Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Didalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berhadapan dengan yang
namanya pelayanan (service). Kita ke SPBU, misalnya, kita tidak pernah
mengisi bensin sendiri,bukan? Jika tidak berarti ada orang lain yang
memberikan uluran tangannya untuk kita. Begitu juga pasien ke Rumah
Sakit, klien tidak pernah menangani sendiri proses pemeriksaan kesehatan
sampai klien memperoleh obat atau dirawat di ruang rawat inap. Klien pasti
mendapat pelayanan dari sejumlah orang, mulai dari satpam, petugas parkir,
petugas kartu, perawat, dokter, sampai dengan tukang masak, bahkan,
pengelola kantin, petugas kebersihan, dan sejumlah petugas lainnya.
Jika demikian, kalau klien berobat ke rumah sakit berarti cukup banyak
orang
(petugas)
yang
seharusnya
mengulurkan
tangannya
untuk
diterapkan kepada peserta didik sejak dini dan peserta didik mendapatkan
pengetahuan tentang pentingnya pelayanan prima yang harus dimiliki oleh
seorang perawat. Sehinggah pada akhinya dapat menentukan strategi
pengolahan sumber daya manusia keperawatan dalam mengembangkan dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut para ahli, pelayanan yang diberikan oleh petugas Rumah Sakit
kepada konsumen bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki oleh
penerima pelayanan (Daviddow dan Uttal, 1989). Menyangkut pelayanan
Rumah Sakit, yang dimaksudkan dg konsumen adalah masyarakat yang
mendapat manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh Rumah Sakit dan
petugas yang telah ditunjuk sebagai pemberi pelayanan itu.
Pelayanan yang tidak berwujud, dimaksudkan adalah pelayanan itu hanya
dirasakan oleh konsumen. Norman (1991) menggambarkan karakteristik
pelayanan sebagai berikut :
Pelayanan sifatnya tidak dapat diraba, karena bukan berbentuk benda dan beda
sifatnya dengan barang.
Pelayanan, kenyataannya terdiri dari tindakan dan berbentuk pengaruh yang
sifatnya tindakan sosial.
Produksi dan konsumsi pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena
pada umunya terjadi secara bersamaan dan ditempat yang sama.
Karakteristik tersebut diatas mungkin dapat dijadikan dasar bagaimana
memberikan pelayanan yang terbaik (prima) di sebuah Rumah Sakit.
Pengertian yang lebih luas seperti yang dikemukakan Daviddow dan Uttal,
bahwa pelayanan merupakan usaha apa saja yang dilakukan untuk
mempertinggi nilai kepuasan konsumen.
Yun, Yong, and Loh (1998), menyatakan bahwa pelayanan adalah
penghubung pertama mata rantai aktivitas untuk system Total Quality
Manajemen (TQM). Sejalan dengan itu, Christopher (1992) menyatakan
bahwa pelayanan dapat diartikan sebagai suatu system manajemen,
diorganisir
untuk
menyediakan
hubungan
pelayanan
yang
Tujuan
dari
pelayan
prima
adalah
memberikan
kepuasan
kepada
memiliki
kekuatan
untuk
menghentikan
atau
meneruskan
organisasi Rumah Sakit. Jika perpaduan itu cukup baik, pelanggan (pasien)
tidak merasakan bahwa mereka telah berhadapan dengan beberapa unit
yang
berbeda.
Dari
segi
design
pengembangan,
setiap
pelayanan
ruang
inap
Rumah
Sakit,
jenis
pelayanan
utamanya
adalah
kantin/cafe,
saluran
telepon,
internet.
Peranan
pelayanan
Anonim, (2000), Perilaku Pelayanan Prima, Diklat Pelayanan Prima, LAN RI,
Jakarta.
Anonim, (2000), Management Kualitas Pelayanan Prima, PT Pinter Konsultama,
Jakarta.
De Vyre, C. (1994), Good Service, Good Business, Practice Hall, Sydney.
Foster, Timothy R. V. (1999), Customers Care, Kogan Page, New York.
Gaspersz, Vincent (1997), Edisi Bahasa Indonesia, Manajemen Kualitas dalam
Industri
Jasa, PT Gramedia Indonesia, Jakarta.
Hardjosoekarto, S. (1994), Beberapa Perspektif Pelayanan Prima, Bisnis &
Birokrasi, No. 3, Vol. IV, 1994. Jkt
Hopson, Barrie & Scally Mike (1991) 12 Steps to Success Through Service,
Lifeskills Inc. Ltd. New York.