Você está na página 1de 16

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PROGRAM DESA MANDIRI ENERGI (Studi


Pada DME Berbasis Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro di Kabupaten Lombok
Barat Propinsi Nusa Tenggara Barat)

diajukan oleh:
Ibnu Syahrudin
08/286022/PEK/13546

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2010

PERMASALAHAN
Belum diketahuinya tingkat
partisipasi masyarakat dalam
program pengembangan Desa
Mandiri Energi (DME), karena
program ini relatif baru, baik dalam
hal perencanaan, pelaksanaan,
maupun operasionalisasi dan
pemeliharaannya, serta faktor-faktor
penting yang mempengaruhinya.

TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengukur tingkat partisipasi
masyarakat dalam program
pengembangan DME, khususnya
yang berbasis PLTMH di Kabupaten
Lombok Barat.
2. Untuk menganalisis faktor-faktor
yang penting dalam mempengaruhi
partisipasi masyarakat pada program
pengembangan DME tersebut.

LANDASAN TEORI

Paul (1987:2) mendefinisikan partisipasi masyarakat sebagai suatu


proses aktif dari kelompok penerima manfaat dalam mempengaruhi arah
dan pelaksanaan proyek pembangunan dengan maksud untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka, baik dalam hal pendapatan,
pertumbuhan pribadi, kepercayaan diri atau nilai-nilai lain yang mereka
junjung tinggi.
Partisipasi warga menurut Arnstein (1969:216) merupakan istilah untuk
kategori kekuasaan warga. Hal ini merupakan redistribusi kekuasaan
yang memungkinkan warga negara tidak dikecualikan dalam prosesproses ekonomi dan politik di masa depan.
Tingkat partisipasi menurut Wattam (1998:3) merupakan sebuah alat
ukur untuk menilai seberapa besar peran dan wewenang yang ada pada
sisi masyarakat. Semakin besar peran dan wewenang yang ada pada
masyarakat maka semakin tinggi tingkat partisipasinya, dan sebaliknya
semakin kecil peran dan wewenang yang ada pada masyarakat maka
semakin rendah tingkat partisipasinya.
Desa Mandiri Energi (DME) adalah desa yang masyarakatnya memiliki
kemampuan memenuhi lebih dari 60 persen kebutuhan energinya (listrik
dan bahan bakar) dari sumber energi terbarukan yang dihasilkan melalui
pendayagunaan potensi sumber daya setempat (Ditjen Listrik dan
Pemanfaatan Energi, 2008:1)

ALAT ANALISIS
1. Pengukuran tingkat partisipasi masyarakat
Sumber datanya kuesioner dengan skala Likert
Tingkat Partisipasi = Jumlah total skor jawaban responden x 100%
Jumlah skor tertinggi

Jumlah skor tertinggi adalah jumlah responden


dikalikan jumlah pertanyaan dalam kuesioner dan
dikalikan skor tertinggi, yaitu 5.
Tahap selanjutnya adalah penentuan interval dari 8
anak tangga partisipasi masyarakat dari Arnstein
(1969).
Interval = Skor tertinggi skor terendah
Jumlah tangga

Skor tertinggi adalah bobot tertinggi tingkat partisipasi


Skor terendah adalah bobot terendah tingkat
partisipasi

Tingkat Partisipasi Berdasarkan Tipologi Ladder of Citizen Participation Arnstein

Tangga
1
2
3
4
5
6
7
8

Nilai partisipasi
0

12,5
12,6

25,1

37,6

50,1

25,0
37,5
50,0
62,5

Tingkat partisipasi
Manipulasi
Terapi
Informasi
Konsultasi
Penentraman
Kemitraan
Kuasa yang didelegasi
Kendali warga

62,6

Uji validitas
75,0

Corrected75,1
Item-Total
Correlation > r tabel
87,5
Uji reabilitas
87,6

100,0
Cronbachs Alpha > 0,60

2. Untuk menganalisis faktor-faktor


penting yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat dalam program
pengembangan DME berbasis PLTMH
digunakan metode Analityc Hierarchy
Process (AHP). AHP merupakan salah
satu alat atau model pengambilan
keputusan dengan input utama adalah
persepsi manusia.

Adapun prinsip dasar metode AHP adalah sebagai berikut (Saaty,


1993).
Decomposition, proses penguraian permasalahan faktor dan
variabel sehingga diperoleh suatu hierarki.
Comparative Judgement, proses penilaian kepentingan relatif
terhadap elemen-elemen yang terdapat dalam suatu tingkatan
sehubungan dengan tingkatan di atasnya yang disajikan dalam
bentuk matriks pairwaise comparison.
Synthesis of Priority, setelah diperoleh skala perbandingan
berpasangan, maka akan dicari suatu eigen vektor yang
menunjukkan sintesis local priority pada suatu hierarki.
Logical Consistency, AHP mentoleransi tingkat konsistensi sebesar
kurang dari 10 persen, apabila lebih dari 10 persen maka
responden dianggap tidak konsisten dalam menjawab pertanyaan
maka diperbolehkan melakukan perbaikan atas penilaian yang
diberikan.

HASIL PENELITIAN
Hasil uji validitas dan Reabilitas
Item-Total Statistics

nilai r-tabel 0,279 A1


A2
A3
A4
A5
A6
A7
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
C9

Scale Mean if
Item Deleted
88.3600
88.4600
89.2400
89.4000
88.9600
88.9400
89.0400
88.4800
88.6000
88.8800
89.4800
88.9600
88.8800
89.2200
88.4800
88.5400
88.8200
89.2600
88.8200
88.7200
88.9600
88.5000
88.8000

Scale
Variance if
Item Deleted
57.827
56.580
55.778
56.408
59.509
55.568
54.651
58.989
53.388
53.047
55.928
60.488
61.822
58.624
63.520
55.886
54.191
58.972
61.742
59.634
58.651
58.663
61.102

Corrected
Item-Total
Correlation
.636
.615
.725
.712
.370
.662
.721
.411
.748
.723
.689
.276
.076
.517
-.103
.580
.661
.423
.169
.414
.474
.533
.122

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.888
.888
.885
.886
.894
.886
.884
.893
.883
.884
.886
.896
.901
.891
.903
.889
.886
.893
.897
.893
.892
.891
.901

Item-Total Statistics

A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
B1
B2
B3
B4
B7
C2
C3
C4
C6
C7
C8

Scale Mean if
Item Deleted
67.8000
67.9000
68.6800
68.8400
68.4000
68.3800
68.4800
67.9200
68.0400
68.3200
68.9200
68.6600
67.9800
68.2600
68.7000
68.1600
68.4000
67.9400

Scale
Variance if
Item Deleted
53.837
52.337
51.936
52.219
55.837
51.873
50.867
55.585
49.631
48.834
52.320
55.249
52.796
49.870
54.622
56.382
54.571
55.404

Corrected
Item-Total
Correlation
.687
.689
.758
.788
.368
.676
.747
.380
.773
.789
.693
.480
.534
.735
.508
.353
.528
.478

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.920
.919
.917
.917
.926
.919
.917
.926
.916
.916
.919
.924
.923
.918
.923
.926
.923
.924

Reliability Statistics
Output 1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.895

N of Items
23

Output 2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.925

N of Items
18

Rekapitulasi Frekwensi Jawaban Responden Setelah Uji Validitas dan Reabilitas

No

Frekuensi Jawaban Berdasarkan Skor

Item Pertanyaan
5

Jumlah Skor
1

Bobot
Skor Tertinggi

Tahap Perencanaan
1

A1

27

23

A2

26

20

A3

31

15

A4

27

21

A5

38

A6

10

29

10

A7

29

11

JUMLAH A

78

197

67

SKOR A

390

788

201

16

1395

1750

79,71

992

1250

79,36

Tahap Pelaksanaan
8

B1

23

25

B2

25

16

10

B3

16

22

11

B4

22

24

12

B7

32

17

JUMLAH B

66

117

60

SKOR B

330

468

180

14

Tahap Operasionalisasi dan Pemeliharaan


13

C2

25

19

14

C3

18

19

12

15

C4

34

14

16

C6

11

37

17

C7

35

18

C8

20

30

JUMLAH C

80

174

42

SKOR C

400

696

126

1230

1500

82,00

1120

1952

507

38

3617

4500

80,38

SKOR KESELURUHAN

Hasil Analityc Hierarchy Process (AHP)


No

Simbol

Keterangan

Bobot (%)

KP

Komitmen dan Dukungan Pemerintah

19,04

MP

Manfaat Program

18,14

Peraturan

17,94

Kepemimpinan

15,14

IK

Informasi dan Komunikasi

15,04

PD

Pendamping atau Peran Fasilitator

11,07

SI

Status Individu

3,63

KESIMPULAN
tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan Desa Mandiri
Energi berbasis PLTMH di Desa Sedau Kecamatan Narmada
Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat, baik
dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
operasionalisasi dan pemeliharaan telah mencapai tingkat
delegated power atau telah mencapai tingkat partisipasi
sesungguhnya, dimana masyarakat telah mendapatkan
sebagian kewenangan pemerintah dalam melaksanakan
kegiatan tersebut;
faktor-faktor yang penting dalam mempengaruhi tingkat
partisipasi masyarakat dalam kegiatan Desa Mandiri Energi
berbasis PLTMH di Desa Sedau Kecamatan Narmada Kabupaten
Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat berturut-turut
antara lain adalah komitmen dan dukungan pemerintah (19,04
persen), manfaat program (18,14 persen), peraturan (17,94
persen), kepemimpinan (15,14 persen), informasi dan
komunikasi (15,04 persen). Terakhir pendamping atau peran
fasilitator (11,07 persen) dan status individu (3,63 persen).

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan aktif masyarakat atau kelompok penerima manfaat untuk
ikut serta dalam menentukan arah kegiatan pembangunan, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun
memelihara hasil pembangunan. Dalam hal ini adalah kegiatan pembangunan Desa Mandiri Energi.
Desa Mandiri Energi (DME) merupakan desa yang masyarakatnya memiliki kemampuan memenuhi lebih dari
60 persen kebutuhan energi (listrik dan bahan bakar) dari sumber energi terbarukan yang dihasilkan melalui
pendayagunaan potensi sumber daya setempat.
DME berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) merupakan DME yang energinya bersumber
dari pembangkit listrik tenaga air skala kecil, yaitu 1 Megawatt
Tingkat partisipasi masyarakat dalam program DME adalah derajat atau tahapan partisipasi masyarakat
yang didasarkan pada kekuasaan atau peran dan wewenang masyarakat dalam menentukan arah kegiatan
DME, baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, maupun pemeliharaan hasil-hasilnya.
Informasi dan komunikasi, meliputi sosialisasi mengenai tujuan dan manfaat program DME, keluasan akses
informasi mengenai program DME, saluran komunikasi jelas dan tidak berbelit.
Status individu, meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, tingkat pendapatan, status sosial.
Kepemimpinan, meliputi kepemimpinan kepala desa, kepemimpinan tokoh masyarakat.
Peraturan-peraturan, meliputi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis maupun Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga pengelolaan kegiatan DME.
Pendamping atau peran fasilitator, meliputi peran dalam menyampaikan informasi, memberikan motivasi
dan peran dalam meningkatkan kemampuan manajemen organisasi masyarakat.
Komitmen pemerintah, meliputi: realisasi aspirasi warga, kesesuaian permasalahan yang dihadapi dengan
hasil keputusan yang telah dibuat, pelibatan masyarakat dalam identifikasi kebutuhan, serta perencanaan,
pelaksanaan dan pengelolaan program, menyerahkan kewenangan pengelolaan keuangan dan administrasi.,
mengadakan pelatihan.

Pada tangga ketujuh ini kondisi partisipasi masyarakat telah


berada pada posisi delegated power (pendelegasian
kewenangan), dimana masyarakat telah mendapatkan
sebagian kewenangan pemerintah dalam merencanakan
kegiatan DME. Pada tahap ini menurut Arnstein partisipasi
masyarakat disebut sebagai degrees of citizen power atau
genuine participation (partisipasi sesungguhnya). Pada
tingkat ini peran serta masyarakat telah dirumuskan sebagai
mengambil bagian dalam menentukan hal-hal yang
menyangkut atau mempengaruhi hidup dan penghidupan
masyarakat itu sendiri. Pada tingkatan ini menurut Wattam
(1998:3) biasa terjadi pada proyek-proyek berskala kecil yang
secara langsung akan mempengaruhi kehidupan masyarakat
lokal. Pada tingkatan ini pemerintah memulai untuk
memberikan kesempatan pada warga untuk turut serta.
Dimulai dengan berbagi tanggungjawab dalam hal
pembiayaan, lalu masyarakat diberi keleluasaan dalam
memberikan masukan atau memilih opsi terhadap prasarana
yang akan dibangun.

Você também pode gostar