Você está na página 1de 3

PEDOMAN KEGIATAN

KEGIATAN SURVEY DAN INVESTIGASI SISTEM SUNGAI DI DAS CITARUM HULU


A. Tujuan Kegiatan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan survey dan investigasi sIstem sungai di DAS Citarum Hulu
adalah untuk memperoleh informasi tentang:
1. Perubahan potensi tata guna lahan
2. Kondisi karakteristik (morfologi) sungai
3. Debit banjir disetiap anak sungai
B. Lokasi Kegiatan
Kegiatan survey dan investigasi akan dilaksanakan di DAS Citarum Hulu yang meliputi anak-

S. Citarum
Hulu

anak sungai Citarum sebagai berikut:


1. Sungai Citarum Hulu (Hulu: Kertasari ; Hilir/muara: Ds. Rancakasumba)
2. Sungai Cirasea (Hulu: Ds. Mekarsari ; Hilir/muara: Ds. Ciparay)
3. Sungai Cisangkuy (Hulu: Ds. Pangalengan ; Hilir/muara: Kel. Andir)
4. Sungai Citarik (Hulu: Tanjungwangi ; Hilir/muara; Ds. Citarik)
5. Sungai Ciwidey (Hulu: Ds. Cisondari ; Hilir/muara: Ds. Pamentasan)

S.
Cirasea
S.
Citarik
S.
Citarum

S.
C. Jenis Kegiatan
Cisangkuy
Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam survey dan investigasi
adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan dan dokumentasi (visualisasi) kondisi tata guna lahan
2. Pencatatan dan dokumentasi (visualisasi) kondisi sungai
3. Pengukuran debit sesaat
S.
D. Metoda Pelaksanaan Kegiatan
Ciwidey
S.
Supaya kegiatan memperoleh informasi yang sesuai dengan maksud dan tujuannya, maka
Cikapundun
metoda atau langkah-langkah
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
g
1. Pencatatan dan dokumentasi (visualisasi) kondisi tata guna lahan
Kegiatan yang perlu dicatat dan didokumentasikan adalah:
Skematis
Sistem
Citarum
a. Jenis tanaman yang ada di sepanjang sungai
dan daerah
aliranSungai
sungainya
b. Jenis pemanfaat lahan (hutan, pertanian danHulu
pemukiman)

2. Pencatatan dan dokumentasi (visualisasi) kondisi sungai


Kegiatan yang perlu dicatat dan didokumentasikan adalah:
a. Alur sungai di beberapa titik (spot-spot yang dianggap ekstrim)
b. Material pembentuk alur (jenis tanah, batuan sekitar alur sungai)
c. Bangunan yang ada disepanjang aliran sungai
3.

Pengukuran debit sesaat


Pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan pelampung dapat dilakukan apabila
dikehendaki besaran kecepatan aliran dengan tingkat ketelitian yang relatif rendah. Cara
pengukuran adalah dengan prinsip mencari besarnya waktu yang diperlukan untuk
bergeraknya pelampung pada sepanjang jarak tertentu. Selanjutnya kecepatan rerata arus
didekati dengan nilai panjang jarak tersebut dibagi dengan waktu tempuhnya. Pengukuran
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ini.
a. Tetapkan satu titik pada salah satu sisi sungai, misal ditandai dengan patok kayu atau
pohon dan satu titik yang lain di seberang sungai yang jika dihubungkan dua titik
tersebut akan berupa garis tegak lurus arah aliran.
b. Tentukan jarak L, misal 20 meter dan garis yang dibuat pada langkah pertama dan buat
garis yang sama (tegak lurus aliran) pada titik sejauh L tersebut.
c. Hanyutkan pelampung (dapat berupa sembarang benda yang dapat terapung, misal
bola ping-pong, gabus, kayu dll.) pada tempat di hulu garis pertama, pada saat melewati
garis pertama tekan tombol stopwatch dan ikuti terus pelampung tersebut. Pada saat
pelampung melewati garis kedua stopwatch ditekan kembali, sehingga akan didapat
waktu aliran pelampung yang diperlukan, yaitu T.
d. Kecepatan arus dapat dihitung dengan L/T (m/det).

Gambar 1. Pengukuran kecepatan arus dengan pelampung (Sumber: Analisis Hidrologi,


Sri Harto Br., 1993)
Perlu mendapat perhatian bahwa cara ini akan mendapatkan kecepatan arus pada
permukaan, sehingga untuk memperoleh kecepatan rerata pada penampang sungai hasil
hitungan perlu dikoreksi dengan koefisien antara 0,85 0,95. Selai itu pengukuran dengan
cara ini harus dilakukan beberapa kali mengingat distribusi aliran permukaan yang terjadi
tidak merata. Dianjurkan paling tidak pengukuran dilakukan 3 kali, kemudian hasilnya
dirata-ratakan.
Pengukuran dilakukan di 3 (tiga) lokasi:
1. Di sekitar muara ( 50 m sebelum pertemuan dengan sungai Citarum)
2. Disekitar tengah-tengah panjang sungai
3. Di daerah hulu sungai

Você também pode gostar