Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
berikutnya. Sumber daya air harus dilindungi sehingga perlu adanya penanaman aspek
penghematan dan kepedulian terhadap air sejak anak-anak (Effendie,2003). Kualitas perairan
sangat menentukan mutu perairan tersebut.
Perairan lentik merupakan perairan yang tergenang, tenang, dan tidak berarus
(Welch,1948). Perairan lentik meliputi danau, kolam, waduk, dan rawa-rawa. Menurut
Cholik(1997), di dalam lingkungan perairan( aquatic environment) memiliki tiga unsur yang
mempengaruhi kehidupan biota dan kualitas perairan yaitu sifat fisik air (turbiditas, suhu,
viskositas, cahaya, dan berat jenis), sifat kimiawi air( pH, DO, CO 2 bebas, alkalinitas, BOD,
dan BO), dan sifat biologi( keadaan organisme, pemakan, dan pengurai).Menurut Susanto
(1991), suhu merupakan faktor yang penting dalam mengatur proses kehidupan dan
penyerapan pada organisme. Kecerahan merupakan persentase cahaya yang diteruskan
didalam air dari beberapa gelombang cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter yag
jatuh agak lurus di permukaan air. Total Suspended Solid (TSS) adalah bahan yang
tersuspensi pada saringan milipore dengan diameter pori 0,45 m (Triyatmo,2009). DO
merupakan kandungan oksigen terlarut yang sangat penting bagi ekosistem akuatik terutama
dibutuhkan dalam proses respirasi sebagian besar organisme ( sembiring, 2008 ). CO 2 bebas
dapat diartikan sebagai banyaknya karbondioksida yang terkandung didalam air dan diukur
dalam satuan mg/L( ppm) (Triyatmo, 2009). Alkalinitas merupakan kemampuan air untuk
menetralisir keasaman perairan sehingga alkalinitas bersifat basa. Derajat keasaman (pH)
menunjukkan aktivitas ion H+ dalam larutan. Bahan organik (BO) menunjukan total bahan
organik yang terkandung dalam air dan diukur dengan satuan mg/l(ppm). BOD merupakan
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organnisme untuk mnguraikan bahan organik tersebut.
Densitas plankton merupakan kepadatan plankton yang dinyatakan dalam satuan individu per
volume (Probosunu,2009). Sedangkan diversitas plankton adalah keragaman individu dalam
seluruh genera.
Praktikum analisis kualitas air bertujuan untuk mengetahui kualitas air kolam
perikanan UGM dan danau Lembah UGM, mengetahui cara pengambilan sampel untuk diuji
kualitas airnya, dan mengetahui hubungan antar parameter kualitas air.
METODOLOGI
Praktikum limnologi analisis kualitas air dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober
2014 pukul 06.00-18.00 WIB di bagian inlet dan outlet perairan kolam perikanan UGM serta
danau Lembah setiap 3 jam sekali. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi
ember plastik, penggaris, termometer, botol oksigen, erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pipet
tetes, label, jaring plankton, secchi disk, pH meter, plastik, sedgwick rafter, mikroskop,
stopwacth, dan tali. Bahan yang digunakan meliputi larutan MnSO 4, reagen O2, air sample,
larutan H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/44 NaOH, 1/50 N H2SO4, indikator
amilum, indikator PP, indikator MO, 4N H 2SO4, 0,01 dan 0,1 N KMnO4, 0,01 dan 0,1 N
ammonium oksalat, larutan formalin 4%, 6N H2SO4, dan 0,01 N asam oksalat.
Pada pengamatan parameter fisika ada 4 hal yang diamati yaitu suhu air dan suhu
udara yang diukur dengan termometer, kecerahan air diukur dengan prinsip rata-rata dari
jarak awal dengan jarak akhir menggunakan sechi disk, dan TSS diukur dengan prinsip
perbedaan atau selisih antar berat akhir kertas saring dengan berat awal menggunakan metode
gravimetri. Parameter kimia yang diukur adalah DO menggunakan metode winkler dengan
rumus kandungan O2 = 1000/50 x a x 0,1 mg/L dimana a adalah volume total 1/80 N Na 2S2O3
yang digunakan, CO2 bebas diukur dengan menggunakan metode alkalimetri dengan rumus
CO2 bebas= 1000/50 x b x 1 mg/L dimana b adalah volume 1/44N NaOH yang digunakan,
alkalinitas diukur dengan metode alkalimetri dengan rumus X + Y mg/L dimana X
merupakan kandungan CO3-2 dan Y adalah kandungan HCO3-. BOD0 dan BOD5 prinsip
kerjanya sama hanya saja BOD0 adalah BOD sekarang sedangkan BOD5adalah BOD 5 hari
kemudian. BOD5 diukur dengan mengambil air sampel yang telah di inkubasi selama 5 hari
lalu ditambahkan 1 ml 4 N H 2SO4, 2 tetes 0,1 N KMnO 4, dan 1 tetes 0,1 N ammonium
oksalat. Selanjutnya dianalisis dengan DO, lalu dimasukkan delam rumus 1000/50x (a-b) x
0,1 mg/L dimana a adalah DO segera dan b adalah DO 5 hari. Bahan organik diukur dengan
mengambil air sampel 50 ml lalu ditambahkan 0,01 N KMnO 4 hingga berwarna merah muda
lalu tambahkan 1 ml 6 N H2SO4 hingga warna pink hilang kemudian ditambahkan 10 ml 0,01
N KMnO4, panaskan hingga mendidih lalu tambahkan 10 ml 0,01 N asam oksalat dan
didinginkan hingga suhunya 60 0C lalu 0,01 N KMnO4 hingga berwarna rose, masukkan
kedalam rumus 1000/50 x (10+a) x f) 10 ) x 0,3163 mg/L dimana a adalah volume titran
dan f adalah faktor koreksi. Parameter biologi adalah densitas plankton dengan rumus d x
bc/a idv/L dimana d adalah jumlah plankton yang ada dalam sedgwick rafter, b adalah
volume botol cuka 50 ml, dan c adalah volume sedgwick rafter 1 ml, dan diversitas plankton
di hitung dengan rumus Shannon Wiener yaitu H= - ni/N 2log ni/N dimana ni adalah cacah
individu suatu genus dan N adalah cacah individu seluruh genera.
06.00 w
Inlet
09.00 w
12.00 w
Outle
15.00 w
Inl Outl
18.00 w
Outlet
Inlet t
Inlet
Outlet
et
et
Inlet
Outlet
(C)
24
Suhu Air
23.5
30
24.5
29
32.5
32
29
24
24
(C)
Kecerah
27
27
28
20.2
29.5 31
17.12
30.5
33
33
31.5
30
an (cm)
TSS
23.25
22
17.25
17.5
32
22
16.5
20.5
(ppm)
DO
0.16
0.072
0.104
0.078
0.112
0.078
(ppm)
CO2
1.52
3.02
4.18
10.2
8.88
9
13.
10.9
7.7
(ppm)
15
Alkalinit
10.4
21
10.09 10
15.8
8.9
as (ppm) 143
BOD0
133
94
132
100
70
119 131
94
133
(ppm)
BOD5
1.9
0.6
5.55
7.8
8.4
(ppm)
3.44
2.214
1.46
2.5
BO
pH
Densitas
1
7.1
3.5
7
24.67
7.1
18.98
7.6
34.72
7.3
17.713
7.3
Suhu
Udara
7.1
7.1
7.4
7.2
Plankton 141.7
85.53
257.9
258.9
223.11
281.862
(idv/L)
Diversit
82
07
36
46
16
as
1.412
0.861
2.569
2.579
2.2221
2.80735
85
04
92
Plankton 15
Paramet
er
06.00 w
09.00 w
Inle Outl
12.00 w
Inlet
et
15.00 w
Inle Outl
18.00 w
Outlet
Inlet
Outlet
Inlet
Outlet
et
(C)
Suhu
25
26
29.5 25
29
30
28.5 32.5
27
25
Air (C)
Kecerah
30
28.5
26.5 29
32
18.12
33
24.87
32
29.5
14.7 20.7
32
28
an (cm)
TSS
29.5
25.25
16.5 28.5
18.5
21.5
(ppm)
DO
0.07
0.084
0.128
0.13
0.108
0.1
(ppm)
CO2
1.7
2.3
5.34 4.56
15.4
14.02
8.19 7.7
8.52
8.96
(ppm)
Alkalini
13.6
10.9 5.8
8.8
60.5
174
130
155
125
160
Suhu
Udara
tas
120.
(ppm)
BOD0
12.2
13.9
(ppm)
BOD5
1.34
1.6
5.6
17.88
5.14
8.4
(ppm)
1.4
0.86
0
22.14
1.44
8.6
31.63
7.1
36.69
7.9
1
7.9
48.07
7.5
28.467
7.1
286.6
109.0
320.7
115.92
201.96
86
88
22
28
68
BO
15.815
pH
7.1
Densitas
Plankto
233.64
52
(idv/L)
Diversit
7.3
149
7.3
7.5
7.1
as
Plankto
2.3271
2.855
1.008
3.194
1.1545
2.0115
39
65
39
91
89
Praktikum limnologi analisis kualitas air dilaksanakan di dua lokasi yaitu kolam
perikanan dan Danau Lembah UGM. Keadaan lingkungan kolam perikanan UGM sangat
tertata rapi, warna airnya hijau kecoklatan, ditepi kolam terdapat rumput teki pendek,
disekitar kolam ditumbuhi pepohonan sehingga banyak daun yang berguguran ditepi kolam,
dan bersih. Sedangkan di danau Lembah UGM sangat kotor, ditepi danau banyak mollusca
yang berceceran, dedaunan yang rontok, warna air yang hijau kehitaman, banyak sampah
yang mengapung di perairan. Di sekitar areal danau banyak tumbuhan besar dan membentuk
kanopi sehingga sinar matahari terhalang oleh pepohonan tersebut dan menyebabkan kondisi
danau sedikit gelap.
Parameter yang diamati meliputi parameter fisik, parameter kimia, dan parameter
biologi. Parameter fisik meliputi suhu air dan udara, TSS, dan kecerahan air.
6.
62
49
99
99
99 6.2
99 5
97
34
Suhu (C)
30 32
24
4024 2932.5
29
24.5
24
20 23.5
0
Waktu Pengamatan
Inlet
Outlet
Suhu (C)
29.5
28.5
27
4025 29
20
32.5
30
25
25
026
6.
62
49
99
99
6
99 .25
99
97
34
Inlet
Outlet
Waktu Pengamatan
C sedangkan suhu udara di inlet danau berkisar antara 25 0C 29,5 0C dan outletnya bersuhu
udara kisaran 25 0C 32,5 0C. Berdasarkan suhu udara yang masih relatif stabil, maka yang
terbaik antara Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM belum dapat ditentukan.
Suhu udara tertinggi inlet kolam adalah 32 0C pada pukul 15.00 dan suhu terendahnya
adalah 24 0C pada pukul 06.00 dan 18.00. Sedangkan pada outlet kolam suhu tertingginya
adalah 32,5 0C pada pukul 12.00 dan suhu terendahnya adalah 23,5 0C pada pukul
06.00.Perbedaan suhu udara tertinggi di inlet dan outlet disebabkan pada bagian inlet lebih
banyak vegetasinya sehingga pada waktu pukul 12.00 suhunya tidak tinggi karena sinar
matahari terhalang oleh dedaunan. Suhu udara terendah kolam baik inlet maupun outlet
terjadi pada pagi hari hal ini disebabkan karena belum terlalu banyak intensitas cahaya
matahari sehingga suhu udara rendah.
Bagian inlet danau Lembah suhu tertingginya adalah 29,5 0C pada pukul 09.00 dan
suhu terendahnya adalah 25 0C pada pukul 06.00. Hal ini disebabkan pada pukul 09.00
intensitas cahaya matahari yang mengenai inlet maksimal, bukan pada pukul 12.00 disaat
cahaya yang hendak menuju inlet terhalang oleh rimbunnya pepohonan, sehingga pada pukul
09.00 suhunya tinggi sedangkan pada pukul 06.00 intensitas cahaya matahari belum
maksimal sebab matahari baru terbit maka suhu udara juga rendah. Sedangkan outlet suhu
tertinggi adalah 32,5 0C pada pukul 15.00. dan suhu terendahnya adalah 25 0C pada pukul
09.00 dan 18.00. Suhu tertinggi outlet terjadi pada pukul 15.00 sebab pada bagian outlet
vegetasinya sedikit sehingga cahaya matahari dapat menembus dedaunan dan menyebabkan
suhu tinggi sedangkan suhu terendah terjadi pada pukul 09.00 dan 18.00 yang disebabkan
karena intensitas cahaya matahari juga rendah.
Fluktuasi suhu udara bagian inlet kolam tidak sesuai dengan teori karena suhu udara
berbanding lurus dengan intensitas cahaya matahari. Pada grafik suhu udara di kolam
perikanan terlihat bahwa pada pukul 09.00 ke pukul 12.00 menurun dari 30 0C menjadi 29 0C
dan ke pukul 15.00 suhu udara mengalami peningkatan dari 29 0C menjadi 32 0C. Sedangkan
pada outlet kolam sesuai dengan teori mengalami fluktuasi dimana suhu udara naik dari
pukul 06.00, naik saat pukul 09.00 dan maksimal pada pukul 12.00 yaitu 32,5 0C lalu
mengalami penurunan pada pukul 15.00 dan menurun lagi pada pukul 18.00. Sedangkan pada
grafik suhu udara di danau suhu udara inlet danau mengalami kenaikan suhu udara pada
pukul 09.00 dari 25 0C menjadi 29,5 0C. Hal tersebut seharusnya tidak terjadi sebab suhu
udara sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima lingkungan sehingga
akan mengalami kenaikan suhu udara hingga pukul 12.00 lalu mengalami penurunan suhu
udara secara stabil pada waktu setelahnya ( Susanto,1991).
Pada bagian inlet dan oulet kolam suhu udaranya hampir sama namun terjadi
perbedaan suhu yang signifikan pada pukul 09.00 dimana bagian inlet kolam bersuhu udara
30 0C sedangkan bagian outlet bersuhu udara 24,5 0C. Hasil tersebut tidak sesuai sebab inlet
kolam lebih banyak vegetasinya sehingga seharusnya suhu udara lebih tinggi pada bagian
outlet yang jarang vegetasinya. Lalu danau juga mengalami perbedaan suhu udara yang besar
pada pukul 09.00 dibagian inlet dan outletnya dimana pada inlet suhunya 29,5 0C sedangkan
outlet bersuhu 25 0C. Hal ini tidak sesuai dengan keadaan lingkungan inlet danau yang lebih
rimbun daripada outlet danau sehingga cahaya matahari banyak yang terhalang oleh
dedaunan di inlet danau.
6.
62
49
99
6.
99
25
99
99
97
34
Suhu (C)
3330
30.5
29.5
40 27
20
31.5
27283133
0
Inlet
Outlet Suhu (C)
Waktu Pengamatan
20 30 26.5 32 32 32
0
6.25
6.5
Inlet
Outlet
6.75
Waktu Pengamatan
Pada grafik suhu air kolam perikanan terlihat bahwa pada pukul 15.00 suhu air
mengalami peningkatan terus menerus dari pagi pukul 06.00 dari 270C menjadi 330C pada
bagian outlet dan pada inlet karena kecerahan airnya tinggi sehingga cahaya matahari yang
memasuki badan air semakin besar (Manik, 2000). Sedangkan suhu air inlet danau
mengalami kenaikan pada pukul 12.00 dari 26,5 0C menjadi 32 0C. Hal tersebut sudah
seharusnya terjadi sebab tingkat kecerahan air lebih rendah maksimal pada pukul 12.00
Pada bagian inlet dan oulet kolam suhu airnya hampir dan hanya terjadi sedikit
perbedaan. Hasil tersebut telah sesuai sebab jarak antara inlet dan outlet tidak terlalu jauh dan
tidak berbeda kondisinya. Lalu danau mengalami perbedaan suhu udara pada pukul 18.00
dibagian inlet dan outletnya dimana pada inlet suhu airnya sebesar 32 0C dan suhu outlet
sebesar 28 0C . Hal ini tidak sesuai dengan keadaan di lingkungan sebab bagian inlet lebih
rimbun dan banyak terjadi aliran air ,kapasitas menyimpan panas rendah sehingga suhu air
lebih rendah dibanding outlet danau .
Waktu Pengamatan
Kecerahan (cm)
40
20
28.5
029.5
25.25
24.88
21.5
20.75
18.5
18.13
16.5
14.75
Inlet
Outlet
6.
62
49
99
99
99 6
99 .2
97 5
34
Outlet
6.
25
32
23.25
20.25
17.25
16.5
40
20
22
22
Kecerahan (cm) 017.13
20.5
17.5
Waktu Pengamatan
sebab intensitas cahaya matahari sedang dan kandungan CO 2 rendah menyebabkan plankton
yang ada di perairan sedikit maka penetrasi cahaya berjalan lancar. sehingga nilai
kecerahannya tinggi. Sedangkan kecerahan terendah inlet terjadi pada pukul 18.00 yakni 16,5
cm sebab intensitas cahaya matahari sedikit.kemudian bagian outlet kecerahan tertinggi pada
pukul 06.00 dan 15.00 sebesar 22 cm sebab intensitas cahaya matahari sedang dan
kekeruhannya rendah maka kecerahannya tinggi sedangkan kecerahan terendah outlet ada
pada puku 09.00 sebab kandungan bahan organik dan sedimen di perairan tinggi.
Danau Lembah UGM memiliki nilai tertinggi kecerahan pada inlet sebesar 29,5 cm
pada pukul 06.00 yang disebabkan BO rendah sehingga kecerahannya tinggi walaupun sinar
matahari belum optimal sedangkan kecerahan terendah ada pada pukul 15.00 sebesar 14,75
cm sebab BO nya tinggi. Sedangkan pada outlet kecerahan tertinggi pada pukul 09.00 sebesar
28,5 cm sebab sinar matahari yang memasuki badan perairan tidak terlalu terhalang oleh
plankton karena
sehingga kecerahannya tinggi sedangkan outlet yang kecerahannya terendah ada pada pada
pukul 15.00 sebesar 20,75 cm sebab pada outlet telah banyak sedimen dan bahan terlarut
sehingga intensitas cahaya matahari yang sedikit tidak mampu menembus perairan lebih
dalam.
Fluktuasi tingkat kecerahan terjadi pada inlet dan outlet baik danau maupun kolam
perikanan. Menurut Effendie(2003), kecarahan air sangat bergantung pada warna dan
kekeruhan. Inlet kolam tidak mengalami peningkatan kecerahan hingga pada pukul 12.00
terus terjadi penurunan yang disebabkan tingginya BO sedangkan mengalami kenaikan
kecerahan pada pukul 15.00. Lalu pada outlet, tongkat kecerahan sebanding dengan intensitas
cahaya namun pada pukul 15.00 mengalami peningkatan. Untuk inlet danau mengalami
penurunan yang signifikan pada pukl 09.00 dari 29,5 cm menjadi 16,5 cm yang disebabkan
tingginya tingkat karbondioksida sehingga banyak fitoplankton yang berfotosintesis di
perairan tersebut. Lalu mengalam peningkatan pada pukul 12.00 sebab sudah optimal cahaya
matahari sehingga dan kadar BO yang rendah maka terjadi peningkatan kecerahan perairan.
Sedangkan outlet danau juga mengalami fluktuasi namun tidak sesignifikan inlet danau.
Terjadi penurunan kecerahan air pada pukul 09.00 ke 12.00 dan ke 15.00 yang seharusnya
intensitas sinar matahari dalam keadaan maksimal namun banyaknya densitas plankton yang
ada diperairan sehingga menghalangi penetrasi cahaya ke badan air.
6.
75
6.
25
0.16
0.1 0.11
0.2
0.1
0
TSS (ppm)
0.070.080.08
Waktu Pengamatan
Inlet
Outlet
Inlet
Outlet
Waktu Pengamatan
signifikan. Lalu inlet danau mengalami fluktuasi kadar TSS yng signifikan sebab terjadi
kenaikan dari 0,084 ppm pada pukul 06.00 menjadi 16,5 ppm pada pukul 12.00 . hal tersebut
tidak sesuai dengan teori sebab pada tabel data diperoleh bahwa kandungan bahan organik
pukul 12.00 lebih tinggi dibandingkan pukul 06.00 dan mengalami peningkatan kadar TSS
menjadi 16,5 ppm. Sedangkan pada outlet danau kadar TSS juga belum sesuai dengan
kondisi lingkunagn yang ada sebab mengalami seedikit kenaikan kadar TSS menjadi sebesar
0,13 ppm dan seharusnya mengalami peningkatan seiring dengan semakin sedikitnya
intenstas cahaya matahari sebab fotosintesis telah berhenti.sehinnga hasinya melimpah di
perairan.Parameter kimiawi meliputi DO, CO2 bebas, alkalinitas, pH, BO, BOD.
Waktu Pengamatan
Waktu Pengamatan
dan 1,52 ppm pada pukul 06.00 dikarenakan kadar karbondioksida tinggi maka belum ada
fotosintesis dan belum ada cahaya matahari yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis
tersebut. Sedangkan pada inlet dan outlet danau, kadar DO terendah bernilai 1,7 ppm dan 2,3
ppm sebab tingginya proses respirasi organisme dan rendahnya proses fotosintesis yang
membutuhkan cahaya dan difusi DO dari atmosfer ke perairan belum maksimal. Lalu kadar
tertinggi DO di inlet dan outlet sebesar 15,4 ppm dan 14,02 ppm pukul 12.00. Hal tersebut
cocok sebab kadar DO berbanding lurus dengan laju fotosintesi dan berbanding terbalik
dengan laju respirasi( Effendie,2003).Hal tersebut sesuai sebab kadar karbondioksida agak
tinggi dan suhu air tinggi sebesar 30 0C maka kelarutan gas akan berkurang (Kordi,2004).
Pada inlet kolam kadar DO meningkat seiring dengan besarnya intensitas sinar
matahari hingga pukul 12.00 yang mengalami peningkatan sebab fotosintesis berjalan lancar
dan salah satu hasil dari proses tersebut adalah oksigen. Dan terus mengalami peningkatan
menjadi 10,2 ppm sebab kadar karbondioksida rendah dan suhu air tinggi sehingga kelarutan
gas termasuk oksigen tinggi ( Salmin,2005). Lalu pada outlet kolam mengalami peningkatan
kadar DO yang sebanding dengan laju fotosintessis namun terjadi peningkatan kadar DO
pukul 12.00 ke 15.00 menjadi 10,9 ppm dari 8,88 ppm. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori
sebab pada tabel terlihat bahwa kadar karbondioksida lebih tinggi pada pukul 15.00 sehingga
kadar DO lebih rendah dibanding kadar DO pukul 12.00. Lalu pada danau bagian inlet
mengalami kenaikan kadar DO dan mencapai puncaknya pada pukul 12.00 yakni sebesar
15,4 . Hal tersebut dapat terjadi sebab rendahnya kadar karbondioksida bebas diperairan. Hal
yang serupa terjadi pada outlet danau yang mengalami perubahan kadar DO sesuai dengan
teori yakni mengalami peningkatan DO hingga pukul 12.00 dan mengalami penurunan pada
waktu berikutnya sebab semakin kurangnya kadar cahaya matahari. DO bagian Inlet kolam
lebih tinggi dibandingkan outletnya sebab pada inlet terdapat proses aerasi dari aliran inflow
sehingga difusi oksigen dari udara bebas ke perairan lebih besar maka suhu airnya rendah
dan kelarutan oksigen dalam air meningkat sedangkan di outlet lebih banyak sedimentasi
serta limbah dan alirannya relatif tenang sehingga menurunkan kadar DO perairan ( Susanto,
1991).
30 21
15.8
13.3
20 15
10
CO2 Bebas (ppm) 10
10.4
10.09
0 8.9
7
3
6.25
Inlet
Outlet
Waktu Pengamatan
13.6
10.9
15
10
000
5
0 85.8 8.8
Outlet
03
6.
62
49
99
99
6
99 .2
99 5
97
34
Waktu Pengamatan
Grafik 6. Kandungan CO2 bebas Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM
Kadar CO2 bebas diperairan dapat diartikan sebagai banyaknya karbondioksida yang
terkandung didalam air yang diukur dalam satuan mg/L atau ppm (Triyatmo,2009).
Karbondioksida bebas sangat mudah larut dalam air dihidratasi membentuk asam karbonat
(Odum, 1993). Berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa kisaran karbondioksida inlet kolam
adalah 10 ppm 21 ppm sedangkan outlet kolam berkisar antara 3 ppm 10,4 ppm. Kadar
karbondioksida di inlet danau berkisar antara 0 ppm 13,6 ppm dan outletnya berkisar 0 ppm
8,8 ppm. Kadar CO2 bebas yang didapatkan menunjukkan bahwa perairan Danau Lembah
UGM memiliki kadar yang lebih rendah, hal ini dapat dikarenakan sangat banyaknya
tumbuhan air dan vegetasi di sekitar perairan Danau Lembah UGM. Fluktuasi CO 2 bebas di
Kolam Perikanan lebih stabil, dan dapat dikatakan lebih baik dibanging Danau Lembah
UGM.
Inlet kolam memiliki kadar karbondioksida tertinggi yakni 21 ppm pada pukul 09.00
sebab belum terjadinya proses fotosintesis yang maksimal sehingga respirasi tinggi serta
limbah organik yang tinggi. Sedangkan kadar karbondioksida terendah pada inlet kolam
adalah 10 ppm pada pukul 12.00 karena kandungan oksigen tinggi yang menandakan bahwa
fotosintesis berjalan maksimal. Outlet kolam berkadar karbondioksida tertinggi sebesar 10,4
ppm pada pukul 06.00 yang disebabkan oleh belum terjadinya proses fotosintesis dan
banyaknya limbah. Sedangkan outlet yang terendah kadar karbondioksidanya sebesar 3 ppm
pada pukul 15.00 sebab proses fotosintesis mulai menurun. Kadar karbondioksida tertinggi
pada inlet danau adalah sebesar 13,6 ppm pada pukul 06.00 sebab belum ada proses
fotosintesis sama sekali, sedangkan kadar karbondioksida terendah inlet danau adalah 0 ppm
pada pukul 12.00, 15.00 dan 18.00 sebab fotosintesis berjalan lancar karena kecerahan air
tinggi, suhu optimum pada pukul 12.00 sedangkan pada pukul 18.00 kadar oksigennya tinggi.
Untuk outlet danau, kadar karbondioksida tertinggi sebesar 8,8 ppm pada pukul 18.00 dan
kadar terendah sebesar 0 ppm pada pukul 12.00.
Inlet dan outlet baik di kolam maupun di danau mengalami flkutuasi kadar
karbondioksida pada waktu tertentu yang disebakan adanya parameter lain yang
mempengaruhi seperti kadar DO, alkalinitas, suhu air , laju respirasi, serta laju
fotosintesis.menurut Effendie (2003), bagian inlet baik kolam maupun danau seharusnya
memiliki kadar karbondioksida rendah sebab adanya aliran inflow yang menyebabkan
perairan bergerak sedangkan outlet merupakan tempat sedimentasi bahan serta material yang
ada di perairan lentik dan relatif tenang sehinnga kadar karbondioksida tinggi.
200
Inlet
Outlet
6.
25
133
133
132
131
100
70
143
119
InletAlkalinitas (ppm)
Outlet
100
Kandungan
94 Kandungan Alkalinitas (ppm)
0 94
Waktu Pengamatan
Waktu Pengamatan
kadar terendahnya sebesar 70 ppm pada pukul 12.00 sebab proses fotosintesis maksimal
sehingga kadar karbondioksida rendah dan kadar DO tinggi. Untuk inlet danau kadar
alkalinitas tertinggi sebesar 130 ppm pada pukul 15.00 sebab pada saat itu terjadi fotosintesis
maksimal sebab kecerahan air tinggi dan kadar DO juga tinggi lalu kadar terendahnya adalah
60,5 ppm pada pukul 12.00 sebab air tertutup pepohonan dan menyebabkan CO2 bebas dapat
mudah terpakai. Kemudian kadar alkalinitas tertinggi outlet danau adalah 174 ppm pada
pukul 12.00 yang disebabkan masih tingginya kadar DO dan semakin rendah kadar
karbondioksida.
Bagian inlet dan outlet kolam fluktuasi alaklinitasnya stabil. Lalu bagian inlet danau
kadar alkalinitas sering mengalami fluktuasi dibandingkan outlet danau. Kadar alkalinitas
inlet lebih rendah dibandingkan outlet sebab pada bagian outlet lebih tercemar oleh bahan
serta materian yang hanyut kedalam perairan lentik.
Waktu Pengamatan
Outlet
7.9
7.3
7.3
7.5
7.5
7.9
Outlet
7.1
7.1
6.
75
Inlet
8
7.57.1
7
Kadar pH Inlet
6.57.1
6.
5
6.
62
49
99
99
99 6.
99 25
97
34
Kadar pH
7.4
7.3
87.1
7.1
7.1
7.5
7 7.6
7.3
6.5 77.1
7.2
6.
25
Waktu Pengamatan
Derajat keasaman (pH) dalam air menunjukkan aktivitas ion H + dalam larutan
( Triyatmo,2009). Menurut Effendie (2003), pH 7 dikatakan sebagai pH netral, pH diatas 7
disebut basa dan pH dibawah 7 disebut asam. Kisaran pH yang cocok untuk budidaya adalah
7-8 diman pertumbuhan dan metabolismenya akan berlangsung optimum. Kisaran pH inlet
kolam 7,1 7,4 dan outlet kolam 7 7,6. Sedangkan inlet danau pH nya berkisar 7,1 7,9
dan outlet berkisar 7,1-7,9. Kadar pH di inlet maupun outlet kolam serta danau relatif stabil
dan netral sebab terjadi peningkatan kadar karbondioksida yang menyebabkan asam perairan
di imbangi dengan meningkatnya juga kadar alkalinitas perairan yang menyebabkan basa
sehingga percampuran antara asam dan basa menghasilkan pH netral ( Triyatmo,2009). Jika
dilihat dari data yang diperoleh, maka fluktuasi pH di Kolam Perikanan lebih stabil, dan
dapat dikatakan lebih baik dan lebih mendukung kegiatan perikanan.
Inlet
Outlet
Waktu Pengamatan
Inlet
Outlet
6.
25
34.72
40 24.67
202.21
Kandungan BO 0 18.98
17.71
3.5
Waktu Pengamatan
Inlet
Outlet
6.
25
Waktu Pengamatan
air menurun. Kisaran BO inlet kolam adalah 2,2141 ppm 34,72 ppm sedangkan pada outlet
kolam BO berkisar 3,5 ppm 18,98 ppm. Lalu pada inlet danau, kisaran BO yaitu 15,81 ppm
48,07 ppm kemudian outlet danau BO berkisar antara 22,41 ppm 31,36 ppm. Kandungan
bahan organik yang tinggi bukan berarti kondisi perairan tersebut baik, jika terlalu tinggi
maka malah akan berdampak tidak baik. Kadar BO yang sedang dan tidak terlalu tinggi
terlihat di Kolam Perikanan UGM, dapat dikatakan bahwa kondisi Kolam Perikanan UGM
lebih stabil dan dapat dikendalikan dibanding Danau Lembah UGM.
Nilai BO tertinggi di inlet kolam adalah 34,72 ppm pada pukul 18.00 sebab bahan
organic yang terakumulasi di perairan tidak diuraikan oleh plankton karena rendahnya kadar
DO. Lalu nilai terendah BO inlet adalah 2,2141 ppm pukul 06.00 sebab densitas plankton
besar dan kadar DO juga besar sehingga BO telah banyak yang diuraikan. Sedangkan outlet
kolam memiliki nilai BO tertinggi sebesar 18,98 ppm pukul 18.00 sebab bahan organic
banyak sedangkan densitas plankton yang menguraikannya sedikit. Nilai terendah BO outlet
kolam adalah 3,5 ppm pada pukul 06.00 sebab kadar CO 2 rendah dan belum cukup sinar
mataharinya sehinnga proses fotosintesis yang menghasilkan BO belum berjalan. Kemudian
inlet danau memiliki nilai BO tertinggi sebesar 48,07 ppm pukul 18.00 sebab hasil BO telah
terakumulasi sejak siang sehingga jumlahnya meningkat. Nilai terendah inlet danau adalah
sebesar 15,81 ppm pukul 06.00 sebab belum terjadi fotosintesis. Sedangkan bagian outlet
danau nilai tertingginya adalah 31,63 ppm pada pukul 06.00 dan nilai terendahnya adalah
22,141 ppm pukul 12.00. Hal tersebut terjadi karena kadar CO2 di perairan tinggi karena
kecerahan air menurun sehingga laju fotosintesis terhambat.
Inlet
Densitas Plankton (idv/L)
Waktu Pengamatan
Outlet
Inlet
Densitas Plankton (idv/L)
Outlet
Waktu Pengamatan
Grafik 11. Densitas plankton Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM
Densitas plankton adalah kepadatan plankton dalam satuan individu per luas volume
(L) (Probosunu,2009). Densitas plankton dapat menunjukkan tingkat produktivitas suatu
perairan. Plankton ada 2 macam yaitu phytoplankton dan zooplankton. Berdasarkan kedua
grafik diatas dapat diketahui kisaran densitas untuk inlet kolam adalah 141,7819 idv/L
258,9461 idv/L sedangkan outlet kolam berkisar 86,53071 idv/L 281,8269 idv/L.
selanjutnya densitas plankton di inlet danau berkisar 18 idv/L 233,64 idv/L dan di outlet
danau densitas plankton berkisar antara 201,97 idv/L 320,72 idv/L. Hasil yang didapat
menunjukkan bahwa fluktuasi plankton di Kolam Perikanan lebih stabil dibanding dengan
Danau Lembah UGM.
Untuk inlet dan outlet kolam maupun danau, densitas planktonnya hamper sama untuk
nilai tertinggi dan terendah. Hal tersebut dikarenakan suhu perairan yang tidak meningkat
signifikan sebab kolam dan danau masih terdapat vegetasi, pH perairan yang netral sehingga
pertumbuhan plankton dapat optimum dan kadar CO2 yang masih dapat ditoleransi oleh
organism sehingga densitasnya hamper sama di inlet maupun outlet baik kolam maupun
danau (Welch, 1948). Densitas yang mendominasi perairan kolam dan danau adalah Synedra
sp., Nitzathiaricea, Melosira sp., Closterium sp., Copepoda, Mysid, Amphipoda, dan Volvox
sp.
3
2.81
2.58
2.57
2.22
2
Inlet
1.41
Diversitas Plankton 1 0.86
Outlet
0
Waktu Pengamatan
3 2.86 3.19
Outlet
2.33
2
1.09
2.01
1.15
0
6
12
18
Grafik 12. Diversitas plankton Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM
Diversitas plankton merupakan keragaman individu dalam seluruh genera. Diversitas
plankton menunjukkan kualitas suatu perairan (Widjanarko, 2005). Berdasarkan kedua grafik
diatas dapat diketahui kisaran diversitas plankton untuk inlet kolam adalah 1,412 2,57
sedangkan outlet kolam berkisar 0,86 2,8. Selanjutnya diversitas plankton di inlet danau
berkisar 1,086 2,32 dan di outlet danau densitas plankton berkisar antara 2,011 3,194.
Diversitas plankton kedua perairan cenderung tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu
signifikan, hanya fluktuasi di Kolam Perikanan cenderung stabil dan lebih dapat
dikendalikan.
Antara outlet dan inlet baik kolam maupun danau menunjukkan diversitas plankton
lebih besar di bagian outlet. Hal tersebut dapat terjadi ketika di outlet banyak mengandung
makanan, pH sesuai, kadar CO2 sedangkan kadar DO tinggi serta suhu air yang tidak terlalu
mengalami fluktuasi..
Berdasarkan parameter yang diamati maka diketahui bahwa perairan kolam perikanan
lebih baik dibandingkan danau. Hal ini disebabkan bagian kolam memiliki DO relative
stabil , pH stabil, CO2 tidak terlalu tinggi. Manfaat pengukuran kualitas air adalah kita dapat
mengetahui parameter-parameter yang merupakan salah satu indikator utama dalam
pencemaran lingkungan dan cara mengatasi pencemaran tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan parameter yang diamati maka diketahui bahwa perairan kolam perikanan
lebih baik dibandingkan danau sehingga dapat dimanfaatkan sebagai perikanan budidaya.
Cara pengambilan sampel yang akan diuji untuk tiap parameter yang akan diukur dan
menghasilkan nilai yang saling berhubungan antar parameter yakni bila DO meningkat maka
CO2 menurun, suhu juga menurun, pH stabil, alkalinitas tinggi, BO tinggi, BOD5 rendah,
densitas dan diversitas plankton tinggi.
SARAN
Kondisi perairan Kolam Perikanan UGM memiliki kualitas air yang masih cukup baik
jika dibandingkan dengan Danau Lembah UGM, sehingga harus dijaga agar tidak tercemar
dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum terutama perikanan budidaya,
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, D dan Luviawati W. 1998. Kualitas Air Kolam Budidaya. Kanisius. Yogyakarta.
Akromi dan Subroto. 2002. Pengelolaan Kualitas Perairan Danau Toba. Angkasa. Medan.
Asdak. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. UGM Press. Yogyakarta.
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Cholik.1991. Pengelolaan Air Kolam. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.
Effendie, H. 2009. Telaah Kualitas Air.Kanisius. Yogyakarta.
Irawan, M. U. 2009. Kimia Air. Pustaka Utama. Surabaya.
Kerdi dan Tancung.2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perikanan. Rineka Cipta.
Jakarta.