Você está na página 1de 12

Field Work

Dalam Pernyataan Standar Auditing kita mengetahui adanya Standar


pekerjaan lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keungan yang diaudit.
Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk
mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan
bahan
bukti
secara
objektif
mengenai
operasi
entitas,
mengevaluasinya, dan ;
1. melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang
dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Menyediakan informasi untuk pengembilan keputusan oleh
manajemen.
Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu memberikan
keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada
di program audit, sesuai dengan tujuan audit yang diinginkan.
Tahap
Persiapan
untuk
melakukan
pekerjaan
lapangan
membutuhkan perhatian dan perencanaan yang sama seperti
halnya audit keseluruhan. Bagian-bagian dari rencana strategis akan
mencakup:
1. Kebutuhan pegawai
2. Kebutuhan sumber daya dari luar
3. Pengorganisasian staf audit
4. Wewenang dan tanggung jawab
5. Struktur dan pekerjaan lapangan
6. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan
7. Metode pekerjaan lapangan
8. Metode pendokumentasian
9. Penyiapan laporan
10. Rencana kontijensi

Ada beberapa Teknik Audit yang dapat dilakukan dalan melakukan


pengendalian Internal terhadap pekerjaan lapangan, Yaitu:
1. Tim Audit dengan pengarahan yang mandiri
Tim dengan pengarahan mandiri terpisah dari bentuk
manajemen tradisional yang gemuk beranggotakan direktur,
wakil direktur, asisten direktur, supervisor, manajer dan
karyawan. Tim tersebut membuat keputusan sendiri, sering
kali dengan bantuan ahli yang bersama pimpinan tim
memberikan keahlian dan bantuan dalam proses pengambilan
keputusan. Jadi, untuk beroperasi secara efektif, tim tersebut
harus beranggotakan orang-orang yang tidak egois dan
sepakat untuk berbagi kepemimpinan.
Beberapa masalah yang dihadapi dari proses audit ini adalah;
a. kurangnya umpan balik positif dari manajer
b. kurangnya umpan balik korektif dari menejer
c. sulit mencapai konsensus/resolusi konflik
d. tidak ada titik fokus pertanggungjawaban
e. adanya
kesulitan
dalam
kebijakan
perekrutan,
pemberhentian, dan promosi
f. keengganan mencari pedoman
g. defenisi kewenangan yang tidak jelas
h. tidak ada penghubung eksternal yang resmi
i. tidak ada jenjang karis yang jelas
j. tidak ada sistem jaminan mutu yang jelas
2. Audit berhenti kemudian- lanjut
Teknik
ini
membantu
menghilangkan
audit
dengan
pengembalian
yang
rendah
yang
melewati
proses
penyaringan awal. Konsep dasar teknik adalah untuk
memberdayakan auditor lapangan untuk menghentikan audit
selama survey pendahulua, atau pada waktu-waktu lainnya,
jika tidak ada indikasi adanya risiko yang substansial atau
tidak adanya temuan penyimpangan potensial.
3. Control self assesment
Control self-assesment merupakan inovasi yang relatif baru
yang sedang diterapkan oleh banyak organisasi yag
berukuran besar untuk mendukung, dalam beberapa kasus
untuk menggantikan proses audit internal mereka. Teknik ini
menggunakan staf untuk mengevaluasi aspek-aspek kontrol
internal berdasarkan apa yang mereka lihat, alami, dan
praktikkan. Hasil-hasil dari tahap audit ini bisa menjadi bagian
laporan audit yang dijadwalkan atau bisa juga dilaporkan
terpisah. Tahap pelaporan ini sering kali dilakukan
menggunakan grafik-grafik yang berhubungan dengan tujuan
utama dan tujuan dasar.

4. Audit SMART
Konsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada
Carolina Power and Light, salah satu perusahaan publik
terbesar di AS. SMART merupakan singkatan dari Selective
Monitoring and Assesment of Risks and Trends.
Metode ini menggunakan indikator-indikator kunci sebagai
elemen dasar dari proses audit, yaitu:
a. Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan
b. Pengembangan indikator-indikator kunci untuk pengawasan
dan penentuan
c. Implementasi
d. Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART
Beberapa Manfaat Utama dari Audit SMART ini adalah:
a. meningkatkan penggunaan metode-metode audit terbatas
b. meningkatkan upaya audit
c. memperbanyak audit yang efektif
d. identifikasi masalah yang secara tepat waktu
e. meningkatkan deteksi kecurangan
f. meningkatkan perencanaan audit tahunan.
5. Penggunaan Tolak Ukur
Tolak ukur adalah pemilihan praktik-praktik yang terbaik yang
dilakukan
oleh
organisasi-organisasi
lainnya
yang
dimaksudkan untuk membantu dalan pencapaian tujuan.
Arthur
Andersen
dikabarkan
melakukan
studi
yang
mengidentifikasikan sebelas tindakan yang tepat untuk
mentukan aktivitas-aktivitas yang meningkatkan upaya
organisasi, yaitu:
A. Analisis proses-proses audit, meliputi:
a. identifikasi dan buat pemetaan atas prosesproses audit internal
b. bangun hubungan dengan unit-unit audit
internal lainnya yang dikenal kualitas dan
kemajuannya
c. melakukan penelitian dokumenter
d. menghadiri
konfensi
yang
membahas
perkembangan-perkembanga terbaru.
B. Merencanakan Studi, meliputi;
a. defenisikan lingkup studi tolak ukur;
identifikasikan penggunaan yang harus
tercakup
b. identifikasikan mitra yang akan dijadikan
tolak ukur; minta izin untuk melakukan
kunjungan

c. buat metodologi untuk mendapatkan datadata baru.


C. Laksanakan Studi, meliputi;
a. Identifikasi, pahami, dan analisis praktikpraktik terbaik.
b. Identifikasi dan analisis kesenjangan antara
kinerja yang ada dengan yang potensial
dikembangkan.
D. Dapatkan Pemahaman, meliputi;
a. Organisasi,
terapkan,
dan
gabungkan
praktik-praktik terbaik
b. Kalibrasi ulang dan tingkatkan proses.
Penggunaan tolak ukur dapat digunakan untuk meningkatkan
semua tingkatan tingkatan fungsi audit internal. Penggunaan tolak
ukur adalah proses audit yang diterapkan pada displin ilmu yang
audit internal yang secara utuh untuk mengidentifikasikan metodemetode yang inovatif dan produktif dan akan menghasilkan operasi
audit internal yang lebih efisien.
Tujuan-tujuan Audit
Tujuan-tujuan audit berbeda dari tujuan operasi, sebagaimana
prosedur audit juga berbeda dengan prosedut operasi.
Tujuan-tujuan audit berkaitan dengan tujuan-tujuan operasi, namun
memiliki maksud yang berbeda. Tujuan audit dirancang untuk
menentukan apakah tujuan-tujuan operasi tertentu telah dicapai.
Prosedur audit merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk
mencapai tujuan audit.
Pengujian
Auditor mencapai tujuan audit melalui proses yang dikenal dengan
pengujian. Pengujian audit biasanya mencakup evaluasi transaksi,
catatan, aktivitas, fungsi, asersi dengan memeriksa semua atau
sebagiannya.
Tujuan khusus proses pengujian adalah untuk menetukan:
a. validitas, yaitu kelayakan, keaslian, kewajaran
b. Akurasi, yaitu kuantitas, kualitas, klasifikasi
c. Ketaatan dengan prosedur, regulasi, hukum yang berlaku, dan
lain-lain
d. Kompetensi kontrol, yaitu kenetralan risiko.

Seperti halnya bagian-bagian substantif dari proses audit, pengujian


harus diawali dengan perencanaan. Rencana tersebut harus
diformalkan dengan dokumentasi dan harus mencakup:
a. pendefenisian tujuan pengujian
b. pengidentifikasian jenis pengujian untuk mencapai suatu
tujuan
c. pengidentifikasian kebutuhan pegawai yang mencakup;
keahlian dan disiplin ilmu yang dimiliki, kualifikasi
pengalaman, dan jumlah
d. penentuan urutan proses pengujian
e. pendefinisian standar atau kriteria
f. pendefinisian populasi pengujian
g. Keputusan metodologi pengambilan sampel yang akan
dilakukan
h. Pemeriksaan transaksi atau proses terpilih
Teknik Audit
1. Teknik Audit Fungsional
Audit fungsional adalah audit yang mengikuti proses dari awal
hinnga akhir, melintasi lini organisasi. Audit fungsional
cenderung lebih berkonsentrasi pada oprasi dan proses
dibandingkan pada adminitrasi dan orang-orang yang ada
dalam organisasi. Audit ini bertujuan untuk menentukan
seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan saling
bertinteraksi dan bekerjasama.
Audit funsional mencakup audit atas:
a. pemesanan, penerimaan, dan pembayaran bahan baku
dan perlengkapan
b. pengiriman langsung perlengkapan atau jasa ke
departemen pengguna
c. penerapan perubahan pada produk
d. pengumpulan, pemisahan, dan penjualan barang sisa
e. pengendalian dan praktik keselamatan
f. program untuk mendeteksi konflik kepentingan
g. pengelolaan aset-aset modal
h. formulasi anggaran
i. fungsi-fungsi pemasaran
2. Teknik Audit Organisasional
Audit organisasional tidak hanya memerhatikan aktivitas yang
dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan control
administrative yang digunakan untuk memastikan bahwa
aktivitas-aktivitas terserbut dilaksanakan. Jarang sekali
organisasi beroperasi sesuai dengan semua atau bahkan
hamper semua pedoman control administrative yang baik.

Namun dalam melakukan audit organisasional, auditor internal


harus memiliki pedoman tersebut dipikiran mereka.
Auditor hatus memiliki pengetahuan administrative atau
control manajemen dalam suatu organisasi tersebut. Auditor
harus mampu mengetahui struktur organisasi. Gambaran
yang jelas mengenai struktur yang lengkap, yang terukir
dalam pikiran bisa memiliki dampak yang mendalam pada
cara auditor memandng pengadministrasian organisasi.
Dalam teknik organisasional, auditor harus:
a. Auditor harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan
yaitu menetapkan tujuan, membuat kebijakan dan
prosedur, mempertahankan kontinuitas, dan menilai ulang
rencana dan sasaran dalam kondisi yang berubah.
b. Auditor harus mengenal prinsip pengorganisasian yaitu,
pemeberian tanggung jawab, pendelegasian wewenang
dan pengembangan staff.
c. Auditor harus mengetahui prinsip pengarahan yaitu,
kepemimpinan, motivasi dan komunikasi.
d. Auditor harus tahu mengenai prinsip control yaitu,
menetapkan standar, mempertahankan standar, melatih
karyawan agar mematuhi standar, dll.
e. Auditor harus menelaah produktivitas perusahaan yaitu
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada manajer. Meningkatkan produktivitas
merupakan kunci bertahannya organisasi dalam lingkungan
yang kompetitif.
Dengan demikian, dalam melakukan audit internal yang
professional, auditor harus tetap mengingat bahwa
keberlangsungan
suatu
perusahaan
tergantung
pada
produktivitas dari setiap komponennya. Saran-saran yang
diberikan audit internal yang inovatif akan membantu entitas
secara keseluruhan tetp bergerak maju.
3. Studi dan Konsultasi Manajemen
Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk
melakukan studi manajemen, membuat evaluasi, dan
menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki masalah
organisasi. Organisasi organisasi telah banyak mendapatkan
manfaat dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh
konsultan. Tetapi ada juga yang tidak merasakan hal yang
sama dapat disebabkan oleh:
a. Para karyawan mungkin menganggap para konsultan
tersebut sebagai orang asing yang tidak terlibat dalam
gaya hidup dan pergaulan organisasi.
b. Konsultan telah mengikuti pelatihan dalam jangka waktu
yang lama dan berbiaya tinggi.

c. Rekomendasi
konsultan
luar,
yang
biasanya
dikomunikasikan dalam pertemuan akhir atau laporan rinci,
bisa memancing reksi defensive dari klien.
d. Konsultan luar biasanya mengenakan tariff yang sangat
mahal, yang banyak dalam kasus, akan melebihi biaya
memberdayakan orang-orang berbakat diperusahaan yang
telah dimiliki organisasi.
Jadi, Auditor internal yang merasa kompeten untuk melakukan
studi khusus dalam organisasi, harus menerim kesempatan
yang dating kepad mereka. Mereka sebaiknya cukup dekat
dengan dewan manajemen untuk mengetahui kapan peluang
itu dating dan menawarkan jasa mereka pada situasi dan
kondisi yang tepat.
4. Audit Atas Program
Atas kemauan mereka sendiri atau atas permintaan
manajemen eksekutif, auditor internal bisa melakukan
penelaahan khusus atas program yang sedang yang sedang
berjalan.
Program merupakan istilah yang umum yang mencakup
setiap upaya yang didanai yang seiring dengan aktivitas
normal organisasi yang sedang berlangsung, misalnya
program ekspansi, program baru untuk manfaat karyawan,
kontrak baru, program kesehatan pemerintah, program
pelatihan, aplikasi computer yang baru, atau program yang
berhungan erat dengan tujuan organisasi.
Tujuan dari audit ini adalah memberikan manajemen informasi
mengenai biaya, pelaksanaan dan hasil-hasil program dan
membuat evaluasi yang informative, bermanfaat, dan objektif.
Intinya, auditor internal ingin menentukan tiga hal dalam audit
atas program yaitu, apa yang dicapai?, apakah program
tersebut berhasil?, apakah terdapay system yang memadai
untuk memastikan keberhasilan di masa yang akan dating?.
Dalam sector swasta, pencapaian umumnya diukur dalam
pendapatan dan keuntungan. Dalam sector public, auditor
internal akan memperhatikan keluaran, manfaat atau hasil
serta dampaknya.
5. Audit Kontrak
Kontrak konstruksi atau operasi sering kali melibatkan uang
dalam jumlah besar. Kontrak konstruksi biasanya bagian dari
bisnis rutin organisasi. Kontrak operasi bisa memberikan jasa
atau operasi terprogram. Manajemen mungkin tidak begitu
memahami biaya konstruksi dan operasi seperti produksi yang

dilakukan sendiri. Oleh karena itu auditor internal sangat bisa


membantu dalam mengaudit kontrak seperti ini.
Umum nya ada 3 kontrak, yaitu:
A. Kontrak Lump-sum, risiko dalam kontrak yang harus
diperhatikan auditor adalah:
a. Persaingan yang tidak memadai
b. Perlindungan asuransi dan utang yang tidak memadai
c. Sertifikasi penyelesaian pekerjaan padahal sebenarnya
belum selesai
d. Pengenaan biaya atas peralatan atau aktivitas yang
tidak diterima
e. Ketentuan kenaikan
f. Perubahan spesifikasi atau harga
g. Otorisasi atas pekerjaan ekstra dan revisi pekerjaan,
dsb.
B. Kontrak Cost-Plus, risiko yang harus diperhatikan:
a. Biaya-biaya overhead juga ditagih secara langsung
b. Control internal yang tidak memadai oleh kontraktor
atas pengenaan biaya orang-orang yang dipekerjakan,
bahan baku, dan jasa.
c. Pengenaan biaya yang tidak wajar untuk penggunaan
peralatan yang dimiliki kontraktor
d. Penggunaan buruh yang berlebihan
e. Tidak ada upaya untuk mendapatkan harga terbaik
untuk bahan baku dan peralatan
f. Duplikasi usaha atau biaya antara kantor pusat dan
kantor cabang, dsb.
C. Kontrak Unit-Price, hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Pembyaan berkala yang belebihan
b. Pelaopran yang tidak layak atas unit yang diselesaikan
c. Harga yang tidak berkaitan dengan biaya
d. Perubahan yang tidak layak atas kontrak awal
e. Penyesuaian kenaikan yang tidak diotorisasi, dsb.

Penelahaan Analitis
Penelahaan analaitis ini telah lama digunakan untuk menentukan
kewajaran data tertentu. Beberapa metodologi yang digunakan
untuk melaksanakan penelaaan ini adalah:
1. Analisis tren. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan
data sekarang dengan data sebelumnya. Data sebelumnya
memberikan prediksi mengenai bagaimana seharusnya data
yang ada sekarang. Auditor menyadari kelemahan-kelemahan

tertentu dalam analisis ini seperti tidak adanya jaminan


bahwa tren-tren masa lalu akan terus terjadi pada aktivitas
saat ini.
2. Analisis rasio. Rasio-rasio keuangan, seperti profitabilitas,
solvensi, dan efisiensi, bisa digunakan untuk menentukan
kewajaran informasi saat ini. Sebagaimana halnya analisis
tren, variable yang tidak diperkirakan dapat mempengaruhi
hasil dan memberikan informasi yang terdistorsi.
3. Analisis regresi. Teknik ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variable tertentu. Analisis ini mengukur
sejauh mana variable meningkat bersamaan atau peningkatan
satu variable saat variable lainnya menurun. Analisis regresi
merupakan sumber hubungan yang kaya dibandingkan
analisis trend an analisis rasio karena:
a. Memungkinkan penggunaan berbagai variable independen
b. Auditor dapat mengeksplorasi hubungan antara laporan
keuangan dan indicator non-neraca; dan fluktuasi, tren,
dan rasio yang bersifat musiman dapat dimasukkan.
Auditor internal dapat menggunakan penelahaan analitis ini saat
memeriksa data operasi dan keuangan. Penelahaan ini dapat
menunjukkan masalah-masalah yang ada dan memberi jalan bagi
dilakukannya audit yang lebih intensif untuk menentukan tingkat
abnormalitasnya, dan yang lebih penting penyebabnya.
Bukti Audit
Bukti audit audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal
melalui pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan
catatan. Bukti audit harus memberikan dasar yang nyata untuk
opini, kesimpulan dan rekomendasi audit.
Bukti Audit terdiri atas:
1. Bukti fisik, diperoleh dengan mengamati orang, property, dan
kejadian. Bukti ini dapat berbentuk pernyataan observasi oleh
pengamat, atau oleh foto, bagan, peta, grafik atau gambargambar lainnya.
2. Bukti pengakuan, berbentuk surat atau pernyataan sebagai
jawaban atas pertanyaan. Bukti ini sendiri tidak bersifat
menyimpulkan; jika dimungkinkan masih harus didukung oleh
dokumentasi. Pernyataan klien bisa saja menjadi penuntun
penting yang tidak selalu bisa diperoleh dalam pengujian
audit yang independen.

3. Bukti Dokumen, merupakan bentuk bukti audit yang paling


biasa. Dokumen bisa ektesrnal maupun internal. Sumber bukti
dokumen akan mempengaruhi keandalannya.
4. Bukti analitis, berasal dari analisis dan verifikasi. Sumbersumber bukti ini adalah perhitungan; perbandingan dengan
standar yang ditetapkan, operasi masa lalu, operasi yang
serupa, dan hokum atau regulasi; pertimbangan kewajaran;
dan informasi yang telah dipecahkan ke dalam bagian-bagian
kecil.
Bukti Audit harus memiliki standar, yaitu:
a. Kecukupan, bukti dianggap memadai jika bersifat factual,
memadai, dan meyakinkan sehingga bisa menuntun orang
yang memiliki sifat hati-hati untuk mengambil kesimpulan
yang sama dengan auditor.
b. Kompetensi, bukti yang kompeten adalah bukti yang andal.
Bukti tersebut haruslah yang terbaik yang dapat diperoleh.
Dokumen asli lebih kompeten dibandingkan dengan
salinannya.
c. Relevansi, relevansi mengacu pada hubungan antara
informasi dengan penggunaannya. Fakta dan opini yang
digunakan untuk membuktikan atau menyangkal suatu
masalah harus memiliki hubungan logis dan masuk akal
dengan masalah tersebut.
Bukti Hukum dan Bukti Audit
Bukti Hukum dan Bukti Audit memiliki banyak kesamaan. Keduanya
memiliki tujuan yang sama untuk memberikan bukti, untuk
mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap
pernyataan atas suatu masalah. Fokus bukti audit sedikit berbeda
dengan bukti hokum. Bukti hokum sangat mengandalkan lisan,
sedangkan bukti audit mengandalkan bukti dokumen.
Auditor internal harus mengetahui bentuk-bentuk bukti hokum.
Pengetahuan ini akan bermanfaat bagi mereka dalam kasus
kecurangan, dalam situasi apa sajaa dimana mereka perlu
mengumpulkan fakta-fakta untuk penasihat hokum, dan bahkan
dalam pekerjaan audit rutin mereka.
Beberapa bukti hukun yang berhubungan dengan Audit internal:
1. Bukti terbaik, bukti ini sering disebut bukti primer. Bukti ini
berhubungan dengan keandalan. Umum ya bukti ini terbatas
pada dokumen dan kebanyakan diterapkan untuk pernyataan
tertulis.
2. Bukti Sekunder, bukti sekunder bisa mencakup salinan bukti
tertulis atau lisan.

3. Bukti langsung, contoh bukti langsung adalah pengakuan dari


seorang saksi atas sebuah fakta merupakan bukti langsng
tanpa perlu rujukan.
4. Bukti tidak langsung, bukti ini tidak langsung membuktikan
keberadaan fakta-fakta primer, tetapi hanya meningkatkan
penggunaan pemikiran logis yang ada.
5. Bukti yang meyakinkan, merupakan bukti yang terbantahkan,
apapun bentuknya. Bukti ini sangat kuat sehingga
mengalahkan semua bukti lainnya.
Bila suatu bukti tidak memenuh standar kecukupan, kompetensi,
dan relevansi, pekerjaan auditor berarti belum selesai. Bukti
tambahan atau yang menguatkan mungkin dibutuhkan. Bila auditor
internal menyatakan opini, maka harus didasarkan pada bukti yang
tidak dapat dibantah.
Kertas Kerja
Kertas kerja audit mengandung substansi dasar dari pekerjaan yang
dilakukan auditor disepanjang audit khususnya pada tahap
pekerjaan lapangan. Kertas kerja merupakan dasara pengembangan
bukti. Ada beberapa jenis kertas kerja yang semuanya penting, yaitu
mencakup:
1. Kutipan dari sumber berwenang tentang criteria dan standar
2. Ringkasan wawancara, pertemuan, percakapan
3. Rincian pengamatan, termasuk diagram, foto, bagan, dan lainlain
4.
Substansi verifikasi dan pemeriksaan dokumen seperti
perbandingan bahan-bahan substantive dengan kriteria atau
dokumentasi terotorisasi.
5. Analisi temuan dari kertas kerja atau pengamatan lainnya
6. Perhitungan analitis terkait dengan audit.
Pekerjaan Lapangan dalam lingkungan berteknologi tinggi
Perusahaan yang berkembang pesat menggunakan enterprise-wide
systems, yang disebut juga dengan system perencanaan sumber
daya perusahaan. System ini memberikan kemungkinan besar bagi
terciptanya operasi yang lebih efisien dan efektif bagi perusahaan
yang menggunakan system yang standar.
Sistem-sistem ini bisa menangani bisnis dan fungsi-fungsi dalam
kisaran yang luas, termasuk yang tercakup dalam e-commerce.
Selain diterapkan pada perusahaan yang besar, system-sistem ini
juga ditargetkan untuk usaha skala menengah.

Jelaslah, bahwa dalam enterprise-wide systems, auditor internal


harus memainkan peran kunci dalam mengurangi risiko hingga
ketingkat yang dapat diterima. Hal ini adalah penting karena
biasanya manajemen dan auditor harus waspada terhadap masalahmasalah potensial yang dapat mengakibatkan kesalahan atau
kecurangan dan tindakan harus diambil dalam jangka waktu singkat.

Você também pode gostar