Você está na página 1de 2

Apa arti dari GOOD GOVERNANCE?

Istilah governance sebenarnya bukan sesuatu hal baru. Istilah tersebut sudah ada sejak lama
seumur dengan mulainya peradaban manusia. Secara sederhana istilah governance diartikan
sebagai suatu proses pengambilan keputusan dan proses bagaimana keputusan tersebut
dijalankan (atau tidak dijalankan). Governance dapat dipakai dalam berbagai konteks seperti
corporate governance, international governance, national governance, dan local governance
(UN ESCAP Website).
Menurut dokumen kebijakan UNDP: governance atau tata pemerintahan adalah
penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan
negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan
lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan
kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani
perbedaan-perbedaan diantara mereka (Dokumen Kebijakan UNDP 1997: Tata pemerintahan
menunjang pembangunan manusia berkelanjutan).
Menurut Erna Witoelar (Ketua dewan kemitraan bagi pembaharuan tata pemerintahan),
istilah tata pemerintahan mempunyai makna yang jauh lebih luas dari pemerintahan. Tata
pemerintahan menyangkut cara-cara yang disetujui bersama dalam mengatur pemerintahan
dan kesepakatan yang dicapai antara individu, masyarakat madani, lembaga-lembaga
masyarakat, dan pihak swasta. Ada dua hal penting dalam hubungan ini, yaitu: (a) semua
pelaku harus saling tahu apa yang dilakukan oleh pelaku lainnya dan (b) adanya dialog agar
para pelaku saling memahami perbedaan-perbedaan diantara mereka. Melalui proses diatas
diharapkan akan tumbuh konsensus dan sinergi didalam masyarakat. Perbedaan yang ada
justru menjadi salah satu warna dari berbagai warna yang ada dalam tata pengaturan tersebut
(UNDP: Partnership for Governance Reform in Indonesia).
Pemerintah merupakan salah satu aktor (pelaku) dalam governance. Aktor lain yang terlibat
dalam governance bervariasi tergantung dari tingkatan pemerintahan yang dimaksudkan.
Misalnya di daerah pedesaan, aktor lain selain pihak pemerintah yang ikut serta sebagai aktor
dalam governance termasuk tuan tanah yang berpengaruh, perkumpulan petani, LSM,
pemimpin agama, partai politik, militer, dan sebagainya. Di daerah perkotaan, keterkaitan
pihak yang terlibat dalam governance lebih kompleks lagi. Pada tingkatan nasional, selain
semua aktor yang telah disebutkan diatas, media, lembaga donor internasional, perusahaan
multi-nasional, dan sebagainya ikut berperan dalam pengambilan keputusan atau

mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Semua aktor selain daripada pemerintah dan
militer dikelompokkan bersama sebagai bagian dari civil society (masyarakat madani). Di
beberapa negara terutama di wilayah perkotaan dan di tingkat nasional, selain masyarakat
madani, sindikat kejahatan yang terorgansir juga bisa ikut mempengaruhi pengambilan
keputusan. Ada 8 karakteristik utama dari GOOD GOVERNANCE, yaitu: partisipatif,
berorientasi pada konsensus, tanggung gugat (accountable), transparan, responsif, efektif dan
efisien, kesetaraan, dan mengikuti aturan hukum. Pelaksanaan Good Governance menjamin
bahwa tingkat korupsi diperkecil, pandangan minoritas diperhatikan, dan suara dari kelompok
marginal didengar dalam proses pengambilan keputusan. Demikian pula, Good Governance
selalu responsif terhadap kebutuhan masyarakat, baik pada saat ini ataupun dimasa
mendatang.
Sumber : (UN ESCAP Website).

Você também pode gostar