Você está na página 1de 11

No.

Peserta

Nama Peserta

: Luh De Dwi Jayanthi

Asal Sekolah

: SMA Negeri 3 Denpasar

No. Telp./Hp.

: 081916300380

Judul Tulisan

: PEREMPUAN TUMPUAN INDUSTRI


KREATIF INDONESIA DALAM
MENUNJANG UMKM

PEREMPUAN TUMPUAN INDUSTRI KREATIF INDONESIA


DALAM MENUNJANG UMKM

Ajang pemilu selalu menghipnotis masyarakat dengan berbagai program


dari

masing-masing

pasangan

capres-cawapres

yang

akan

bertarung

memperebutkan kursi nomor 1(satu) dan 2 (dua) di negara Indonesia. Berbagai


janji telah diumbar demi menyedot suara rakyat. Salah satunya adalah janji untuk
mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam waktu dekat. Ini bukan hal
yang mudah untuk dicapai. Mengingat berbagai persoalan dalam perekonomian
Indonesia saat ini. Sulit mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena
banyak undang-undang dan pengaturan yang menghambat untuk penyerapan
anggaran dalam waktu cepat. Adanya Keppres Nomor 80/2003 tentang Kebijakan
Pengadaan barang dan proyek baru bisa selesai dalam waktu 8 bulan. Masih
banyak peraturan yang lain yang harus diubah pula. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi juga tidak ada artinya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, jika
pertumbuhan tersebut lebih banyak berasal dari konsumsi masyarakat seperti yang
terjadi saat ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini lebih banyak berasal dari
sektor konsumsi yang mencapai 68 persen, sementara sektor investasi hanya
sebesar 22 persen. Jadi, jangan terlalu banyak kontribusi dari sektor konsumsi
sebab yang penting adalah sisi investasi yang bisa membuka lapangan kerja dan
peningkatan di sektor industri.
Peranan industri penting dalam kiat mencapai negara sejahtera. Banyak
pihak turun tangan untuk menyikapi hal ini. Sesuai dengan yang diterangkan oleh
Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Indonesia saat ini harus kreatif,
khususnya dalam bidang industri. Menghadapi siklus turun seperti sekarang ini,
industri kreatif bisa jadi menemukan momentum terbaiknya. Ketika semuanya
serba sulit, sangat dituntut semangat untuk memecahkan kebuntuan tatanan sistem
melalui cara-cara kreatif (creative destruction). Di sektor finansial, gelombang
pemutusan hubungan kerja (PHK) akan menimpa orang-orang berkualitas. Di

Indonesia, ekonomi kreatif cukup berperan dalam pembangunan ekonomi


nasional. Hanya, ia belum banyak tersentuh oleh campur tangan pemerintah. Ini
karena pemerintah belum menjadikannya sebagai sumber pendapatan negara yang
penting. Pemerintah masih fokus pada sektor manufaktur, fiskal, dan agrobisnis.
Industri kreatif akan menjadi sektor yang sangat dominan di ekonomi
dunia, dan negara mana pun yang sanggup memimpin di sektor ini dapat
memimpin perekonomian dunia. Hal ini disebabkan karena kreativitaslah yang
akan memimpin garis ekonomi dunia di masa depan. Kencangnya laju globalisasi
dan semakin canggihnya teknologi tentu membuat pertumbuhan industri kreatif
akan semakin pesat. Digitalisasi akan semakin mempermudah para pelaku industri
kreatif

untuk

memasarkan

segala

macam

produk

kreatif.

Di Indonesia, semua bagian industri kreatif tersebut sudah sejak lama berdiri. Di
bidang periklanan, misalnya, sudah cukup banyak biro iklan milik anak negeri
yang memberikan karya kreatif terbaik. Di bidang musik, banyak musisi
Indonesia penghasil karya musik bermutu yang membahana di negeri sendiri dan
negeri jiran seperti Nidji, Peterpan, Afghan, ataupun Agnes Monica. Industri film
pun kembali berjaya setelah cukup lama terpuruk. Sementara itu, industri televisi
dan radio sudah sejak lama mampu jadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan tanya
dengan industri fashion, terbukti sudah berapa banyak adikarya busana tercipta di
negeri ini.
Sumber daya manusia Indonesia sangat berpotensi mengembangkan sektor
industri kreatif. Ada tiga ciri utama industri kreatif, yaitu memiliki basis
pengetahuan yang kuat (knowledge), menguasai jaringan (network), dan memiliki
akses pada teknologi informasi. Menurut John Howkins dalam The Creative
Economy: How People Make Money From Ideas, ekonomi kreatif diartikan
sebagai segala kegiatan ekonomi yang menjadikan kreativitas (kekayaan
intelektual), budaya dan warisan budaya maupun lingkungan sebagai tumpuan
masa depan. Maka, tak salah jika pemerintah mencanangkan tahun 2009 sebagai
Tahun Ekonomi Kreatif. Sebanyak 14 subsektor industri kreatif telah ditetapkan
yaitu industri periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain,

fashion, video film dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan,
penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio,
serta riset dan pengembangan.
Saat ini industri kreatif di dunia tumbuh pesat. Ekonomi kreatif global
diperkirakan tumbuh 5% per tahun, akan berkembang dari US$ 2,2 triliun pada
Januari 2000 menjadi US$ 6,1 triliun tahun 2020. Studi Industri kreatif di Inggris
dan negara lainnya menyebutkan bahwa sektor ini mampu membantu
menumbuhkan individual fulfilment dan well-being, menyatukan bangsa sebagai
sebuah komunitas, meningkatkan kualitas pendidikan, serta membuat negara
menjadi lebih menarik untuk kepariwisataan. Sehingga sudah saatnya bagi bangsa
ini untuk mulai serius dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia.
Menurut data Departemen Perdagangan, industri kreatif pada 2006
menyumbang Rp 104,4 triliun, atau rata-rata 4,75% terhadap PDB nasional
selama 2002-2006. Pasar untuk industri kreatif pun terbilang masih terbuka lebar
yakni sebesar 47 persen dari total penduduk Indonesia atau sebesar 143,8 juta
yang usianya di bawah 29 tahun. Jumlah ini melebihi sumbangan sektor listrik,
gas dan air bersih. Tiga subsektor yang memberikan kontribusi paling besar
nasional adalah fashion (30%), kerajinan (23%) dan periklanan (18%). Selain itu,
sektor ini mampu menyerap 4,5 juta tenaga kerja dengan tingkat pertumbuhan
sebesar 17,6% pada 2006. Ini jauh melebihi tingkat pertumbuhan tenaga kerja
nasional yang hanya sebesar 0,54%. Namun, ini baru memberikan kontribusi
ekspor sebesar 7%, padahal di negara-negara lain, seperti Korsel, Inggris dan
Singapura, rata-rata di atas 30%.
Indonesia dengan jumlah penduduk didominasi oleh perempuan, ini
terkadang

menjadi

masalah

bagi

pemerintah,

terutama

dalam

konteks

ketenagakerjaan. Namun, perempuan bukanlah beban atau hambatan dalam


pembangunan, melainkan justru menjadi salah satu potensi dan aset dalam
pembangunan. Bahkan dari 46 juta usaha mikro, kecil dan menengah, diketahui
bahwa 60% pengelolanya dilakukan oleh kaum perempuan. Dengan jumlah yang

cukup banyak ini, peran perempuan pengusaha menjadi cukup besar bagi
ketahanan ekonomi, karena mampu menciptakan lapangan kerja, menyediakan
barang dan jasa dengan harga murah serta mengatasi masalah kemiskinan. Dalam
menjalankan usahanya, perempuan pengusaha mengelola usahanya dengan hatihati. Dengan begitu, usaha yang dijalankan perempuan berpotensi lebih besar
dalam disiplin pengembalian kredit. Bahkan tingkat pengembalian kredit dari
usaha perempuan hampir mencapai 100%. Untuk mengantisipasi dampak
globalisasi, pemahaman para perempuan pengusaha terhadap manfaat teknologi
informasi (IT) harus ditingkatkan. Hal ini dianggap penting guna mengimbangi
perubahan-perubahan yang berpotensi terjadi. Untuk mendukung kegiatan ini,
pelatihan-pelatihan kepada perempuan agar dapat memanfaatkan teknologi
informasi dengan melakukan kerjasama dengan Kementerian Negara Riset dan
Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Departemen Komunikasi
dan Informatika, serta Departemen Perindustrian.
Keikutsertaan perempuan dalam usaha ekonomi sepenuhnya telah
didukung

oleh

undang-undang.

Perlindungan

hukum

terhadap

ekonomi

perempuan antara lain ratifikasi CEDAW dengan II No. 7/1978 tentang


Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, UU No. 11/2005
tentang Pengesahan Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta UU No 12/2005
tentang Pengesahan Internasional Covenant on Civil and Political Rights
(Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik). Sebagai salah satu
anggota satgas Tim Penanggulangan Kemiskinan, peran Kementerian Negara
Pemberdayaan Perempuan RI telah dilaksanakan dengan baik melalui ketetapkan
Kebijakan Program Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan (PPEP)
sebagai upaya mensinergikan program dan kegiatan dari instansi terkait dan
memanfaatkan potensi yang ada pada stakeholders untuk meningkatkan
pemenuhan hak ekonomi perempuan. Sedangkan kegiatan KPP yang mendukung
Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan antara lain melalui Revitalisasi
Program Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS)
dan Model Desa Prima (Perempuan Indonesia Maju Mandiri). Kebijakan ini

dilaksanakan karena 3 (tiga) alasan, yaitu sebagai pemenuhan hak ekonomi


perempuan, kontribusi perempuan terhadap peningkatan pendapatan keluarga
semakin diperlukan, serta peluang untuk pengembangan potensi produktivitas
ekonomi perempuan Indonesia yang masih terbatas.
Oleh karena itu, mungkin hal yang diperlukan adalah memperluas cakupan
industri kreatif itu sendiri. Secara umum, industri kreatif adalah sektor-sektor
yang membutuhkan semangat kewirausahaan. Jiwa entrepreneurship tersebut
bisa diperluas dalam cakupan sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah) yang lebih luas. Terbukti, di saat krisis, sektor inilah yang masih tetap
menyedot kredit, sehingga perbankan pun tetap mampu menjalankan fungsi
intermediasinya. Tahun 2009 menjadi masa-masa yang sulit bagi semua sektor,
terutama sektor keuangan dan perbankan. Namun, dengan menggerakkan industri
kreatif di level kelas menengah serta memperluas perkembangan UMKM,
diharapkan ekonomi masih akan terus bekerja, meski ada koreksi. Di situlah ujian
penting bagi pemerintah, apakah mampu menjalankan kebijakan melawansiklus, sehingga target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% bukan sekadar
propaganda terkait pemilu. Secara umum, menghadapi penurunan siklus seperti
ini, prinsipnya adalah hope for the best, prepare for the worst!, yang dimana
kita diharapkan untuk berusaha menghasilkan yang terbaik dan dalam proses
bersiaplah untuk gagal.
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia saat ini telah
berkembang dengan baik. Indonesia sangat baik posisi makro dan mikro, ini dapat
dilihat dari angka-angka pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan beberapa indikator
lainnya. Kuatnya pasar domestik menyebabkan ketergantungan akan pasar ekspor
tahun 2009 di bawah 25 persen, maka UMKM diyakinkan dapat menjadi tuan
rumah di negeri sendiri. UMKM bisa tumbuh dan berkembang serta memiliki
daya saing apabila ada kebijakan yang berpihak kepada sektor ini sehingga dapat
menjadi besar. Industri kreatif menjadi titik harapan masa depan UMKM
Indonesia. Dalam waktu dekat industri kreatif akan menjadi sektor terpenting di
UMKM dan Indonesia memiliki talenta yang cukup untuk bersaing di pasar

global. Disinyalir, UMKM dua belas tahun ke depan bisa bertumbuh minimal
15% dengan alami. Kadin (Kamar Dagang Indonesia), pemerintah dan pemangku
kepentingan yang lain mestinya bisa bersinergi untuk pemberdayaan UMKM.
Pada saat krisis ekonomi sekarang, sangatlah penting untuk mengembangkan
usaha kecil mikro dan menengah, sehingga lapangan pekerjaan dapat dibuka.
Pada

saat

krisis

ekonomi

sekarang,

sangatlah

penting

untuk

mengembangkan usaha kecil mikro dan menengah, sehingga lapangan pekerjaan


dapat dibuka. Banyak diantara kita adalah mental employee (pegawai) dan
kebanyakan kita tidak tahu pentingnya jiwa wirausaha, padahal jelas sekali
dengan usaha kecil yang kita bangun akan meningkatkan kegiatan ekonomi. Kita
sangat mengharapkan pemerintahan yang baru nanti, siapapun presiden yang
terpilih, pemerintah harus mendorong setiap lapisan masyarakat untuk
mempunyai jiwa entrepreneur (jiwa wira usaha) dan memulai berbisnis. Sangatlah
kita harapkan UMKM untuk lebih mendapatkan prioritas insentif, seperti
kemudahan dan jika perlu bebas biaya untuk perizinan, ada pemotongan pajak,
dan sebagainya. Sebagian besar dari sektor utama dan sendi perekonomian seperti
sektor konstruksi, jasa pelayanan umum, jasa pelayanan perawatan kesehatan dan
teknis seperti reparasi, renovasi, dan lain-lain didominasi oleh usaha kecil. Jadi
jelas betapa pentingnya pengembangan usaha kecil. Jangan pernah dianggap
remeh dan diabaikan lagi, untuk itu semua orang yang akan memulai usaha kecil
harus dipermudah dan proses perijinannya dibuat sederhana. Masyarakat bisa
memulai usaha kecil dengan menemukan sebuah bisnis online, didalam bisnis
secara online ini mereka juga bisa memasarkan produk dan jasa secara global dan
tentu saja biaya pemasaran jadi jauh lebih murah, yang diperlukan hanya
pelatihan, termasuk market riset di dalamnya, pemilihan produk, pembelian
domain dan penyewaan hosting provider.
Dengan menggenjot perkembangan industri kreatif di Tanah Air, banyak
manfaat yang bisa diraih. Pertama, bisnis UKM makin berkembang sebagian
besar UKM bergerak di industri kreatif. Beberapa masalah UKM di Indonesia,
seperti pemasaran, promosi, manajerial, informasi, SDM, teknologi, desain,

jejaring (networking), dan pembiayaan diharapkan bisa segera teratasi. Alhasil,


harapan IKM menjadi penggerak utama perekonomian nasional dengan kontribusi
54% kepada PDB dan pertumbuhan rata-rata 12,2% per tahun pada 2025 bisa
diwujudkan. Kedua, mengurangi tingkat kemiskinan. Menurut BPS, orang miskin
pada 2007 telah mencapai 16,5% (sekitar 37,1 juta jiwa), naik dibanding tahun
2005 yang 15,9%. Ketiga, mengurangi tingkat pengangguran. Pada 2005, tingkat
pengangguran resmi tercatat pada titik tertinggi, yakni 10,3%. Sementara itu
angka pengangguran terbuka pada Agustus 2007 mencapai 10,01 juta orang.
Tingkat pengangguran pedesaan sedikit lebih tinggi daripada di perkotaan. Mulai
tahun 2000 seterusnya, ada kecenderungan meningkatnya pengangguran di
kalangan perempuan dan orang muda.
Dengan ini, kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) dan penyediaan lapangan kerja terus meningkat. Oleh
karena itu, pemerintah akan fokus mendorong perkembangan industri kreatif di
dalam negeri. Buktinya, tahun 2009 Departemen Perdagangan menganggarkan
dana sekitar Rp 50 miliar Rp 60 miliar untuk pengembangan industri kreatif
dengan berbagai kegiatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada
2002-2006 kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB rata-rata mencapai 6,28
persen dengan nilai Rp 104,6 triliun dan menyerap tenaga kerja 5,4 juta orang.
Dengan keanekaragaman budaya Indonesia maka sektor ekonomi kreatif
berpeluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ini telah
dibuktikan dalam cetak biru industri kreatif 2009-2025, pemerintah telah
menargetkan kontribusi terhadap PDB naik menjadi 9-11 persen. Pada 2015,
pemerintah menargetkan jumlah pelaku usaha yang bergerak di sektor industri
kreatif menjadi sekitar 6,8 juta perusahaan atau bisa dikatakan naik tiga kali lipat
dari posisi 2006.
Adapun langkah-langkah untuk mempermudah UKM dalam mendapatkan
akses

permodalan

saat

ini,

seperti

yang

terjadi

di

koperasi

sedang

mengembangkan lembaga keuangan mikro berjumlah 2.500 yang tersebar di


2.500 kecamatan. Selain itu Kementerian Koperasi dan UKM aktif dalam

melakukan kegiatan promosi UKM. Didukung pula dengan kebijakan Bank


Indonesia untuk memberikan kemudahan bagi UKM untuk memperoleh kredit
dari perbankan nasional sebesar Rp 10 miliar hingga Rp 20 miliar, seperti yang
dilaksanakan oleh pelaksana utama pemberi kredit antara lain Bank Mandiri, Bank
Negara Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia.
Kini pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana dari APBN sebesar
Rp1,45 triliun untuk memberdayakan UMKM dan koperasi, termasuk
memberikan jaminan. Kredit dengan pola penjaminan adalah jalan yang efektif
untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran, dan tentunya juga jalan yang
baik

untuk

meningkatkan

taraf

kehidupan

rakyat.

Sebaiknya

program

pemberdayaan koperasi dan UMKM dalam Rencana Pembangunan Jangka


Menengah (RPJM) 2004-2009 segera diarahkan pada lima program pokok, yaitu
program penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM, program
pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM, program pengembangan
kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM, program pemberdayaan usaha
skala mikro, dan program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.
Mengingat sulitnya mengejar pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini
karena disebabkan oleh banyaknya undang-undang dan pengaturan yang
menghambat untuk penyerapan anggaran dalam waktu cepat. Di sini peran
industri sangat penting, kegagalan di berbagai sektor finansial menjadikan industri
kreatif menemukan momentum terbaiknya. Apalagi industri kreatif telah lama
berdiri di Indonesia. Sumber daya manusia Indonesia sangat berpotensi
mengembangkan sektor industri kreatif. Ada tiga ciri utama industri kreatif, yaitu
memiliki basis pengetahuan yang kuat (knowledge), menguasai jaringan
(network), dan memiliki akses pada teknologi informasi. Ada 14 subsektor
industri kreatif yang saat ini telah berkembang pesat. Ekonomi kreatif global
diperkirakan tumbuh 5% per tahun, akan berkembang dari US$ 2,2 triliun pada
Januari 2000 menjadi US$ 6,1 triliun tahun 2020. Di Indonesia, pasar indutri
kreatif masih terbuka lebar, jumlah ini melebihi sumbangan sektor listrik, gas dan
air bersih.

Berbasis perempuan yang mendominasi penduduk Indonesia, ini

merupakan satu potensi dan aset dalam pembangunan dalam mengembangkan


usaha mikro, kecil dan menengah yang 60 persen dikelola oleh kaum perempuan.
Ini setidaknya memberikan angin segar bagi pemerintah yang selama ini
mengalami kesulitan dalam ketenagakerjaan, karena dengan menerapkan industri
kreatif potensi yang dimiliki masyarakat mendapat wadah untuk berkreasi.
UMKM (Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah) telah sukses dalam
mengembangkan industri kreatif, terbukti di saat krisis, sektor inilah yang masih
tetap menyedot kredit, sehingga perbankan pun tetap mampu menjalankan fungsi
intermediasinya. Disinyalir, UMKM dua belas tahun ke depan bisa bertumbuh
minimal 15% dengan alami. Kadin (Kamar Dagang Indonesia), pemerintah dan
pemangku kepentingan yang lain mestinya bisa bersinergi untuk pemberdayaan
UMKM. Malah manfaat UMKM ini adalah mampu menyelesaikan berbagai
permasalahan seperti

pemasaran, promosi, manajerial, informasi, SDM,

teknologi, desain, jejaring (networking), dan pembiayaan, mengurangi tingkat


kemiskinan serta mengurangi tingkat pengangguran. Kontribusi sektor ekonomi
kreatif terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan penyediaan lapangan
kerja terus meningkat. Tersedianya fasilitas permodalan dengan alokasi dana dari
APBN mempermudah pemberdayaan UMKM tersebut. Industri Kreatif Indonesia
akan berkembang pesat apabila ada hubungan yang sinergis antara pemerintah
dengan masyarakat. Terwadahnya potensi dari masyarakat itu akan berbanding
lurus dengan pertumbuhan ekonomi negara Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Sulit, Kejar Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Harian Umum Bali Post. Jumat Wage, 5 Juni
2009
Kegagalan Usaha Kecil Karena Pemasaran Lemah, Harian Umum Bali Post. Senin
Umanis, 22 Juni 2009
Tantangan Industri Kreatif Bisa Jadi Peluang Masa Depan, (online) (www
.kapanlagi.com, diakses 29 Juni 2009
Menyiasati Penurunan Siklus Bisnis - Peluang Industri Kreatif, (online)
(www.google.com, diakses 29 Juni 2009)
Dunia Pendidikan Perlu Dukung Industri Kreatif, (online) (www.kompas.com, diakses 2
Juli 2009)
Tumbuhnya Ekonomi Kreatif, (online) (www.kompas.com, diakses 2 Juli 2009)
Kemenkop - Depdag Kerjasama Dorong Industri Kreatif, (online) (www.indonesia.go.id,
diakses 2 Juli 2009)

Tahun Indonesia Kreatif 2009, Terbuka Lebar Peluang Bisnis Industri Kreatif,
(online) (www.dexton.adexindo.com, diakses 2 Juli 2009)
Industri Kreatif Menjadi Harapan, (online) (www.google.com, diakses 2 juli 2009)
Pembajakan Hambat Industri Kreatif Indonesia, (online) (www.tribunjabar.co.id,
diakses 2 juli 2009)
Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah, (online)
(www.balinainternetmarketing.com, diakses 5 Juli 2009)
5 RPP Usaha Kecil Menengah Terbit Juli, (online) (www.indonesia.go.id, diakses
5 Juli 2009)

Você também pode gostar