Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Gambar 2.1
Pertumbuhan
maxilloturbinal
yang
pertama
kemudian
akan
yaitu
menjadi
pembentukan
kokha
inferior.
superior
ethmoturbinal
dan
pertama
supreme
dan
dengan
kedua.
cara
terbagi
Pertumbuhan
ini
menjadi
diikuti
Gambar 2.3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nasal
Frontal
Etmoid
Sfenoid
Maksila
Prosesus palatina horizontal
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Dari struktur di atas, dapat dilihat atap kavum nasi dibentuk oleh
tulang-tulang nasal, frontal, etmoid, sfenoid dan dasar kavum nasi
dibentuk oleh maksila dan prosesus palatina, palatina dan prosesus
horizontal. Gambar 2.3 menunjukkan anatomi tulang-tulang pembentuk
dinding nasal bagian lateral. Tiga hingga empat konka menonjol dari
tulang etmoid, konka supreme, superior, dan media. Konka inferior
dipertimbangkan sebagai struktur independen (Norman W, 1999).
Masing-masing struktur ini melingkupi ruang yang terlihat pada gambar
2.4 :
Gambar 2.4
Meatus Pada Dinding Lateral Hidung (Norman W, 1999)
Sebuah lapisan tulang kecil menonjol dari tulang etmoid yang
menutupi sinus maksila di sebelah lateral dan membentuk sebuah jalur di
belakang media.
Gambar 2.5
2.2 Sinus Paranasal
2.2.1 Definisi
10
11
Gambar 2.8
Sinus Maksilaris
12
Sinus Etmoidalis
Terdiri banyak sel di dalam tulang etmod, dibagi : etmoidalis anterior
13
2.2.6
Sinus Frontalis
Pada os frontal (tulang dahi).
Sepasang, kanan dan kiri, tidak sama besar, kadang-kadang hanya
2.2.7
2.3
tumbuh sebelah.
Ke atas dan belakang berbatasan dengan fosa kranii anterior.
Ke bawah berbatasan dengan rongga orbita.
Ostium di meatus nasi medius (di KOM).
Sinus Sfenoidalis
Di tulang sfenoid, kanan dan kiri.
Ostium di resesus sfeno-etmoid.
Ke atas berbatasan dengan hipofise.
Ke lateral berbatasan dengan fosa kranii medius.
Ke bawah berbatasan dengan nsofaring.
Mukosa Rongga Hidung
Rongga Hidung dilapisi oleh selaput lendir. Epitel organ pernapasan yang
biasanya berupa epitel kolumnar bersilia, bertingkat palsu, berbeda beda pada
bagian hidung. Pada ujung anterior konka dan septum sedikit melampaui os
internum masih dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa silia, lanjutan epitel kulit
vestibbulum nasi. Sepanjang jalur utama arus inspirasi epitel menjadi kolumnar;
silia pendek agak irreguler. Sel sel meatus media dan inferior yang terutama
menangani arus ekspirasi memiliki silia yang panjang yang tersusun rapi
(Dhingra, 2007).
2.4
Suplai Darah
Sinus maksilaris disuplai oleh arteri maxillaris interna. Arteri ini termasuk
Inervasi
14
2.6
Struktur Terkait
Ductus nasolacrimalis
Ductus nasolacrimalis merupakan drainase saccus lacrimalis dan berjalan
dari fossa lacrimalis pada cavum orbita, dan bermuara pada bagian
anterior meatus nasalisinferior. Ductus terletak sangat berdekatan dengan
ostium maxillaris kira-kira 4-9 disebelah anterior ostium.
Ostium Natural
Ostium maxillaris terletak di bagian superior dinding medial sinus.
Ostium ini biasanya terletak setengah posterior infundibulum ethmoidalis
atau di sebelah posterior sepertiga inferior processus uncinatus. Tepi
posterior ostia bersambungan dengan lamina papyracea, sehingga
menjadi patokan batas lateral diseksi bedah. Ukuran ostium kira-kira 2,4
mm tetapi dapat bervariasi dari 1 17 mm. Delapan puluh delapan
persen ostium maxillaris tersembunyi di posterior processus uncinatus
dan dengan demikian tidak dapat terlihat dengan endoskopi.
Ostium accessoris/ Fontanella Anterior/ Posterior
Ostium ini non-fungsional dan berfungsi untuk drainase sinus jika ostium
natural tersumbat dan tekanan atau gravitasi intrasinus menggerakkan
material keluar dari ostium. Ostium accessoris biasanya ditemukan di
fontanela posterior.