peraturan Dasar RS (PDRS) atau Hospital Bylaws
(HBL).HBL merupakan aturan-aturan rumah sakit, bersifat penting karena menyangkut
peraturan hukum misalnya STR, SIP, surat keterangan persetujuan operasi,dll. Pembuatan
struktur harus sesuai dan khusus untuk suatu RS tertentu(taylor made)dan tidak bisa
begitu saja dijiplak dari PDRS RS yang lain.Semua aturan-aturan yang berlaku di sebuah RS
tentunya berdasarkan pada visi dan misi RS tersebut, juga filosofi yang dianut oleh pendiri
RS tersebut. Selain aturan-aturan dasar yang kurang lebih sama untuk semua RS, ada
aturan-aturan khusus pada sebuah RS tertentu.Budaya RS juga ikut mempengaruhi,
dimana RS sebagai lingkungan sosial.
Clinical Governance
Merupakan sebuah tata kelola klinik didalam pengobatan.
1. Lini yang jelas tanggung jawab dan tanggung gugat dari seluruh aspek pelayanan
klinis , keluaran pelayanan , keluhan pasien dsb
2. Program komprehensif untuk aktivitas peningkatan mutu , termasuk pengembangan
profesi
3. Kebijakan manajemen resiko klinik
Setiap tindakan medis pasti memiliki resiko, dan akan dikatalan malpraktik ketika
tidak sesuai dengan standard operating procedure (SOP). Misalnya ketika kita
meresepken obat maka harus ditanyakan apakah pasien punya alergi, ini mencegah
terjadinya syok anafilaktik. Untuk mencari tahu, kita bisa menanyakan langsung pada
pasien, lalu menandai rekam medis pasien, atau memakaikan gelang penaanda pada
pasien, bahkan bisa dilakukan tes alergi jika kita ragu.
4. Prosedur profesional dalam penanganan atas kinerja buruk
Good Clinical Governance
Merupakan tata kelola klinik yang sesuai dengan standar. Standar tertinggi adalah
evidence based medicine (EBM). Jangan pernah meninggalkan EBM yaaaa, jangan menjadi
dukun!Jadi good clinical governance adalahsuatu tata kerja dimana organisasi pelayanan
kesehatan dapat akuntabel dalam meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan
dan mempertahankan standard pelayanan yang tinggi dengan menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk lancarnya pelayanan klinis. Selain clinical governance, terdapat juga
coorporate governance yang mengrusi manajerial, audit, dll. Sehingga yang paling baik
adalah menguasai clinical dan coorporate governance
Tujuan Clinical Governance
Menjamin akses yang memadai dan mutu yg tinggi untuk pasien dimanapun mereka
berada
The best care untuk semua pasien
Meningkatkan standard pelayanan dan melindungi konsumen dari pelayanan yang
buruk
Ketika pasien menerima pelayanan kesehatan, maka pasien akan merasakan dan bisa
membandingkan pelayang kita sebagai dokter dengan dokter-dokter lainnya. Masyarakat
akan menimbang manakah pelayanan teraman dan terbaik bagi dirinya. Maka dari itu,
berikanlah pelayanan kesehatan semaksimal mungkin
Komponen Clinical Governance
1. Performance management : Audit klinik / audit medik
Clinical audit is the systematic and critical analysis of the quality of clinical
care including the procedure for diagnosis, treatment and care the associated
use of resource and the resulting outcome and quality of life to the patient.
(Auditklinisadalah analisissistematis dankritis terhadapkualitasperawatan
klinistermasukproseduruntuk
diagnosis,
pengobatan
danperawatanpenggunaanterkaitsumber dayadan hasilyang dihasilkan
dankualitas hiduppasien).
Clinical audit is a patient focused audit proces involving doctors, nurse and
other
clinicans
whose
comprise
the
clinical
care
team.
(AuditKlinisadalahprocespemeriksaan
terfokus
padapasienyang
melibatkandokter, perawatdanpelayan kliniklain yangterdiri daritimperawatan
klinis).
Proses dinamik bersifat multi disiplin yang membentuk siklus audit
No Blame culture, mengidentifikasi gap antara kenyataan & standard,
profesionalism, accountability , legal aspect. Tidak boleh saling menyalahkan
antar profesi, bicarakan dengan baik-baik
Medical Audit
Medical audit is a professional , peer review process enabling doctors
to systemaically and critically analyses the quality and outcome of
3. Risk management
Clinical risk management is about identifying what goes wrong in patient care
and why and learning lessons from these events to ensure action is taken to
prevent
recurrences.(Manajemen
risikoklinisadalah
tentangmengidentifikasiapa yang salah dan mengapadalam perawatan
pasiendan mempelajari pelajaran dariperistiwauntuk pastikantindakan yang
diambiluntuk mencegahrekurensi)
Meminimalkan risiko tindakan klinis maupun non klinis demi keselamatan
dan kesehatan pasien dan semua orang yang berada di RS
Titik
penting
CRM
:
dokumentasi
klinik
(
ava
liable,reliablereadable,consisten,lesson learn )
Kesalahan tindakan bedah , tindakan medik non bedah. Infeksi nosokomial,
keasalahan pengobatan medik, pressure ulcers
Profesional regulation :
Melakukan indentifikasi staf klinik yang kinerjanya buruk dan melakukan
remedial action( Track record , Periodic revalidation , action )
Continuing profesional development (CPD) :
Melalukan perbaikan dan pengembangan profesi secara continue ; team
based , profesional , standard , learning enviroment
2. Kategori sosial-profesi
3. Kategori etika-profesi
Kejadian pelanggaran etika profesi
3. Komitmen terhadap RS
Pemimpin
Peran pemimpin : ( Direksi , SMF, Perawat,) > gaya kepemimpinan dilayani menjadi
melayani
Komunikasi yang efektif :
Pemimpin sebagai pendengar
Informasi 2 arah
Saluran menyatakan kepuasan
Membangun pengaruh dan mendapatkan kepatuhan untuk memperlancar
keputusan dan pengendali perilaku
Menumbuhkan komitmen :
Kemauan individu untuk memberikan energi & loyalitas kepada organisasi
kerja
Perasaan mempunyaikepada organisasi kerja, kelekatan emosional, perasaan
nyaman &nikmat sebagai anggota organisaai
Tim RS Kompak
II.
Budaya Organisasi
Budaya Organisasi
Suatu sistem nilai yang oleh karyawan :dirasakan , dipahami ,diyakini ,diterapkan
dan dikembangkan terus menerus
Sebagai sistem perekat dan acuan dalam bekerja ( etos kerja ).
SDM yang dimaksud disini adalah dosen dan mahasiswa. Merupakan unsur utama
dalam menciptakan dan merealisasikanpeluang , sehingga FK dapat mencapai taraf
bermutu.
Asset make possibility , people make it happen
First we make people , and then we make productperbaiki SDM terlebih dahulu
Dosen dan mahasiswa yang berbudaya adalah dosen yang mempunyai nilai positif
yang dapat dikontribusikan kepada organisasi FK dimana ia bekerja.
Developed individuals
Beberapa contoh nilai budaya organisasi:
Mitsubishi : Keadilan , persahabatan , kerjasama
Mc donald : service , quality, value
Singapore Airline : pursuit of excellence y, safety , costumer first , concern for staff ,
integrity ,Team work
BRI : integritas , profesionalisme, kepuasan nasabah , keteladanan , penghargaan
pada SDM
Wonokoyo: jujur , disiplin , tanggung jawab , bersi & rapi , semangat , kerjasama ,
keteladanan , maju
III.
Rumah sakit
Organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai masalah yang komplek
Berbagai macam profesi ada , dengan fungsi utama melayani pasien yang
memerlukan pertolongan kesehatan
Dimata pasien , status petugas kesehatan tidak ditentukan oleh sifat pekerjaan ,
tingkat / jenjang pendidikan tetapi oleh Kepribadian , Sikap dan Perilaku nya.
Bagaimana membangun budaya organisasi di RS?
Mulai dengan membangun Mindset ( sikap mental )
Budaya organisasi ( Kepribadian , Sikap dan Perilaku ) yang terbentuk adalah tampak
luar dari mindset yang terbentuk
Dibutuhkan komitmen yang kuat seluruh pihak , dilakukan secara terus menerus ,
serta komunikasi diantara stake holder (pimpinan).
Mindset Organisasi
Competence
Kompetensi para SDM termasuk tenaga medis baik pengetahuan ,
ketrampilan , perilaku merupakan unsur penting dalam mewujudkan