Você está na página 1de 13

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Karena berkatNya yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini tentang penggunaan
obat tipe beta blocker pada Penyakit Angina Pektoris dan Vasodilator.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan. Namun, berkat
bimbingan dari berbagai pihak, makalah inipun dapat terselesaikan dengan beberapa
kekurangan yang ada. Karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada bebagai pihak yang turut andil dalam proses pembuatan makalah ini.
1.

Dosen selaku pembimbing dalam pembuatan makalah ini.

2.

Keluarga yang telah banyak memberikan dorongan moral maupun

spiritual, juga beberapa bantuan dalam bentuk pencarian materi dan beberapa hal
lain.
3.

Dan semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.


Penulis mengaharapkan minat pembaca untuk memberi saran yang positif untuk
membangun dan melengkapi segala kekurangan yang ada pada makalah ini.

Jakarta, oktober 2014

Penulis

KATA PENGANTAR

................................................................................................

1
DAFTAR ISI

................................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

................................................................................

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Angina Pectoris

................................................................................

4
B. Penyebab dan gejala angina pectoris ...............................................
5
C. Diagnosa angina pectoris .................................................................
6
D. Pengobatan Angina Pektoris ............................................................
7
E. Macam-Macam Anti Angina

............................................................

9
F. Pencegahan Angina Pectoris

............................................................

11
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
12

DAFTAR PUSTAKA

.....................................................................................

Pendahuluan
Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya, penyakit
jantungkoroner ( PJK ) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
yangcukup penting. Di Negara-negara maju dan beberapa Negara berkembang
sepertiIndonesia, PJK merupakan penyebab kematian utama. Di Amerika Serikat didapatkan
bahwa kurang lebih 50 % dari penderita PJK mempunyai manifestasi awal AnginaPectoris
Stabil ( APS ).
Jumlah pasti penderita angita pectoris ini sulit diketahui.Dilaporkan bahwa insidens
angina pectoris pertahun pada penderita diatas usia 30 tahunsebesar 213 penderita per
100.000 penduduk. Asosiasi jantung Amerika memperkirakanada 6.200.000 penderita APS
ini di Amerika serikat. Tapi data ini nampaknya sangatkecil bila dibandingkan dengan
laporan dari dua studi besar dari Olmsted Country danFramingham, yang mendapatkan
bahwa kejadian infark miokard akut sebesar 3% sampai3.5% dari penderita APS pertahun,
atau kurang lebih 30 penderita APS untuk setiap penderita infark miokard akut.
Mengingat banyaknya jumlah penderita APS dan kerugian yang
ditimbulkannyaterutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih
komprehensif. Tetapi APS terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infark
miokard akut dankematian sehingga meningkatkan harapan hidup, serta mengurangi
symptom dengan harapan meningkatnya kualitas hidup

ANTI ANGINA PEKTORIS

Anti Angina
Angina pectoris merupakan gejala utama penyakit iskemia jantung. Terjadi bila kebutuhan
oksigen miokardium kurang dari pengadaan oleh arteria koroner. Nyeri angina berupa nyeri
mendadak hebat, menekan di daerah sub-eksternal/pre kordinal menjalar ke bahu dan fleksor
lengan kiri. Nyeri umumnya dicetuskan oleh aktifitas fisik, emosi, makan, dan seringkali
terkait dengan depresi segmen-st elektrokardiogram.

Hal tersebut diakibatkan oleh aliran darah koroner berkurang, karena penyempitan pembuluh
darah akibat spasme dan/atau proses alterosklerosis.

Obat angina dibagi menjadi 2 kelompok. Pertama untuk mengatasi atau mencegah serangan
akut, dan kelompok kedua untuk mencegah/mengurangi jumlah serangan angina (pencegahan
jangka panjang). Untuk

mengatasi/mencegah serangan akut angina pectoris, digunakan

preparat nitrat organik kerja pendek, yakni nitrogliserin sublingual dan isosorbid dinitrat
sublingual.

Untuk pencegahan jangka panjang digunakan nitrat kerja panjang, beta bloker. Nitrat kerja
panjang seringkali menimbulkan toleransi terhadap efek terapi. Untuk angina dengan spasme
koroner yang dominan, antagonis kalsium merupakan obat terpilih, sedangkan beta-bloker
merupakan kontraindikasi. Untuk angina of effort, beta-bloker sama efektifnya dengan
antagonis kalsium, pilihan tergantung pada kondisi pasien.

Penyebab dan gejala angina pectoris


Angina menyebabkan rasa sakit seperti tertekan atau sensasi berat , biasanya di daerah dada
atau dibawah tulang dada (sternum) . Hal ini terkadang menjalar ke lengan , bahu , leher, atau
daerah rahang . Karena episode angina terjadi bila jantung membutuhkan lebih banyak
oksigen darah di banding yang tersedia dalam pembuluh darah , kondisi ini sering dipicu oleh
aktivitas fisik. Dalam kebanyakan kasus , gejala dapat mereda dalam beberapa menit dengan
beristirahat atau dengan meminum obat angina. Stress emosional , suhu ekstrim , makanan
berat , merokok , dan alkohol juga dapat menyebabkan atau memberikan kontribusi
terjadinya angina pectoris.

Rasa nyeri berawal dari tulang dada, kemudian menyebar ke pundak, leher, rahang, lengan,
dan punggung. Umumnya nyeri hanya dirasakan pada bahu dan lengan kiri, jarang terjadi
pada lengan kanan.Selain rasa nyeri, gejala lainnya dapat berupa berkeringat dingin, sukar
bernafas, nyeri ulu hati, pusing dan mual.
Nyeri dada, berupa rasa sesak seperti terhimpit, rasa terbakar atau rasa tertekan pada
daerah dada. Intensitas nyeri meningkat secara bertahap kemudian berangsur-angsur hilang
kembali. Serangan terjadi selama 30 detik sampai 30 menit.

Diagnosa angina pektoris


Dokter biasanya dapat mendiagnosis angina pektoris berdasarkan gejala pasien dan faktorfaktor pencetus . Namun , pengujian diagnosti lainnya sering diperlukan untuk
mengkonfirmasi atau menyingkirkan angina , atau untuk menentukan tingkat keparahan
penyakit jantung yang mendasari.
a. Elektrokardiogram ( EKG )
Adalah test yang mencatat impuls listrik dari jantung . Grafik yang dihasilkan dari
aktivitas listrik dapat menunjukan jika otot jantung tidak berfungsi dengan baik sebagai
akibat dari kekurangan oksigen . Elektrocardiogram juga berguna dalam
menyelidiki kemungkinan abnormalitas jantung.
b. Stress test
Bagi banyak orang dengan angina , hasi elektrocardiogram saat istirahat tidak akan
menunjukan adanya kelainan . Karena gejala angina terjadi selama stress ( latihan fisik )
, fungsi jantung mungkin perlu di evaluasi dibawah tekanan fisik dari latihan . Tes stress
dilakukan bersamaan dengan EKG sebelum, selama , setelah latihan untuk mencari
kelainan terkait stress (latihan fisik) . Tekanan darah juga diukur selama uji stress .
c. Angiogram
Angiogram yang pada dasarnya sinar x dari arteri koroner , telh menjadi test diagnostik
yang paling akurat untu menunjukan keberadaan dan luasnya penyakit koroner . Dalam
prosedur ini digunakan tabung fleksible ( kateter ) yang panjang dan tipis untuk
melakukan manuver kedalam arteri yang terletak di lengan atau pangkal paha , kateter
ini akan dilewatkan lebih lanjut melalui arteri ke salah satu dari dua arteri koroner utama.
Sebuah pewarna disuntikan pada waktu itu untuk membantu sinar x melihat jantung
dan arteri lebih jelas . Banyak sinar x singkat dibuat untuk menciptakan sebuah film
yang mungkin dapat menyebabkan penurunan alirah darah ke otot jantung dan gejala
terkait angina .

Pengobatan Angina Pektoris


a. Pengobatan Konservativ
Penyakit pembulu darah arteri dapat menyebabkan angina .Sehingga dapat dicegah
dengan mengontrol faktor risikonya termasuk merokok , tekanan darah tinggi , kadar
kolesterol tinggi, dan obesitas . Angina sering diterapi dengan obat , paling sering
dengan nitrogliserin . Obat ini mengurangi gejala angina dengan meningkatkan diameter
pembuluh darah yang membawa darah ke otot jantung . Dapat diminum dengan
menempatkan tablet dibawah lidah ata transdermal , dengan menempatkan sebuah patuh
obat langsung pada kulit . Selain itu , beta blockers atau calcium channel blocker
mungkin mengurangi laju dan beban kerja jantung .
b. Terapi bedah
Bila pengobatan konservativ tidak efektif dalam pengurangan nyeri angina dan resiko
serangan jantung tetap tinggi . Dokter mungkin merekomendasikan angioplasti atau
operasi . Operasi bypass arteri koroner adalah suatu operasi dimana pembuluh darah
( biasanya vena panjang pada kaki ) dicngkokan ke arteri yang tersumbat untuk
melewati bagian yang tersumbat . Sehingga terbentuk jalan baru yang memungkinkan
darah mengalir secara memadai ke otot jantung.
Prosedur lain yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung adalah balon
angiosplasty . Dalam prosedur ini , dokter memasukan kateter dengan balon kecil di
ujungnya kedalam lengan atau arteri pangkal paha .Kateter ini kemudian bergulir naik ke
arteri koroner dan balon mengembang untuk membuka bagian yang sempit . Teknik lainnya
menggunakan laser dan alat mekanik yang sedang dikembangkan dan diterapkan juga
melalui kateter.

c. Pengobatan Alternatif
Antioksidan , termasuk vitamin A ( Beta Karoten ) , vitamin c , vitamin e , dan selenium
dapat membatasi kerusakan oksidatif pada dinding pembuluh darah yang mungkin menjadi
pelopor pembentukan plak ateroskerotik.
Prognosa angina pectoris
Prognosis untuk pasien dengan angina pectoris tergantung pada penyebabnya , jenis
keparahan , dan kesehatan umum individu . Seseorang yang memiliki angina ,
memiliki prognosis yang baik jika ia mencari perhatian medis yuang segera dan belajar
pola-nya atau angina-nya . Seperti apa yang menyebabkan serangan , apa yang mereka
rasakan , berapa lama episode biasanya berlangsung , dan apakah obat meringankan
serangan . Jika gejala itu berarti , atau jika gejala mirip dengan serangan jantung
bantuan medis harus segera dicari .

Macam-Macam Anti Angina


A.

Nitrat
Nitrat meningkatkan pemberian D2 miokard dengan dialatasi arteri epikardial tanpa
mempengaruhi, resistensi arteriol arteri intramiokard. Dilatasi terjadi pada arteri yang normal
maupun yang abnormal juga pada pembuluh darah kolateral sehingga memperbaiki aliran
darah pada daerah isomik. Toleransi sering timbul pada pemberian oral atau bentuk lain dari
nitrat long-acting termasuk pemberian topikal atau transdermal. Toleransi adalah suatu
keadaan yang memerlukan peningkatan dosis nitrat untuk merangsang efek hemodinamik
atau anti-angina. Nitrat yang short-acting seperti gliseril trinitrat kemampuannya terbatas dan
harus dipergunakan lebih sering. Sublingual dan jenis semprot oral reaksinya lebih cepat
sedangkan jenis buccal mencegah angina lebih dari 5 jam tanpa timbul toleransi.
Contoh nitat yang sering dipakai adalah nitroglycerin.

B.

Beta- Bloker
Beta Bloker tetap merupakan pengobatan utama karena pada sebagian besar
penderita akan mengurangi keluhan angina. Kerjanya mengurangi denyut jantung, kontasi
miokard, tekanan arterial dan pemakaian O2. Beta Bloker lebih jarang dipilih diantara jenis
obat lain walaupun dosis pemberian hanya sekali sehari. Efek samping jarang ditemukan
akan tetapi tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat bronkospasme, bradikardi
dan gagal jantung.

Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan untuk
mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan jantung
tambahan. Beta bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia.

Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol) dan noncardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)

C. Ca-antagonis
Kerjanya mengurangi beban jantung dan menghilangkan spasma koroner, Nifedipin
dapat mengurangi frekuensi serangan anti-angina, memperkuat efek nitrat oral dan
memperbaiki toleransi exercise. Merupakan pilihan obat tambahan yang bermanfaat terutama
bila dikombinasi dengan beta-bloker sangat efektif karena dapat mengurangi efek samping
beta bloker. Efek anti angina lebih baik pada pemberian nifedipin ditambah dengan separuh
dosis beta-bloker daripada pemberian beta-bloker saja.

Jadi pada permulaan pengobatan angina dapat diberikan beta-bloker di samping


sublingual gliseril trinitrat dan baru pada tingkat lanjut dapat ditambahkan nifedipin. Atau
kemungkinan lain sebagai pengganti beta-bloker dapat diberi dilti azem suatu jenis caantagonis yang tidak merangsang tahikardi. Bila dengan pengobatan ini masih ada keluhan
angina maka penderita harus direncanakan untuk terapi bedah koroner.

Pengobatan pada angina tidak stabil prinsipnya sama tetapi penderita harus dirawat di
rumah sakit. Biasanya keluhan akan berkurang bila ca-antagonis ditambah pada beta-bloker
akan tetapi dosis harus disesuaikan untuk mencegah hipertensi. Sebagian penderita sengan
pengobatan ini akan stabil tetapi bila keluhan menetap perlu dilakukan test exercise dan
arteriografi koroner. Sebagian penderita lainnya dengan risiko tinggi harus diberi nitrat i.v
dan nifedipin harus dihentikan bila tekanan darah turun. Biasanya kelompok ini harus segera
dilakukan arteriografi koroner untuk kemudian dilakukan bedah pintas koroner atau
angioplasti.
D. Antipletelet, trombolitik dan antikoagulan
Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan antikoagulan.
Cairns dkk 1985 melakukan penelitian terhadap penderita angina tak stabil selama lebih dari
2 tahun, ternyata aspirin dapat menurunkan mortalitas dan insidens infark miokard yang tidak
fatal pada penderita angina tidak stabil.

Pemberian heparin i.v juga efeknya sama dan sering diberikan daripada aspirin untuk
jangka pendek dengan tujuan menstabilkan keadaan penderita sebelum arteriografi.

Obat-obatan trombolitik ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah


pembuluh darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih lanjut.
Obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner.
Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul gejal pertama dan tidak
boleh lebih dari 12 am pasca serangan. Selain itu tidak boleh diberikan pada pasien diatas 75
tahun Contoh obatnya adalah streptokinase

Terdapat obat-obatan pada angina pektoris tak stabil secara praktis dapat disimpulkan
sebagai berikut:

Heparin i.v dan aspirin dapat dianjurkan sebagai pengobatan rutin selama fase akut

maupun sesudahnya
Pada penderita yang keadaannya cenderung tidak stabil dan belum mendapat
pengobatan, beta-bloker merupakan pilihan utama bila tidak ada kontra indikasi.
Tidak ada pemberian kombinasi beta-bloker dengan ca-antagonis diberikan sekaligus

pada permulaan pengobatan.


Pada penderita yang tetap tidak stabil dengan pemberian beta-bloker dapat ditambah

dengan nifedipin.
Pengobatan tunggal dengan nifedipin tidak dianjurkan.

Pencegahan Angina Pectoris


Dalam kebanyakan kasus , pencegahan terbaik adalah mencegah sesuatu yang
dapat menyebabkan serangan angina . Jika ia telah diberi obat darah tinggi oleh dokter
, kepatuhan adalah suatu keharusan dan harus menjadi prioritas . Banyak profesional
kesehatan termasuk dokter , ahli gizi , dan perawat , dapat memberikan saran berharga
pada diet yang tepat , mengontrol berat badan , kadar kolesterol darah , dan tekanan darah
. Para profesional ini juga menawarkan tentang perawatan ini dan informasi untuk
membantu berhenti merokok . Secara umum, mayoritas dari mereka dengan angina
menyesuaika hidup mereka untuk meminimalkan episode angina . Dengan mengambil
tindakan pencegahan yang diperlukan dan menggunakan obat jika dianjurkan dan perlu .
Penyakit arteri koroner adalah masalah mendasar yang harus ditangani .

Kesimpulan
Angina pectoris merupakan nyeri atau ketidaknyamanan atau tekanan lokal di dada
yang disebabkan oleh kekurangan pasokan darah pada otot jantung .
Kondisi angina disebabkan hasil dari kegiatan yang berat seperti oahraga.Angina juga
jarang menyebabkan kerusakan permanen otot jantung .
Rasa nyeri berawal dari tulang dada, kemudian menyebar ke pundak, leher, rahang,
lengan, dan punggung. Umumnya nyeri hanya dirasakan pada bahu dan lengan kiri, jarang
terjadi pada lengan kanan.
Selain rasa nyeri, gejala lainnya dapat berupa berkeringat dingin, sukar bernafas,
nyeri ulu hati, pusing dan mual.
Nyeri dada, berupa rasa sesak seperti terhimpit, rasa terbakar atau rasa tertekan pada daerah
dada. Intensitas nyeri meningkat secara bertahap kemudian berangsur-angsur hilang
kembali. Serangan terjadi selama 30 detik sampai 30 menit.

Daftar Pustaka

Departemen Farmakologi da Terapeutik Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru.
Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat. Bandung: Penerbit ITB.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi Ke Tiga, Penerbit Balai Pustaka
FKUI, Jakarta 1996.
Ely Ismudianti Rilantono dkk, Buku Ajar Kardiologi, Balai Penerbit FKUI, 1998.

Você também pode gostar