Você está na página 1de 5

PERILAKU

ORGANISASI

INTRODUKSI
Homo homini socius bahwa manusia adalah makhluk sosial. Psikologi adalah studi tentang
perilaku manusia. Psikologi sosial membahas bagaimana individu/kelompok dapat mempengaruhi
dan mengubah perilaku orang lain. Psikologi keorganisasian secara khusus membahas perilaku
manusia dalam lingkungan keorganisasian dan meneliti pengaruh organisasi terhadap individu
dan pengaruh individu terhadap organisasi. Sosiologi berusaha memberikan arti dan menguraikan
perilaku kelompok dan berusaha keras mengembangkan perumusan tentang sikap manusia,
interaksi sosialnya, dan kebudayaannya. Antropologi memberikan pengetahuan dan konsep yang
luas tentang kebudayaan manusia, bagaimana perilaku sosial, teknis, dan keluarga.
Keith Davis dan John W Newstrom (1993) : empat asumsi dasar memahami manusia :
1. Perbedaan individu, manusia dilahirkan membawa keunikan masing-masing. Dengan
memahami perilaku tertentu seseorang, kita akan memahami dan mencari variable penyebab
perbedaan prestasi individu. Variabel yang mempengaruhi perilaku individu a.l. : a)variable
fisiologis (fisik dan mental), b)variable psikologis (persepsi, sikap, kepribadian, belajar,
motivasi), c)variable lingkungan (keluarga, kebudayaan, kelas sosial). Gibson, dkk tentang
perilaku individu : (a)perilaku timbul karena ada stimulus atau motivasi, (b)perilaku
diarahkan kepada tujuan, (c)perilaku yang terarah pada tujuan dapat terganggu oleh frustasi,
konflik, dan kecemasan.
2. Orang seutuhnya, seorang manusia perlu dilihat secara utuh, bukan sepotong-sepotong,
karena dapat menyesatkan pandangan orang terhadapnya.
3. Perilaku termotivasi, sebab mengapa seorang karyawan bekerja lebih baik daripada
karyawan lain? Gibson, dkk : a.l. sebab beda kemampuan, naluri, imbalan intrinsik, dan
ekstrinsik, tingkat aspirasi dan latar belakang seseorang. Campbell dkk (1970) : motivasi
berkaitan dengan (a)arah perilaku, (b)kekuatan respon, setelah memilih mengikuti tindakan
tertentu, (c)ketahanan perilaku, berapa lama terus-menerus berperilaku tertentu.
4. Martabat/nilai manusia, unsur manusia perlu dibedakan dari unsur lain. Miftah Thoha
: perbedaan karakteristik manusia, beda pengetahuan, kemampuan, kebutuhan, kepercayaan,
pengalaman, pengharapan, dll.
Masalah yang paling vital dalam organisasi yang menjadi tantangan manajer adalah : manusia dan
perilakunya. Tiga pendekatan dalam memahami terjadinya perilaku :
1. Pendekatan Kognitif
Pengenalan cenderung bersifat individual. Sumber teori = Psikologi. Littlejohn (1992) :
kaitan antara stimuli (S) yang berfungsi sebagai masukan (input) dan jawaban/respon (R)
berupa perilaku yang berfungsi sebagai keluaran (output), ada pemrosesan informasi. Miftah
Thoha (1983) : perilaku tersusun secara teratur. Ada rangsangan/pemrosesan untuk
mengetahui/mengenal (cognition), lalu dijawab dengan perilaku.

2. Pendekatan Kepuasan
Adanya faktor dalam diri yang menguatkan (energize), mengarahkan (direct), mendukung
(sustain), dan menghentikan (stop) perilaku. Abraham H. Maslow, teori hierarki kebutuhan :
a)manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda yang ingin dipenuhinya, b)kebutuhan yang
mendesak dipenuhi lebih dulu, itulah yang menyebabkan orang berperilaku, c)kebutuhan
yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi pendorong perilaku. Dikenal dengan 5 jenjang
kebutuhan :
1)kebutuhan fisiologis (makan, minum, tempat tinggal, seks, dll)
2)keselamatan dan keamanan
3)afiliasi, sosial, dan cinta
4)Penghargaan/status
5)Aktualisasi diri.
Catatan penting dalam teori ini : a)asumsi, manusia mempunyai kebutuhan untuk berkembang
dan maju, b)adanya kebutuhan tingkat tinggi, yaitu Penghargaan dan Aktualisasi Diri,
c)kebutuhan yang belum dipenuhi sama sekali dapat menimbulkan kesulitan bagi manajer,
berupa frustasi, konflik, dan tekanan intern.
Termasuk pendekatan kepuasan :
Frederick Herzberg, teori dua-faktor : 2 faktor yang membuat orang puas/tidak puas :

factor Hygiene (kesehatan) = mempertahankan semangat kerja, bila faktor ini dipenuhi
netral saja, tetapi bila tidak dipenuhi timbul ketidakpuasan, misalnya = gaji
factor Motivator (motif) = penghargaan dan aktualisasi wewenang, pengakuan, dsb. Bila
dipenuhi timbul kepuasan, tak dipenuhi = netral saja, dengan terminology berorientasi
kepada pekerjaan. Dua kontinum untuk dapat menafsirkan kepuasan kerja secara tepat,
yaitu bila suatu kondisi kerja menyebabkan kepuasan kerja maka bila kondisi kerja itu
tidak ada akan menimbulkan ketidakpuasan dan sebaliknya.
David Mc Clelland, teori motivasi atau Teori Kebutuhan yang dipelajari : kebanyakan
kebutuhan manusia diperoleh dari adanya kebudayaan, yaitu :
(1)kebutuhan berprestasi (need for achievement N-Ach)
(2)kebutuhan afiliasi (need for affiliation N-Aff)
(3)kebutuhan kekuasaan (need for power N-Pow).
Hampir mirip Maslow, kebutuhan yang mendesak memotivasi orang tsb memenuhi.
Bedanya : ada analisa kebutuhan dapat dipelajari oleh seseorang. Kebudayaan bangsa
yang ekonominya lemah dapat ditingkatkan secara cepat dengan merangsang rakyat
mempunyai N-Ach tinggi. Bukti-buktinya sbb : mereka yang mempunyai N-Ach

tinggi : (1)lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya, (2)menghindari


hasil karya yang mudah dan sukar lebih senang kepada tujuan yang sebatas
kemampuannya, (3)menyenangi umpan balik yang cepat tampak dan efisien tentang
hasil karyanya, (4)senang bertanggung jawab pada pemecahan masalah. N-aff = ada 2,
Approach (ingin pendekatan) dan Avondance (takut sendiri). N-pow = ada 2, Sosial
(ingin mengurus tujuan kelompok) dan Personal (ingin menaklukan lawan).
3. Pendekatan Psikoanalitik
Pendekatan ini menunjukkan bahwa perilaku manusia dikuasai kepribadian dan
personalianya.
a. Einstein : mengapa dasar pembawaan halus dan gerak hati manusia dapat menimbulkan
perilaku agresif? karena keterbatasan pengendalian dirinya?
b. Sigmund Freud (pelopor psiko-analis) : menjawab surat Einstein : manusia mempunyai
naluri/instict yang mudah menyulut semangat berperang, naluri untuk menghancurkan, ada 2
pendorong kehidupan manusia : (1)Eros = naluri untuk hidup, kecenderungan untuk bersatu,
penjagaan diri, seks, dan cinta. (2)Thanatos = harapan kematian yang menghimpun manusia
ke arah kehancuran. Ada mekanisme pertahanan untuk menyesuaikan keinginan sebagai
kenyataan eksternal dan nilai-nilai internal (kesadaran). 3 unsur yang menimbulkan konflik
(a)id (das-es) : mendasarkan pada kesenangan, tidak rasional, impulsive, condong pada apa
yang dirasa baik, (b)ego (das-ich) : logika, yang mungkin/tak mungkin, patut/tidak, jalan
tengah, (c)superego (das-uberich) : alam ketidaksadaran manusia, hati nurani, moral, nilainilai individu, condong pada yang dirasa benar.
c. Gibson dkk : sikap adalah kesiap-siagaan mental yang diorganisasi dengan pengalaman,
tanggapan orang lain, objek dan lain-lain yang bersifat tetap dan berubah, tergantung tingkat
pemahaman terhadap lingkungan. Sikap menentukan perilaku sebab sikap berhubungan
dengan persepsi, kepribadian, belajar, dan motivasi. Kepribadian dipengaruhi faktor budaya
dan sosial; (1)kepribadian adalah keseluruhan yang terorganisasi bila tidak maka individu
tidak mempunyai arti, (2)pola-pola kepribadian dapat diamati dan diukur, (3)kepribadian
memiliki dasar biologis yang berkembang dan berubah menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan budaya, (4)kepribadian punya segi-segi yang dangkal (ingin menguasai) dan inti yang
lebih dalam (sentimen, perasaan wewenang), (5)kepribadian mencakup ciri yang umum dan
khas, tiap orang berbeda tapi ada hal-hal yang sama.
d. Porter / Samovar : isi dan pengembangan sikap dipengaruhi kepercayaan & nilai-nilai
yang dianut.
e. Solomon E Asch : semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, yaitu informasi dan
pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sikap pada seseorang/sesuatu tergantung "citra" kita
pada itu. Citra diperoleh dari sumber-sumber informasi.
f. Leon Festinger : Disonansi Kognitif : suatu keadaan bila terjadi ketidaksesuaian antara
komponen kognitif dan komponen perilaku, yaitu suatu bentuk yang tidak konsisten dan tidak
disenangi sehingga orang itu mengurangi disonansi untuk mengembalikan ke keadaan
semula. Kesenjangan antara sikap dan perilaku adalah karena tidak ada konsistensi antara
sikap yang tersembunyi dan perilaku yang terbuka.

g. Russel G Geen (1976) ingin menjawab, bagaimana orang bereaksi terhadap tekanan hidup,
mengatasi, dan apa yang terjadi bila penyelesaian itu tidak efektif. Kepribadian adalah
seperangkat perilaku yang membentuk karakter respon seseorang terhadap situasi dan waktu
tertentu.
h. Salvatore R Maddi (1980) : Kepribadian adalah ciri yang relatif mantap, kecenderungan
dan perangai yang dibentuk dari faktor keturunan, lingkungan, sos-bud. Kekuatan-kekuatan
yang membentuk kepribadian :
1.keturunan
2.kebudayaan
3.hubungan keluarga
4.kelas sosial, kelompok dll.
Tiga pendekatan Teori Kepribadian :
a) Pendekatan Ciri (Traits)
Gordon Allport (1966), ciri (traits) adalah kecenderungan yang dapat diduga, mengarahkan
perilaku individu pada konsistensi dan khas, sifat menetap dengan jangkauan umum dan luas,
bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan tindakan, dan sumber keunikan. 3
asumsi ciri : (1)membuat berbagai stimulus (S) berfungsi sama, (2)penyebab perilaku dan alat
menjelaskan/mengurai perilaku, (3)pembentukan ciri terpisah secara kultural
b) Pendekatan Psikodinamik
yaitu teori Sigmund Freud tentang id, ego, dan superego. Kepribadian dibentuk dari
pengalaman ketika kecil, proses mental sehingga 3 unsur itu menyusun. Konflik membentuk
3 unsur itu maka konflik membentuk kepribadian.
c) Pendekatan Humanistik
Carl Rogers (1977) : harus mendengar apa yang dikatakan orang lain mengenai diri kita,
mempersepsikan dunia dan kekuatan yang mempengaruhi, kemudian mengaktualisasi diri
sebagai usaha terus-menerus mewujudkan potensi dengan cara berpusat pada masalah,
kreatif, demokratis, mengadakan hubungan pribadi, dan menerima orang lain apa adanya.
Kelemahannya : condong ke individualis.
Dua faktor penghubung kepribadian dan perilaku:
1. Locus of control (tempat pengendalian)
Rotter : seseorang menguasai nasib diri sendiri, dikendalikan oleh kekuatan dalam diri sendiri
disebut : orang internalizer. Mereka yang dikendalikan dari luar disebut : externalizer. Sifat orang
internalizer lahir karena : tidak merasa ditekan orang lain, perilaku berpusat pada pekerjaan,
berprestasi tinggi, tidak emosional.

2. Androginy (konsep kejantanan & kewanitaan)


Sandra L Bem (1974) : sifat jantan = ambisi, percaya diri, dll. Sifat wanita = kasih sayang,
lemah lembut dll. Sifat netral =jujur, bahagia, dll. Androgini adalah mereka yang mendapat nilai
tinggi secara bersamaan pada dimensi jantan/wanita. Sifat orang androgini : lebih bebas,
mengenali dirinya, suka membantu.
Spence dan Helmreich (1978) : orang androgini = harga diri tinggi, pandai bergaul, orientasi
pada hasil tinggi.
Davis & Newstrom : peran adalah pola tindakan yang diharapkan dari budaya tsb seseorang atau
pola perilaku yang diharapkan pada posisi tertentu yang mencerminkan hak, kewajiban, dan
tanggung jawab posisi.
Role set = pelbagai peran yang berbeda-beda. Role conflict = konflik peran yang menyebabkan
emosi dan keraguan dalam melangkah.
Szilagyi (1977) : ketepatan persepsi peran dapat mempengaruhi penentuan hasil karya dalam
organisasi.

Você também pode gostar