Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
DIAN KURNIA
XII MIPA 2
SMAN 10 Samarinda
Tahun Pembelajaran 2015/2016
III.
IV.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk melapisi besi (Fe) dengan tembaga (Cu).
Dasar Teori
Elektroplating merupakan salah satu aplikasi dari metode elektrokimia. Sesuai
dengan namanya, metode elektrokimia adalah metoda yang didasarkan pada reaksi
redoks, yakni gabungan reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda
yang sama atau berbeda dalam suatu sistem elektrokimia. Sistem elektrokimi meliputi sel
elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel elektrokimia yang menghasilkan listrik karena
terjadinya reaksi spontan didalamanya disebut sel galvani. Sedangkan sel elektokimia
dimana reaksi tak spontan terjadi di dalamnya disebut sel elektrolisis.
Peralatan dasar dari sel elektrokimia adalah dua elektroda, umumnya konduktor
logam, yang dicelupkan ke dalam elektrolit konduktor ion (yang dapat berupa larutan
maupun cairan) dan sumber arus. Karena didasarkan pada reaksi redoks, pereaksi utama
yang berperan dalam metode ini adalah elektron yang dipasok dari suatu sumber listrik.
Sesuai dengan reaksi yang berlangsung, elektroda dalam suatu sistem elektrokimia dapat
dibedakan menjadi katoda, yakni elektroda dimana reaksi reduksi (reaksi katodik)
berlangsung dan anoda, dimana reaksi oksidasi (reaksi anodik) berlangsung.
Elektroplating atau penyepuhan adalah proses pelapisan logam dengan logam
yang lebih tipis melalui prinsip bahwa logam yang akan disepuh diperlakukan sebagai
katoda dan loga yang penyepuh diperlukan sebagai anoda. Dalam penyepuhan, kedua
elektroda dimasukkan dalam larutan elektrolit, yaitu larutan yang mengandung ion logam
penyepuh. Elektroplating juga dapat didefinisikan sebagai pelapis logam pada benda
padat konduktif dengan bantuan arus listrik. Jika akan menyepuh besi dengan tembaga,
maka katodanya besi, anodanya tembaga dan dimasukkan dalama larutan elektolit seperti
CuSO4. Elektroplating dimaksudkan juga untuk melindungi logam terhadap korosi atau
untuk memperbaiki penampilan.
Alat dan Bahan
1. Statif
2. Klem statif
3. Pipa U
4. Gelas kimia
5. Catu daya (arus arah DC)
Cu
Fe
6. Elektroda Tembaga (Cu)
7. Paku Besi ( Elektroda Fe)
8. Larutan CuSO4
9. Neraca OHauss
10. Kabel Penyambung
Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Rakit statif dan klem statif.
3. Kemudian, jepit pipa u dengan klem statif (dasar pipa u mengenai besi lempeng
statif).
Amplas elektroda Cu.
Timbang paku besi dan elektroda Cu menggunakan neraca ohauss.
Tuang larutan CuSO4 ke dalam pipa u hingga hampir penuh. (kurang lebih 50 ml)
Hubungkan paku besi dan elektroda Cu pada catu daya menggunakan kabel
penyambung.
Larutan
Catatan : kutub + sebagai anoda disambungkan dengan elektroda Cu dan kutub
sebagai katoda disambungkan dengan paku besi.
8. Nyalakan catu daya pada arus DC yang arusnya 6 Volt.
9. Amati perubahan yang terjadi selama 7 menit.
10. Catat perubahan yang terjadi.
Data Pengamatan
4.
5.
6.
7.
V.
VI.
VII.
Berat Eletroda
Paku (Fe)
6,7
6,8
Tembaga (Cu)
0,7
0,4
Analisis data
Berdasarkan data pengamatan diatas maka dapat diketahui bahwa paku sebagai
elektroda Fe yang awalnya memiliki berat sebesar 6,7 gram sesudah elektrolisis memiliki
berat sebesar 6,9 gram. Sedangkan, pada tembaga sebagai elektroda Cu yang awalnya
memiliki berat sebesar 0,7 gram kemudian setelah elektrolisis mengalami penurunan
berat menjadi 0,4 gram. Hal ini dikarenakan paku ditempeli oleh sebagian dari tembaga,
sehingga terjadi penambahan berat pada paku dan penurunan berat pada tembaga karena
melapisi paku besi.
Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil percobaan, hitunglah kuat arus listrik (i) yang digunakan.
Jawab:
Diketahui : Ar Cu = 64
t = 7 menit = 420 detik
W = berat paku sesudah elektrolisis berat paku sebelum elektrolisis
= 6,8 6,7
= 0,1 gram
Ditanya : i?
Penyelesaian :
e .i .t
W=
F
64
. i. 420
2
0,1=
96500
2.0,1.96500
i=
64.420
i=0,718 A
VIII.
IX.