Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Ferryal Basbeth
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Jl. Letjen Suprapto Cempaka Putih 10510
ferryal.basbeth@yarsi.ac.id
Kasus 1
SM,F,31 thn: operasi amandel di RS
-Jkt
Post op 1 hr: suara sengau,makanminum tdk nyaman,menguap ada yg
tertarik & nafas menjadi pendek
Second opinion SpTHT 2: Ada bagian
yg tdk sama panjang,bgn kiri <bgn
kanan
SM menggugat SpTHT 1 & RSggatn
prdata
Kasus 2
Wanita,38 thn, dioperasi
pengangkatan myoma.
Hr ke-3 diketahui ada persoalan pd
usus.
Dilakukan operasi ulang utk koreksi
sampe 4 kali.Terakhir dilakukan
kolostomi-pembuangan kotoran
dialihkan ke dinding perut.
Datang ke RS dengan mioma pulang
dengan kolostomi
Kasus 3
Wanita 38 th masuk rs dengan athralgia dan
Kasus lain
Operasi seksio patah tulang femur bayi, Operasi
RISIKO MEDIS
Inheren pada setiap tindakan medis
Sebagian dianggap acceptable:
1.
2.
3.
ADVERSE
EVENTS
ACCEPTABLE
RISKS
UNFORESEEABLE
RISKS
LATENT
ERRORS
PREVENTABLE
PREVENTABLE
ADVERSE
ADVERSE EVENTS
EVENTS
ACTIVE ERRORS
(Error of planning &
error of execution)
NEGLIGENT
ADVERSE EVENTS
(KELALAIAN MEDIS)
+ DAMAGE
+ CAUSAL
Medical Malpractice
Medical malpractice involves the
KEGAGALAN MEDIK
dapat sebagai akibat dari
Risiko yg unforeseeable
Dolus : kesengajaan
Mengkomunikasikan Risiko
Sebelum Memperoleh Consent
Pasal 45 UU Pradok
Setiap tindakan kedokteran atau
Information elements
Disclosure (of Material information)
Recommendation (of plan)
Understanding (of 3 and 4)
Consent elements
Decision (infavour of a plan)
Authorization (of the consent plan)
Sadar
Kesehatan mental yang cukup
Tidak retardasi mental
Tidak berpenyakit jiwa sedemikian rupa
Informasi
UU Pradok:
Diagnosis dan tata cara tindakan medis
Tujuan tindalan medis yang dilakukan
Alternatif tindakan lain dan risikonya
Risiko dan komplikasi yang mungkin
Prognosis tindakan yang dilakukan
diskusikan
Masalah medis pasien dan tindakannya
Jelaskan risiko termasuk
Risiko yang berat, yang sering, frekwensi risiko,
keberhasilan
Akibat bila tidak dilakukan tindakan
Jelaskan bahwa pasien boleh mencabut
persetujuannya dan dapat meminta pendapat
kedua
Tantangan dalam
mengkomunikasikan risiko
Menjelaskan risiko
Menyampaikan probabilitasnya
Pemilihan risiko mana yang akan dibahas
Mengkaitkan keinginan pasien dalam
pembuatan keputusan
Menjelaskan probabilitasnya
Tidak semua orang dapat memahami
95%......
penglaman kami kemungkinan
kegagalan hanya 2%........
Kata dokter kemungkinannya
sangat rendah, tetapi terjadi 100% pada
saya.
Penelitian menunjukan
Keluhan pasien
Keluhan dokter
Perilaku dokter
enggan
Pasien sedang stress
emosional
Pasien dalam keadaan
tidak sadar atau
mengantuk
Tidak ada waktu
untuk tanya jawab
tahu
Pasien tidak mampu
memahami
Risiko terlalu umum atau
terlalu jarang
Situasi gawat darurat
(waktu sangat pandek)
Saya tidak mampu
menjelaskan
Membicarakan risiko tidak
akan menolong pasien
malah bikin takut mereka
Penolakan tertulis
Bahwa sudah dijelaskan perlunya dan manfaat
Proxy consent
Diberikan oleh orang lain
Syaratnya:
Pasien tidak mampu memberikan secara
personal
Consent tersebut harus mendekati apa yang
sekiranya akan diberikan oleh pasien (baik
buat pasien bukan berarti baik buat orang
banyak
Urutannya
Spouse, anak dewasa, ortu, saudara kandung
dll
dwang)
Diperoleh dari orang yang belum dewasa
Diperoleh dari orang yang tidak berwenang
Diperoleh dari orang yang keadaannya tidak
sepenuhnya sadar (non- lucid state)
Diperoleh dengan memberikan gambaran
yang salah
yang akan dibuat oleh pasien itu sendiri seandainya pasien tersebut
dapat melakukannya
Surogate/proxy/pengampu sebaiknya tidak melakukan sesuatu
kepada pasien bila pasien tidak ingin hal tersebut dilakukan terhadap
dirinya. proses ini sering membebaskan pengampu dari persepsi
bahwa dia yang mengambil keputusan tentang mati atau hidup
Bila tidak mungkin mendapatkan subsitutude Judgment karena
tidak ada pengampu atau tidak ada pengetahuan/ pengalaman proxy
Just do whatever you think its right lakukan apa yang dapat
dilakukan bila ini menjadi yang terbaik ternyata ini tidak sederhana
dan tidak mudah dilakukan
Bila sulit mengambil keputusan best interest maka dapat dipikirkan
what would most people choose in this situation atau apa yang
terbanyak orang inginkan pada situasi seperti ini. Sebaiknya
melibatkan opini kedua atau opini ke tiga, mungkin juga melakukan
konsultasi dengan orang yang mengerti betul tentang ethics,
sementara dilakukan penilaian langsung terhadap pasien dan
kualitas hidupnya
Bagaimana keluarga
mengetahui keinginan
pasien?
Keluarga tahu keinginan pasien dari Advance
Dapat saja
akan tetapi pada tindakan
dokter
lain?
dengan
kapasitas
dalam
hal ini?
Capacity adalah
derajad dimana
seseorang
dapat
Bagaimana cara
mengukur kapasitas
Kecakapan (capable) untuk mengerti atau memahami
masalah medis
seseorang?
bila ada
Kecakapan (capable) untuk memahami pilihan bila
menolak dilakukan tindakkan terapi
Kecakapan (capable) untuk menyadari risiko medis yang
dapat diramalkan dan beralasan dari tujuan terapi bila dia
menandatanganinya
Kecakapan (capable) untuk menyadari risiko medis yang
dapat diramalkan dan beralasan dari tujuan terapi bila dia
menolak menandatanganinya
Kecakapan (capable) untuk membuat keputusan yang
secara substansi tidak berdasarkan delusi dan depresi
keputusan hukum,
Decision-making capacity atau kapasitas seseorang,
adalah istilah klinis tentang sesuatu yang
spesifik.Capacity refers to an ability
having capacity
Capacity comes in degrees
SAFETY
Bebas dari bahaya, tidak ada
risiko
Penghematan sumber daya :
man, money, material, time
Cara mengendalikan biaya
Inheren dalam perspektif misi
RISIKO
Kemungkinan terjadinya
peristiwa
Jenis-jenis :
informed risk
unforeseen & unexpected
pointless risk
RISIKO (2)
Alasan risk taking :
Ketidak-disiplinan
Ketidak-tahuan
Benefit
Tak ada cara/alat yang benar
Tekanan waktu atau atasan
Ditoleransi oleh peer
RISIKO (3)
Risiko selalu ada
Tindakan medis dianggap safe bila risiko
acceptable
Modifikasi :
reduced
controlled
never totally eliminated
LIABILITY
No problem
Acceptable & controllable
Foreseeable - uncontrollable
Unforeseeable
Problem (potential liability)
foreseeable and avoidable
CEGAH LIABILITY
Buatlah standar
Patuhilah standar
Kenalilah bahaya
Atasi bahaya :
engineering solution
control solution
personnel solution
protective equipment
PROGRAM
RISK MANAGEMENT
Pemeriksaan fisik / bangunan rumah sakit
secara kontinyu
Review personil
Review kebijakan dan prosedur
Penyelidikan penyebab
Bentuk sistem : terima keluhan
Review program asuransi r.s. termasuk
asuransi profesi
R.M. vs Q.A.
RISK MANAGEMENT
Lindungi aset
ekonomik
lindungi manusia
&sumber daya lain
Cegah cedera
Cegah kerugian
Cegah insiden
QUALITY ASSURANCE
Refleksi filosofi RS
Kinerja profesional
untuk lindungi pasien
Mutu perawatan
pasien
Standar dan kriteria
terukur
Cegah kerugian yad
HOSPITAL LIABILITY
sebagai badan hukum
agency theory
reliance theory
ostensible / apparent theory
corporate theory
non delegable duty
pelayanan
Menyeleksi dan memantau staf
Menyediakan pelayanan yang memadai
(reasonable care)
Membuat prosedur-prosedur yang adekuat
demi keselamatan pasien dan tamu
HAK KONSUMEN
(UUPK)
KEWAJIBAN KONSUMEN
(UUPK)
Mengikuti petunjuk
Beritikad baik
Membayar sesuai
Mengikuti upaya penyelesaian hukum
PRODUCT LIABILITY
Tak perlu kontrak / kelalaian
Akibat defek produk
Bukan untuk jasa
kesalahan produk :
design
pabrik / assembler
maintenance pra-jual
tanpa peringatan
waktu yg diperjanjikan
SENGKETA
WANPRESTASI :
tak terpenuhinya janji (Ingat 1338 KUH Per)
P.M.H.
Ps 1365, 1366, 1367 KUH Per
Ps 1370, 1371, 1372 KUH Per
PIDANA
Ps 359, 360 KUHP
dll
SENGKETA (2)
Pembuktian :
prinsip : strict liability
beban pembuktian terbalik
tak lazim, kecuali pada kasus res ipsa loquitur
Penyelesaian sengketa
peradilan perdata / pidana
b.p.s.k., a.d.r.
TINDAKAN KOREKTIF
PELANGGARAN ETIK & PROFESI
Persidangan:
Komite etik / Komite medik rs
MKEK IDI
MDTK, MKDKI
Putusan :
Melanggar atau tidak
Sanksi :
Teguran lisan / tertulis
Skorsing, alih tugas
Re-edukasi / reschooling
Rekomendasi pencabutan ijin praktek
Dasar hukum:
UU No 18 / 2002 ttg IPTEK
PERSIDANGAN
ETIK DAN DISIPLIN PROFESI
BUKAN PENGADILAN (HUKUM), JUGA BUKAN
PENYELESAIAN SENGKETA
LEBIH INKUISITOR
TAK ADA PENUNTUT / PENGGUGAT
TAK ADA PEMBELA (penasehat hukum)
PEMBELA PROFESI BOLEH ADA (BP2A)
TERTUTUP (HINGGA SAAT INI)
MAJELIS DAPAT MEMINTA PENDAPAT PEER
KURANG KREDIBILITASNYA
AMPURNA, 2002
M.K.E.K.
Dewan kehormatan kode etik dibentuk oleh
SIDANG MKEK
Etik dan disiplin profesi
Menyelesaikan sengketa antara
SIDANG MKEK
Pembuktian: mendekati sistem pembuktian
yg lazim
Keterangan lisan dan tertulis (saksi, ahli,
teradu)
Dokumen
Hearsay kadang dibolehkan
Tidak harus di bawah sumpah
Antara preponderance of evidence dengan
beyond reasonable doubt
SPESIALISASI YG TERLIBAT
(BELUM TENTU BERSALAH)
SpOG
34
SpM
DU 14
SpB
SpPD
SpAn
17
10
7
SpA
SpKJ
SpTHT
SpJP
SpP
SpR
4
3
4
2
2
2
2
MASING-MASING 1:
SpBO, SpBP, SpBS,
SpF, SpU, SpRM, SpS,
SpKK
PROFIL Lain
Pengadu :
pasien / keluarganya
kuasa hukumnya
masyarakat
rumah sakit
Issue utama :
64
21
7
7
PROFIL
Sanksi :
Teguran lisan dan tertulis
Dua kasus reschooling
Skorsing (-), cabut ijin (-)
pengadilan :
konsisten
Kasus diperiksa polisi, putusannya konsisten
Kasus berbeda putusan dg p.n.
Pengaduan tertulis
Verifikasi
Penetapan Majelis
Pemeriksa Awal
Pemeriksa Awal
Investigasi
Keputusan MPA
Pelanggaran Disiplin
Kepada Pengadu
Sekretariat MKDKI/
MKDKI-P
Organisasi Profesi
Penetapan
Majelis
Pemeriksa
o/Ketua MKDKI
KEPUTUSAN
Pemeriksaan
Proses
Pembuktian
Peringatan tertulis
Rekomendasi
pencabutan
SIP/STR
Mengikuti
Pendidikan/ pelatihan
PELAKSANAAN KEPUTUSAN
Sekretariat
MKDKI/MKDKI-P
Sekretariat
MKDKI/MKDKI-P
Sekretariat
MKDKI/MKDKI-P
KKI
STR
Dokter/
dokter gigi
Sekretariat
MKDKI/MKDKI-P
Dinkes
Kab/Kota
KKI
SIP
Dokter/
dokter gigi
Dokter/
dokter gigi
Institusi
Pendidikan
Kolegiu
m
PERBEDAAN
ETIKA PROFESI vs DISIPLIN PROFESI vs. HUKUM
ETIKA
Masalah Moral
Baik - Buruk
Dilemma Norma
Internal (etika
profesi)
Kehormatan
Profesi Kualitas
Moral
MKEK
Org.Profesi
Anggota Profesi
Lingkup - sasaran:
Diri sendiri
DISIPLIN
Standar Profesi /
Perilaku-Pelayanan
Pelanggaran
Standar profesi
(Benar Salah)
Kualitas Profesi
(Pelayanan-Perilaku)
KONSIL Joint
Commission
Anggota Profesi
Masyarakat
Pemerintah
Under-skilled
Communication
Problems
Sexual
harashment
Perdata Pidana
PENGADILAN
Pasien / Klien
Norma Hukum
Pelanggaran
Norma Hukum
( Benar Salah)
Kedamaian
(mencegah
mengatasi
konflik)
Lingkup - sasaran:
HUKUM
Hakim
Penggugat/Jaks
a
Tergugat /
terdakwa
Lingkup sasaran:
Dokter
BENTUK PELANGGARAN
DISIPLIN KEDOKTERAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KESIMPULAN
Masalah utama : komunikasi, yang berakar