Você está na página 1de 161

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN GURU


IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
TAHUN 2014
SD KELAS IV

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
2014

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Diterbitkan oleh:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2014
Copyright 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

SAMBUTANMENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 akan
diterapkan di semua sekolah pada tahun 2014. Kurikulum 2013 merupakan
pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan
tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir,
penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan
proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin
kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan
masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan.
Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal
pada bidang pendidikan pendidikan. Oleh karena itu, implementasi Kurikulum
2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan
masyarakat Indonesia masa depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip
utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua,
standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti
yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi
terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima,
semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan
kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat
asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam
mempersiapkan Kurikulum 2013, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.

Menteri
Pendidikan
Kebudayaan

Muhammad Nuh

dan

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya
MateriPelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Materi pelatihanini merupakan
bahan ajar wajib dalam rangka pelatihan calon Narasumber Nasional, instruktur
Nasional, dan Guru Sasaran untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014
melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap
melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan
bertahap menyeluruh untuk Kelas I, II, IV dan V, Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Kelas VII, VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X, XI Sekolah Menengah Atas/Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran
2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I
sampai dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga
kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan.
Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan
dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah
menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala
sekolah, dan pengawas. Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak
menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada
pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan
tinggi, konsultan, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang terlibat di dalam
penyusunan modul-modul tersebut di atas.
Jakarta, Maret 2014
Kepala Badan PSDMPK-PMP

Syawal Gultom
NIP 196202031987031002

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

DAFTAR ISI
SAMBUTAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Materi Pelatihan 1 : Konsep Kurikulum 2013
1. Rasional Pengembangan dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013
1
1. SKL, KI, KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013
2
1. Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu, Pendekatan Saintifik,
3 Model-model Pembelajaran, dan Penilaian Autentik pada
Kurikulum 2013
A Pembelajaran Tematik Terpadu
.
B Pendekatan Saintifik
.
C Model-model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem
.
Based Learning, Discovery Learning)
D Penilaian Autentik
.
Materi Pelatihan 2 : Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa
2. Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa
1
A Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa dan Buku Guru
.
B Struktur dan Hubungan Fungsional Buku Siswa dan Buku Guru
.
C Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa
.
D Proses Analisis Buku Guru dan Buku Siswa
.
Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian
3. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model Pembelajaran
1 dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
3. Perancangan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik
2 Terpadu
3. Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran
3
Materi Pelatihan 4 : Praktik Pembelajaran Terbimbing
4. Analisis Video Pembelajaran
1
4. Penyusunan RPP
2
4. Peer Teaching
3

ii
iii
iv
2
11
15
15
18
22
34

41
42
44
46
48

63
75
93

108
112
130

MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
1.1
RASIONAL PENGEMBANGAN DAN
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM
1.2
SKL, KI, KD,DAN STRATEGI
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
1.3
KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK
TERPADU, PENDEKATAN SAINTIFIK,
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, DAN
PENILAIAN AUTENTIK PADA KURIKULUM
2013

HO-1.1

1.1 RASIONAL PENGEMBANGAN DAN ELEMEN


PERUBAHAN
KURIKULUM 2013
A. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut.
Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia
berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga
negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP
2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan
yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar
Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian,
dan Standar Kompetensi Lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk
usia produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki
kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar
biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan
keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan
dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan,
persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta
berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi
informasi.
b. Kompetensi masa depan antara lain
kemampuan berkomunikasi,
kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara
yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan
toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk
bekerja.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek
kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi,
Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning.
e. Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, dan kecurangan dalam ujian.
8

3. Penyempurnaan Pola Pikir


Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat
terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses
pembelajaran sebagai berikut ini.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari

berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.


satu arah menuju interaktif.
isolasi menuju lingkungan jejaring.
pasif menuju aktif-menyelidiki.
maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
alat tunggal menuju alat multimedia.
hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
usaha sadar tunggal menuju jamak.
satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
pemikiran faktual menuju kritis.

p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.


4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar Kompetensi
Lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan
kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya
yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi
disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan
mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugastugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan
memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru.
5. Pendalaman dan Perluasan Materi
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan
untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil bahwa lebih dari 95% peserta didik
Indonesia di SD kelas IVhanya mampu mencapai level menengah, sementara
lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat
kategori, yaitu:
- low mengukur kemampuan sampai level knowing
- intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
- high mengukur kemampuan sampai level reasoning
- advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete
information.
Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan
mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum
dengan cara meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi
peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam
perbandingan internasional.
9

C. Karakteristik Kurikulum 2013


Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang berikut ini.
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD)
mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki
seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu
untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah
pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti
menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI)
atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK).
Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas
tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk
mata pelajaran dan kelas tersebut.

D.Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan
pembelajaran ekstrakurikuler.
1. Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a. Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang
berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan
di kelas, sekolah, dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS,
SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang dikembangkan guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang
memuaskan (excepted).
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten
kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat
mastery dan diajarkan secara langsung (direct teaching), keterampilan
kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang
dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching),
sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui
proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching).
10

e. Pembelajaran
kompetensi
untuk
konten
yang
bersifat
developmentaldilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan
dengan pertemuan lainnyadan saling memperkuat antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan
belajar yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses
pembelajaran tidak langsung bukan kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran
tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak),
menanya (lisan, tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan
keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasi-kan (lisan, tulis,
gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain).
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik
menguasai kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan kelemahan yang ditemukan
berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta didik.
Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok atau kelas
sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i.

Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat


formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk
memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.

2. Pembelajaran ekstrakurikuler.
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas
yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal
secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib
dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler wajib.Kegiatan
ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur
pendukung kegiatan intrakurikuler.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena
mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk
mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk
satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai
dengan kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar
Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses
pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model
kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan
psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar
dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai
dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
11

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta


didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif
dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10.Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11.Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki
pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk
mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok
peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses
memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau
sekelompok peserta didik.
F. Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata
pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum
adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem
belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum
yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing
30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap
minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35 menit. Struktur Kurikulum SD/MI adalah
sebagai berikut.

MATA PELAJARAN

Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
.
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
.
3 Bahasa Indonesia
.
4 Matematika
.
5 Ilmu Pengetahuan Alam
.
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
.

12

ALOKASI WAKTU
BELAJAR
PER MINGGU
I
II III I V V
V
I
4

1
0
6

Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya
.
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
. Kesehatan
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu

30

3
2

3
4

3
6

3
6

3
6

Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.
Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna
dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku
untuk kelas I, II, dan III, sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar
IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema
yang ada untuk kelas IV, V dan VI.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses
pembelajaran yang berorientasi peserta didik aktif. Proses pembelajaran peserta
didik aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran
penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
G.Elemen-elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian.
1. Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi
holistik, didukung oleh semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal
maupun horizontal.
2. Perubahan Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran dikembangkan
berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan,
kemudian mengakomodasi konten lokal, nasional, dan internasional antara
lain TIMMS, PISA, PIRLS.
3. Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a)
berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap
(Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom &
Anderson):
mengetahui,
memahami,
menerapkan,
menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik,
karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu;untuk
SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik dan
Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning.
4. Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup penilaian berbasis tes
dan nontes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan
authentic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang
pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan.
Selanjutnya dalam Kurikulum 2013 terdapat elemen utama perbaikan kurikulum
2013 seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.
13

Gambar 1: Elemen Utama Perbaikan Kurikulum 2013


Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap,
keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2: Elemen Perubahan


Berdasarkan gambar 2 di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK
dalam kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft
skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (isi) adalah
kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (isi) kompetensi
yang dikembangkan di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelajaran
dengan pendekatan saintifik, di SMP tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan
mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional.
Adanya keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut dapat terlihat pada
gambar di bawah ini.
14

Gambar 3: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan


untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik
Kurikulum 2013 adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan
pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills peserta didik dari
mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano
(1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak
atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak,
kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada
anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills
pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan
ranah skills dan attitude.

Gambar 4: Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013


Berdasarkan gambar 4, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam
proses pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP,
SMA, dan PT memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl,
keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan
revisi oleh Anderson.

15

Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat


diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan
keterampilan kreatif. Terdapat beberapa perkembangan pemahaman tentang
kreativitas. Pemahaman lama terhadap istilah kreatif hanya berlaku untuk dunia
seni, kini berkembang untuk bidang yang lain termasuk pendidikan. Menurut
Dyers, 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan,
1/3 sisanya berasal dari genetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kreativitas
terbentuk bukan hanya karena bakat namun dapat dipelajari.
Terdapat beberapa hukum dalam kreativitas, yakni (1) kreativitas itu menular
(Einstein Law), (2) kretivitas itu benda gas (Nathan Law), (3) kreativitas hanya
dibatasi oleh ambisi dan imajinasi, (4) berlaku hukum universal pengetahuan
(Wiener). Pada kreativitas juga tidak berlaku hukum kekekalan massa, tidak
berlaku hukum kekekalan energi, tidak berlaku hukum beda potensial. Hukum
tersebut menjelaskan bahwa kreativitas merupakan sesuatu aktivitas yang bisa
dipelajari bersama. Kegiatan yang dilakukan secara kolaboratif akan menularkan
kreativitas dalam kelompoknya. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga perlu
menyediakan ruang pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya seluas
mungkin karena kreativitas memiliki hukum layaknya gas yang menempati
ruangnya. Untuk itu aktivitas pembelajaran hendaknya dirancang agar peserta
didik bisa bebas mengeksplorasi ide-ide dan kemampuannya dalam mengerjakan
tugas. Tampunglah semua ide-ide tersebut, kemudian diskusikan bersama untuk
menetapkan ide mana yang bisa diwujudkan. Dengan demikian peserta didik
akan terbiasa untuk menggali potensi dan kreativitasnya dalam proses belajar.

Gambar 5: Ruang Lingkup Keterpaduan dan Prosesnya


Berdasarkan gambar 5 menjelaskan ruang lingkup keterpaduan dan prosesnya
yang mencakup: a) keterpaduan dalam mapel (integrasi vertikal) bersifat
intradisipliner, b) keterpaduan antarmapel (integrasi horizontal) yang bersifat
multidisipliner dan interdisipliner, dan c) keterpaduan luar mapel (transdisipliner)
yang bersifat berbasis konteks melalui observasi.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian.
Penguatan pada proses pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a)
16

menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba,


menalar, dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik
siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran
untuk semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan
diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa
sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis,
dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya
mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b)
menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan
sekedar hafalan), c) mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa,
dan d) menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan
RPP, b) pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan
d) budaya mutu sekolah.
a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran, mengalir secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan
aktivitas belajar, sumber dan media, output/produk siswa, dan penilaian.
b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian,
dan indeks kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
c. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi,
pelaksanaan, eksekusi rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan
pasca supervisi.
d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir
sekolah, ketaatan terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan
dan penghargaan).

17

HO-1.2

1.2 SKL, KI, KD DAN STRATEGI IMPLEMENTASI


KURIKULUM 2013
A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
1. Cakupan Kompetensi Lulusan
Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa
yang hendak dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik
sebagai jaminan yang akan mereka capai setelah menyelesaikan pendidikannya
pada satuan pendidikan tertentu.Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada
kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan membawa
implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu peserta
didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya.Cakupan kompetensi
lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1: Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai
DOMAIN

Elemen

KETERAMPILAN

SMP

SMA-SMK

Proses

Menerima + Menjalankan + Menghargai +


Menghayati + Mengamalkan

Individu

beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung


jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika,
percaya diri, motivasi internal

Sosial

toleransi, gotong royong, kerjasama, dan


musyawarah

Alam

pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan


cinta perdamaian

Proses

Mengetahui + Memahami + Menerapkan +


Menganalisis + Mengevaluasi

Objek

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya

Subyek

manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia

Proses

Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah +


Menyaji + Menalar + Mencipta

Abstrak

membaca, menulis, menghitung,


menggambar,mengarang

Konkret

menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,


membuat, mencipta

SIKAP

PENGETAHUAN

SD

18

Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat


dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2:
Kompetensi Lulusan Secara Holistik
DOMAIN

SD

SMP

SMA-SMK

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati


+ Mengamalkan
SIKAP

pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri,


dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta
dunia dan peradabannya
Mengetahui + Memahami + Menerapkan +
Menganalisis + Mengevaluasi

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,


seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah +
Menyaji + Menalar + Mencipta
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret

Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan


sebagai berikut:
a. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
b. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
c. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengamati;
menanya;
mencoba
dan
mengolah;
menalar;
mencipta;
menyajikandan mengkomunikasikan
Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan
gradasi setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai
berikut:
a.
perkembangan psikologis anak,
b.
lingkup dan kedalaman materi,
c.
kesinambungan, dan
d.
fungsi satuan pendidikan.

19

2. Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan


Kompetensi lulusan satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap, pengetahuan,
danketerampilan, sebagai berikut:
Tabel 3: Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/PAKET A
DIMENSI
KOMPETENSI LULUSAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
SIKAP
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah, sekolah,
dan tempat bermain.
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
PENGETAHUAN
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
KETERAMPILAN
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan
yang ditugaskan kepadanya.
B. KOMPETENSI INTI
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini.
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Kelas IV adalah sebagai berikut.
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual denagn cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
C. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar
dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti
sebagai berikut:
20

1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka


menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3;
4. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Penjabaran lengkap mengenai kompetensi dasar per jenjang kelas dan per mata
pelajaran dapat dilihat dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
D. STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
1

Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan


Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan atas prinsip berikut ini.
a. Sekolah adalah satu kesatuan lembaga pendidikan dan kurikulum adalah
kurikulum satuan pendidikan, bukan daftar mata pelajaran.
b. Guru di satu satuan pendidikan adalah satu satuan pendidik (community
of educators), mengembangkan kurikulum secara bersama-sama.
c. Pengembangan kurikulum di jenjang satuan pendidikan langsung dipimpin
kepala sekolah.
d. Pelaksanaan implementasi kurikulum di satuan pendidikan dievaluasi oleh
kepala sekolah.

Manajemen Implementasi
a. Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan
pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
b. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala
sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
c. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
kurikulum secara nasional.
d. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
e. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan
bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan
kurikulum di kabupaten/kota terkait.

Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide
(deliberation process), pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan
selama masa implementasi kurikulum. Evaluasi dalam deliberation process
menghasilkan penyempurnaan dalam Kompetensi Inti yang dijadikan
organising element dalam mengikat Kompetensi dasar mata pelajaran.
Pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum dilaksanakan sebagai berikut.
a.
Sampai tahun pelajaran 2015-2016: untuk memperbaiki
berbagai kesulitan pelaksanaan kurikulum.
b.
Sampai tahun pelajaran 2016 secara menyeluruh untuk
menentukan
efektivitas,
kelayakan,
kekuatan,
dan
kelemahan
implementasi kurikulum.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum (implementasi kurikulum)
diselenggarakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan
21

kurikulum dan membantu kepala sekolah dan guru menyelesaikan masalah


tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan pendidikan dan dilaksanakan
pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara rutin.

22

HO: 1.3

1.2 PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU, PENDEKATAN


SAINTIFIK,
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN
AUTENTIK
A. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
Pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction (ITI)
dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1970-an.Belakangan PTP diyakini
sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif (highly effective
teachingmodel) karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu
dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di
lingkungan sekolah.PTP pada awalnya dikembangkan untuk anak-anak berbakat
dan bertalenta (gifted and talented), anak-anak yang cerdas, program perluasan
belajar, dan peserta didik yang belajar cepat. PTP ini pun sudah terbukti secara
empirik berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori
peserta didik (enhance learning and increase long-term memory capabilities of
learners) untuk waktu yang panjang.
Premis utama PTP adalah bahwa peserta didik memerlukan peluang-peluang
tambahan
(additional
opportunities)
untuk
menggunakan
talentanya,
menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi
dan mensintesis.Pada sisi lain, PTP relevan untuk mengakomodasi perbedaanperbedaan kualitatif lingkungan belajar.PTP diharapkan mampu menginspirasi
peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
PTP memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model
pembelajaran lain. PTP sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir
dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses
inovatif bagi pengembangnan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Implemementasi PTP menuntut kemampuan guru dalam mentransformasikan
materi pembelajaran di kelas. Karena itu, guru harus memahami materi apa
yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di
kelas. Oleh karena PTP ini bersifat ramah otak, guru harus mampu
mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang mungkin relevan dan dapat
dioptimasi ketika berinteraksi dengan peserta didik selama proses pembelajaran.
Ada sepuluh elemen yang terkait dengan hal ini dan perlu ditingkatkan oleh
guru.
1.
Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif.
2.
Memberkaya sensori pengalaman di bidang sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
3.
Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.
4.
Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.
5.
Bergerak memacu pembelajaran (Movement to Enhance Learning).
6.
Membuka pilihan-pilihan.
7.
Optimasi waktu secara tepat.
8.
Kolaborasi.
23

9.
10.

Umpan balik segera.


Ketuntasan atau aplikasi.

1. Fungsi dan Tujuan


Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi
peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang
tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena
materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan
bermakna bagi peserta didik.
Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:
a.
mudah memusatkan perhatian pada satu
tema atau topik tertentu;
b.
mempelajari
pengetahuan
dan
mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran dalam tema
yang sama;
c.
memiliki
pemahaman
terhadap
materi
pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
d.
mengembangkan
kompetensi
berbahasa
lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi peserta didik;
e.
lebih bergairah belajar karena mereka dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis
sekaligus mempelajari pelajaran yang lain;
f.
lebih merasakan manfaat dan makna belajar
karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas;
g.
guru dapat menghemat waktu, karena mata
pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan
diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan;
dan
h.
budi pekerti dan moral peserta didik dapat
ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti
sesuai dengan situasi dan kondisi.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu
a. Berpusat pada anak.
b. Memberikan pengalaman langsung pada anak.
c. Pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu
pemahaman dalam kegiatan).
d. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses
pembelajaran (saling terkait antarmuatanpelajaran yang satu dengan
lainnya).
e. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatanpelajaran).
f.

Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat


kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya).

dan

3. Kekuatan Tema dalam Proses Pembelajaran


Anak pada usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret, mulai
menunjukkan perilaku yang mulai memandang dunia secara objektif,
bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan
memandang unsur-unsur secara serentak, mulai berpikir secara operasional,
mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan bendabenda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan,
24

prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat. Oleh


karena itu, pembelajaran yang tepat adalah dengan mengaitkan konsep
materi pelajaran dalam satu kesatuan yang berpusat pada tema adalah yang
paling sesuai.
Kegiatan pembelajaran akan bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang
nyaman dan memberikan rasa aman, bersifat individual dan kontekstual,
anak mengalami langsung yang dipelajarinya, hal ini akan diperoleh melalui
pembelajaran tematik. Pembelajaran yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran dapat
memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik.
4. Peran Tema dalam Proses Pembelajaran
Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan
memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus. Adapun muatan pelajaran
yang dipadukan adalah muatan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia,
IPS,IPA,Matematika, Seni Budaya danPrakarya,serta Pendidikan Jasmani, Olah
Raga dan Kesehatan.Dalam Kurikulum 2013, tema sudah disiapkan oleh
pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan
pembelajaran.
Di dalam Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
disebutkan bahwa untuk peserta didik kelas 1 sampai dengan kelas 6
penyajian pembelajarannya menggunakan pendekatan tematik terpadu.
Penyajian pembelajaran untuk kelas 4 memiliki alokasi waktu kumulatif 36 JP
per minggu. Namun demikianpenjadwalan tidak terbagi secara kaku
melainkan diatur secara luwes.
5. Tahapan Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu melalui beberapa tahapan yaitu pertama guru
harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai muatan pelajaran
untuk satu tahun.Kedua guru melakukan analisis Standar Kompetensi
Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan membuat indikator dengan
tetap memperhatikan muatan materi dari Standar Isi.Ketiga membuat
hubungan pemetaan antara kompetensi dasar dan indikator dengan tema.
Keempat membuat jaringan KD, indikator. Kelima menyusun silabus tematik
dan keenammembuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu
dengan menerapkan pendekatan saintifik.
Untuk lebih jelasnya akan dibahas di bawah ini.
a. Memilih/Menetapkan Tema
Dibawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik
Sekolah Dasar kelas I dan IV serta kelas II dan V pada Kurikulum 2013.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tabel 1. Tema-Tema di Sekolah Dasar


KELAS I
KELAS
Diriku
1.
Kegemaranku
Kebersamaan
Kegiatanku
2.
Keluargaku
Berhemat Energi
Pengalamanku
3.
Lingkungan
Makhluk Hidup
Bersih dan Sehat
4.
Benda, Binatan
Pekerjaan.
dan Tanaman di Sekitar
5.
25

IV
Indahnya
Selalu
Peduli
Berbagai
Menghargai

8.

Peristiwa alam

Jasa Pahlawan
6.

Indahnya
Negeriku

7.
8.

Cita-citaku
Daerah
Tempat Tinggalku

9.

Makanan

Sehat dan Bergizi


KELAS V
1.
Benda-benda di Lingkungan S
2.
Peristiwa dalam Kehidupan
Hidup Rukun
3.
Kerukunan dalam bermasyarakat
Bermain di Lingkunganku
4.
Sehat itu Penting
Tugasku Sehari-hari5.
Bangga sebagai Bangsa Indones
Aku dan Sekolahku 6.
Organ Tubuh Manusia dan He
Hidup Bersih dan Sehat
7.
Sejarah Peradaban Indonesia
Air, Bumi, dan Matahari
8.
Ekosistem
Merawat Hewan dan9.Tumbuhan
Akrab dengan Lingkungan
Keselamatan di Rumah dan Perjalanan

KELAS II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

b. Melakukan Analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar dan Membuat Indikator


Analisis Kurikulum (SKL, KI dan KD serta membuat indikator) dilakukan
dengan cara membaca semua Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi
Inti, sertaKompetensi Dasar dari semua muatan pelajaran. Setelah memiliki
sejumlah tema untuk satu tahun, barulah dapat dilanjutkan dengan
menganalisis Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti serta
Kompetensi Dasar (SKL, KI dan KD) yang ada dari berbagai muatan
pelajaran (Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKn, Matematika, SBdP, dan
Penjasorkes.Masing-masing Kompetensi Dasar setiap muatan pelajaran
dibuatkan indikatornya dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator.

c. Membuat Hubungan Pemetaan antara Kompetensi Dasar dan Indikator


dengan Tema
Kompetensi Dasar dari semua muatan pelajaran telah disediakan dalam
Kurikulum 2013. Demikian juga sejumlah tema untuk proses pembelajaran
selama satu tahun untuk Kelas 1 sampai dengan Kelas 6 telah disediakan.
Namun demikian guru masih perlu membuat indikator dan melakukan
pemetaan Kompetensi Dasar dan indikator tersebut berdasarkantema yang
tersedia. Hasil pemetaan dimasukkan ke dalam format pemetaan agar
lebih mudahproses penyajian pembelajaran. Indikator mana saja yang
dapat disajikan secara terpadu diberikan tanda cek ().
d. Membuat Jaringan Kompetensi Dasar
Kegiatan berikutnya adalah membuat Jaringan KD dan indikator dengan
cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam format Jaringan KD
danindikator.
e. Menyusun Silabus Tematik Terpadu
Setelah dibuat Jaringan KD dan Indikator, langkah selanjutnya adalah
menyusun silabus tematik untuk lebih memudahkan guru melihat seluruh
desain pembelajaran untuk setiap tema sampai tuntas tersajikan di dalam
proses pembelajaran. Silabus tematik memberikan gambaran secara
26

menyeluruh tema yang telah dipilih akan disajikan berapa minggu dan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam penyajian tema tersebut.
Silabus tematik terpadu memuat komponen sebagaimana panduan dari
Standar Proses yang meliputi 1) Kompetensi Dasar mana saja yang sudah
terpilih (dari Jaringan KD), 2) Indikator (dibuat oleh guru, juga diturunkan
dari Jaringan) 3) Kegiatan Pembelajaran yang memuat perencanaan
penyajian untuk berapa minggu tema tersebut akan dibelajarkan, 4)
Penilaian proses dan hasil belajar (diwajibkan memuat penilaian dari aspek
sikap, keterampilan dan pegetahuan) selama
proses pembelajaran
berlangsung 5) Alokasi waktu ditulis secara utuh kumulatif satu minggu
berapa jam pertemuan (misalnya 36 JP x 35 menit) x 4 minggu; 6) Sumber
dan Media.
f.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu


Langkah terakhir dari sebuah perencanaan adalah dengan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu. Dalam RPP Tematik
Terpadu ini diharapkan dapat tergambar proses penyajian secara utuh
dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam
tema. Di dalam RPP Tematik Terpadu ini peserta didik diajak belajar
memahami konsep kehidupan secara utuh. Penulisan identitas tidak
mengemukakan mata pelajaran, melainkan langsung ditulis tema apa yang
akan dibelajarkan. (Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada submateri
pelatihan 4.2 Penyusunan RPP)

B. PENDEKATAN SAINTIFIK
1. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan
penalaran deduktif (deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan
yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi
spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.Sejatinya,
penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang
lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah
merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau
gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur
dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Metode ilmiah pada umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
ekperimen, mengolah
informasi
atau
data,
menganalisis,
kemudian
memformulasi, dan menguji hipotesis.
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
27

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran


pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a.
b.
c.
d.

IV,

proses

mengamati;
menanya;
mengumpulkan informasi/eksperimen;
mengasosiasikan/mengolah informasi; dan

e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan
belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan
Maknanya
Langkah
Pembelajaran
Mengamati
Menanya

Kegiatan Belajar
Membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat)
Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik)

Mengumpulkan
informasi/
eksperimen

- melakukan eksperimen
- membaca sumber lain selain buku
teks
- mengamati objek/ kejadian/
- aktivitas
- wawancara dengan narasumber

Mengasosiasika
n/
mengolah
informasi

- mengolah informasi yang sudah


dikumpulkan baik terbatas dari
hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau
pun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan
informasi.
- Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan
28

Kompetensi yang
Dikembangkan
Melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari
informasi
Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan
merumuskan
pertanyaan untuk
membentuk pikiran
kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang
hayat
Mengembangkan sikap
teliti, jujur,sopan,
menghargai pendapat
orang lain, kemampuan
berkomunikasi,
menerapkan
kemampuan
mengumpulkan
informasi melalui
berbagai cara yang
dipelajari,
mengembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang
hayat.
Mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras,
kemampuan
menerapkan prosedur
dan kemampuan
berpikir induktif serta
deduktif dalam
menyimpulkan .

Langkah
Pembelajaran

Mengkomunikasi
kan

Kegiatan Belajar
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya

29

Kompetensi yang
Dikembangkan

Mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir
sistematis,
mengungkapkan
pendapat dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.

LK- 1.3
LK KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
Langkah Kegiatan

1. Amatilah video pembelajaran yang ditayangkan fasilitator.


2. Tuliskanlah aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran tersebut.
3. Identifikasilah pendekatan saintifik yang tampak pada aktivitas
pembelajaran dan tuliskan di kolom kegiatan.
Tema

Subtema
Pembelajaran ke-

:
:

Tahapan Pembelajaran
Mengamati

Kegiatan

Menanya

Mengumpulkan
informasi/eksperimen

Mengasosiasikan/mengol
ah informasi
Mengkomunikasikan

30

C. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1.

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based


Learning)

a. Konsep/Definisi
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan model belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara
nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan
insvestigasi dan memahaminya.
Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik
dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam
sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan
usaha peserta didik.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang
berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyekmemberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyekmemiliki karakteristik berikut ini.
1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta
didik;
3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan;
4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan;
5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan;
7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyeksebaiknya sebagai fasilitator,
pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal
sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis
Proyek antara lain berikut ini.
1) Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus
disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
31

2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena


menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
3) Banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru
memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit,
terutama bagi guru yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik
bertambah.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses
pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak
monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti:
traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian
tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle
(presentasi). Atau buatlah suasana belajar bebas dan menyenangkan.
b. Fakta Empirik Keberhasilan
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyekdapat
dijelaskan sebagai berikut.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu
untuk dihargai.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
4) Meningkatkan kolaborasi.
5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
6) Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
10)
Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3) Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana guru
memegang peran utama di kelas.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang
pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam
32

menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan


proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat
di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga
tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa
nyaman dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan
keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian,
Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan
keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih
sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara
dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.
Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika
anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka
sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian
memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya.
c. Langkah-langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran
dijelaskan dengan diagram sebagai berikut.
1
PENENTUAN
PERTANYAAN
MENDASAR

6
EVALUASI
PENGALAMAN

2
MENYUSUN
PERECANAAN
PROYEK

5
MENGUJI HASIL

Berbasis

Proyek

dapat

3
MENYUSUN
JADWAL

4
MONITORING

Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek


Penjelasan
berikut.

Langkah-langkah

Pembelajaran

Berbasis

Proyek

sebagai

1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)


Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan
yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata
dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha
agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa
memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
33

pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek


yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek.
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1)
membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline
penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan
cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka
membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students
and the Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan
kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik.
Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang
dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
d. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian pembelajaran dengan modelPembelajaran Berbasis Proyek harus
diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.
Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian
yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Penilaian Proyek
a) Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
34

suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,


pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu:
(1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
(2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
(3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
b) Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau
tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data,
analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan
penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek
ataupun skala penilaian.
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan
sampai dengan akhir proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau
tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga
menggunakan rating scale dan checklist.
2) Penilaian Produk
a) Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan
kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan
peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barangbarang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu
diadakan penilaian yaitu:
(1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk.
(2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan
peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik.
(3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
b) Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
35

(1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,


biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
(2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap
proses pengembangan.

2.

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based


Learning)

a. Konsep/Definisi
1) Pembelajaran
berbasis
masalah
merupakan
sebuah
pendekatan
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang
peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world).
2) Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian
rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan
masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan
peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran.
Berikut ini lima
masalah (PBL).
1) Permasalahan
2) Permasalahan
3) Permasalahan
4) Permasalahan
5) Permasalahan

strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis


sebagai
sebagai
sebagai
sebagai
sebagai

kajian.
penjajakan pemahaman.
contoh.
bagian yang tak terpisahkan dari proses.
stimulus aktivitas autentik.

Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah
dapat digambarkan berikut ini.

o
o
o
o
o
o

Masalah
Peserta Didik sebagai
sebagai Awal
Guru sebagai Pelatih
Problem Solver
Tantangan dan
Motivasi
Asking about thinking
o Peserta yang aktif.
o Menarik untuk
(bertanya tentang
o Terlibat langsung
dipecahkan.
pemikiran).
dalam pembelajaran. o Menyediakan
Memonitorpembelajaran o Membangunpembelaj
kebutuhan
.
yang ada
aran.
Probbing ( menantang
hubungannya
dengan
peserta didik untuk
pelajaran yang
berpikir ).
dipelajari.
Menjagaagar peserta
didik terlibat.
Mengaturdinamika
kelompok.
Menjaga
berlangsungnya proses.

36

Pendekatan PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut ini.


1) Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional karena memerlukan
suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.
2) Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta
didik ke diri dan kelompoknya.
3) Realisme: kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa
dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas otentik
dan menghasilkan sikap profesional.
4) Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan
keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan sehingga
dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
5) Umpan Balik: diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah
pembelajaran berdasarkan pengalaman.
6) Keterampilan Umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada keterampilan
pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada
keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok,
dan self-management.
7) Driving Questions:PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang
memicu peserta didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan
konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
8) Constructive Investigations:sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan
dengan pengetahuan para peserta didik.
9) Autonomy:proyek menjadikan aktivitas peserta didik sangat penting.
b. Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil
Pembelajaran
1) Melalui PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan
yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.
2) Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan.
3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
c. Tahap-tahap Model PBL
Tabel 1: Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE
PERILAKU GURU
Fase 1
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi siswa kepada
menjelaskan logistik yg dibutuhkan.
masalah.
Memotivasi siswa untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang
dipilih.
Fase 2
Membantu siswa mendefinisikan
Mengorganisasikan siswa.
danmengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
Fase 3
Mendorong siswa untuk
Membimbing penyelidikan
mengumpulkan informasi yang sesuai,
37

FASE-FASE
individu dan kelompok.
Fase 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya.
Fase 5
Menganalisa dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.

PERILAKU GURU
melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, model dan berbagi
tugas dengan teman.
Mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari /meminta
kelompok presentasi hasil kerja.

Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah


Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitasaktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat
penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan
oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses
pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu
sebagai berikut.
1)

Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar


informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalahmasalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
2)
Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban
mutlak benar, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai
banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.
3)
Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan
dan mencari informasi.
4)

Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk


menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.

Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar


Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran
PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah
sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu,
guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompokkelompok siswa dimana masing-masing kelompok akan memilih dan
memecahkan masalah yang berbeda.
Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan
memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu
melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen,
berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data
dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru
harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami
dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik
mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka
sendiri.
38

Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan


Mempamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan
pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video
tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model
(perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program
komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat
dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan
hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik
jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan
lainnya yang dapat menjadi penilai atau memberikan umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi
proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang
mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi
pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.
d. Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment.
Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang
sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat
kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian
tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara
evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
1) Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada
tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh peserta didik itu sendiri dalam
belajar.
2) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan
penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah
dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.
1) Penilaian kinerja peserta didik.
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau
mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti
menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan
jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu
gambar.
2) Penilaian portofolio peserta didik.
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik
dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar,
pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang
terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.
3) Penilaian potensi belajar
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu
mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau
teman-temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas
39

pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan


dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.
4) Penilaian usaha kelompok
Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif
dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi
merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik
dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model
pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan
oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil
pekerjaan secara bersama-sama.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik
tersebut, penilaian ini antara lain: 1) assesmen kerja, 2) assesmen autentik dan
3) portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana
peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta
didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat
mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam
kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan
konteks atau lingkungannya maka di samping pengembangan kurikulum juga
perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang
memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka
berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana
belajar (learning how to learn).
Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan
mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran
tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan
peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan
secara pribadi pengetahuan bermakna.
Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal: 1) bagaimana peserta didik dan
evaluator menilai produk (hasil akhir) proses; 2) bagaimana mereka menerapkan
tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah; 3) bagaimana peserta didik akan
menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan masalah atau sebagai
bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian
atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya
secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian
formal lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah
oleh peserta didik maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi
(bekerja bersama pihak lain).
3.

Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery


Learning)

a. Definisi/Konsep
Model Discovery Learningadalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang
terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa:
Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the
student is not presented with subject matter in the final form, but rather is
required to organize it him self (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Ide
dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus
berperan aktif dalam belajar di kelas.
40

Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan,


melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan
(Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and
principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry). Tidak
ada perbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada Discovery Learning
lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya
tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery
masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa
oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga
siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk
mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa,
dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang
proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap
eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu
lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan
baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah
diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar
dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.
Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada
manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan siswa
dalam berpikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap
yang ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan
symbolic. Tahap enaktive, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam
upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami dunia
sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan,
sentuhan, pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang memahami
objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.
Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk
perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic,
seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang
sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam
memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika,
matematika, dan sebagainya.
Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak simbol. Semakin matang
seseorang dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Secara
sederhana teori perkembangan dalam fase enactive, iconic dan symbolic adalah
anak menjelaskan sesuatu melalui perbuatan (ia bergeser ke depan atau
kebelakang di papan mainan untuk menyesuaikan beratnya dengan berat
temannya bermain) ini fase enactive. Kemudian pada fase iconic ia menjelaskan
keseimbangan pada gambar atau bagan dan akhirnya ia menggunakan bahasa
untuk menjelaskan prinsip keseimbangan ini fase symbolic (Syaodih, 85:2001).

41

Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai


pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sardiman,
2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang
teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir,
siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan,
mengkategorikan,
menganalisis,
mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
b. Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil
Pembelajaran
Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan, penerapan pendekatan Discovery
Learning dalam pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan dan kelemahankelemahan.
1) Kelebihan Penerapan Discovery Learning
(a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilanketerampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan
kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
(b) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
(c) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki
dan berhasil.
(d) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan kecepatannyasendiri.
(e) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
(f) Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
(g) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan
sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
(h) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
(i) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
(j) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi
proses belajar yang baru.
(k) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
(l) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
(m)
Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
(n) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
(o) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya.
(p) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
(q) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar.
(r) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
2) KelemahanPenerapanDiscovery Learning
42

(a) Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa
yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan,
sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
(b) Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan
teori atau pemecahan masalah lainnya.
(c) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara
belajar yang lama.
(d) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi
secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
(e) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
(f) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untukberpikir yang akan
ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
c. Langkah-langkah
Pembelajaran

Operasional

Implementasi

dalam

Proses

Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan Discovery Learning di


kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar
mengajar secara umum sebagai berikut.
1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah.
2) Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agendaagenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244). Permasalahan yang dipilih itu
selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis,
yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang
diajukan.
Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis
permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam
membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.
3) Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para
siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada
tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis.

43

Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)


berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk
menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan
masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu (Djamarah, 2002:22). Dataprocessing disebut juga dengan
pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan
generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan
pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu
mendapat pembuktian secara logis.
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,
pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi
(Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsipprinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa
harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya
penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas
yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan
dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
d. Penilaian pada Model Pembelajaran Discovery Learning
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan
dengan menggunakan tes maupun nontes, sedangkan penilaian yang digunakan
dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa.
Jika bentuk penilaiannya berupa penilaian kognitif, maka dapat menggunakan
tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap,
atau penilaian hasil kerja siswa dapat menggunakan nontes.
D. PENILAIAN AUTENTIK
1.

Pengertian Penilaian Autentik


44

Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk


menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa
dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas
dan menyelesaikan masalah. Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan
keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di
dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Dalam hal ini
adalah simulasi yang dapat mengekspresikan prestasi (performance) siswa yang
ditemui di dalam praktik dunia nyata.
Dalam American Library Association, penilaian autentik didefinisikan sebagai
proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap
peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. Dalam Newton
Public School, penilaian autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan
kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik.
Wiggins (1993) mendefinisikan penilaianautentik sebagai upaya pemberian
tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang
ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis,
merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis moral terhadap peristiwa,
berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang
sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat juga
diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada
umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.
Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan
standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benarsalah, menjodohkan, atau
membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan
dalam proses pembelajara, karena memang bisa digunakan dan memperoleh
legitimasi secara akademik.
Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru
bekerja sama dengan peserta didik. Dalam penilaianautentik, seringkali
pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan
aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta
didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri
dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan
pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada
penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi
pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan
siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.
Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan
peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa
kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas
tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan
peserta didik karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk
belajar bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian autentik harus mampu
menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau
belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan
pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan
perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi
45

materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan
remedial harus dilakukan.
2.

Penilaian Autentik dan Belajar Autentik

Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan


masalah yang dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di luar
sekolah atau kehidupan pada umumnya. Penilaian semacam ini cenderung
berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi peserta didik, yang
memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan kompetensi atau
keterampilan yang dimilikinya. Contoh penilaian autentik antara lain
keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkan perolehan
pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran, portofolio, memilih kegiatan
yang strategis, serta memamerkan dan menampilkan sesuatu.
Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran
langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka
panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas
tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks.
Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik
atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
Dengan demikian, penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk
menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir,
meski dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah
memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam
melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi
dengan pendekatan saintifik, memahami aneka fenomena atau gejala dan
hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang
dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Di sini, guru dan peserta didik
memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang
mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan
bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Penilaian autentik pun mendorong
peserta didik mengonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis,
menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
Penilaian autentik memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan
dua hal yang saling berkaitan. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah
dunia nyata. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh
merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Berikut contoh-contoh
tugas autentik: pemecahan masalah matematika, melaksanakan percobaan,
bercerita, menulis laporan, berpidato, membaca puisi, dan membuat peta
perjalanan.
Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaran autentik, guru harus
menjadi guru autentik. Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran,
melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik,
guru harus memenuhi kriteria tertentu seperti disajikan berikut ini.
a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta
desain pembelajaran.
b. Mengetahui
bagaimana
cara
membimbing
peserta
didik
untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan
46

pertanyaan dan menyediakan sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk


melakukan akuisisi pengetahuan.
c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan
mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat
diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.
3.

Jenis-jenis Penilaian Autentik

Dalam rangka melaksanakan penilaianautentik yang baik, guru harus memahami


secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri
sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan
apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan
dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa
yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses.
a. Penilaian Sikap
Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain: ketaatan beribadah,
berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan,
toleransi dalam beribadah. Contoh muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain:
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, bisa ditambahkan
lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal :
kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll. Penilaian apek sikap dilakukan melalui
observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.Penilaian sikap ini
bukan merupakan penilaian yang terpisah dan berdiri sendiri, namun
merupakan penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi dengan penilaian
pengetahuan dan keterampilan, sehingga bersifat otentik (mengacu kepada
pemahaman bahwa pengembangan dan penilaian KI 1 dan KI 2 dititipkan
melalui kegiatan yang didesain untuk mencapai KI 3 dan KI 4).
1) Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati, terkait dengan kegiatan pembelajaran
yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan saat pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas.
2) Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
melakukan refleksi diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3) Penilaian Antar teman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik
selama kegiatan pembelajaran berlangsung (biasanya dilakukan ketika
peserta didik melakukan kegiatan kelompok, dan penilaian dilakukan antar
anggota kelompok). Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarpeserta didik.
4) Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta
didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan
sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
47

b. Penilaian Pengetahuan
Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini.
1) Tes tulis
Meski konsepsi penilaian autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes
tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis
atas hasil pembelajaran tetap bisa dilakukan. Tes tertulis terdiri dari
memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan
mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan
benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban
terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan
uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat
komprehentif,
sehingga
mampu
menggambarkan
ranah
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan
memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya,
namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap
(oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap
juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata,
frase, kalimat maupun paragraf yang diucapkan.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat
berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai
dengan karakteristik tugasnya.
c. Penilaian Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk
melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan.
Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop,
menyanyi, bermain peran, menari.
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsurunsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat
memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam
bentuk laporan naratif maupun laporan kelas.
Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis
kinerja, antara lain sebagai berikut.
- Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau
tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang
harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.
- Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan
cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh
masing-masing peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan
48

tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik


memenuhi standar yang ditetapkan.
Skala
penilaian
(rating
scale).
Biasanya
digunakan
dengan
menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 4 =
baiksekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.
Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan
cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa
membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk
menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara
seperti ini tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan.
Rubrik: alat pengukuran yang mempunyai skala atau point yang tetap dan
jelas untuk setiap criteria penilaian. Sangat disarankan untuk
menggunakan rubrik yang mempunyai 4 poin skala (1-4) sehingga
pemberian skor nilai tengah dapat dihindarkan (misalnya skala 1-3 akan
terjadi sebuah kecenderungan untuk memberikan skor 3 pada sebagian
besar hasil)

Penilaian kinerja
memerlukan
pertimbangan-pertimbangan
khusus.
Pertama, langkahlangkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis
kompetensi tertentu. Kedua, ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja
yang dinilai. Ketiga, kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh
peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Keempat,
fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial
yang akan diamati. Kelima, urutan dari kemampuan atau keerampilan
peserta didik yang akan diamati.
Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.
Untuk menilai keterampilan berbahasa peserta didik, dari aspek
keterampilan berbicara, misalnya, guru dapat mengobservasinya pada
konteks yang, seperti berpidato, berdiskusi, bercerita, dan wawancara.
Dari sini akan diperoleh keutuhan mengenai keterampilan berbicara
dimaksud. Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan
alat atau instrumen, seperti penilaian sikap, observasi perilaku,
pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi.

2) Penilaian Proyek
49

Penilaian proyek (project assesment) merupakan kegiatan penilaian


terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan
demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,
mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Penilaian proyek sangat
dianjurkan karena membantu mengembangkan keterampilan berpikir
tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik
memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Dengan demikian, pada setiap penilaian proyek,
setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.
-

Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan


mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian
atau
relevansi
materi
pembelajaran
dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk
proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh
guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian
proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian,
atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster
atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan
penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan
untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan
analitik. Penilaian
produk
dimaksud
meliputi
penilaian
atas
kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan,
pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain),
barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet, plastik,
dan karya logam. Penilaian secara analitik merujuk pada semua
kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.
Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara
keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
Contoh Penilaian Proyek (Kelas IV, Tema 9 Sub 1 Pembelajaran 3)
Siswa membuat karya seni
yang berupa kalung yang
menggunakan biji-bijian
sebagai salah satu contoh
pengolahan media kreatif

50

3) Penilaian Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui
sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio
digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus
menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik
dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan
gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar
peserta didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran
sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan
peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio.
- masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di
dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau
setiap kompetensi.
- menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
- sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang
berisi komentar, masukan dan tindakan lebih lanjut yang harus
dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan
sikap.
- peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
- catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik
perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar
peserta didik dapat terlihat.
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi
peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat
berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau
muatan pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan
karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode
pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam
menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik,
gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis,
dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat
melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
- Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
- Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat.
51

Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah


bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS PENGGUNAAN
BUKU GURU DAN BUKU SISWA

52

HO-2.1
A.

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BUKU SISWA DAN BUKU


GURU

1. Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa


Buku ini dipergunakan sebagai panduan aktivitas pembelajaran untuk
memudahkan siswa dalam menguasai kompetensi tertentu. Buku ini juga
digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran
(activities based learning) di mana isinya dirancang dan dilengkapi dengan
contoh-contoh lembar kegiatan agar siswa dapat mempelajari sesuatu yang
relevan dengan kehidupan yang dialaminya.
Buku Siswa diarahkan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba,
berdiskusi serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik antarteman
maupun dengan gurunya. Guru dapat mengembangkan atau memperkaya
materi dan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Di bawah ini dijelaskan peran dan fungsi Buku Siswa yang dapat
dirinci sebagai berikut.
a. Panduan bagi
Pembelajaran

Siswa

dalam

Melaksanakan

Kegiatan-Kegiatan

Setiap subtema pada masing-masing buku


memiliki beberapa pembelajaran sesuai dengan
tema.
Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa dibuat ikon-ikon yang melambangkannya,
misalnya
1) kegiatan mengamati sesuatu, di dalam buku
tertulis Ayo Amati artinya guru mengajak
siswa untuk melakukan pengamatan terhadap
sesuatu;
2) kegiatan menceritakan di dalam buku tertulis
Ayo Ceritakan artinya guru mengajak siswa
untuk
menceritakan
sesuatu
mungkin
menceritakan hasil pengamatan terhadap
sesuatu atau menceritakan pengalaman yang
mereka alami;
3) kegiatan melakukan, dalam buku tertulis Ayo
Lakukan artinya guru mengajak siswa untuk
melakukan suatu kegiatan.
b. Penghubung antara Guru, Sekolah, dan Orang Tua
Pada setiap akhir pembelajaran ada bagian yang membutuhkan keterlibatan
orang tua untuk membimbing anak dalam melakukan aktivitas pembelajaran
di rumah. Bagian ini bisa dilihat pada Buku Siswa dengan ikon tulisan
Kerjasama dengan Orang Tua. Diharapkan orang tua berperan aktif
mendukung siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa pada
pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
c. Lembar Kerja Siswa
Buku Siswa dapat berfungsi sebagai lembar kerja siswa, misalnya pada Buku
Siswa terdapat kegiatan menulis, maka siswa dapat mengerjakan langsung
pada Buku Siswa.
53

d. Penilaian dan Portofolio


Di dalam Buku Siswa terdapat halaman-halaman berisi format yang dapat
digunakan sebagai lembar kerja untuk dihimpun sebagai bahan portofolio
yang dapat dijadikan sumber penilaian hasil pembelajaran.
e. Media Komunikasi antara Guru dan Siswa
Melalui proses pembelajaran dengan menggunakan Buku Siswa, guru dapat
mengenal siswa lebih baik melalui pengamatan terhadap hasil kerja siswa
yang telah dirancang sedemikian rupa dalam setiap pembelajaran. Guru
dapat melihat perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa
sesuai dengan kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.
f. Sebagai Kenang-kenangan Rekam Jejak Belajar Siswa
Semua hasil pekerjaan yang dilakukan siswa selama mengikuti proses
pembelajaran akan tertuang dalam Buku Siswa sehingga guru dan orang tua
dapat melihat jejak belajar dan perkembangan kompetensi selama mengikuti
proses pembelajaran pada masing-masing jenjang. Bagi siswa semua rekam
jejak belajar tersebut berguna sebagai kenang-kenangan di kemudian hari.
2. Kedudukan dan Fungsi Buku Guru
Buku Guru adalah panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas. Berikut ini penjelasan tentang fungsi buku guru.
a. Sebagai Petunjuk Penggunaan Buku Siswa
Guru harus mempelajari terlebih dahulu Buku Guru. Guru harus menemukan
informasi sebagai berikut.
1) Urutan acuan materi pelajaran yang dikembangkan dari Standar
Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar dari masingmasing muatan pelajaran, yang kemudian dipadukan dalam satu tema
tertentu.
2) Jaringan tema dari masing-masing tema yang berisi kompetensi dasar
dan indikator dari masing-masing muatan pelajaran yang harus dicapai.
3) Pemilahan pembelajaran yang dikembangkan dari subtema dengan
tujuan agar guru secara bertahap dapat menyelenggarakan proses
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa.
b. Sebagai Acuan Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Buku Guru menyajikan hal-hal sebagai berikut.
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada setiap pilahan
pembelajaran dari masing-masing subtema.
2) Menjelaskan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran agar guru sudah menyiapkan
media-media pembelajaran yang diperlukan.
3) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran agar dapat membantu guru
dalam menyusun rencana pelaksanaaan pembelajaran, dengan
sistematis mengikuti langkah-langkah pembelajaran tersebut.
4) Menjelaskan tentang teknik dan instrumen penilaian yang dapat
digunakan dalam setiap pilihan pembelajaran yang mungkin memiliki
karakteristik tertentu.
5) Menjelaskan jenis lembar kerja yang sesuai dengan pilahan
pembelajaran yang ada dalam Buku Siswa.
c. Penjelasan tentang Metode dan teknik
Digunakan dalam Proses Pembelajaran
54

Pembelajaran

yang

Buku Guru memuat informasi tentang model dan strategipembelajaran


yang digunakan sebagai acuan penyelenggaraan proses pembelajaran.

55

B. STRUKTUR DAN HUBUNGAN FUNGSIONAL


BUKU SISWA DAN BUKU GURU
1. Struktur Buku Guru
Uraian berikut dimaksudkan agar guru dapat mengenal dan memahami struktur
isi Buku Guru dengan baik. Struktur Buku Guru adalah sebagai berikut.
a. Kata Pengantar
Bagian ini perlu dibaca guru agar guru memahami latar belakang
penyusunan buku dan tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan buku
tersebut.
b. Tentang Buku Guru
Memuat informasi cakupan buku guru dan cakupan aktivitas pembelajaran
yang tertuang dalam buku guru.
c. Bagaimana Menggunakan Buku Guru
Halaman ini merupakan bagian penting yang harus dibaca dan dipahami oleh
guru, karena memberikan informasi hal-hal penting yang harus diperhatikan
oleh guru dalam menggunakan Buku Guru sebagai persiapan menggunakan
Buku Siswa.
d. Panduan Penilaian
Halaman ini berisi informasi teknik dan instrumen penilaian, dan contohcontoh rubrik penilaian yang akan digunakan oleh guru dalam melakukan
evaluasi proses pembelajaran. Hal ini penting bagi guru agar mengenal
strategi dan teknik penilaian yang digunakan dalam menerapkan Kurikulum
2013.
e. Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti
Halaman ini mengingatkan kepada guru mengenai standar kompetensi
lulusan baik ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan, serta kompetensi
inti setiap kelas, yang akan di dicapai selama proses pembelajaran.
f. Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2 merupakan Pemetaan Kompetensi
Dasar yang berasal dari KI 1 dan KI 2 yang terdapat dalam setiap subtema.
Artinya, Kompetensi Dasar itulah yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran selama satu minggu.
Pemetaan kompetensi dasar yang berasal dari Kompetensi Inti 1 dan 2
bukan untuk diajarkan secara eksplisit sebagai materi pembelajaran
(pembelajaran tidak langsung) , namun memandu guru untuk melakukan
pembiasaan-pembiasaan kompetensi tersebut selama proses pembelajaran
berlangsung. Harapannya, melalui pengatahuan, keterampilan akan terasah
dan sikap spritual dan sosialnya akan tumbuh pada diri siswa.
g. Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4 merupakan Pemetaan Kompetensi
Dasar yang berasal dari KI 3 dan KI 4. Halaman ini memuat informasi
tentang kompetensi-kompetensi yang berasal dari Pemetaan Kompetensi Inti
3 dan 4 yang harus dicapai dalam satusubtema pembelajaran. Penetapan
kompetensi masih terbuka untuk penggantian atau penambahan sesuai
dengan kegiatan yang dirancang oleh guru. Sekali lagi guru harus
memahami bahwa pembelajaran tematik terpadu itu berbasis aktivitas
sehingga aktivitas yang ditawarkan di dalam buku guru bisa diganti atau
dikembangkan sesuai dengan kreativitas guru.
h. Ruang Lingkup Pembelajaran
Halaman ini memberikan gambaran ringkas tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh guru dan kemampuan yang akan dikembangkan dalam
setiap pembelajaran. Kolom kegiatan pembelajaran menjelaskan kegiatan
56

yang dilakukan pada satu hari pembelajaran. Kolom kemampuan yang


dikembangkan menjelaskan tiga aspek kemampuan yang harus dicapai, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
i. Halaman Pembelajaran
Setiap pembelajaran terdiri atas bagian-bagian yang menuntun guru dalam
proses pembelajaran yang disesuaikan dengan buku siswa. Jika mengacu
pada Struktur Kurikulum 2013 jenjang SD, jumlah jam pelajaran di kelas 4
adalah 36 jam pembelajaran/minggu. Pembagian 36 jam/minggu dalam
pembelajaran disesuaikan dengan kondisi sekolah. Pada buku siswa dan
buku guru, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 6 pembelajaran dalam
seminggu. Artinya, pembagian itu diasumsikan untuk 6 hari sekolah dalam
seminggu. Sekolah yang menerapkan 5 hari sekolah, kompetensi dasar pada
pembelajaran 6 dapat disebar ke 5 pembelajaran yang lain.Uraian
pembelajaran diawali dengan
judul pembelajaran
sesuai
nomor
pembelajaran, misalnya Pembelajaran 1, Pembelajaran 2, Pembelajaran 3,
dan seterusnya.
Berikut ini adalah bagian-bagian dari uraian pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1) Jaringan Pembelajaran
Jaringan pembelajaran memuat kompetensi dasar dan indikator muatan
pelajaran yang dipadukan pada kegiatan pembelajaran. Kompetensi
Dasar yang dimuat adalah Kompetensi Dasar dari KI 3 dan KI 4.
2) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan sesuai dengan indikator muatan
pelajaran yang akan dibahas pada pembelajaran. Guru dapat
menambahkan
tujuan
pembelajaran
atau
mengoreksi
tujuan
pembelajaran bila ada perubahan muatan pelajaran dan indikator pada
jaringan pembelajaran tersebut.
3) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Bagian ini memberikan informasi mengenai media dan alat pembelajaran
yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah kegiatan yang direncanakan. Guru harus memastikan
bahwa media dan alat pembelajaran tersebut tersedia/disiapkan. Guru
diperkenankan untuk memperkaya media, alat, dan sumber
pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
Selain itu, guru dapat memanfaatkan media teknologi informasi (TI)
dalam pembelajaran.
4) Kegiatan Pembelajaran
Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran tematik
di kelas menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dilakukan
melalui proses kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/eksperimen/mencoba,
mengasosiasi/mengolah
informasi/menalar,
dan
menyajikan/mengkomunikasikan.
Pendekatan saintifikdiimplementasikan dalam pembelajaran bertujuan
untuk melatih siswa berpikir tingkat tinggi (high order thinking). Namun
sangat dimungkinkan bagi guru untuk memperkaya langkah-langkah
kegiatan yang sudah ditawarkan di buku guru.
Kegiatan pembelajaran pada buku guru menjelaskan setiap ikon kegiatan
pada buku siswa. Misalnya, ikon pada buku siswa adalah Ayo Menyanyi
dengan percaya diri, maka pada buku guru dijelaskan langkah-langkah
kegiatan yang ditempuh untuk membelajarkan kegiatan tersebut. Pada
buku guru juga terdapat penjelasan materi yang dapat digunakan oleh
guru sebagai tambahan referensi untuk memperkaya materi.
57

5) Pengayaan dan Remedial


Bagian ini menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
memberikan pengayaan bagi siswa yang sudah mencapai kompetensi
dan ingin lebih ditingkatkan kemampuannya. Selain itu, juga menjelaskan
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan remedial bagi
siswa yang belum mencapai kompentesi.
6) Penilaian
Sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, penilaian pada pembelajaran
tematik adalah penilaian autentik. Oleh karena itu, pada buku guru
dicantumkan teknik-teknik penilaian, yang meliputi penilaian nontes dan
tes. Sebagai panduan bagi guru, pada buku guru telah disediakan
instrumen penilaian dan rubrik penilaian sesuai dengan proses
pembelajaran yang dilakukan. Guru dimungkinkan untuk memperbaiki
instrumen penilaian dan menambah instrumen penilaian sesuai dengan
indikator yang ditetapkan.

C. PENGGUNAAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA


Pada uraian ini dijelaskan tentang teknis penggunaan Buku Siswa sesuai dengan
arahan Buku Guru, melalui uraian ini diharapkan guru dapat melakukan proses
pembelajaran dari masing-masing subtema yang ada pada masing-masing buku.
Cara Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa
Buku Guru berhubungan dengan Buku Siswa, karena Buku Guru memandu
pembelajaran yang sesuai dengan Buku Siswa. Penggunaan Buku Guru dan Buku
Siswa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Bukalah Buku Guru tema tertentu.
Cermatilah halaman yang berjudul Tentang Buku Guru dan Bagaimana
Menggunakan Buku Guru. Ikutilah petunjuk yang ada pada halaman tersebut.
2. Rancangan pembelajaran setiap Tema dibagi dalam rancangan subtema
yang tampak pada jaringan subtema atau Pemetaan Kompetensi Dasar
pada Buku Guru. Guru diharap mencermati jaringan subtema yang memuat
Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran yang akan dicapai pada satu minggu,
sesuai dengan judul subtema.
3. Jaringan subtema terdiri atas jaringan subtema untuk KD dari KI I dan II, serta
jaringan subtema untuk KD dari KI 3 dan KI 4.
4. Jaringan subtema KD dari KI 3 dan KI 4 dijabarkan lagi menjadi jaringan
Kompetensi Dasar dan Indikator setiap pembelajaran.
5. Cermatilah jaringan setiap pembelajaran metaan Indikator pada Buku Guru
yang memuat Kompetensi Dasar yang akan dicapai berdasarkan rumusan
indikatornya.
6. Setelah mencermati indikator yang akan dicapai pada setiap pembelajaran,
cermatilah tujuan pembelajaran yang terdapat di Buku Guru.
7. Perhatikan langkah-langkah kegiatan yang terdapat pada Buku Guru.
8. Hubungkanlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada Buku Guru
dengan penjabaran kegiatan pembelajaran yang ada di Buku Siswa.
9. Guru dapat memodifikasi rancangan pembelajaran di Buku Guru untuk
disesuaikan dengan kondisi kelas. Apabila rancangan berubah, maka guru
harus membuat penyesuaian juga dalam pembelajarannya.
58

10.Pada Buku Guru juga terdapat media, alat, dan sumber pembelajaran yang
digunakan sesuai dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Namun,
guru juga dapat mengganti atau menambahkan media, alat, dan sumber
pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas.
11.Cermatilah halaman Remedial dan Pengayaan yang terdapat pada Buku Guru
sebagai panduan ketika guru akan melaksanakan kegiatan tersebut.
12.Di dalam Buku Guru terdapat contoh-contoh teknik penilaian, guru dapat
membuka halaman penilaian sebagai panduan menilai siswa.

59

Contoh Cara Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa:


Kelas
Tema
Subtema

: IV
: II Indahnya Negeriku
: I (Keanekaragaman Hewan dan Tumbuhan)

Urutan
Pembelaj
Langkah
aran
Penggunaan Buku
dalam
Buku
Pembelajar a. Pastikan guru
an 1
membaca tujuan
pembelajaran
yang terdapat di
Buku Guru
halaman 5.
b. Awali
pembelajaran
dengan kegiatan
mengamati hewan
langka dan tidak
langka yang
terdapat pada
Buku
Siswahalaman 3.
c. Selanjutnya
perhatikan
langkah-langkah
pembelajaran
yang terdapat
pada Buku Guru.
d. Akhiri
pembelajaran
dengan meminta
siswa melakukan
perenungan
dengan menjawab
pertanyaan pada
Buku
Siswahalaman 9.
e. Pesankan kepada
siswa agar
mencari informasi
lain di rumah
tentang
keberagaman
budaya Indonesia.
f. Manfaatkan rubrik
penilaian yang
terdapat pada
masing-masing
kegiatan.

Kegiatan
Pengayaan Materi
a. Pada saat kegiatan
awal, guru dapat
menggunakan
kelas sebagai
sumber belajar
tentang hewan
langka dan tidak
langka. Guru
dapat meminta
siswa untuk
menuliskan apa
saja yang mereka
ketahui tentang
hewan langka dan
tidak langka
dalam selembar
kertas.
b. Guru juga dapat
memvariasikan
kegiatan dengan
memberikan
pertanyaan
benar/salah untuk
menggali
pengetahuan
siswa tentang
hewan langka dan
tidak langka dan
materi lain yang
siswa akan pelajari
pada hari itu.
c. Di akhir
pembelajaran,
guru dapat
mendiskusikan
jawaban dari
pertanyaanpertanyaan yang
dilakukan di awal
pembelajaran. Hal
ini bertujuan agar
siswa dapat
merefleksikan dan
60

Penggunaan
Media/Alat/Sumb
er Belajar
Gambar keragaman
hewan langka dan
tidak langka

menganalisis
sendiri tentang
jawaban yang
awalnya mereka
buat dengan
pengetahuan yang
telah mereka
dapatkan setelah
pembelajaran.
d. Guru dapat
mengembangkan
pertanyaan
dengan
memberikan
pertanyaan
mengapa dan
bagaimana agar
siswa dapat
menjelaskan
jawaban lebih
dalam.

D.PROSES ANALISIS BUKU GURU DAN BUKU


SISWA
Buku Guru dan Buku Siswa saling berhubungan sehingga proses analisis dapat
dilakukan secara simultan. Berikut akan dijelaskan mengenai proses analisis
tersebut.
1. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2
Pada
buku
guru,
pemetaan KD dari KI 1
dan 2 disiapkan setiap
subtema. Namun dalam
jaringan KD harian (tiap
PB) KD dari KI 1 dan 2
tidak dimunculkan karena
ketercapaiannya
diperoleh
dari
pembelajaran
tidak
langsung
(indirect
learning).
Harapannya
guru bisa memilih aspek
spiritual (KI 1) maupun
aspek sosial (KI 2) sesuai dengan aktivitas pembelajaran harian yang sedang
dilakukan.

61

2. Pemetaan Kompetensi Dasar dari KI 3 dan 4


Pada buku guru pemetaan KD dari KI 3 dan 4
disediakan tiap subtema (mingguan). Pemetaan ini
masih akan dijabarkan lagi dalam pemetaan KD
harian.
3. Pemetaan Kompetensi Dasar tiap PB (harian)
a. Pada buku guru sudah disiapkan pemetaan KD
dan indikator pada masing-masing pembelajaran
(PB) untuk memudahkan guru mengajar harian.
Berikut ini contoh tema 6 Indahnya Negeriku,
subtema
1
Keanekaragaman
Hewan
dan
Tumbuhan, Pembelajaran 1:
b. Meskipun telah disediakan pemetaan di setiap PB, guru hendaknya
mengkaji apakah masih diperlukan KD tambahan pada pembelajaran hari
itu. Untuk kepentingan penyusunan RPP (harian), guru perlu
menambahkan KD dari KI 1 dan 2 yakni sikap spiritual dan sikap sosial.
Penambahan KD bisa melihat pada pemetaan KD dari KI 1 dan 2 pada
tiap subtema.

Contoh:
1.2 Mengakui dan mensyukuri anugerah
Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan
lingkungan dan sumber daya alam, alat
teknologi modern dan tradisional,
perkembangan teknologi, energi, serta
permasalahan sosial.
2.4 Memiliki kepedulian terhadap
lingkungan dan sumber daya alam
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
3.4 Menggali informasi dari teks cerita
petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam dengan bantuan
guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
4.4 Menyajikan teks cerita petualangan
tentang lingkungan dan sumber daya
alam secara mandiri dalam teks
bahasa Indonesia lisan dan tulis

c. Guru hendaknya mencermati indikator setiap KD.


Untuk
pembelajaran harian, setiap KD minimal dijabarkan dalam satu
indikator karena KD tersebut kemungkinan dibelajarkan lagi pada
subtema yang lain. Meskipun sudah ada contoh indikator pada buku
guru, namun guru perlu mengkaji ulang indikator tersebut. Contoh KD
IPA: 3.7 Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam
dengan
lingkungan,
teknologi
dan
masyarakat.
Indikator:
62

membedakan hewan langka dan tidak langka. Indikator ini masih


belum rinci, guru bisa memerinci indikator seperti contoh berikut ini:
Penambahan indikator:
3.7.1 Menjelaskan pengertian
hewan langka dan tidak
langka
3.7.2 Mengidentifikasi hewan
langka
3.7.3 Mengidentifikasi hewan
tidak langka
3.7.4 Mendeskripsikan habitat
(lingkungan hidup) hewan
3.7.5 Membedakan hewan
langka dan tidak langka
4.6.1
Menyimpulkan laporan
berita perburuan hewan
langka
4.7.1
Membuat laporan

4. Pembelajaran Tematik Terpadu

Salah satu karakteristik pembelajaran tematik adalah menyajikan konsep


beberapa muatan pelajaran dalam satu proses pembelajaran. Oleh sebab itu
dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ada beberapa muatan pelajaran
yang dipadukan. Pada buku guru disebut sebagai fokus pembelajaran.
Contoh buku guru kelas 4 tema Indahnya negeriku, subtema 1 PB 1
memadukan tiga muatan pelajaran yakni IPA, Bahasa Indonesia, dan
Matematika. Muatan pelajaran yang lain yang tidak dipadukan bukan berarti
tidak disinggung sama sekali, namun tidak dievaluasi. Misalnya guru
mengajak siswa menyanyi sesuai tema, dilakukan dengan tujuan
membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak perlu
dilakukan evaluasi terhadap kegiatan
tersebut.
5. Tujuan Pembelajaran
Pada buku guru telah diberikan contoh
tujuan pembelajaran sebagai panduan
bagi guru apa yang akan dicapai. Guru
diperbolehkan untuk menambah atau
merubah tujuan pembelajaran sesuai
dengan kondisi peserta didik dan
lingkungan tempat belajar. Tujuan
pembelajaran idealnya memuat A
(audience) yakni siswa; B (behavior)
yakni kemampuan yang akan dicapai
(membedakan, menjelaskan, dll), C
(condition) yakni kondisi atau kegiatan
yang akan dilakukan siswa (membaca
teks, mengamati gambar, diskusi dll); D
(degree) tingkatan (dengan benar,
sesuai
prosedur,
dengan
santun,
percaya diri, dll). Misal : Dengan
63

kegiatan diskusi,siswa dapat menceritakan cara merawat anggota tubuh


dengan percaya diri.
6. Media, alat bantu dan sumber belajar
Pada buku siswa ada media gambar yang telah disediakan, namun masih
terbatas. Dengan demikian guru diharapkan bisa menambah media yang
lain sesuai tema yang sedang dibahas. Pada tema 6 subtema 1 PB 1, guru
bisa menambahkan gambar atau mainan berbentuk hewan yang lain.
Di bawah ini adalah contoh media yang ada pada buku siswa.

Demikian pula dengan sumber belajar, materi tidak terbatas pada buku siswa
saja. Guru bisa mengajak siswa mengamati lingkungan, membaca buku
referensi lain, membaca berita di koran, atau melihat tayangan tentang
hewan di TV/video.
7. Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan mengenai pendekatan
saintifik dan high order thinking.

Pendekatan Saintifik
Pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saintifik yang memuat kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/eksperimen, mengasosiasi/menalar dan mengkomunikasikan.
Langkah-langkah pembelajaran tersebut telah dituangkan dalam buku guru.
Pada tema 6, subtema 1 PB 1, aktivitas saintifikterlihat sebagai berikut:
Mengamati
Menanya

Siswa mengamati gambar hewan langka dan tidak


langka
Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
gambar hewan langka dan tidak langka

Mengumpulkan
informasi/eksperi
men

Siswa membaca teks Perburuan Liar Ancam Macan


Tutul di Ujung Kulon

Siswa berdiskusi tentang perburuan hewan liar

Mengasosiasi/men
alar

Siswa mengelompokkan hewan berdasarkan langka


atau tidak langka

Siswa menelaah tabel data tentang jumlah jam


tidur hewan. Siswa mendiskusikan data tersebut
dan menjawab soal tentang desimal dan persen.

64

Mengkomunikasik
an

Siswa membuat laporan hasil diskusi

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

Higher Order Thinking Skills


Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan selama
proses pendidikan adalah keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir setiap
orang akan terus berkembang dan dapat dipelajari karena rasa ingin tahu
manusia juga terus berkembang.
Secara umum, terdapat empat tingkat berpikir sebagai berikut.
a. Menghafal (recall thinking), merupakan tingkat berpikir paling rendah
yang terdiri atas keterampilan hampir otomatis atau refleksif.
b. Dasar (basic thinking), merupakan keterampilan dasar yang meliputi
memahami konsep-konsep seperti penjumlahan, perkalian, dan
sebagainya termasuk aplikasinya dalam soal-soal.
c. Berpikir kritis (critical thinking), yaitu berpikir yang memeriksa,
menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek.
d. Berpikir kreatif (creatif thinking), merupakan kegiatan menyatukan ide,
mencipta ide baru, dan mampu menentukan keefektifannya.
Menurut Bloom (Anderson dan Krathwohl, 2001)tingkat kemampuan berpikir
dibedakan dengan mengelompokkan berdasarkan dimensi pengetahuan dan
proses. Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Proses terdiri atas kategori
mengingat, memahami, aplikasikan, analisis, evaluasi, dan menciptakan.
Pengelompokan oleh Bloom ini dikenal dengan nama taksonomi Bloom.
Dari keenam proses kognitif dalam taksonomi Bloom, tingkat analisis,
evaluasi, dan menciptakan merupakan tingkat berpikir yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tiga proses lainnya. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills) termasuk di dalamnya yaitu berpikir kritis, logis,
kreatif, reflektif, dan metakognitif (FJ King, Ludwika, Faranak Rohani).
Berpikir kritis, menurut Ennis, adalah berpikir secara beralasan dan reflektif
dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus
dipercayai atau dilakukan.
Menurut Paul dan Elder (2006), berpikir kritis menunjukkan beberapa karakter
berikut.
a. Skeptis (skeptycal)
b. Aktif, tidak pasif.

Selalu bertanya, menganalisis, dan mampu


mengkomunikasikan argumen.
c. Tidak egois, terbuka terhadap ide dan hal-hal baru, serta memiliki
keinginan untuk saling adu argumen.
Menurut Coleman & Hammen (1974) berpikir kreatif merupakan cara berpikir
yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam bentuk konsep, penemuan,
atau karya seni. Salah satu cara mengembangkan dan menguatkan
kemampuan kita untuk berpikir kreatif adalah percaya bahwa sesuatu itu
dapat dilakukan. Dengan demikian akan muncul adanya suatu dorongan yang
dapat menggerakkan pikiran untuk mencari dan melaksanakan sesuatu yang
diinginkan.

65

Menurut de Bono dan Perkins, ciri-ciri orang yang berpikir kreatif antara lain
memiliki ide atau gagasan-gagasan baru, berani tampil beda atau melawan
arus, memunculkan pemikiran yang tidak atau belum popular, optimistik,
tidak takut mencoba, tidak takut gagal, dan berani menanggung resiko
Kemampuan berpikir untuk menilai kemampuan sendiri disebut dengan
metakognisi. Metakognisi meliputi kesadaran proses berpikir seseorang, selfmonitoring, serta penerapan pengetahuan dan langkah-langkah untuk
berpikir.
Bagaimana mengembangkan HOTS? Berikut beberapa strategi pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Membuat peta konsep


Mengajukan pertanyaan
Menyusun buku harian/jurnal pembelajaran
Pembelajaran kolaboratif berbasis TI
Menggunakan analogi
Eksperimen berbasis inkuiri
Metode proyek
Latihan latihan membuat keputusan

i.

Pemecahan masalah

Contoh pengembangan Higher Order Thinking Skills pada buku kelas IV :BS Tema
7 Halaman 4

Siswa melakukan kegiatan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang


kegiatan-kegiatan yang digemari dan tidak digemari oleh teman-temannya.
Sebelum melakukan kegiatan wawancara tersebut, siswa menyusun dan
mengajukan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan
wawancara.
Catatan : siswa menggunakan ketrampilan berpikir kritis dan kreatif dalam
menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan mereka ajukan pada kegiatan
wawancara, sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut mengacu pada
tercapainya tujuan wawancara, yaitu mencari informasi tentang kegiatankegiatan yang digemari dan tidak digemari oleh teman-temannya.
8. Penilaian Pembelajaran

66

Penilaian autentik mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada


buku guru telah diberikan beberapa contoh penilaian.
Guru boleh menambah latihan-latihan untuk memperdalam pemahaman
siswa terhadap konsep yang sedang diajarkan pada siswa, sedangkan untuk
penilaian sikap, guru bisa menambahkan dengan format pengamatan atau
instrumen lain.

67

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK 2.1
(BG)

ANALISIS SKL, KI, KD PADA TEMA, SUBTEMA DAN


PEMBELAJARAN
PETUNJUK PENGISIAN LK 2.1 (BG)
1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat Jaringan Subtema
(Jaringan Kompetensi Inti 1 2 dan Kompetensi Inti 3 - 4).
2. Cermatilah Jaringan tersebut, lakukan identifkasi adanya KI 1, KI 2, KI 3,
Dan KI 4 pada setiap subtema.
3. Tuliskan KD yang terdapat pada jaringan subtema atau Pemetaan
Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2 serta Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3
dan KI 4 pada Kolom KD sesuai Muatan Pelajaran.

Tema
Subtema
MUATAN
MAPEL

:......................................................
:......................................................
KD

PEMBELAJARAN
2
3
4
5

BHS INDO

PPKn

MAT

IPA

IPS

SBDP

PJOK

68

KETERANGAN
6

LK
3.1

LK
3.1

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK 2.1
(BS)

PETUNJUK PENGISIAN LK 2.1 (BS)

Buku Siswa
1. Bukalah halaman buku siswa. Cermati kegiatan pembelajaran di setiap
subtema, identifikasikan apakah kegiatan pembelajaran tersebut
mengacu pada pencapaian kompetensi inti 1 4 (tanpa memperhatikan
muatan mapel).
2. Tuliskan pada halaman berapakah kegiatan tersebut ditemukan.
3. Apabila tidak ditemukan pada buku siswa, tuliskan saran pada kolom
saran yang disediakan.
PB 1

Tema ........
Subtema .........
PB 2
PB 3
PB 4
PB 5

LK
3.1

PB 6

KI 1
KI 2
KI 3
KI 4
Saran :

LK 2.2a
(BG)

LEMBAR KERJA ANALISIS INDIKATOR, TUJUAN PEMBELAJARAN,


KEGIATAN PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN
PETUNJUK PENGISIAN LK 2.2a ANALISIS INDIKATOR

1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat jaringan KD Indikator


Pembelajaran.
Halaman ini terdapat pada halaman berjudul Pembelajaran 1,
Pembelajaran 2, dan seterusnya.
2. Cermatilah kompetensi dasar yang terdapat pada buku guru. Salinlah
kompetensi dasar setiap muatan pelajaran
pada lembar kerja
kompentensi dasar
3. Kompetensi dasar harus merupakan pasangan KD dari KI 3 dan KD dari KI
4. Ambillah kompetensi dasar hasil analisis dari LK 3.1 Analisis KD.
4. Cermatilah indikator pada buku guru, salinlah pada indikator tersebut
pada kolom Indikator pada Buku.
5. Periksalah apakah perumusan indikator sudah sesuai dengan kompetensi
dasar dan kaidah yang berlaku pada perumusan indikator. Penjelasan
kaidah perumusan indikator dapat dilihat pada handout.
6. Tuliskan indikator hasil analisis pada kolom Indikator Hasil Analisis.
7. Kompetensi dasar yang belum terdapat pada buku guru, harus
dirumuskan indikatornya. Tuliskan indikator tersebut pada kolom Indikator
Hasil Analisis.
KELAS
TEMA

: .........................................
: .........................................
69

LK
3.2

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

SUBTEMA
PEMBELAJARAN

: .........................................
: .........................................

a. ANALISIS INDIKATOR
KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR PADA BUKU

IND

LK 2.2b
(BG)
PETUNJUK PENGISIAN LK 2.2b TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat Tujuan Pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran terdapat pada setiap judul Pembelajaran,
misalnya Pembelajaran 1, Pembelajaran 2, dan seterusnya.
2. Salinlah tujuan pembelajaran pada buku guru tersebut ke dalam tabel
LK kolom Tujuan Pembelajaran pada Buku.
3. Cermatilah tujuan pembelajaran pada buku tersebut. Sesuaikan
dengan kaidah perumusan tujuan pembelajaran. Kaidah perumusan
tujuan pembelajaran dapat dilihat pada handout.
4. Tuliskan hasil analisis tujuan pembelajaran tersebut pada tabel LK
kolom Tujuan pembelajaran hasil analisis.
b. TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN PADA BUKU

70

TUJUAN PEMBELA

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

71

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK 2.2c
(BG)

PETUNJUK PENGISIAN LK 2.2c KEGIATAN PEMBELAJARAN


1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat kegiatan pembelajaran.
Halaman kegiatan pembelajaran tersebut terdapat pada setiap
pembelajaran.
2. Cermatilah kegiatan pembelajaran yang terdapat pada buku guru.
3. Salinlah kegiatan pembelajaran tersebut pada tabel LK 2.2.c pada kolom
Kegiatan Pembelajaran pada Buku.
4. Lakukan identifikasi pererapan pendekatan saintifik, penerapan modelmodel pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning,
Discovery Learning), serta higher order thinking skills pada kegiatan
pembelajaran tersebut. Tuliskan ada atau tidak pada kolom yang
tersedia. Bila ada, tuliskan contohnya pada kolom yang tersedia. Bila
tidak ada, tuliskan saran pada kolom yang tersedia dengan
memerhatikan tujuan pembelajaran hasil analisis seperti tercantum
pada tabel LK 2.2b.
c. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan
Pembelajara
n pada Buku

Kegiatan
Pembelaj
aran
dengan
menerap
kan
Pendekat
an
Saintifik

Ada

Tida
k
Ada

Kegiatan
Pembelajar
an dengan
Menerapka
n ModelModel
Pembelajar
an
(Discovery
Learning,
Projek,
Problem
Based
Learning)
Ada

Kegiatan
Pembelajar
an yang
Memunculk
an HOTS

Tidak
Ada

72

Ada

Tidak
Ada

Keterangan dan
Saran Kegiatan
Pembelajaran

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

73

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK 2.2d
PETUNJUK PENGISIAN LK 2.2d PENILAIAN (BG)
1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat tentang penilaian.
Penilaian terdapat pada setiap judul pembelajaran, misalnya
Pembelajaran 1, Pembelajaran 2, dan seterusnya.
2. Cermatilah penilaian yang ada pada buku, sesuaikan dengan tujuan
pembelajaran hasil analisis pada LK 2.2b.
3. Tandailah dengan check list (V) pada kolom sesuai atau tidak sesuai.
4. Penilaian sikap dapat dilihat kesesuainnya dengan tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan. Sikap yang dikembangkan tercantum pada
degree tujuan pembelajaran, misalnya percaya diri, teliti, dan santun.
5. Penilaian keterampilan dapat dilihat kesesuaiannya dengan indikator
yang dirumuskan dari KD yang berasal dari KI 4. Misalnya, apakah akan
dinilai unjuk kerja atau unjuk produk.
6. Penilaian pengetahuan dapat dilihat kesesuaiannya dengan indikator
yang dirumuskan dari KD yang berasal dari KI 3. Misalnya, tes
pengetahuan yang terdapat pada buku siswa, yang terdiri atas tes
tertulis atau tes lisan.
7. Analisis penilaian pada buku siswa dan buku guru difokuskan pada
kesesuaian dengan indikator yang dirumuskan. Cara pembuatan
instrumen penilaian secara lengkap dapat dilihat pada Materi Pelatihan
4 tentang Penilaian.
d. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Penilaian

Sesuai

Tidak
Sesuai

Keterangan

Sikap

Keterampilan

Pengetahuan

74

Saran

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

75

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK Analisis Materi pada Buku Siswa

LK
2.3a(BS)

Petunjuk Pengisian LK 2.3a (BS):


1. Bukalah buku siswa, cermati setiap kegiatan pembelajaran harian.
Lakukan kegiatan analisis terhadap materi yang disajikan dalam
kegiatan tersebut sesuai dengan KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran
yang termuat di buku guru.
2. Tuliskan hasil analisis tersebut pada kolom yang disediakan, berikan
penjelasan dan saran.
Misalnya : kegiatan pembelajaran yang disajikan tidak sesuai dengan
target indikator, tuliskan hasil temuan tersebut pada kolom PBM yang
bersangkutan. Berikan uraian penjelasan kekurangan beserta saran
untuk perbaikan.
Tema :.................... Subtema : ...........................
PBM
Kesesuaian Materi
Keterangan
1
2
3
4
5
6

Saran

LK 2.3b
LK Analisis Kecukupan Materi (BS)
Petunjuk Pengisian LK 2.3b (BS):
1. Bukalah buku siswa, cermati setiap kegiatan pembelajaran harian.
Lakukan analisis kecakupan materi yang disajikan dalam kegiatan
tersebut. Perhatikan kesesuaian materi dengan jenjang kelas.
2. Tuliskan hasil analisis tersebut pada kolom yang disediakan, berikan
penjelasan dan saran.
Misalnya : Materi yang disajikan dalam kegiatan pembelajaran tersebut
cakupannya kurang, jelaskan letak kekurangannya dan berikan saran
perbaikan.
Tema :.................... Subtema : ...........................
PBM
Kecukupan Materi
Keterangan
1
2
3
4
5
6

76

Saran

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK Analisis Keakuratan Materi

LK
2.3c(BS)

Petunjuk Pengisian LK 2.3c (BS):


1. Bukalah buku siswa, cermati setiap kegiatan pembelajaran harian.
Lakukan analisis keakuratan materi yang disajikan dalam kegiatan
tersebut. Perhatikan keakuratan materi.
2. Tuliskan hasil analisis tersebut pada kolom yang disediakan, berikan
penjelasan dan saran.
Misalnya : Materi yang disajikan dalam kegiatan pembelajaran tersebut
tidak akurat, jelaskan letak kesalahannya dan berikan saran perbaikan.
Tema :.................... Subtema : ...........................
PBM
Keakuratan Materi
Keterangan
1
2
3
4
5
6

Saran

Catatan untuk LK 2.2 dan LK 2.3


1. Hasil analisis yang terdapat pada LK 2.1 dan LK 2.2 merupakan kesatuan
yang berkesinambungan.
2. Hasil analisis tersebut dapat dituangkan pada format pembuatan RPP.
3. RPP dibuat dengan cara mengambil hasil analisis LK 2.1 dan LK 2.2.
4. Salinlah KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran
pada format RPP yang akan dibuat.
5. Khusus untuk Penilaian yang akan dicantumkan pada RPP, harus dilihat
kaidah-kaidah penilaian autentik yang terdapat pada materi pelatihan 4
tentang Penilaian Autentik.

77

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN 3

PERANCANGAN PEMBELAJARAN
DAN PENILAIAN
3.1
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
TERPADU
3.2
PERANCANGAN PENILAIAN AUTENTIK
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
TERPADU
3.3
PELAPORAN HASIL PENILAIAN

78

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-3.1

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODELMODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN


TEMATIK TERPADU
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
mengasosiasi/menalar/mengolah
informasi,
serta
menyajikan/mengkomunikasikan. Kurikulum 2013 menyarankan penerapan
model-model pembelajaran seperti Project Based Learning, Problem Based
Learning, dan Discovery Learning.
A. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik
Terpadu
1. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca,
mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang
dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang,
dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka
pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan
matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan
mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa
ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah berikut ini.
a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder.
d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan
alat-alat tulis lainnya.
Praktik observasi dalam pembelajaran akan lebih optimal jika peserta didik
dan guru melengkapi diri dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat
lain, seperti (1) tape recorder, untuk merekam pembicaraan; (2) kamera,
untuk merekam objek atau kegiatan secara visual; (3) film atau video, untuk
79

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan (4) alat-alat lain
sesuai dengan keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale),
catatan anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal
(mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan
nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala
rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut
tingkatannya. Catatan anekdotalberupa catatan yang dibuat oleh peserta
didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.
Dalam penyajian pembelajaran, guru dan peserta didik (Kelas 4 Sekolah
Dasar) perlu memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan
pengamatan. Mengingat peserta didik masih dalam jenjang Sekolah Dasar,
maka pengamatan akan lebih banyak menggunakan media gambar, alat
peraga yang sedapat mungkin bersifat kontekstual. Berikut contoh Tema 6
Indahnya Negeriku pada subtema 2 Keindahan Alam Negeriku. Peserta
didik diajak mengamati gambar, kemudian mereka diajak mengidentifikasi,
tentang ciri-keindahan alam.

Contoh Objek Gambar yang Diamati Siswa


Pengamatan gambar dapat dikembangkan dan dikaitkan dengan
pengetahuan awal dari siswa sehinga proses pembelajaran dapat lebih
menyenangkan dan membangkitkan rasa antusias siswa karena dapat
mengaitkan pengalaman belajarnya dengan kehidupan nyata. Gambargambar yang diamati juga harus bervariasi dan dapat membangkitkan
keingintahuan anak sehingga dapat memancing anak untuk bertanya hal
hal yang ingin diketahui dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

80

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

2. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat
hipotetik).
Kompetensi
yang
dikembangkan
adalah
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat
Istilah pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan
juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan
tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat
yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!
a. Fungsi bertanya
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
rancangan untuk mencari solusinya.
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat
atau
gagasan,
memperkaya
kosakata,
serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
9) Melatih
kesantunan
dalam
berbicara
dan
membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain.
b. Kriteria pertanyaan yang baik
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Singkat dan jelas


Menginspirasi jawaban
Memiliki fokus
Bersifat probing atau divergen
Bersifat validatif atau penguatan
Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif

8) Merangsang proses interaksi

81

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

c. Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk
memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami
kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti
apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih
tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkata
n

Kognitif
yang
lebih
rendah

Kognitif
yang
lebih
tinggi

Kata-kata kunci pertanyaan

Subtingkatan
Pengetahuan
(knowledge)

Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...

Pemahaman
(comprehensio
n)

Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...

Penerapan
(application

Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...

Analisis
(analysis)

Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti
Mengapa
Identifikasikan
Tunjukkanlah sebabnya
Berilah alasan-alasan

82

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Tingkata
n

Kata-kata kunci pertanyaan

Subtingkatan
Sintesis
(synthesis)

Ramalkanlah
Bentuk
Ciptakanlah
Susunlah
Rancanglah...
Tulislah
Bagaimana kita dapat memecahkan
Apa yang terjadi seaindainya
Bagaimana kita dapat memperbaiki
Kembangkan

Evaluasi
(evaluation)

Berilah pendapat
Alternatif mana yang lebih baik
Setujukah anda
Kritiklah
Berilah alasan
Nilailah
Bandingkan
Bedakanlah

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang diharapkan


muncul setelah pengamatan:
1. Apa nama-nama tempat wisata dalam foto-foto yang diamati ?
2. Di mana lokasi tempat-tempat wisata tersebut?
3.
Kekayaan
alam apa
saja yang
terkandung
di tempat-tempat
wisata
Berikut
beberapa
contoh
jawaban
yang diharapkan
muncul
setelah
tersebut?
tanya jawab:
4.1.
Apa
manfaat
kekayaan
alam ada
tersebut
masyarakat
yang tinggal
Nama
tempat
wisata yang
dalambagi
gambar
yaitu Gunung
Bromo,di
sekitar
lokasi
wista? Bali, Danau Toba, pantai dan wisata bawah laut Raja
sawah
berundak
5. Apa
jenis-jenis
mataKalimantan
pencarian dll.
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi
Ampat, dan hutan
tersebut?
2. Lokasi di setiap pulau di Indonesia.
3. Kekayaan
daya alam
hayati, seperti
beragamguru
tumbuhan
Pada
saat siswasumber
mengamati
dan menjawab
pertanyaan
maka dan
sudah
memadukan
Darialam
hasil
hewan didan
laut,mengakomodasi
dan hewan serta berbagai
tumbuhanmuatan
di hutan.pelajaran.
Sumber daya
pengamatan
dan
menanya
diharapkan
ada
jawaban
yang
ilmiah
yang
nonhayati seperti keindahan pantai pasir, danau, dan pegunungan.
memberikan
pemahaman
yangdapat
baik pada
siswa. sebagai obyek wisata
4. Kekayaan
alam tersebut
dimanfaatkan
dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang tinggal.
5. Jenis mata pencarian masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi,
nelayan di pantai, petani di sawah, dst.
6. Sikap yang harus dilakukan masyarakat sekitar untuk menjaga
kelestarian dan keindahan tempat wisata contohnya sikap peduli
lingkungan, seperti buang sampah ke tempat sampah, tidak merusak
tumbuhan, dst.
83
7. Masyarakat harus memiliki sikap-sikap tersebut supaya kelestarian
alam juga terjaga sehingga mata pencarian masyarakat juga tidak
terganggu

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

3. Mengumpulkan informasi/Eksperimen (Mencoba)


Mengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain
melakukan eksperimen;membaca sumber lain selain buku teks; mengamati
objek/kejadian/aktivitas; dan wawancara dengan narasumber.Kompetensi
yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen
adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik
harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau
substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses
untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya
merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan murid, (2) Guru
bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu
memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja
untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yang
akan yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada
murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8)
Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap
perlu didiskusikan secara klasikal.
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik
harus mencoba atau melakukan eksperimen, terutama untuk materi atau
substansi yang sesuai. Pada tema 6 kelas 4 ini misalnya, peserta didik
harus memahami konsep-konsep materi dan kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

84

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

4. Mengasosiasi/ Mengolah informasi


Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi / mengolah
informasi adalah sebagai berikut.
a. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah
informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan
menalar. Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah
yang
dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih
aktif daripada guru.Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan
sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran
nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.Istilah menalar di sini merupakan
padanan dari associating; bukan merupakan terjemahan dari reasoning,
meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.Karena itu, istilah
aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013
dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada
85

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam


peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori.
Bagaimana
aplikasinya
dalam
proses
pembelajaran?
Aplikasi
pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar
peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap
sesuai dengan tuntutan kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah.
Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan
disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara
simulasi.
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai
dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks
(persyaratan tinggi).
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati
5) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan
dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau autentik.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan
memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.
Berikut contoh kegiatan menalar pada Tema 6 Subtema 2.

Dengan tabel di atas siswa tidak hanya mencari jawaban tapi akan dituntut
untuk berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking) dan juga secara tidak
langsung belajar mengontrol diri dengan sikap yang posistif terhadap
lingkungan. Bagaimana jika keadaan tersebut dikaitkan dengan lingkungan
sekitar pantai yang sedang mereka diskusikan?
Proses menalar juga bisa diasah dengan dorongan guru dalam bertanya
jawab dan memancing siswa untuk berpikir komplek misalnya seperti saat
guru dan siswa membahas masalah kehidupan nelayan, di suatu tempat
dimana mereka mengamati daerah pantai. apa yang bisa dilakukan guru
dalam membimbing siswa untuk belajar menalar secara ilmiah seperti
berikut :
86

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Dari gambar di atas dan interaksi antara guru dan siswa akan menuntut
untuk melakukan Higher Order Thinking yang sangat bermanfaat dalam
kelanjutan proses belajarnya. Akan lebih bermakna proses pembelajarnnya
jika siswa dapat langsung mencoba melakukan apa yang diamati,
ditanyakan dan dinalar secara ilmiah dalam tindakan nyata.
Pada tahapan mengolah ini juga peserta
didik
sedapat mungkin dikondisikan
belajar
secara
kolaboratif.
Pada
pembelajaran kolaboratif kewenangan
guru fungsi guru lebih bersifat direktif
atau
manajer
belajar,
sebaliknya,
peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan
sebagai satu falsafah peribadi, maka ia
menyentuh tentang identitas peserta
didik terutama jika mereka berhubungan
atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu,
peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan
menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara
semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan peserta
didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersamasama. Peserta didik secara bersama-sama, saling bekerjasama, saling
membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang
dipelajari.
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya.
Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan
mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar.
Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah,
bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga
dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah
87

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

informasi. Hasil tugas yang dikerjakan bersama dalam satu kelompok


kemudian dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru. Kegiatan ini
sekaligus merupakan kesempatan bagi guru untuk melakukan konfirmasi
terhadap apa yang telah disimpulkan oleh siswa.
Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat
juga disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau individu, yang
sebelumnya di konsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini
kendatipun tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil
pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu sehingga portofolio yang
dimasukkan ke dalam file atau map peserta didik terisi dari hasil
pekerjaannya sendiri secara individu.
Pada tema 6, subtema 1 PB 1, aktivitas saintifik terlihat sebagai berikut:
Mengamati

Siswa mengamati gambar hewan langka dan tidak


langka
Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar hewan langka dan tidak langka

Menanya
Mengumpulkan
informasi/eksperi
men

Siswa membaca teks Perburuan Liar Ancam


Macan Tutul di Ujung Kulon

Siswa berdiskusi tentang perburuan hewan liar

Mengasosiasi/men
alar

Siswa mengelompokkan hewan berdasarkan


langka atau tidak langka

Siswa menelaah tabel data tentang jumlah jam


tidur hewan. Siswa mendiskusikan data
tersebut dan menjawab soal tentang desimal
dan persen.

Mengkomunikasik
an

Siswa membuat laporan hasil diskusi

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

B. Penerapan Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik


Terpadu
Contoh Penerapan Project Based Learningdi SD Kelas 4
Tema
Subtema

: Indahnya Kebersamaan
: Keberagaman Budaya dan Bangsa

Saat siswa belajar tentang keberagaman Budaya dan bangsa, ada


kompetensi dasar
Ilmu Pengetahuan Alam yang harus dikuasai yaitu
Memahami sifat-sifat Bunyi melelui pengamatan dan keterkaitannya
dengan indra pendengaran.Maka untuk memahami kompetensi tersebut
dapat diterapkan model Project Based Learning sederhana seperti berikut:
Peranan guru :
88

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

1. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Guru meminta siswa


secara bergantian melakukan percobaan. Beri siswa motivasi untuk
cermat dalam melakukan percobaan. Giringlah siswa agar memahami
bahwa bunyi merambat melalui udara, air dan benda padat.
2. Instruksikan dan berikan waktu yang cukup pada siswa untuk membawa
atau menyiapkan media belajarnya berupa lem, cat atau pensil warna,
lidi, benang kasur, selang plastik, gelas plastik, paku, corong, botol
plastik, ember besar, air, batu koral, dan jam tangan.
3. Bimbing siswa untuk membuat pertanyaan tentang perambatan bunyi
seperti yang telah dijelaskan guru dan dipelajari dari buku siswa
selanjutnya bimbing mereka untuk mendiskusikannya dan membuat
laporan hasil projectnya.
Peranan Siswa
1. Setelah melakukan diskusi siswa mulai melakukan percobaan dengan
bimbingan guru.
2. Diawali dengan mempersiapkan media belajar yang sudah dipersiapkan
hari sebelumnya siswa mulai membuat perencanaan merakit alat
percobaan.
3. Dengan bimbingan guru siswa membuat alat percobaan mengacu pada
perencanaan yang sudah dibuat.
4. Siswa menggunakan alat yang sudah dibuat untuk melakukan percobaan
dan diupayakan dengan bimbingan guru semua siswa berkesempatan
melakukan percobaan.
Percobaan pertama
Media :
Selang plastik (panjang 2 meter atau
lebih).
Langkah kerja:
1. Pegang salah satu ujung selang dan
minta temanmu memegang ujung
lainnya.
2. Dekatkan ujung selang ke telinga.
3. Minta temanmu berbicara melalui
ujung selang yang ia pegang.
4. Dengarkan dan catat apa yang ia
sampaikan. Berikan hasilnya kepada
temanmu untuk diperiksa
Percobaan kedua

89

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Alat dan bahan:


1. Gelas plastik 4 buah
2. Benang kasur
3. Paku (gurumu yang akan
menggunakannya)
Langkah-langkah:
1. Buatlah satu lubang kecil dengan ujung
paku di tengah dasar gelas plastik.
2. Potonglah tali kasur sepanjang 2
sampai 3 meter.
3. Masukkan benang ke dalam gelas
plastik melalui lubang kecil.
4. Buatlah simpul agar tidak lepas.
5. Berbicaralah dengan temanmu melalui telepon gelas plastik.
6. Sekarang coba lepaskan benang dari gelas plastik.
7. Berbicaralah dengan temanmu melalui telepon gelas plastik tanpa
benang.
8. Dengarkan dan catat apa yang ia sampaikan. Berikan hasilnya kepada
temanmu untuk diperiksa.
Percobaan ketiga
Alat dan bahan:
1. Ember besar
2. Air
3. Batu koral
4. Corong kecil
Langkah kerja:
1. Isi ember dengan air hingga penuh.
2. Masukkan corong ke dalam ember hingga
bagian bawahnya terendam.
3. Usahakan corong tidak menempel pada
ember.
4. Minta bantuan temanmu mengetuk salah
satu sisi ember dengan menggunakan batu secara perlahan.
5. Sementara itu dekatkan telingamu pada bagian atas corong.
6. Dengarkan dan catat hasilnya.
Dari hasil percobaan dan pemanfaatan media tersebut guru membimbing
siswa untuk membuat laporan dan menjawab beberpa pertanyaan penting
dari hasill percobannya. Misalnya mengisi tabel berikut:
Percobaa
n
ke
Pertama
Kedua
Ketiga

Media atau
perantara bunyi

..

..

..

Bunyi yang dihasilkan


Terdengar
Tidak terdengar

..

..

..

90

..

..

..

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

91

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Selanjutnya siswa dibimbing untuk berdiskusi menjawab permasalahan di


bawah ini.
1. Media atau benda apakah yang digunakan untuk merambatkan
bunyi?

2. Apakah bunyi yang dihasilkan dari setiap media sama? Mengapa?

3. Apa yang bisa kamu simpulkan tentang perambatan bunyi?

Apabila guru membimbing dengan tepat maka dengan project membuat


alat komunikasi sederhana dan mempraktikkannya dengan benar bermakna
guru telah melaksanakan model pembelajaran, Problem Based Learning dan
Discovery Learning sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya.
Dalam hal ini guru bisa mengaplikasikan model model tersebut di atas pada
tema-tema yang lain sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna dan
menarik. Proses penilaian dapat dilakukan selama guru mendampingi siswa
beraktivitas.

92

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-3.2

3.2 PERANCANGAN PENILAIAN AUTENTIK PADA


PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU
A. Penilaian Sikap
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap
spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan
bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap
spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan
Tuhan Yang
Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan
eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Pada jenjang SD, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi
sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap pada jenjang SD
mencakup:
Penilaian sikap
spiritual

Tabel 1. Cakupan Penilaian Sikap


Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianut

Penilaian sikap sosial

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jujur
Disiplin
Tanggung jawab
Toleransi
Gotong royong
Santun
Percaya diri

Penilaian sikap dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai kegiatan


pembelajaran yang dilakukan. Sikap yang akan dinilai terdapat pada KD dari
KI 1 dan KI 2. Sikap tersebut tampak dari kegiatan pembelajaran yang
dirancang dari KD yang berasal dari KI 3 dan KI 4 yang berpasangan.
Misalnya, penilaian kegiatan pembelajaran Mengamati Gambar.
Pada kegiatan tersebut, guru dapat melakukan penilaian sikap ketika siswa
mengamati gambar. Sikap yang dinilai misalnya cermat dan mandiri.

93

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

RubrikMengamati Gambar
Kompetensi yang dinilai :
- Pengetahuan siswa tentang pengolahan karya kreatif
- Keterampilan siswa dalam membuat karya kreatif
- Sikap kecermatan dan kemandirian siswa dalam membuat karya kreatif
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu
Bimbingan
Aspek
4
3
2
1
Siswa mampu
Siswa
Siswa mampu
Siswa
menjelaskan
menjelaskan
menjelaskan
menjelaskan
langkahlangkahlangkahlangkah-langkah
langkah dan
langkah dan
Pengetahu
langkah dan
dan prosedur
prosedur
prosedur
an tentang
prosedur
pembuatan
pembuatan
pembuatan
pengolahan
pembuatan
karya kreatif
karya kreatif
karya kreatif
karya
karya kreatif
kalung dari bijikalung dari bijikalung dari bijikreatif
kalung dari bijibijian dengan
bijian dengan
bijian dengan
bijian dengan
kurang runut
runut dan
kurang runut
runut, lengkap
namun lengkap
benar namun
kurang lengkap
dan benar
(kurang dari 4
kurang lengkap
(kurang dari 3
(6langkah)
langkah)
(4 5 langkah)
langkah)
Siswa mampu
menghasilkan
Siswa mampu
Siswa mampu
gambar desain
membuat
membuat
Siswa membuat
pola yang
desain pola
desain pola
Keterampil
desain pola
sangat
yang cukup
yang sangat
an dalam
sederhana,
menarik,
menarik,
sederhana,
membuat
menempelkan
menempelkan
menempelkan
menempelkan
karya
dan meletakkan
dan
dan
dan
kreatif
biji-bijian dengan
meletakkan biji- meletakkan bijimeletakkan bijicukup kreatif
bijian dengan
bijian dengan
bijian dengan
sangat rapi dan
cukup kreatif
kurang kreatif
kreatif
cermat dan
cermat dan
cermat dan
detail dalam
Sangat cermat
detail dalam
detail dalam
menggambar
dan detail
menggambar
Sikap
menggambar
pola desain,
dalam
pola desain,
kecermatan
pola desain,
namun kurang
menggambar
namun kurang
dan
namun kurang
teliti dalam
pola desain,
teliti dalam
kemandiria
teliti dalam
menempel bijimenempel bijimenempel bijin siswa
menempel bijibijian dan
bijian dan
bijian dan
dalam
bijian dan
merangkai
merangkai
merangkai
membuat
merangkai
kalung dan
kalung dan
kalung dan
karya
kalung dan
memerlukan
melakukan
memerlukan
kreatif
melakukan
banyak
semua
sedikit bantuan
semua
bantuan guru
prosedur
guru dalam
prosedur
dalam
dengan mandiri
menyelesaikan
dengan mandiri
menyelesaikan
pekerjaan
pekerjaan

94

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Selain sikap yang timbul dalam kegiatan pembelajaran, guru juga dapat
melakukan penilaian sikap secara langsung, yang terdiri atas sikap
spiritual dan sikap sosial.
Teknik dan Bentuk Instrumen
Penilaian sikap dapat dilakukan menggunakan teknik observasi, penilaian
diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
a.

Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumen yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung
dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain.
Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti
guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman
observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya
suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian menentukan posisi
sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. Pedoman
observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang
diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan.
Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai
indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa :
1) Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
2) Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk
penskoran. Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau
daftar cek. Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan
skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif
dan terarah hendaknya :
1) Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya.
Perencanaan mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari
suatu proses.
2) Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala
penilaian.
3) Pencatatan dilakukan selekas mungkin.
4) Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.
Untuk menjaga otentivitas dari teknik penilaian ini maka, observasi
hendaknya dilakukan di sepanjang proses kegiatan (mengacu pada
pemahaman bahwa KI1 dan KI 2 dititipkan pada kegiatan yang didesain
untuk mencapai KI 3 dan KI 4), oleh karena itu proses observasi sikap ini
tidak bisa dilakukan secara terpisah namun harus terintegrasi dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai KI 3 dan KI 4.
Contoh instrumen beserta rubrik penilaian

95

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Pedoman Observasi Sikap Spiritual


Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta
didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Observasi Sikap Spiritual


Nama Peserta Didik
: .
Kelas
: .
Tanggal Pengamatan
: ..
Subtema
: ..
N
Aspek Pengamatan
o
1
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia
Tuhan
3 Memberisalam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Tuhan saat
melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran
Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Skor
2

Observasi Sikap Jujur


Nama Peserta Didik
Kelas
Tanggal Pengamatan
Subtema
N
o
1
2

: .
: .
: ..
: ..

Aspek Pengamatan
Tidak nyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan/tugas
Tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain
96

Skor
1

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

3
4
5

b.

tanpa menyebutkan sumber) dalam


mengerjakan setiap tugas
Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu
apa adanya
Melaporkan data atau informasi apa adanya
Mengakui kesalahan atau kekurangan yang
dimiliki
Jumlah Skor
Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta


didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala
semantic differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan
skala semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi
bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam
satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak
dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di
bagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic
differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan
untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki
seseorang.
Contoh instrumen beserta rubrik penilaian
LEMBAR PENILAIAN DIRISIKAP JUJUR
Nama Peserta Didik
Kelas
:
Subtema
:
Tanggal

:
.
.
.
:
.

PETUNJUK
1 Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2 berilah tanda cek () sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan
keadaan kalian sehari-hari
N
o
1
2
3

Pernyataan

Saya
menyontek
pada
saat
mengerjakan Ulangan
Saya menyalin karya orang lain
tanpa
menyebutkan
sumbernya
pada saat mengerjakan tugas
Saya melaporkan kepada yang
berwenang jika menemukan barang
97

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

N
o
4

Pernyataan

Saya berani mengakui kesalahan


yang saya lakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa
melihat jawaban teman yang lain
Keterangan :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadangkadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering
tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
c.

Penilaian Antar Peserta Didik


Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antarpeserta
didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik
sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari
keduanya atau menggunakan dua-duanya.
Contoh daftar cek penilaian antar peserta didik:
LEMBAR PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK
Nama Peserta Didik
Kelas
:
Subtema
:
Tanggal

:
.
.
.
:
.

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek () sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan
keadaan kalian sehari-hari
N
o
1
2
3
4
5

Dilakukan/munc
ul
YA
TIDAK

Perilaku
Mau menerima pendapat teman
Memaksa
teman
untuk
menerima
pendapatnya
Memberi solusi terhadap pendapat yang
bertentangan
Mau bekerjasama dengan semua teman
......................................
98

SD kelas 4

d.

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta
didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan
segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat
digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat.
Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang
dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam
menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian
dan tugas guru, apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera,
maka objektivitasnya berkurang.
Terkait dengan pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan
memperhatikan perilaku peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan terlebih dahulu oleh guru
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajar. Aspek-aspek
pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan
terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
1) Catatan atas pengamatan guru harus objektif
2) Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat
hanyalah kejadian / peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3) Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
Pedoman umum penskoran jurnal:
1) Penskoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala
likert. Sebagai contoh skala 1 sampai dengan 4.
2) Guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati.
3) Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati.
4) Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri
peserta didik diberi skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor
0.
5) Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
6) Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan
7) Nilai Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan
dengan cara menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan
kriteria penilaian
2) Model Pertama
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
(a) Tulislah identitas peserta didik yang diamati
(b) Tulislah tanggal pengamatan.
(c) Tulislah aspek yang diamati oleh guru.
(d) Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik
baik yang merupakan kekuatan Peserta didik maupun
kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru
terkait dengan Kompetensi Inti.
(e) Tulislah dengan segera kejadian
(f) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
99

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

(g) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing


Peserta didik
Format:
Jurnal
Nama Peserta Didik
: .
Nomor peserta Didik
: .
Tanggal
: .
Aspek yang diamati
: .
Kejadian
: .
Guru:
.
.
.

3) Model Kedua
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
(a) Tulislah Aspek yang diamati
(b) Tulislah identitas peserta didik yang diamati
(c) Tulislah tanggal pengamatan.
(d) Tulislah aspek yang diamati oleh guru.
(e) Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik
baik yang merupakan kekuatan Peserta didik maupun
kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru
terkait dengan Kompetensi Inti.
(f) Tulislah dengan segera kejadian yang diamati
(g) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
(h) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing
Peserta didik
Contoh Format Jurnal
Nama Peserta Didik
Aspek yang diamati
NO

HARI/TANGGAL

Jurnal
: ..
: ..

KEJADIAN

KETERANGAN/
TINDAK LANJUT

100

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

B. Penilaian Pengetahuan
Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Tes tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan
ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara
ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut
secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat
berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.
c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat
berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai
dengan karakteristik tugasnya.
Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes
lisan, dan penugasan. Tiap-tiap teknik tersebut dilakukan melalui instrumen
tertentu yang relevan. Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi
pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut:
Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes tulis
Pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Tes lisan
Daftar pertanyaan.
Penugasan
Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang
dikerjakan secara individu atau kelompok
sesuai dengan karakteristik tugas.
Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai kunci
jawaban dan pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian melalui penugasan
setidaknya memenuhi beberapa syarat, yaitu mengkomunikasikan tugas
yang dikerjakan oleh peserta didik, menyampaikan indikator dan rubrik
penilaian untuk tampilan tugas yang baik. Tampilan kualitas hasil tugas
yang diharapkan disampaikan secara jelas dan penugasan mencantumkan
rentang waktu pengerjaan tugas. Berikut ini akan disajikan contoh bentuk
instrumen terkait dengan teknik penilaian tes tulis, tes lisan, maupun
penugasan.
Contoh Instrumen Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis
No.
1

Muatan
Pembelajar
an
PKn

Indikator
Pencapaian
Kompetensi
3.2.1.
Menjelaska
n
pentingnya
memiliki
sikap peduli

Teknik
Penilaian
Tertulis

101

Bentuk
Instrume
n
Pilihan
Ganda

Contoh Instrumen
Berikut ini adalah sikap
yang menunjukkan
kepedulian terhadap
lingkungan kecuali :
a. Budi sering melakukan
kesenangannya melukis

SD kelas 4

No.

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Muatan
Pembelajar
an

Indikator
Pencapaian
Kompetensi
terhadap
lingkungan
melalui
kegiatan
membaca
dan
menganalisi
s teks
bacaan.

Teknik
Penilaian

Bentuk
Instrume
n

Contoh Instrumen
di tembok ketika
berkunjung ke tempat
wisata
b. Adi selalu dengan tekun
menyirami tanaman di
sekolah wlaupun bukan
kepunyaannya
c. Candra selalu
membuang sampah di
tempat sampah yang
tersedia di tempat
wisata
d. Dani melaporkan
kepada yang berwajib
ketika menemukan
potongan patung
peninggalan sejarah
Kunci: a.

Bahasa
Indonesia

3.4.1.
Menemuka
n informasi
tentang
Danau Toba
melalui
kegiatan
membaca

Tertulis

Uraian

Matematik
a

3.7.1.
Menjelaska
n operasi
penjumlaha
n bilangan
desimal
dan persen

Tertulis

Isian

IPA

3.7.1.
Membedak
an hewan
hayati dan
nonhayati

Tertulis

Pilihan
Ganda

102

Perhatikanlah lokasi di
daerah tempat tinggalmu
yang terkenal dengan
keindahan alamnya dan
banyak dikunjungi oleh
warga sekitar atau warga
dari daerah lain.
Diskripsikan tempat yang
banyak dikunjungi oleh
warga sekitarmu tersebut!
Kunci alternatif:
Danau Toba merupakan
danau terluas di Indonesia
banyak dikunjungi wisata
karena sangat indah.
Luas wilayah Indonesia
sekitar 46.000 km2,
sedangkan 13% berupa
daratan dan sisanya
adalah lautan, maka luas
wilayah lautan adalah ...
km2
Kunci: 4.082 km2
Berikut ini adalah dan
nonhayati yakni: ikan, air.
Sumber daya alam
tersebut :
a. Ikan merupakan sumber
daya alam hayati yang

SD kelas 4

No.

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Muatan
Pembelajar
an

IPS

Indikator
Pencapaian
Kompetensi

3.3.1.
Mengidenti
fikasi jenis
mata
pencarian
masyarakat
sekitar dan
hubungann
ya dengan
SDA melalui
kegiatan
membaca,
observasi
dan
mengumpul
kan data

Teknik
Penilaian

Tertulis

103

Bentuk
Instrume
n

Uraian

Contoh Instrumen
bermanfaat sebagai
hiasan semata
b. Air merupakan sumber
daya alam nonhayati
yang bermanfaat untuk
kehidupan diantaranya
sebagai air minum.
c. Ikan dan air merupakan
sumber daya alam
hayati yang bermanfaat
untuk makanan
d. Ikan dan air merupakan
sumber daya alam
hayati dan nonhayati
yang bermanfaat dalam
kehidupan sebagai
makanan.
Kunci: b
Apa sajakah yang kamu
lakukan dalam rangka ikut
menjaga kelestarian
keindahan alam dan
kekayaan alam di
lingkungan tempat
tinggalmu?
Kunci alternatif:
1. Tidak merusak dan
mencorat-coret
kekayaan alam yang
kita miliki
2. Merawat kelestariaan
dari kekayaan alam
yang kita miliki
3. Kita bangga atas
kekayaan alam yang
kita miliki.

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Contoh Instrumen Penilaian Pengetahuan


Tes Lisan
No.
1

Muatan
Pembelaj
aran
PKn

Indikator
Pencapaian
Kompetensi
3.2.1.
Memberika
n contoh
perilaku
peduli
lingkungan
3.2.2.
Menjelaska
n
pentingnya
memiliki
sikap peduli
lingkungan
melalui
kegiatan
mengamati
gambar,
wawancara,
diskusi, dan
presentasi.

Teknik
Penilaia
n
Lisan

Bentuk
Instrumen
Daftar
Pertanyaa
n

104

Contoh Instrumen
Coba sebutkan paling
sedikit 10 contoh perilaku
peduli dengan keindahan
lingkungan dan 10 contoh
perilaku merusak
keindahan lingkungan!
Kunci Jawaban :
Perilaku peduli
lingkungan
Membuang sampah
pada tempatnya,
menyirami tanaman
dengan rutin,
Menjaga kebersihan
lingkungan
Merawat tanaman
dengan senang hati
Membakar sampah
plastik
Menimbun sampah
Menggunakan listrik
seperlunya
Menutup kran air
setelah
menggunakannya
Menggontor jamban
setelah
menggunakannya
Mengikuti kerja bakti
lingkungan
Memperlancar
jalannya air pada
selokan yang
tertimbun sampah
Perilaku merusak
lingkungan
Membuang sampah
sembarang tempat
Mengotori lingkungan
dengan tidak
bertanggungjawab
Mencorat-coret tembok
dengan tulisan corok
Tidak mematikan listrik
setelah
menggunakannya

SD kelas 4

No.

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Muatan
Pembelaj
aran

Indikator
Pencapaian
Kompetensi

Teknik
Penilaia
n

Bentuk
Instrumen

Matemati
ka

3.7.1.
Menjelaska
n operasi
penjumlaha
n bilangan
desimal
dan persen

Lisan

Daftar
Pertanyaa
n

IPA

3.7.1.
Menjelaska
n satu
teknologi
tradisional/
modern
dalam
kehidupan
sehari-hari
melalui
kegiatan
survey/obs
ervasi

Lisan

Daftar
Pertanyaa
n

105

Contoh Instrumen
Tidak menutup kran air
setelah
menggunakannya
Tidak menggontor
jamban WC setelah
menggunakannya
Membiarkan selokan
tersumbat
Tidak peduli akan
adanya kerja bakti di
lingkungannya
Membiarkan sampah
plastik bertebaran
Bermain abu di
lingkungannya ketika
musim kemarau
Coba berdasarkan data
yang ada dalam buku luas
mana antara wilayah
daratan dibandingkan
dengan wilayah laut
Indonesia, dan berapa
berbandingannya ?
Kunci Jawaban:
Perbandingan antara
wilayah darat dan laut di
Indonesia luas wilayah
lautnya, dan
berbandingannya 12,9%
wialyah darat dan 87,1 %
wilayah laut.
Coba sebutkan Sumber
Daya Alam yang terdapat
di daerah tempat
tinggalmu ?
Kunci alternatif:
Hayati: ikan, hasil hutan,
hasil perkebunan, dsb
Nonhayati: air, batubara,
emas, tembaga, dsb

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Muatan
Pembelaj
aran
IPS

Indikator
Pencapaian
Kompetensi
3.5.1
Menyebut
kan contoh
interaksi
manusia
dengan
lingkungan
alam

Teknik
Penilaia
n
Lisan

SBdP

3.4.1.
Mendiskrips
ikan alur
cara
menggamb
ar
pemandang
an alam

Lisan

Daftar
Pertanyaa
n

PJOK

3.4.1.
Mengenal
kombinasi
gerak dasar
lokomotor
jalan cepat
dan lari
melalui
permainan
tentang
lingkungan
hidup

Lisan

Daftar
Pertanyaa
n

No.

No.
1

Bentuk
Instrumen
Daftar
Pertanyaa
n

Contoh Instrumen
Bagaimana pendapatmu
tentang arti Tebang Pilih
Tanam ?
Kunci alternatif:
Artinya bahwa menebang
tanaman harus memilih
tanaman yang besar dan
telah memiliki umur yang
tua.
Coba kamu
mendiskripsikan secara
lisan pekerjaan yang paling
kalian sukai yang ada di
lingkungan tempat
tinggalmu?
Kunci alternatif:
Saya suka berkebun.
Berkebun maksudnya
menanam tanaman
tanaman buah-buahan dan
tanaman sayuran. Petani
yang mengolah tanah
perkebunan hidupnya akan
sejahtera karena hasil
tanamannya banyak
harganya cukup
menjajikan.
Caba sebutkan berapa
jumlah pemain kasti tiap
regu?
Kunci jawaban: adalah
12 orang, dengan salah
satu pemain bertindak
sebagai kapten.

Contoh Instrumen Penilaian Pengetahuan


Tes Penugasan
Muatan
Indikator
Teknik
Bentuk
Pembelaj
Pencapaian
Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
aran
Kompetensi
PKn
3.2.2.
Penugas
Pekerjaan
Diskusikan dengan orang
Memberikan
an
Rumah
tuamu kegiatan apa saja
contoh
yang dilakukan dirumah
perilaku
yang berkaitan dengan
106

SD kelas 4

No.

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Muatan
Pembelaj
aran

Bahasa
Indonesia

Matemati
ka

IPA

IPS

Indikator
Pencapaian
Kompetensi
peduli
lingkungan
3.2.3.
Menjelaskan
pentingnya
memiliki
sikap
tersebut
melalui
kegiatan
mengamati
gambar,
wawancara,
diskusi, dan
presentasi.
3.4.1.
Membuat
kalimat
menggunaka
n kosa kata
baku

Teknik
Penilaian

Bentuk
Instrumen

Contoh Instrumen
kepedulian lingkungan!

Penugas
an

Pekerjaan
Rumah

Diskripsikan kegiatan yang


dikerjakan dalam
membantu orang tuamu di
rumah!

3.7.1.
Menjelaskan
langkahlangkah
operasi
penjumlahan
dan
pengurangan
bilangan
desimal dan
persen
3.7.2.
Mengidentifi
kasi satu
teknologi
tradisional/m
odern dalam
kehidupan
sehari-hari
melalui
kegiatan
survey/obser
vasi

Penugas
an

Pekerjaan
Rumah

Coba diskusikan dengan


orang tuamu, hitunglah
pekerjaan yang dilakukan
oleh orang tua di
lingkungnmu sebanyak 10
kepala keluarga terdekat
dan buatlah
prosentasenya?

Penugas
an

Pekerjaan
Rumah

Diskusikan dengan orang


tuamu teknologi apa saja
yang digunakan untuk
pertanian padi di
lingkunganmu dari
pengolahan tanah,
penanaman, penyemaian,
pemupukan, panen dan
sampai dengan pemesaran
hasil pertaniannya!

3.5.1.
Menjelaskan
interaksi

Penugas
an

Pekerjaan
Rumah

Coba diskusikan dengan


orang tuamu mengapa

107

SD kelas 4

No.

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Muatan
Pembelaj
aran

SBdP

PJOK

Indikator
Pencapaian
Kompetensi
manusia
dengan
lingkungan
alam
3.4.1.
Menyebutka
n alat yang
digunakan
untuk
bekerja
sebagai
dasar
menggamba
r
pemandanga
n alam
3.4.1.
Mengenal
kombinasi
gerak dasar
lokomotor
jalan cepat
dan lari
melalui
permainan
tentang
lingkungan
hidup

Teknik
Penilaian

Bentuk
Instrumen

Contoh Instrumen
tanah diperbukitan sering
longsor ?

Penugas
an

Pekerjaan
Rumah

Coba diskusikan dengan


orang tuamu alat-alat apa
saja yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan
di lingkunganmu!

Penugas
an

Pekerjaan
Rumah

Coba diskusikan dengan


orang tuamu kesenangan
apa saja yang selama ini
dilakukan dalam olah raga?

C. Penilaian Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Kerja atau Praktik
Kerja atau praktik adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk
melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan.
Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop,
menyanyi, bermain peran, menari.
Contoh Penilaian Praktik
Kelas/Semester : IV/2
Tema/Subtema : Cita-citaku/Aku dan Cita-citaku
Pembelajaran : 1
Format Penilaian Praktik: Mempresentasikan gambar alat yang digunakan
pekerja sesuai dengan gambar yang dilukisnya.
Aspek yang Dinilai

(4) Baik

(3) Baik
108

(2) Cukup

(1) Perlu

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Sekali

Bimbingan

Estetika
Bahasa
Substansi

NO
1
2
3

Rekapitulasi Nilai:
Estetika
Nama
Siswa
(1) (2) (3)
Adi
V
Bagus
V
Cancra

(4)

(1)

Bahasa
(2) (3)

(4)
V

V
V

Substansi
(1) (2) (3) (4)
V
V
V

Deskripsi:
- Pada saat mempresentasikan gambar alat yang digunakan
pekerja berdasarkan lukisannya, Adi memiliki gaya bahasa
dan kesesuaian dengan materi sangat baik. Adi masih perlu
bimbingan dalam penampilannya.
- Pada saat mempresentasikan gambar alat yang digunakan
pekerja
berdasarkan
lukisannya,
Bagus
memiliki
kemampuan menyesuaikan materi dan isi dengan sangat
baik. Bagus masih perlu bimbingan dalam estetika dan
gaya bahasanya.
- Pada saat mempresentasikan gambar alat yang digunakan
pekerja
berdasarkan
lukisannya,
Candra
sudah
memperhatikanestetika, bahasa dan substansi dengan
sangat baik.
b. Projek
Penilaian Projek merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung
investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas
tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Projek juga
akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan
siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan
pengetahuan,
dan
kemampuan
siswa
untuk
mengkomunikasikan informasi.
Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan
keterampilan berpikir tinggi
(berpikir kritis, pemecahan masalah,
berpikir kreatif) peserta didik. Contoh projek misalnya membuat laporan
pemanfaatan energi di dalam kehidupan, membuat laporan hasil
pengamatan pertumbuhan tanaman.
Contoh Format Penilaian Projek.
Kelas/Semester : IV / II
Tema
: Cita-Citaku
Subtema
: Aku dan Cita-citaku
Pembelajaran ke
: Pertama
Rubrik Penilaian Projek
Indikator :

109

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Mendesain gambar alat yang digunakan oleh pekerja yang


ada di lingkungan sekolahnya seperti gembor untuk
menyirami tanaman.
Menanam tanaman palawija/ sayuran seperti: tomat,
lombok atau tanaman sayuran lainnya dalam pot.
Merawat tanaman secara kelompok
Nama Projek
Nama siswa
Kelas
No.
1
2.

: Mendesain dan Melakukan Penanaman


dan Merawat Tanaman dalam Pot
: Adi
: IV
Aspek

Perencanaan
a. Desain
b. Tahapan pembuatan
Proses Pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan.
b. Teknik pembuatan
c. Kebermaknaan
dan
kebersihan
Hasil/produk
a. Jenis tanaman
b. Perawatan tanaman
c. estetika

V
V
V

Keterangan:
Penilaian dilakukan melalui pengamatan untuk menilai aspek
keterampilan.
Skor 1: kurang; 2: cukup; 3: baik ; 4. Baik sekali
Deskripsi:
Dalam melakukan pembuatan tanaman palawija dalam pot dari
segi perencanaan baik sekali, dari segi hasil jenis tanaman dan
perawatan tanaman baik sekali. Dari segi estetika masih
memerlukan usaha bimbingan lebih lanjut.

c. Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui
sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio
digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus
menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik
dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio
memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru
mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik
110

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

dalam menguasai kompetensi pada suatu tema. Misalnya kompetensi


pada tema selalu berhemat energi. Contoh kompetensi membuat
laporan hasil percobaan. Kemampuan membuat laporan hasil percobaan
tentu tidak seketika dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses
panjang, dimulai dari penulisan draf, perbaikan draf, sampai laporan
akhir yang siap disajikan. Selama proses ini diperlukan bimbingan guru
melalui catatan-catatan tentang karya peserta didik sebagai masukan
perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai laporan
akhir berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah, yang
menjadi portofolio.
Di samping memuat karya-karya anak beserta catatan guru, terkait
kompetensi membuat laporan hasil percobaan tersebut di atas, portofolio
juga bisa memuat catatan hasil penilaian diri dan teman sejawat tentang
kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku sehari hari peserta didik
yang bersangkutan.
Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu
menentuan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio
sebagai berikut:
1) masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di
dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau
setiap kompetensi.
2) menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulan/disimpan.
3) sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang
berisi komentar, masukkan dan tindakan lebih lanjut yang harus
dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan
sikap.
4) peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
5) catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik
perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar
peserta didik dapat terlihat.
Contoh Format Penilaian Portofolio
Nama Siswa
: Adi
Kelas
: IV
Semester
: II (dua)
Substansi/
Tanggal
Isi
dokume
Nama dokumen
n
1 2 3 4
Laporan secara lisan
Projek penanaman
V
tanaman dalam pot
Hasil karya
penanaman tanaman
V
dalam pot
Kliping macam-macam
gambar pekerjaan di
V
lingkungannya
Tugas menggambar
alat yang digunakan
V
pekerja
Hasil karya koleksi
V
gambar Pekerjaan
111

Bahasa
1

Estetika
3

4 1

4
V

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

manusia
Kumpulan foto
kegiatan yang
dilakukan sehari-hari
dalam membantu
pekerjaan orang tua

Keterangan:
1: kurang; 2: cukup; 3: baik; 4: sekali
Portofolio berfungsi sebagai bukti autentik hasil belajar siswa
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan hasil
capaian kompetensi siswa yang disampaikan kepada orang tua.
Guru memberi komentar/catatan tentang dokumen portofolio
yang telah dikumpulkan siswa dalam bentuk kalimat positif yang
berisi motivasi, semangat, juga usaha-usaha yang masih perlu
ditingkatkan. Komentar/catatan tersebut ditulis dan dimasukkan
dalam file portofolio setiap siswa.

Contoh komentar/catatan guru:


Ananda Adi telah mengumpulkan karya yang sangat bagus.
Dari segi substansi/isi telah menunjukkan pemahaman tugas-tugas
dengan sangat baik. Demikian juga, dari segi estetika sangat rapi dan
bagus. Ananda perlu usaha untuk lebih tekun lagi
dalam memahami ejaan dan tata kalimat.

112

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-3.3

PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN


A. Contoh Pengisian buku Rapor
Sesuai dengan Juknis yang telah dibuat oleh Direktorat Dikdasmen
maka contoh Rapor atau Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi
Peserta Didik Sekolah Dasar serta cara pengisiannya dapat dibaca
berikut ini:

LAPORAN
HASIL PENCAPAIN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR
(SD)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK
113

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

1. Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik, merupakan


ringkasan hasil penilaian terhadap seluruh aktivitas pembelajaran
yang dilakukan peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Laporan
perkembangan dan hasil Pencapaian Kompetensi peserta didik secara
rinci, disajikan dalam portofolio yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta
Didik ini.
2. Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
dipergunakan selama peserta didik yang bersangkutan mengikuti
pelajaran di Sekolah Dasar;
3. Apabila pindah sekolah, buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi
Peserta Didik ini dibawa oleh yang bersangkutan untuk dipergunakan
di sekolah baru dengan meninggalkan arsip/copy di sekolah lama;
4. Apabila buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ini
hilang, dapat diganti dengan Buku Laporan Hasil Pencapaian
Kompetensi Peserta Didik pengganti yang disahkan oleh Kepala
Sekolah asal;
5. Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ini harus
dilengkapi dengan pas foto(3 cm x 4 cm) dan pengisiannya dilakukan
oleh Guru Kelas;
6. Laporan penilaian memuat hasil Pencapaian Kompetensi yang
disajikan secara deskriptif untuk masing-masing kompetensi inti.
7. Laporan perkembangan fisik diisi dengan data kondisi peserta didik
berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan guru bekerjasama
dengan pihak lain yang relevan.
8. Laporan kondisi kesehatan diisi dengan deskripsi hasil pemeriksaan
yang dilakukan guru, bekerjasama dengan tenaga kesehatan atau
puskesmas terdekat.
9. Kolom ketidakhadiran diisi dengan data akumulasi ketidakhadiran
siswa, baik karena sakit, izin, maupun tanpa keterangan dalam satu
semester.

114

SD kelas 4

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

IDENTITAS PESERTA DIDIK


1. Nama Peserta
: ..
Didik
2. Nomor Induk
: ..
3. Tempat,Tanggal
: ..
Lahir
4. Jenis Kelamin
: ..
5. Agama
: ..
6. Pendidikan
: ..
sebelumnya
7. Alamat Peserta
: ..
Didik
8. Nama Orang Tua
:
a. Ayah
: ..
b. Ibu
: ..
9. Pekerjaan Orang
:
Tua
a. Ayah
: ..
b. Ibu
: ..
10. Alamat Orang Tua
:
Jalan
: ..
Kelurahan/Desa
: ..
Kecamatan
: ..
Kabupaten/Kota
: ..
Provinsi
: ..
11. Wali Peserta Didik :
a. Nama
: ......................................................................................
.
b. Pekerjaan
: ......................................................................................
.
c. Alamat
: ......................................................................................
.
.,
.
Kepala Sekolah,
Pas Foto
ukuran
3 X 4 CM

................................................
NIP. ........................................

115

A. Petunjuk Pengisian Buku Rapor


Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia no 66 tahun 2013tentang Standar Penilaian Pendidikan
menyebutkan bahwa Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada
orangtua dan Pemerintah.
Pada Standar Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa Laporan hasil penilaian
oleh pendidik berbentuk: (1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi,
untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk
penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu (2) deskripsi sikap, untuk hasil
penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial (3) Penilaian oleh
masing-masing pendidik tersebut secara keseluruhan selanjutnya dilaporkan
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar
Peserta Didik.
Pengembangan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik pada dasarnya
merupakan wewenang sekolah. Untuk membantu sekolah mengembangkan
Laporan Hasil Belajar Peserta Didik, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
menyusun Buku Raport untuk SD beserta Panduan Pengisian Laporan Hasil
Belajar Peserta Didik.
Buku Petunjuk Teknis Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik pada
jenjang Sekolah Dasar diharapkan dapat membantu sekolah dalam mengisi
format Laporan Hasil Belajar Peserta Didik sesuai dengan Kurikulum 2013.
Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian
hasil belajar peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses
pembelajaran, dan bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar
peserta didik.
Proses pembelajaran dan penilaian difokuskan pada tiga ranah yaitu: sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Pada kurikulum 2013 tiga ranah tersebut
dijabarkan menjadi empat kompetensi inti yaitu kompetensi inti 1 (satu)
sikap spiritual, kompetensi inti 2 (dua) sikap sosial, kompetensi inti 3 (tiga)
pengetahuan, dan kompetensi inti 4 (empat) keterampilan.
A. Sikap
Pada kolom deskripsi diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang:
1. Apa yang menonjol terkait dengan kemampuan pada aspek sikap anak
dalam tiap muatan pelajaran yang ada pada komptensi inti 1 dan 2 (KI-1
dan KI-2).
2. Usaha pengembangan kemampuan pada aspek sikap anak dalam tiap
muatan pelajaran untuk mencapai kompetensi inti 1 dan 2 (KI-1 dan KI-2)
pada kelas yang diikutinya.
Pada aspek sikap, deskripsi menggambarkan prestasi siswa pada muatan
mata pelajaran pada kelas dan semester tertentu dari aspek sikap.
Berikutnya dari deskripsi yang dituangkan guru juga menggambarkan
kompetensi-kompetensi yang masih perlu ditingkatkan dan perlu
mendapat perhatian guru dan orang tua, agar seorang siswa dapat
mencapai kompetensi secara optimal.
Deskripsi tersebut merupakan ringkasan dan intisari dari penilaian yang
sudah dilakukan oleh guru dengan berbagai alat penilaian termasuk
penilaian autentik setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran proyek (project based learning), penemuan (discovery
116

learning), dan pemecahan masalah (problem based learning). Disamping


itu juga memanfaatkan portofolio dan hasil observasi dan wawancara.

Contoh pengisian aspek: Sikap


Aspek
Menerima, menjalankan
ajaran agama yang
dianutnya

Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli,
percaya diri, dalam
berinteraksi dengan
keluarga dan guru

Deskripsi
diisi oleh guru dalam kalimat positif
tentang apa yang menonjol terkait
dengan kempuan anak dalam tiap
muatan mata pelajaran, dan usahausaha apa yang perlu
dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan pada
kelas yang diikutinya
diisi oleh guru dalam kalimat positif
tentang apa yang menonjol terkait
dengan kempuan anak dalam tiap
muatan mata pelajaran, dan usahausaha apa yang perlu
dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan pada
kelas yang diikutinya

B. Pengetahuan
Pada kolom deskripsi diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang:
1. Apa yang menonjol terkait dengan kemampuan pada aspek
pengetahuan anak dalam tiap muatan pelajaran yang ada pada
komptensi inti 3 (KI 3).
2. Usaha pengembangan kemampuan pada aspek pengetahuan anak
dalam tiap muatan pelajaran untuk mencapai kompetensi inti 3 (KI
3) pada kelas yang diikutinya.
Pada aspek pengetahuan, deskripsi menggambarkan prestasi siswa
pada muatan mata pelajaran pada kelas dan semester tertentu dari
aspek pengetahuan.
Berikutnya
dari
deskripsi
yang
dituangkan
guru
juga
menggambarkan kompetensi-kompetensi yang
masih perlu
ditingkatkan dan perlu mendapat perhatian guru dan orang tua,
agar seorang siswa dapat mencapai kompetensi secara optimal.
Deskripsi tersebut merupakan ringkasan dan intisari dari penilaian
yang sudah dilakukan oleh guru dengan berbagai alat penilaian
termasuk penilaian autentik setelah siswa mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran proyek (project based learning),
penemuan (discovery learning), dan pemecahan masalah (problem
based learning). Disamping itu juga memanfaatkan portofolio dan
hasil penilaian yang dilakukan melalui tes (ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester).
Contoh pengisian aspek: Pengetahuan Kelas I semester 1 (satu)
117

Aspek
Mengingat dan memahami
pengetahuan faktual dan
konseptual berdasarkan
rasa ingin tahu tentang:
dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya
benda-benda lain di
sekitarnya

Deskripsi
Mahir
menyebut
huruf-huruf
hijaiyyah secara lengkap, tetapi
masih
perlu
bimbingan
untuk
harakatnya secara benar.
Menguasai benar simbol-simbol sila
Pancasila.
Mahir menyebut teks deskriptif
tentang
anggota
tubuh
dan
pancaindera
dengan
kosakata
bahasa Indonesia
Pandai membandingkan dengan
memperkirakan
panjang
suatu
benda dengan menggunakan istilah
sehari-hari.
Masih perlu latihan tentang pola
irama lagu bervariasi menggunakan
alat musik ritmik

C. Keterampilan
Pada kolom deskripsi diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang:
1. Apa yang menonjol terkait dengan kemampuan pada aspek
keterampilan anak dalam tiap muatan pelajaran yang ada pada
komptensi inti 4 (KI-4).
2. Usaha pengembangan kemampuan pada aspek keterampilan anak
dalam tiap muatan pelajaran untuk mencapai kompetensi inti 4 (KI4) pada kelas yang diikutinya.
Pada aspek keterampilan, deskripsi menggambarkan prestasi siswa
pada muatan mata pelajaran pada kelas dan semester tertentu dari
aspek keterampilan.
Berikutnya dari deskripsi yang dituangkan guru juga menggambarkan
kompetensi-kompetensi yang masih perlu ditingkatkan dan perlu
mendapat perhatian guru dan orang tua, agar seorang siswa dapat
mencapai kompetensi secara optimal.
Deskripsi tersebut merupakan ringkasan dan intisari dari penilaian
yang sudah dilakukan oleh guru dengan berbagai alat penilaian
termasuk penilaian autentik setelah siswa mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran proyek (project based learning),
penemuan (discovery learning), dan pemecahan masalah (problem
based learning). Disamping itu juga memanfaatkan portofolio dan hasil
penilaian praktik dan proyek.
Contoh pengisian aspek: Keterampilan
Kelas I semester 1 (satu)
Aspek

118

Deskripsi

Menyajikan kemampuan
mengamati, menanya, dan
mencoba dalam :
- bahasa yang jelas,logis,
dan sistematis
- karya yang estetis
- gerakan anak sehat
- tindakan anak beriman
dan berakhlak mulia

diisi oleh guru dalam kalimat positif


tentang apa yang menonjol terkait
dengan kempuan anak dalam tiap
muatan mata pelajaran, dan usahausaha apa yang perlu dikembangkan
untuk mencapai kompetensi yang
ditetapkan pada kelas yang diikutinya

D. KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER


No.
Kegiatan
Deskripsi
Ekstrakurikuler
1. Pramuka
Diisi dengan kegiatan yang pernah
diikuti dan peranannya.
2.

UKS

Diisi dengan kegiatan yang pernah


diikuti dan peranannya.

119

E. Perkembangan Fisik/Kesehatan

No
1
2

No
1.
2.
3.
4.

No

1. Perkembangan Fisik/Kesehatan
Aspek
Semester
Yang
Dinilai
1
2
Tinggi
Diisi sesuai hasil
Diisi sesuai hasil
pengukuran pada
pengukuran pada
semester 1
semester 2
Berat Badan
Diisi sesuai hasil
Diisi sesuai hasil
pengukuran pada
pengukuran pada
semester 1
semester 2
2. Kondisi Kesehatan
Aspek Fisik
Keterangan
Pendengaran
Diisi sesuai hasil pemeriksaan
bekerjasama dengan tenaga
kesehatan/Puskesmas
Penglihatan
idem
Gigi
idem
Lainnya
idem
(diisi jika ada
aspek/kondisi
kesehatan lainnya)
3. Catatan Prestasi
Jenis Prestasi
Keterangan
Diisi dengan jenis
Diisi dengan prestasi yang dicapai siswa
prestasi akademik
dalam kejuaraan dan perlombaan dengan
yang relevan, baik mencantumkan tingkat, waktu, dan tempat.
di tingkat kelas,
Dapat juga dicantumkan kelebihan atau halsekolah,
hal lain yang menonjol.
kabupaten/Kota
maupun yang
lebih tinggi.

120

RAMBU-RAMBU ULANGAN, UTS DAN UAS


PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD
A. Ulangan
Menurut Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Bab II
Standar Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa:
Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka guru bisa melakukan ulangan secara
periodik. Ulangan dapat dilakukan setelah selesai 1 subtema (1 minggu).
Ulangan pada Akhir Subtema
ANALISIS KD PADA TEMA, SUBTEMA DAN PEMBELAJARAN
KELAS
TEMA
SUBTEMA 1
MUATAN
PELAJARA
N
BAHASA
INDONESI
A

PPKn

:IV/semester 2
: Indahnya Negeriku (6)
: Keanekaragaman Hewan dan Tumbuhan
KOMPETE
NSI
DASAR
3.4

PEMBELAJARAN
1

3.4

3.4

3.4

4.4

4.4

4.4

4.4

3.2
3.4
4.2

3.2

3.2

CATATAN
5

SBDP
IPA
IPS
PJOK*)

3.7
4.2
3.4
4.1
3.7
4.6
4.7
3.5
4.5
3.3
3.6
4.3
4.6

3.2
3.4

4.2

4.2

4.2

4.4
MATEMATI
KA

LK
3.1

4.4
3.7
4.2

3.7
4.2
3.4
4.1

3.7
4.6

KD 3.4
dan 4.4
ditambahk
an dalam
pemetaan
subtema

3.7
4.2
3.4
4.1
3.7
4.6
4.7
3.5
4.5

3.3
3.6
4.3
4.6

*) Evaluasi PJOK dilakukan oleh guru PJOK


Penilaian untuk ranah sikap dilakukan selama proses pembelajaran,
sedangkan untuk ranah pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan
belajar sehari-hari diperoleh dari latihan maupun penugasan. Untuk ulangan
subtema 1 disiapkan kisi-kisi ulangan subtema 1 seperti contoh berikut:
121

122

Kisi-kisi Ulangan Subtema 1


KD

INDIKATOR

A. BAHASA INDONESIA
3.4.1
3.4.2
3.4.3
B. PPKn
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.4
3.4.1
3.4

D. MATEMATIKA
3.7.1
3.7.2
3.7.3
F. SBDP
3.4
3.4.1
3.4.2
E. IPA
3.7
3.7.1
3.7.2
F. IPS
3.5
3.5.1
3.7

JUML
AH
SOAL

NO.
SOAL

1
2
3

4
5
6
7

8
9
10

11
12

13
14

15

BENTUK
SOAL*)
Cara
penilaian
bisa tertulis
(PG, isian,
uraian) atau
lisan

Berdasarkan contoh kisi-kisi di atas maka distribusi soal ulangan harian


subtema 1 untuk ranah pengetahuan adalah sebagai berikut:
A. Untuk KD Bahasa Indonesia dengan nomor soal 1 3
B. Untuk KD PPKn dengan Nomor 4 7
C. Untuk KD Matematika dengan Nomor 8 10
D. Untuk KD SBDP dengan Nomor 11 12
E. Untuk KD IPA dengan nomor 13 14
F. Untuk KD IPS dengan nomor 15
*)Bentuk soal menyesuaikan, bisa pilihan ganda, isian maupun uraian. Namun
perlu diperhatikan dalam pengaturan soalnya. Jika dibuat lebih dari satu model
soal, maka dikelompokkan sesuai bentuk soal sehingga memudahkan pemberian
skor.
B. Ulangan Tengah Semester (UTS)
Ulangan tengah semester bisa dilakukan setelah 2 tema berlangsung. Contoh
persiapan UTS :
KELAS 4 TEMA 6 : INDAHNYA
NEGERIKU
Subtema Keanekaragaman Hewan
1
dan Tumbuhan
Subtema Keindahan Alam Negeriku
2
Subtema Indahnya Peninggalan
3
Sejaran

KELAS 4 TEMA 7 : CITA-CITAKU


Subtema
1
Subtema
2
Subtema
3
123

Aku dan Cita-citaku


Hebatnya Cita-citaku
Giat Berusaha Meraih Citacitaku

124

Pemetaan KD pada Setiap Subtema


KD
BI
3.4
3.5
4.3
4.4
4.5
PPKn
3.2
3.4
4.2
4.4
MAT
3.4
3.7

ST
1
3.4

TEMA 6
ST
ST
2
3
3.4

4.4

4.4

3.2
3.4
4.2
4.4

3.2

3.2

4.2

4.2

3.4
3.7

3.7

3.10
3.1
4

3.14
3.16
4.1
4.2
4.9

3.5
4.3
4.4
4.5

4.1
4.2

3.1
0
3.1
4
3.1
6

4.1
4.9
4.1
5
4.1
6

4.15
4.16
SBDP
3.4
4.1
4.2
4.4
IPA
3.7

KD
ST
1
BI
3.1
3.2
3.3
3.4
4.1
4.2
4.3
4.4
PPKn
3.1
3.2
3.3
3.4
4.1

3.4
4.1
4.2

3.4
4.4

3.7

4.6

4.6

4.7
IPS
3.2
3.3
3.5
4.3
4.5

4.7

3.5
4.5

3.7
4.6

3.3
3.5
4.3
4.5

3.7

3.1
3.2
3.3

3.3
3.4

3.3
3.4
4.3
4.4

4.3
4.4

3.3
3.4

3.2
3.3

4.1
4.2

4.3

4.3

4.5

4.2
4.3

4.3

4.5

MAT
3.9
3.10

3.9
3.10
3.1
1

3.11
3.12

4.3
4.5
4.6
4.7
4.9
4.10

4.1

4.11

4.7

4.14
SBDP
3.1
3.4
4.1
4.2
4.4
4.7
4.10

3.2
3.5
4.2
4.3
4.5

4.1
4.2
4.3
4.4

4.2

3.15
3.4
4.1

3.1
3.2
3.3

TEMA 7
ST
ST 3
2

3.1
2
3.1
5

3.12

4.3
4.5
4.6
4.7
4.9
4.10
4.1
1
4.14
3.1
3.4
4.1
4.2

125

3.4
3.5

3.2
3.3
4.1

4.4
4.7
4.10

IPA
3.5
3.7
4.4
4.7
IPS
3.1
3.3
3.4
3.5
4.1
4.3
4.4
4.5

3.5
3.7
4.4
4.7

3.5
3.7
4.4
4.7

3.1
3.3
3.4
3.5

3.5
4.1
4.3

4.5

4.5

4.1
4.4

Kisi-kisi Ulangan Tengah Semester 2 Kelas 4


KD
UTS

TEMA 6
KD

3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.1
3.2
3.3
3.4
3.4
3.7
3.9
3.10
3.11
3.12
3.14
3.15

NO
SOAL

3.4
3.5
C. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
3.1
3.2
3.2
3.3
3.4
3.4
D. MATEMATIKA
3.4
3.7
3.9
3.10
3.10
3.11
3.12
3.14
3.15

3.1
3.4

3.4

3.5
3.7

3.7

3.1
3.2
3.3

INDIKATO
R

TEMA 7
B. BAHASA INDONESIA
NO
KD
INDIKATO
SOAL
R
3.1
3.2
3.3
3.4

E. SENI BUDAYA DAN PRAKARYA


3.1
3.4
F. IPA
3.5
3.7
G. IPS
3.1

3.2
3.3
126

3.4
3.5

3.4
3.5

3.4
3.5

127

C. Ulangan Akhir Semester (UAS)


Ulangan akhir semester dilakukan setelah semua tema pada semester
tersebut selesai dipelajari. Di kelas 4, ulangan akhir semester I dilakukan
setelah selesai mempelajari tema 1, tema 2, tema 3, tema 4 dan tema 5.
Ulangan akhir semester 2 dilakukan setelah selesai mempelajari tema 6, tema
7, tema 8, dan tema 9.
Berikut ini adalah contoh pemetaan KD muatan mapel untuk kelas 4 semester
2.
KD MUATAN
MAPEL
BI
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
PPKn
3.1
3.2
3.3
3.4
MAT
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3. 9
3.10
3.11
3.12
3.13
3.14
3.15
3.16
IPA
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
IPS
3.1
3.2
3.3

TEMA
6

TEMA
7

TEMA
8

TEMA
9

3.4
3.5

3.1
3.2
3.3
3.4
-

3.1
3.2
3.4
-

3.1
3.2
3.4
-

3.2
3.4

3.1
3.2
3.3
3.4

3.2
3.3
-

3.2
-

3.4
3.7
3.10
3.14
-

3.9
3.10
3.11
3.12
3.15
-

3.3
3.7
3.16

3.7

3.5
3.7

3.7

3.7

3.2
-

3.1
3.3

3.3

3.3

128

3.4
3.5
3.6
SBDP
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6

3.4
3.5
-

3.4
3.5
-

3.4
3.5
-

3.4
-

3.1
3.4
-

3.2
3.3
3.4
3.5
-

3.5
3.2
3.4
-

Proses penyusunan kisi-kisi UAS sama dengan proses ulangan maupun UTS,
hanya jumlah tema lebih banyak. Dengan demikian guru memiliki data
tentang komptensi yang telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya memiliki data
komptensi dasar adalah untuk membantu guru merumuskan nilai rapor, yang
dideskripsikan adalah hal-hal yang menonjol dan yang perlu ditingkatkan oleh
siswa.
Penjadwalan UAS
Tujuan penilaian adalah mengetahui ketercapaian kompetensi yang telah
ditetapkan, sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran, guru sudah
memadukan berbagai mapel. Maka untuk UAS pihak sekolah menggunakan
jadwal ulangan tema. Penggunaan jadwal tema dimaksudkan agar
memudahkan siswa dan orang tua dalam membantu anaknya belajar.
Meskipun demikian dalam jadwal tema tersebut tetap bisa diidentifikasi
kompetensi-kompetensi muatan mata pelajaran yang akan diujikan pada tema
tersebut.
Contoh Distribusi Soal UAS
KODE

KD

TEMA 6

A
B
C

BI
PPKn
MAT

1 7 (7 soal)
8 13 (6 soal)
14 20 (7 soal)

IPA

21 24 (4 soal)

IPS

25 28 (4 soal)

SBDP

29 30 (2 soal)

TEMA
7
18
9 13
14
19
20
24
25
28
29
30

TEMA
8
16
7 12
13 20

TEMA
9
17
8 13
14 20

21 25

21 24

26 28

25 28

29 30

29 30

Contoh Jadwal UAS


SENIN

SELAS RABU
KAMI
A
S
TEMA
TEMA
TEMA
TEMA
6
7
8
9
*) praktik**) teori dan praktik

JUMAT

SABTU

AGAMA
MULOK

SBDP*)
PJOK**)

Contoh data nilai pengetahuan yang diperoleh atas nama Della adalah
sebagai berikut:
129

KD

TEMA TEMA TEMA TEMA


RATA1
2
3
4
RATA
BAHASA INDONESIA
3.1
75
80
70
75
3.2
80
80
80
80
3.3
65
65
3.4
90
90
90
90
90
3.5
80
80
Dst ... (muatan mapel yang lain)
Berdasarkan data rekap nilai pengetahuan, nilai Della untuk kompetensi Bahasa
Indonesia KD 3.3 (Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis
usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku) mendapatkan nilai 65 (perlu bantuan/berlatih lagi),
sedangkan KD 3.4 ( menggali informasi dari cerita teks petualangan tentang
lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku)
nilainya 90 (sangat baik), maka deskripsi rapor atas nama Della adalah
sebagai berikut:
Kompetensi yang Dinilai
Mengingatdan memahami
pengetahuan faktual dan
konseptual berdasarkan rasa
ingin tahu tentang:
dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya
benda-benda lain di sekitarnya

Deskripsi

Ananda Della sangat menguasai teks


cerita petualangan tentang
lingkungan dan sumber daya alam.
Ananda Della masih perlu bimbingan
untuk memahami teks wawancara
dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku.

130

MATERI PELATIHAN 4

PRAKTIK PEMBELAJARAN
TERBIMBING
4.1 ANALISISVIDEO PEMBELAJARAN
4.2 PENYUSUNAN RPP
4.3 PEER TEACHING

131

LK-4.1

ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN


Kompetensi

Mampu menganalisis
menerapkan pendekatan

pelaksanaan
saintifik.

pembelajaran

yang

Tujuan Kegiatan :
Dengan mengamati tayangan video pembelajaran,
peserta mampu menganalisis pelaksanaan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Amatilah secara seksama proses pelakasanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru model dalam video pembelajaran!
2. Berikan tanda centang () pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai dengan
kesesuaian dan ketersediaan setiap aspek!
3. Pada kolom kesimpulan hasil analisis video, berikan catatan khusus atau saran
perbaikan pelaksanaan pembelajaran!
4. Presentasikan hasil analisis tayangan video yang Anda lakukan!
5. Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan
Peer-Teaching!

132

FORMAT PENGAMATAN VIDEO PEMBELAJARAN


Tema
: ................................................................................
Subtema
: ................................................................................
Pembelajaran ke- : ................................................................................
Aspek yang Diamati
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan
menyapa dan memberi salam
2
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang
dengan pengalaman peserta didik atau
pembelajaran sebelumnya
3
Mengajukan pertanyaan menantang untuk
memotivasi
4
Menyampaikan manfaat materi pembelajaran
5
Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan
materi pembelajaran
Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan
1
Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
peserta didik
2
Menyampaikan rencana kegiatan misalnya,
individual, kerja kelompok, dan melakukan
observasi.
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
1
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran.
2
Kemampuan mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan, perkembangan
Iptek , dan kehidupan nyata.
3
Menyajikan pembahasan materi pembelajaran
dengan tepat.
4
Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke
sulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
1
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
2
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3
Menguasai kelas
4
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan
partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan
5
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan
partisipasi aktif peserta didik dalam
mengemukakan pendapat
6
Melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan keterampilan peserta didik
sesuai dengan materi ajar
7
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
133

Ya

Tid
ak

Catatan

Aspek yang Diamati


kontekstual
8
9

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan


tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant
effect)
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan

Penerapan Pendekatan Saintifik


1

Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi


peserta didik untuk mengamati
2
Memancing peserta didik untuk bertanyaapa,
mengapa dan bagaimana
3
menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengumpulkan informasi
4
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengasosiasikan data dan
informasi yang dikumpulkan
5
Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengkomunikasikan
pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya
Pelaksanaan Penilaian Autentik
1
Melaksanakan penilaian sikap
2

Melaksanakan penilaian pengetahuan

Melaksanakan penilaian keterampilan

Kesesuaian teknik dan instrumen dengan indikator


pencapaian kompetensi
Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen
penilaian autentik.

5
6

Ketersediaan pedoman penskoran

Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran


1
Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
melalui interaksi guru, peserta didik, sumber
belajar
2
Merespon positif partisipasi peserta didik
3
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons
peserta didik
4
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif
5
Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta
didik dalam belajar
Pemanfaatan sumber belajar/media dalam
pembelajaran
1
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
sumber belajar yang bervariasi
2
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media pembelajaran

134

Ya

Tid
ak

Catatan

Aspek yang Diamati


3
4
5

Ya

Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan


sumber belajar pembelajaran
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan
media pembelajaran
Menghasilkan pesan yang menarik

Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam


pembelajaran
1
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1
Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merangkum materi pelajaran
2
3
4
5

Menfasilitasi dan membimbing peserta didik


untuk merefleksi proses dan materi pelajaran
Memberikan tes lisan atau tulisan
Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan
portofolio
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan kegiatan berikutnya dan tugas
pengayaan
Jumlah
Kesimpulan Hasil Analisis Video

135

Tid
ak

Catatan

HO-4.2

PANDUAN PENYUSUNAN RPP JENJANG SD


A. HAKIKAT RPP
Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar.
Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Lampiran IV tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 37)
tahapan pertama dalam pembelajaran menurut Standar Proses adalah
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP adalah rencana pembelajaran
yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu
yang mengacu pada silabus.
Sementara itu menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di SD (Kemdikbud,
2013: 9) RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok
atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun
pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap
awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru
secara individu maupun berkelompok dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus
sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
Kurikulum 2013 untuk SD menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik
Terpadu dari kelas I sampai kelas VI.
Kurikulum 2013 SD
melaksanakan pembelajaran
Tematik Terpadu dan
prosesnya menerapkan pendekatan saintifik. Penerapan pembelajaran Tematik
Terpadu dengan pendekatan saintifikmembawa implikasi perubahan dalam
pembelajaran di SD. Perubahan itu mengakibatkan perubahan pada perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sistem penilaian, buku siswa, buku
guru, program remedial serta pengayaan, dan sebagainya.
Panduan penyusunan RPP ini diperlukan agar semua pemangku kepentingan
pendidikan dasar memiliki persepsi yang sama dalam pelaksanakan Kurikulum
2013 SD, khususnya perencanaan pembelajaran. Hal ini sangat mendukung
proses dan hasil pembelajaran.
B. Prinsip-prinsip Pengembangan RPP
Berbagai prinsip dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut.
136

1. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan
silabus yang telah dikembangkan pada tingkat nasional ke dalam bentuk
rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
2. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yag dinyatakan dalam
silabus dengan kondisi pada satuan pendidikan baik kemampuan awal
peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan emosi,
maupun gaya belajar.
3. RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik.
4. RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik
sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran
dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar, dan
kebiasaan belajar.
5. RPP mengembangkan budaya membaca dan menulis.
6. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan.
7. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, remedi, dan umpan balik.
8. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI
dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasi pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran
untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
9. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasikan secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi.
C. KOMPONEN DAN SISTEMATIKA RPP
Menurut Permendikbud No 81 A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi
Kurikulum Pedoman Pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 38) RPP paling sedikit
memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode
pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Komponen-komponen
tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.

137

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan
:
Kelas/Semester :
Tema/Subtema/PB
:
Alokasi Waktu
:
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. -------------------------- (KD pada KI-1)
2. -------------------------- (KD pada KI-2)
3. -------------------------- (KD pada KI-3)
Indikator:-------------------------------4. -------------------------- (KD pada KI-4)
Indikator: ------------------------------KD-1 dan KD-2 dari KI1 dan KI2 tidak harus dikembangkan dalam indikator
karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung.
Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui
proses
pembelajaran
langsung.
C. Tujuan
Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (Rincian dari materi pembelajaran)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/ Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan (.menit)
b. Inti (menit)
c. Penutup (.. menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan
b. Inti (menit)
c. Penutup (..menit)
H. Penilaian
1. Jenis/ Teknik Penilaian
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
3. Pedoman Penskoran

Komponen-komponen RPP
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.
2. Identitas tema/subtema.
3. Kelas/semester.
4. Materi pokok.

138

5.

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluanuntuk pencapaian KD


dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.
6. Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan matapelajaran.
7. Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian kompetensi.
a. Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
yang
terkait
muatan
pelajaran;
b. Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan
pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian. Dalam merumuskan indikator perlu
memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
1) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang
dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD.
2) Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana
ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan
sebaliknya).
3) Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat
dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi
dan kebutuhan siswa.
4) Indikator harus menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
8. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati
dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan dapat
diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan setiap pertemuan.
Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut
Audiencepeserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu
kemudian mencantumkan
Behavioratau kemampuan yang harus
didemonstarsikan dan Condition seperti apa perilaku atau kemampuan yang
akan diamati. Akhirnya, tujuan itu mencantumkan Degree keterampilan baru
itu harus dicapai dan diukur, yaitu dengan standar seperti apa kemampuan itu
dapat dinilai.
9. Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk
butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.
10.Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran,
digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
11.Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
a. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran.
b. Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang memudahkan
memberikan pengertian kepada siswa.
c. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
12. Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran, mencakup:
139

a. Pertemuan pertama, berisi pendahuluan; kegiatan Inti, dan penutup.


b. Pertemuan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
13.Penilaian
a. Berisi jenis/teknik penilaian.
b. Bentuk instrumen.
c. Pedoman perskoran.

140

D. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RPP


Menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di SD (Kemdikbud, 2013: 12)
pengembangan RPP
disusun
dengan mengakomodasikan
pembelajaran
tematik atau disebut dengan RPP Tematik. Penyusunan RPP Tematik idealnya
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) menentukan tema yang akan
dikaji bersama siswa; (2) memetakan KD-KD dan indikator yang akan dicapai
dalam tema-tema yang telah disepakati; (3) menetapkan jaringan tema; (4)
menyusun Silabus Tematik; dan (5) menyusun RPP pembelajaran tematik.
Dalam implementasi Kurikulum 2013, tema tidak dinegosiasikan dengan siswa,
tetapi sudah ditetapkan oleh pemerintah yang termuat dalam silabus tematik,
buku guru, dan buku siswa telah disediakan oleh pemerintah. Untuk keperluan
penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu di kelas, guru dapat mengembangkan
RPP Tematik dengan memperhatikan silabus tematik, buku guru, dan buku siswa
yang telah tersedia serta mengacu pada format dan sistematika RPP yang
berlaku. RPP tematik adalah rencana pembelajaran tematik terpadu yang
dikembangkan secara rinci dari suatu tema dengan tahapan sebagai berikut.
1. Mengkaji Silabus Tematik
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema
tertentu dalam pelaksanaan kurikulum SD.Komponen silabus mencakup:
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.Silabus berfungsi
sebagai rujukan bagi guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Pada Kurikulum 2013, silabus tematik telah disiapkan
oleh pemerintah, guru tinggal menggunakan sebagai dasar penyusunan RPP.
Guru memilih kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan
tema/subtema yang akan dilaksanakan pada satu pertemuan atau lebih.
Kegiatan yang dipilih harus mencakup kegiatan pembelajaran sesuai dengan
standar proses (Kemdikbud, 2013:12-13).
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD
sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, diri sendiri dan terhadap
lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut,
di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam
pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta didik ini
merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/ mengolah
informasi, dan mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih
lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru
dalam pembelajaran yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian
terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya.
2. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD
dengan mempertimbangkan: (a) potensi peserta didik; (b) relevansi denga
karakteristik daerah; (c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional,
sosial dan spiritual peserta didik; (d) kebermanfaatan bagi peserta didik; (e)
struktur keilmuan; (f) aktualisasi, kedalaman, dan keluasaan materi
pembelajaran; (g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan; dan (h) alokasi waktu. Kegiatan
mengidentifikasi materi
pembelajaran dilakukan dengan mengkaji buku guru dan buku siswa untuk
SD.
a. Mengkaji Buku Guru SD
141

Buku guru SD berisi hal-hal berikut ini.


1) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI).
2) Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) 1 dan 2 serta KD 3 dan 4.
3) Ruang lingkup pembelajaran untuk satu subtema yang terdiri dari 6
pembelajaran dalam 1 minggu (untuk kelas I).
4) Pemetaan indikator pembelajaran untuk setiap pembelajaran.
5) Setiap pembelajaran berisi tentang uraian kegiatan pembelajaran
yang mencakup:
a) Nama kegiatan;
b) Tujuan pembelajaran;
c) Media dan alat pembelajaran;
d) Langkah-langkah kegiatan; dan
e) Penilaian.
6) Setiap akhir pembelajaran, guru hendaknya melakukan kegiatan
refleksi untuk melakukan kegiatan remedial dan pengayaan.
b. Mengkaji Buku Siswa SD
Buku Seri Pembelajaran Tematik Terpadu untuk siswa disusun mengacu
pada kurikulum berbasis kompetensi. Buku siswa memuat rencana
pembelajaran berbasis aktivitas. Di dalamnya memuat urutan
pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan siswa. Buku ini mengarahkan yang harus dilakukan siswa
bersama guru untuk mencapai kompetensi tertentu, bukan buku yang
materinya dibaca, diisi, atau dihapal.
Buku siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang
akanmemudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.Buku
siswa dilengkapi dengan penjelasan lebih rinci
tentang isi
danpenggunaan sebagaimana dituangkan dalam Buku Guru.Kegiatan
pembelajaran yang ada di buku siswa lebih merupakan contohkegiatan
yang dapat dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk
mencapai
kompetensi
tertentu.
Gurudiharapkan
mampu
mengembangkan ide-ide kreatif lebih lanjut denganmemanfaatkan
alternatif-alternatif kegiatan yang ditawarkan di dalam BukuGuru, atau
mengembangkan ide-ide pembelajaran sendiri.
3. Menentukan Tujuan
Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut
Audiencepeserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu
kemudian
mencantumkan
Behavioratau
kemampuan
yang
harus
didemonstarsikan dan Condition seperti apa perilaku atau kemampuan
yang akan diamati. Akhirnya, tujuan itu mencantumkan Degree
keterampilan baru itu harus dicapai dan diukur, yaitu dengan standar seperti
apa kemampuan itu dapat dinilai.
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta
didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, da sumber belajar lainnya
dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup
yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
142

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada pada


pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang
dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti
dalam silabus.
c. Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario
langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar.
Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan: pendahuluan, inti, dan
penutup.

5. Penjabaran Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/ atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong
untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara
penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Di bawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi pada KD-KD
yang berasal dari KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum,
serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun
produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
6. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu
efektif
dan
alokasi
waktu
mataelajaran
per
minggu
dengan
mempertibangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan
tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan rerata untuk menguasasi KD yang dibutuhkan oleh
peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan
disesuaikan lagi dalam RPP.
7. Menentukan Sumber Belajar

143

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/ atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara
sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
E. PROSES PEMBELAJARAN
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikhis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;
c. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas
yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan
tujuan embelajaran atau KD yang akan dicapai;
d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang
kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarya, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan muatan pelajaran, yang meliputi: observasi, menanya,
mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasi/ mengolah informasi,
dan mengkomunikasikan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
semdiri membuat rangkuman/ simpulan materi pembelajaran, melalukan
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran, dan merencakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk program
remedial, program pengayaan, layanan konseling dan/ atau memberikan
tugas secara individual atau kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

144

Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD
Kelas/ Semester
: IV/ 2 (Dua)
Tema/ Subtema
: Indahnya Negeriku/ Keanekaragaman Hewan dan
Tumbuhan/PB 1
Alokasi Waktu
: 1 x Pertemuan (5 x 35 Menit)
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
1.2 Mengakui dan mensyukuri anugerah Tuhan yang Maha Esa atas
keberadaan lingkungan dan sumber daya alam, alat teknologi modern dan
tradisional, perkembangan teknologi, energi, serta permasalahan sosial.
2.4 Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sumber daya alam melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia.
3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya
alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku.
Indikator:
3.4.1 Menceritakan teks cerita petualang dengan menggunakan kata-kata
sendiri
4.4.1 Membuat kalimat dengan menggunakan kosa kata baku.
Matematika
Kompetensi Dasar:
1.1Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

145

2.1 Menunjukkan sikap kritis, cermat dan teliti, jujur, tertib dan mengikuti
aturan, peduli, disiplin waktu, tidak mudah menyerah serta
bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas.
3.7 Menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
desimal.
4.2 Menyatakan pecahan ke bentuk desimal dan persen.

Indikator:
3.7.1 Menjelaskan operasi penjumlahan dengan bilangan desimal.
3.7.2 Menjelaskan operasi pengurangan dengan bilangan desimal.
4.2.1 Mengoperasikan penjumlahan bilangan desimal dan persen.
4.2.2 Mengoperasikan pengurangan bilangan desimal dan persen.
IPA
Kompetensi Dasar:
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi.
3.7 Mendeskrisikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4.6 Menyajikan laporan tentang sumber daya alam dan pemanfaatannya oleh
masyarakat.
Indikator:
3.7.1 Membedakan hewan langka dan tidak langka.
4.6.1 Menyimpulkan laporan berita perburuan hewan langka.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati gambar, siswa dapat membedakan hewan langka
dan tidak langka dengan cermat dan teliti.
2. Berdasarkan teks petualangan, siswa dapat menyimpulkan berita
perburuan hewan langka menggunakan kata-kata sendiri dengan bahasa
yang santun dan tanggung jawab.
3. Dengan membaca pemahaman teks, siswa dapat menceritakan kembali
teks petualangan menggunakan kata-kata sendiri dengan bahasa yang
santun dan tanggung jawab.
4. Berdasarkan teks petualangan, siswa dapat memilih dan memilah
kosakata baku dengan cermat dan teliti.
5. Dengan memilih kosakata baku, siswa dapat menerapkannya dalam
kalimat secara terstruktur dengan cermat dan teliti.
6. Setelah menganalisis tabel dan mendengarkan penjelasan guru, siswa
dapat menjelaskan penjumlahan bilangan desimal dan persen dengan
teliti.
7. Dengan menganalisis tabel dan mendengarkan penjelasan guru, siswa
dapat menjelaskan pengurangan bilangan desimal dan persen dengan
teliti.
146

8. Dengan menggunakan tabel, siswa dapat mengoperasikan penjumlahan


bilangan desimal dan persen dengan teliti.
9. Dengan menggunakan tabel, siswa dapat mengoperasikan pengurangan
desimal dan persen dengan teliti.
D. Materi Pembelajaran
1. Bercerita tentang informasi dari petualangan (Buku siswa halaman 4)
2. Penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal dan persen (Buku Siswa
halaman 2 dan 6).
3. Hewan langka dan tidak langka (Buku siswa halaman 2-3).
E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Metode
: tanya jawab dan diskusi
Pendekatan
: Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
eksperimen,
mengasosiasi/mengolah
informasi,
dan
mengkomunikasikan).
F. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media dan Alat
: Gambar-gambar hewan langka dan tidak langka, teks
cerita Perburuan Liar Ancam Macan Tutul Ujung Kulon.
2. Sumber:
Afriki dkk. 2013. Buku Siswa Tema 6 Indahnya Negeriku. Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Pendahulu
an

1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa


siswa dan menanyakan kabar mereka.
2. Guru meminta salah seorang siswa untuk
memimpin doa
3. Guru melakukan apersepsi sebagai awal
komunikasi
guru
sebelum melaksanakan
pembelajaran inti.
4. Guru memberi motivasi kepada siswa agar
semangat dalam mengikuti pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
5. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa
tujuan yang akan dicapai dari kegiatan
tersebut dengan bahasa yang sederhana dan
dapat dipahami.
1. Siswa mengamati gambar yang terdiri dari
hewan langka dan tidak langka (mengamati).
2. Siswa membuat pertanyaan yang mereka
anggap penting berdasarkan gambar tersebut
(menanya).
3. Siswa saling mempertukarkan pertanyaan

Kegiatan
Inti

147

Alokasi
Waktu
10
Menit

155
Menit

tersebut
dengan
pasangan
yang
telah
ditentukan oleh guru (mengkomunikasikan).
4. Siswa mendiskusikan jawaban atas pertanyaan
yang telah mereka tulis dengan pasangan
masing-masing (menalar).
5. Siswa
mengelompokkan
hewan
tersebut
berdasarkan langka atau tidak langka pada
tabel yang telah disediakan (manalar).
6. Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat
dalam buku siswa (menalar).
7. Siswa membaca teks Perburuan Liar Ancam
Macan Tutul di Ujung Kulon (mengumpulkan
informasi).
8. Setelah membaca teks, siswa menjawab
pertanyaan yang terdapat dalam buku siswa
(menalar).
9. Siswa menceritakan kembali teks petualangan
menggunakan
kata-kata
sendiri
(mengkomunikasikan).
10.Siswa memilih 10 kosakata baru yang belum
mereka pahami artinya (mengumpukan
informasi).
11.Siswa mencari arti kata-baru baru tersebut di
kamus dan menuliskan pada lembar yang telah
disediakan
(eksperimen
danmengkomunikasikan).
12.Siswa membuat 5 kalimat menggunakan
kosakata baru tersebut (mengkomunikasikan).
13.Dengan panduan guru, siswa menelaah tabel
yang berisikan data tentang jumlah jam tidur
hewan (menalar).
14.Siswa mendiskusikan data yang mereka telaah
dalam kelompok (menalar).
15.Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat
dalam buku siswa (menalar).
16.Siswa mempertukarkan
jawaban
dengan
pasangan (mengkomunikasikan).
17.Siswa menjelaskan cara mereka menjawab
pertanyaan
dengan
pasangan
(mengkomunikasikan).
Penutup

1. Siswa
barsama-sama
guru
membuat
rangkuman/ simpulan dari kegiatan hari itu.
2. Siswa
melakukan
perenungan
dengan
menjawab pertanyaan yang terdapat dalam
buku siswa (3 hal yang mereka pelajari pada
hari tersebut, bagian yang sudah mereka
pahami dengan baik, bagian yang belum
dipahami, serta hal apa yang mereka ingin
ketahui lebih lanjut).
3. Guru meminta salah seorang siswa untuk
memimpin doa.

148

10
Menit

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: cermat, teliti, dan tanggungjawab
b. Penilaian Pengetahuan : kuis
c. Penilaian Keterampilan: menceritakan
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Lembar Penilaian Sikap

No

Nama
Peserta
Didik

1.

Beni

2.

Siti

3.

Dayu

Sikap
Cermat
1

34

Teliti
1

Tanggungjawab
4

Keterangan :
1:tidak pernah ditunjukkan; 2: kadang-kadang ditunjukkan; 3: sering
ditunjukkan; 4:selalu ditunjukkan
Berilah dengan tanda centang () pada kolom yang sesuai.
b. Lembar Penilaian Pengetahuan
Penilaian IPA dengan Daftar Periksa
Tercapai
No

Kriteria

1.

Siswa mampu menuliskan 5 contoh hewan tidak


langka

2.

Siswa mampu menuliskan 5 contoh hewan langka

3.

Siswa mampu menuliskan perbedaan hewan langka


dan tidak langka

4.

Siswa mampu menyimpulkan tentang penyebab


kelangkaan hewan

Ya

Tida
k

Daftar Periksa: Memilih dan Memilah Kosa Kata Baku


Tercapai
No

Kriteria

149

Ya

Tida
k

1.

Siswa mampu memilih dan memilah 10 kosa kata


baku dari teks cerita petualangan

2.

Siswa mampu menemukan dan menuliskan arti


kosakata baku berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia

3.

Siswa mampu menuliskan 5 kosakata baku dalam


kalimat yang runtut

c. Lembar Penilaian Keterampilan


Penilaian Bahasa Indonesia
Rubrik: Menceritakan Kembali Teks Petualangan

Kriteria

Bagus

Cukup

Berlatih Lagi

Struktur Cerita

Memuat awal,
pertengahan,
dan akhir
cerita dengan
lengkap

Memuat awal,
pertengahan,
dan akhir
cerita, namun
kurang
lengkap

Cerita tidak
memuat salah
satu aspek
(awal,
pertengahan,
atau akhir)

Latar Cerita

Memuat latar
(setting)
dalam cerita
yang ditulis
secara detail

Memuat latar
(setting)
cerita, namun
kurang detail

Tidak memuat
latar (setting)
dalam cerita

Tokoh Cerita

Memuat nama
tokoh dengan
lengkap

Memuat nama
tokoh, namun
kurang
lengkap

Tidak memuat
tokoh cerita

Keruntutan

Seluruh
kalimat runtut

Terdapat 1-2
kalimat yang
tidak runtut

Terdapat 3
atau lebih
kalimat yang
tidak runtut

Catatan: Centang () pada bagian yang memenuhi kriteria.

............., .............2013
Guru Kelas IV

Kepala Sekolah

.................................
NIP.

...................................
NIP.
150

151

Refleksi:
* Hal-hal yang perlu menjadi perhatian
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.................................
* Siswa yang perlu mendapat perhatian khusus
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.................................
* Hal-hal yang menjadi catatan keberhasilan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
..............................
* Hal-hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.............................
Remedial:
Memberikan remedial bagi siswa yang belum mencapai kompetensi yang
ditetapkan.
Pengayaan:
Memberikan kegiatan pengayaan bagi siswa yang melebihi target pencapaian
kompetensi.

152

LK4.2

TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Kompetensi: Mampu mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
sesuai dengan Standar Proses.
Tujuan

Kegiatan : Melalui kegiatan telaah RPP, peserta mampu


mengembangkan RPP menggunakan pendekatan saintifik dan
sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan RPP.

Langkah-langkah Kegiatan:
1. Pelajari dan diskusikan setiap aspek RPP yang harus ditelaah dalam format
yang tersedia!
2. Isilah format sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP!
3. Berikan catatan khusus atau alasan Anda memberi skor pada suatu aspek
pada RPP!
4. Berikan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan
RPP pada kolom yang tersedia!

153

LK-4.2

FORMAT TELAAH RPP

1. Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang
tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP
sesuai penilaian Anda!
2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah.
Nama
: .....................................................
Tema/Subtema : .....................................................
Pembelajaran ke
: .....................................................
No
A
1.

Komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
Identitas Mata Pelajaran
Terdapat : satuan
pendidikan,kelas, semester,
program/program keahlian, mata
pelajaran atau tema
pelajaran/subtema, jumlah
pertemuan

B.

Perumusan Indikator

1.

Kesesuaian dengan Kompetensi


Dasar

2.

Kesesuaian penggunaan kata


kerja operasional dengan
kompetensi yang diukur
Kesesuaian rumusan dengan
aspek pengetahuan.
Kesesuaian rumusan dengan
aspek keterampilan

3.
4
C.
1
2

Perumusan Tujuan
Pembelajaran

Tidak
Sesuai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesuai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesuai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesuai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Kesesuaian dengan Indikator


Kesesuaian perumusan dengan
aspek Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree

D.

Pemilihan Materi Ajar

1.

Kesesuaian dengan tujuan


pembelajaran
Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
Keruntutan uraian materi ajar

E.

Pemilihan Sumber Belajar

1.

Kesesuaian dengan tujuan

2.

Hasil Penelaahan dan Skor


1
2
3
Tidak
Kurang
Sudah
ada
Lengka
Lengka
p
p

154

Catatan

No
2.
3
4.
F.

Pemilihan Media Belajar

1.

Kesesuaian dengan tujuan


pembelajaran
Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
Kesesuaian dengan pendekatan
saintifik
Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik

2.
3.
4.
G.

Metode Pembelajaran

1.

Kesesuaian dengan tujuan


pembelajaran
Kesesuaian dengan pendekatan
saintifik
Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik

2.
3.

Hasil Penelaahan dan Skor


1
2
3

Komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
pembelajaran
Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
Kesesuaian dengan pendekatan
saintifik
Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik

H.

Skenario Pembelajaran

1.

Menampilkan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup
dengan jelas
Kesesuaian kegiatan dengan
pendekatan saintifik(mengamati,
menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan
informasi, mengkomunikasikan)
Kesesuaian dengan metode
pembelajaran
Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi
Kesesuaian alokasi waktu
kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup dengan
cakupan materi

2.

3
4.
5.

I.

Rancangan Penilaian Autentik

Kesesuaian bentuk, teknik dan


instrumen dengan indikator

Tidak
Sesuai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesuai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesuai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesuai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

155

Catatan

No
2.
3.
4.

Komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
pencapaian kompetensi
Kesesuaian antara bentuk, teknik
dan instrumen penilaian sikap
Kesesuaian antara bentuk, teknik
dan instrumen penilaian
pengetahuan
Kesesuaian antara bentuk, teknik
dan instrumen penilaian
keterampilan
Jumlah skor

Hasil Penelaahan dan Skor


1
2
3

Catatan

Masukan terhadap RPP secara umum:


........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.................................................... ...................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......

156

RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP


Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut:
1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai.
2. Berikan nilai pada stiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda
cek () pada kolom pilihan (skor = 1), (skor = 2), atau (skor = 3) sesuai
dengan penilaian Anda terhadap RPP yang ditelaah atau dinilai
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan perencanaan pembelajaran
4. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah skor yang diperoleh
5. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:

Nilai=

Jumlah skor
x 100
90

PERINGKAT

NILAI

Amat Baik
( AB)

90 < AB
100

Baik (B)

80 < B 90

Cukup (C)

70 < C 80

Kurang (K)

70

157

R-4.3

FORMAT PENGAMATAN PRAKTIK PEMBELAJARAN TEMATIK


TERPADU DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (PEER TEACHING)
1. Nama Peserta
2. Asal Sekolah
3. Tema/ST/PB

:
:

.................................................

.................................................

: .................................................

Aspek yang Diamati

Ya

Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan
menyapa dan memberi salam
2
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang
dengan pengalaman peserta didik atau
pembelajaran sebelumnya.
3
Mengajukan pertanyaan menantang.
4
Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
5
Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait
dengan tema.
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan
1
Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
peserta didik.
2
Menyampaikan rencana kegiatan misalnya,
individual, kerja kelompok, dan melakukan
observasi.
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pelajaran
1
2
3
4

Kemampuan menyesuaikan materi dengan


tujuan pembelajaran.
Kemampuan mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan, perkembangan
Iptek , dan kehidupan nyata.
Menyajikan pembahasan materi pembelajaran
dengan tepat.
Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke
sulit, dari konkrit ke abstrak)

Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik


1
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai.
2
Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
3
Menguasai kelas.
4
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
158

Tid
ak

Catatan

Aspek yang Diamati

Ya

kontekstual.
5
6

Melaksanakan pembelajaran yang


memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
(nurturant effect).
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan.

Penerapan Pendekatan Saintifik


1

Memberikan pertanyaan mengapa dan


bagaimana.

Memancing peserta didik untuk bertanya.

Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.

Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.

Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.

Memberikan pertanyaan peserta didik untuk


menalar (proses berpikir yang logis dan
sistematis).

Menyajikan kegiatan peserta didik untuk


berkomunikasi.

Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu


1

Menyajikan pembelajaran sesuai tema.

Menyajikan pembelajaran dengan memadukan


berbagai muatan pelajaran dalam satu PBM
meliputi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni
Budaya dan Prakarya, serta Penjasorkes.

Menyajikan pembelajaran yang memuat


komponen karakteristik terpadu.

Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif


dan menyenangkan.

Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam


Pembelajaran
1

Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan


sumber belajar pembelajaran.

Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan


media pembelajaran.

Menghasilkan pesan yang menarik.

Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan


sumber belajar pembelajaran.

Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan


media pembelajaran.

Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran

159

Tid
ak

Catatan

Aspek yang Diamati

Ya

Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik


melalui interaksi guru, peserta didik, sumber
belajar.

Merespon positif partisipasi peserta didik.

Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons


peserta didik.

Menunjukkan hubungan antar pribadi yang


kondusif.

Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme


peserta didik dalam belajar.

Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam


Pembelajaran
1

Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan


lancar.

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
1
dengan melibatkan peserta didik.
2

Memberikan tes lisan atau tulisan .

Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan


portofolio.
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan kegiatan berikutnya dan tugas
pengayaan.
Jumlah

160

Tid
ak

Catatan

RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk
menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat
peerteaching.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Berikan tanda cek () pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan
penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan
pembelajaran
2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
3. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK
4. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:

Nilai=

Jumlah YA
x 100
44

PERINGKAT
Amat Baik
( AB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)

161

NILAI
90 < AB
100
80 < B 90
70 < C 80
70

Você também pode gostar