Você está na página 1de 2

Artikel Pendidikan : Artikel Masalah Pendidikan

Semakin tertinggalnya pendidikan bangsa Indonesia dengan bangsabangsa lain, harusnya membuat kita lebih termotivasi untuk berbenah
diri. Banyaknya masalah pendidikan yang muncul ke permukaan
merupakan gambaran praktek pendidikan kita :
1. Kurikulum
Kurikulum kita yang dalam jangka waktu singkat selalu berubah-ubah
tanpa ada hasil yang maksimal dan masih tetap saja. Yang jelas, menteri
pendidikan berusaha eksis dalam mengujicobakan formula pendidikan
baru dengan mengubah kurikulum. Perubahan kurikulum yang terusmenerus, pada prateknya kita tidak tau apa maksudnya dan yang beda
hanya bukunya. Contohnya guru, banyak guru honorer yang masih susah
payah mencukupi kebutuhannya sendiri. Kegagalan dalam kurikulum kita
juga disebabkan oleh kurangnya pelatihan skill, kurangnya sosialisasi dan
pembinaan terhadap kurikulum baru. Elemen dasar ini lah yang
menentukan keberhasilan pendidikan yang kita tempuh
2. Biaya
Banyak masyarakat yang memiliki persepsi pendidikan itu mahal dan
lebih parahnya banyak pula pejabat pendidikan yang ngomong, kalau
pengen pendidikan yang berkualitas konsekuensinya harus membayar
mahal. Pendidikan sekarang ini seperti diperjual-belikan bagi kalangan
kapitalis pendidikan dan pemerintah sendiri seolah membiarkan saja dan
lepas tangan. Apa mereka sudah mengenyam pendidikan?? Akhir-akhir ini
pemerintah dalam sistem pendidikan yang baru akan membagi
pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur formal standar dan jalur
formal mandiri. Pembagian jalur ini berdasarkan perbedaan kemampuan
akademik dan finansial siswa. Ironis sekali bila kebijakan ini benar-benar
terjadi.
3. Tujuan pendidikan
Katanya pendidikan itu mencerdaskan, tapi kenyataannya pendidikan itu
menyesatkan. Lihat saja kualitas pendidikan kita hanya diukur dari ijazah
yang kita dapat. Padahal sekarang ini banyak ijazah yang dijual dengan
mudahnya dan banyak pula yang membelinya (baik dari masyarakat
ataupun pejabat-pejabat).
4. Disahkannya RUU BHP menjadi Undang- Undang
DPR RI telah mensahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Badan Hukum
Pendidikan (BHP) menjadi Undang-Undang. Namun, disahkannya UU BHP
ini banyak menuai protes dari kalangan mahasiswa yang khawatir akan
terjadinya komersialisasi dan liberalisasi terhadap dunia pendidikan.
Segala aspirasi dan masukan, sudah disampaikan kepada Pansus RUU
BHP. UU BHP ini akan menjadi kerangka besar penataan organisasi
pendidikan dalam jangka panjang.
5. Kontoversi diselenggaraknnya UN

Kedua, aspek yuridis. UN hanya mengukur kemampuan pengetahuan dan


penentuan standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak oleh
pemerintah. Selain itu, pada pasal 59 ayat 1 dinyatakan, pemerintah dan
pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan. Tapi dalam UN pemerintah hanya
melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa yang sebenarnya
merupakan tugas pendidik. Ketiga, aspek sosial dan psikologis. Dalam
mekanisme UN yang diselenggarakannya, pemerintah telah mematok
standar nilai kelulusan 3,01 pada tahun 2002/2003 menjadi 4,01 pada
tahun 2003/2004 dan 4,25 pada tahun 2004/2005. Selain itu, belum
dibuat sistem yang jelas untuk menangkal penyimpangan finansial dana
UN.
6. Kerusakan Fasilitas
sekolah Nanang Fatah, pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI) mengatakan, sekitar 60 persen bangunan sekolah di Indonesia rusak
berat. Di wilayah Jabar, sekolah yang rusak mencapai 50 persen.
Kerusakan bangunan sekolah tersebut berkaitan dengan usia bangunan
yang sudah tua. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sejak tahun 20002005 telah dilaksankan proyek perbaikan infrastruktur sekolah oleh Bank
Dunia, dengan mengucurkan dana Bank Dunia pada Komite Sekolah.
Anda sedang membaca artikel tentang Artikel Masalah Pendidikan,
kami sadar artikel Artikel Masalah Pendidikan masih banyak kekurangan.
Besar harapan kami semoga artikel ini Artikel Masalah Pendidikan dapat
memberikan manfaat bagi kita semua

Você também pode gostar