Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
( Free Market )
sistem
ekonomi
ini
kegiatan-kegiatan
dalam
perekonomian
sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar yang invisible hand. Interaksi diantara
penjual dan pembeli di pasar (pasar barang dan produksi) akan menentukan corak
produksi nasional yang akan diwujudkan dan caranya produksi nasional tersebut
akan dihasilkan.
Dengan kata lain sistem yang dianut pasar bebas ialah pasar yang dimana
tidak (diperlukan) adanya campur tangan pemerintah. Sehingga demand dan
supply barang-barang produksi di atur (dikendalikan) seluruhnya oleh sistem
mekasnisme pasar. Dimana disana sangat memungkinkan terjadinya berbagai
macam sistem pasar baik monopoli, oligopoli, pasar persaingan sempurna,
monopolistik dan lain-lain.
III. CiriCiri Pasar Bebas
Ciri-ciri pasar bebas sebagai berikut
1. Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal
2. Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya
3. Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba
4. Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (Swasta)
5. Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar
6. Persaingan dilakukan secara bebas
7. Peranan modal sangat vital
ekonomi.
Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi
Munculnya persaingan untuk maju
Barang yang dihasilkan bermutu tinggi.
Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas
motif mencari laba
Berbagai jenis pasar, baik bahan makanan, pertanian, pertambangan dan lainlain. Berusaha melakukan penyelarasan terhadap setiap perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam pasar. Karena semuanya dalam satu sistem sehingga semua
kemingkinan bisa terjadi. (baik perubahan pasar, harga, dll).
Pertumbuhan ekonomi yang teguh akan dapat diwujudkan.
Sistem ekonomi pasar bebas mempunyai cirri-ciri khas ang akan mendorong
kepada pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Kebebasan individu dalam
menjalankan kegiatan ekonomi yangmereka sukai menggalakkan mereka untuk
bekera lebih efisien dan lebih giat.
Kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi
Kebebasan yang luas juga wujud dalam menentukan kegiatan yang akann
dilakukan oleh sesorang, sehingga khalayak ramai yang akan menentukan jenisjenis barang yang perlu diwujudkan (baik di produksi maupun dikonsumsi).
VI. Keburukan Dalam Pasar Bebas
Keburukan/Kelemahan dari sistem ekonomi antara lain:
1.
2.
3.
4.
Barang Merit adalah barang yang sangat penting artinya bagi kemakmuran
masyarakat. Contoh: Pendidikan.
7. Distribusi pendapatan yang tidak seimbang
VII. Campur Tangan Pemerintah Dalam Pasar Bebas
Dari kekurangan/kelemahan mekanisme pasar disimpulkan bahwa campur
tangan pemerintah sangan penting, yaitu:
tiga bentuk:
1. Membuat dan melaksanakan peraturan undang-undang.
pertama, peraturan dan undang-undang dalam menciptakan suasana ekonomi dan
sosial yang akan memberikan galakan kearah terciptanya sisem mekanisme pasar
yang lancar.
kedua, peraturan dan undang-undang dapat digunakan untuk memastikan agar
persaingan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dilakukan sebebas
mungkin dan kekuasaan monopoli sedapat mungkin dilenyapkan.
2. Secara
langsung
melakukan
beberapa
kegiatan
ekonomi
(membuat
ARTIKEL PENDUKUNG
ACFTA, RI-China Bikin Tujuh Kesepakatan
China setuju membuka akses pasar produk pertanian, bank dan siap
mengucurkan pinjaman.
JCM ke-10 hari ini dilaksanakan dalam suasana persahabatan dan kerjasama
sehingga menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah
pihak. Beberapa hasil kesepakatan tersebut antara lain:
Pertama, pihak China sepakat untuk memfasilitasi akses pasar bagi beberapa
buah-buahan tropis (pisang, nenas, rambutan) dan sarang burung walet Indonesia
untuk dapat memasuki pasar China.
Kedua, kedua pihak sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja Resolusi
Perdagangan (Working Group on Trade Resolution/WGTR), yang bertujuan untuk
memfasilitasi perdagangan yang lancar di antara kedua negara; juga memfasilitasi
pembukaan Cabang Bank Mandiri di RRT demi memperkuat hubungan transaksi
langsung perbankan.
Ketiga, atas permintaan Indonesia, dalam JCM ini delegasi RRT menyetujui
pembukaan cabang Bank Mandiri di RRT , sehingga akan memperkuat hubungan
langsung transaksi perbankan kedua negara.
Keempat, kerjasama antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan
China Exim Bank dimana kedua pihak menandatangani perjanjian pinjaman
sebesar US$ 100 juta dari CEB kepada LPEI. LPEI juga saat ini dalam tahap
finalisasi MoU dan Industrial & Commercial Bank of China (ICBC) untuk
penyediaan kredit sebanyak US$ 250 juta kepada LPEI. Pinjaman tersebut akan
digunakan oleh LPEI sebagai fasilitas kredit untuk mendukung perusahaanperusahaan di kedua negara terkait dengan proyek-proyek perdagangan dan
investasi dalam berbagai sektor-sektor prioritas yang disetujui oleh kedua belah
pihak termasuk perdagangan dan investasi barang modal, proyek-proyek sektor
infrastruktur, energi dan konstruksi;
Kelima, kedua pihak setuju untuk memaksimalkan penggunaan Pinjaman Kredit
Ekspor Preferensial (Preferential Export Buyers Credit) sebesar US$ 1,8 miliar
dan Pinjaman Konsesi Pemerintah (Government Concessional Loan) sebesar 1,8
SEJAK 1 Januari 2010, perjanjian perdagangan bebas antara China dan enam
negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan
Brunei Darussalam) yang lebih dikenal dengan ASEAN China Free Trade
Agreement (ACFTA) telah dimulai.
Perjanjian yang menyepakati adanya ASEANChina Free Trade Area (ACFTA)
sebenarnya sudah direncanakan sejak 2002 dan ditandatangani pada 4 November
2004 di Phnom Penh, Kamboja. Konsekuensi dari adanya perjanjian tersebut
adalah pembukaan pasar dalam negeri secara luas untuk dapat dimasuki barangbarang industri dari negara yang ikut dalam perjanjian tersebut. Tidak dapat
dimungkiri posisi China yang sangat berpengaruh pada tataran perekonomian
internasional membuat setiap negara ingin melaksanakan kerja sama dan berguru
kepada mereka seperti ungkapan belajarlah hingga ke negeri China.
Pertumbuhan ekonomi dan perdagangan China yang sangat pesat saat ini
merupakan langkah nyata keberhasilan Pemerintah China dalam membangun
perekonomian dan perdagangan internasionalnya. Perekonomian China yang
berorientasi pada ekspor menjadi tantangan bagi negaranegara di dunia,
khususnya negara berbasis industri. Namun, sudah seharusnya Indonesia tidak
hanya belajar dari keberhasilan China dalam membangun perekonomiannya,
tetapi juga harus belajar dari pengalaman bangsa lain tentang China, khususnya
dalam hubungan dagang internasional dan mentalitas atau kebijakan dalam negeri
yang mereka laksanakan.
Pro dan kontra keikutsertaan Indonesia dalam perjanjian tersebut sangat jelas
terasa. Pihak yang pro menyatakan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam ACFTA
tidak berarti ancaman serbuan produkproduk China ke Indonesia, tetapi
merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke China dan
negara-negara ASEAN serta peluang tumbuhnya investor dari negara-negara
tersebut yang akan menanamkan modalnya di Indonesia guna membuka lapangan
usaha baru untuk menyerap tenaga kerja di Indonesia. Di samping itu, dengan
adanya ACFTA, konsumen di Indonesia juga akan diuntungkan dengan adanya
barang-barang yang lebih murah yang akan masuk ke Indonesia sehingga daya
beli masyarakat akan naik.
Pandangan akan keuntungan yang didapatkan Indonesia dengan keikutsertaannya
dalam ACFTA ini berbeda dengan pihak yang menentangnya. Ada kekhawatiran
akan dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya perjanjian tersebut bagi
kelangsungan hidup industri lokal, khususnya industri mikro, kecil, dan menengah
yang saat ini masih berjalan terseok-seok. Mereka menganggap bahwa saat ini
kebijakan-kebijakan pemerintah belum dapat menaikkan daya saing industri
mikro, kecil, dan menengah di tengah kancah industri internasional, apalagi
dengan adanya kebijakan baru dengan dibukanya pasar bebas tersebut sehingga
ditakutkan industri mikro, kecil, dan menengah akan semakin terpuruk dan mati
secara mengenaskan.
The show must go on, inilah istilah yang tepat yang harus diterima masyarakat
Indonesia dengan telah diberlakukannya kesepakatan ACFTA tersebut.
Pelaksanaan ACFTA seharusnya tidak menjadi momok bagi masyarakat
Indonesia. Memang tidak dapat disangkal bahwa di satu sisi kesepakatan tersebut
akan banyak menguntungkan bagi para konsumen. Sementara di sisi lain juga
dapat mengancam kelangsungan hidup produsen lokal. Akan tetapi dengan telah
ditandatanganinya kesepakatan ini sejak lama, masyarakat Indonesia haruslah
yakin bahwa pemerintah sudah memikirkan hal tersebut matang-matang.
Masyarakat juga harus yakin bahwa pemerintah telah mempersiapkan segala
sesuatunya baik sarana-prasarana serta kebijakan tambahan yang benar-benar
prorakyat maupun langkah-langkah dalam menangani konsekuensi negatif yang
ditimbulkannya. Dengan demikian keikutsertaan Indonesia dalam ACFTA dapat
benar-benar membawa manfaat dan kemaslahatan bagi masyarakat, bangsa, dan
negara. Jika hal tersebut dilihat dari sudut pandang dalam sistem ekonomi Islam
yang saat ini masih terus berkembang, kewajiban negara dalam hal ini pemerintah
telah diatur, salah satunya untuk memastikan tersedianya bahan baku, energi,
modal, dan pembinaan terhadap pelaku ekonomi rakyatnya.
Selain itu, negara juga berkewajiban mengatur ekspor dan impor barang sehingga
benar-benar dapat mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat. Pembatasan
ekspor bahan mentah dan peningkatan ekspor barang-barang hasil pengolahan
yang lebih memiliki nilai tambah selama telah memenuhi kebutuhan dalam negeri
adalah juga merupakan tugas dari pemerintah, demikian halnya dengan
pembatasan impor barang-barang yang dapat mengancam industri dalam negeri.
Oleh karena itu, pemerintah harus lebih tegas dalam menerapkan semua kebijakan
yang ada dengan memastikan bahwa barang-barang yang masuk ke Indonesia
adalah merupakan barang-barang yang legal.
Kesemuanya harus sesuai dengan standar yang ada di Indonesia dan memiliki
kepastian akan kehalalannya. Semua itu harus dilakukan pemerintah karena
negara adalah pelindung bagi rakyatnya. Di sisi lain, para pejabat dan masyarakat
harus lebih meningkatkan sikap nasionalismenya dengan lebih mencintai produkproduk dalam negeri karena hal inilah yang akan menjadi tumpuan bagi tetap
eksisnya keberadaan produk-produk lokal.
Para pengusaha juga harus lebih meningkatkan daya saing dengan lebih
meningkatkan mutu produk dengan selalu berinovasi guna memperoleh pasar
lebih besar yang terbuka di negara-negara ACFTA serta meningkatkan ketahanan
mental spiritualnya karena hal tersebut merupakan kunci sukses bagi para
pengusaha. Demikian juga dengan para politikus, guna menghadapi ACFTA ini
janganlah saling menghujat, tetapi bantulah dengan aksi nyata baik kritik yang
bersifat membangun maupun bersifat solusi bagi semua pihak.
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2010/02/23/279/306269/acfta-berkahatau-bencana-bagi-indonesia ACFTA: Berkah atau Bencana bagi Indonesia?
DAFTAR PUSTAKA