Você está na página 1de 4

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak dapat terpisahkan dari
dimensi kehidupan umat manusia. Sejak perekonomian Indonesia mengalami guncangang
yang sangat serius pada tahun 2008 sebagai dampak dari krisis ekonomi yang
berkepanjangan,hampir seluruh industri mulai melakukan pembenahan di berbagai sektor.
Industri perbankan sebagai salah satu sektor yang paling parah terkena krisis
tersebut,merupakan industri yang melakukan pembenahan secara serius dan cukup radial.
Konsolidasi industri maupun konsolidasi internal di masing-masing bank dilakukan
secara konsisten dan sangat hati-hati.
Ketidakadaan manajemen risiko sebagai salah satu pemicu terjadinya krisis mulai
mendapat perhatian yang sangat ketat. Salah satu dampak positif dari krisis tersebut
adalah berkembangnya model perbankan syariah sebagai alternatif dari model perbankan
yang saat itu berlaku.
Sistem keuangan dan perbankan islam merupakan bagian dari konsep yang lebih
luas tentang ekonomi islam, dimana tujuannya sebagaimana dianjurkan oleh para ulama,
adalah memberlakukan sistem nilai dan etika islam ke dalam lingkungan ekonomi.
Karena dasar etika inilah, maka keuangan dan perbankan islam bagi kebanyakan muslim
adalah bukan sekedar sistem transaksi komersial.
Persepsi islam dalam transaksi finansial itu dipandang oleh banyak kalangan
muslim sebagai kewajiban agama. Kemampuan lembaga keuangan islam menarik
investor dengan sukses bukan hanya tergantung pada tingkat kemampuan lembaga itu
menghasilkan keuntungan, tetapi juga pada persepsi bahwa lembaga tersebut secara
sungguh-sungguh memperhatikan batas-batas yang digariskan oleh islam.
Salah satu upaya merealisasikan nilai-nilai ekonomi islam dalam aktivitas nyata
masyarakat adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang berdasarkan

syariah islam. Diantara jenis keuangan yang ada, yaitu Asuransi, BMT, BPRS, Koprasi,
juga perbankan. Perbankan merupakan sektor yang besar pengaruhnya dalam aktivitas
masyarakat modern.
Bank syariah lahir di indonesia pada tahun 1990 dan mulai beroprasi tahun 1992
dan berkembang setelah adanya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, yang di revisi
dengan Undang-Undang perbankan No. 10 Tahun 1998. Sesuai dengan prinsip islam yang
melarang sistem bunga atau riba yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi
berdasarkan sistem bagi hasil dengan kemitraan dengan sesama pelaku aktivitas bisnis
atas dasar kesetaraan dan keadilan.
Dalam mendukung perkembangan kesejahteraan suatu negara, lembaga keuangan
syariah baik bank maupun non bank sangat berperan penting. Hal ini dapat di lihat dari
kejadian yang menimpa indonesia pada tahun 1998 dimana unit usaha yang mampu
bertahan

adalah

usaha

yang

mampu

mempertahankan

kredibilitasnya

dalam

perekonomian makro.
Peran bank syariah disini adalah sebagai penyalur dan penghimpun dana
masyarakat yang di dalamnya banyak akad yang di anut untuk memperjelas aliran dana
masyarakat. Salah satu instrument bank syariah yang dapat membantu para pelaku usaha,
baik mikro maupun makro, adalah pembiayaan murabahah. salah satu bank syariah yang
memiliki produk pembiayaan murabahah yaitu BNI Syariah.
Kegiatan penyaluran kredit (pembiayaan) mempunyai peran penting bagi kegiatan
perbankan,karena kredit atau pembiayaan merupakan bagian terbesar sumber penghasilan
bank. Namun, penyaluran pembiayaan tersebut harus melalui proses analisis kredit,
karena pemberian pembiayaan tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan
bank, seperti menyebabkan pembiayaan bermasalah (macet) atau biasa disebut dengan
NPF (Non Perfoming Financing).
Dalam menjalankan kegiatan bisnis perbankan, bank syariah juga tidak terlepas
dari resiko pembiayaan bermasalah (Non Perfoming Financing/NPF) sehingga bank
syariah perlu mengatur strategi agar tingkat NPF di bank syariah tidak dalam kondisi

yang menghawatirkan. Pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiayaan, dimana


ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang
menyebabkan keterlambatan dalam pengembalian atau diperlakukan tindakan yuridis
dalam pengembalian atau kemungkinan terjadinya kerugian.
Pembiayaan merupakan kegiatan utama bank, sebagai usaha untuk memperoleh
laba, akan tetapi rawan resiko yang tidak saja dapat merugikan bank tapi juga berakibat
kepada masyarakat penyimpan dan pengguna dana.
Bank syariah memiliki tanggung jawab dalam menciptakan kesejahtraan sosial
masyarakat luas dan dapat dilakukan melalui pembiayaan pada perusaan-perusahaan
besar, namun jangan sampai melupakan masyarakat menengah kebawah. Hal ini terjadi
bila fortofolio pembiayaan bank syariah yang sampai saat ini masih didominasi
murabahah (yang sebagian besar masih konsumtif).
Perbankan syariah dianggap memiliki keunggulan dalam mengendalikan resiko
karena berdasarkan sifat dan karakter bisnisnya yang berprinsip syariah. Hal ini untuk
meminimalisasi risiko, terutama dari segi pembiayaan murabahah jika terjadi suatu
permasalahan maka pihak bank memberikan dispensasi dan dapat di selesaikan secara
kekeluargaan.
Begitu juga pada BNI Syariah dalam memberikan pembiayaan murabahah
terhadap nasabah maka sangat memerlukan strategi dalam mengendalikan resiko-resiko
yang mungkin terjadi. Salah satu contoh dari praktek pembiayaan murabahah yaitu pada
pembiayaan konsumtif seperti Griya IB Hasanah.
Berdasarkan dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai Analisis Strategi Pengendalian Risiko Terhadap Pengembalian
Dana Pembiayaan Murabahah pada BNI Syariah cabang BSD guna menyelesaikan
tugas akhir saya di Universitas Pamulang.

Untuk file lengkapnya bisa di download di :


http://adtyadjavanet.blogspot.com/2014/10/download-skripsi-full-bab.html

Você também pode gostar