Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Definisi Apendisitis
Apendisitis adalah suatu peradangan yang sering terjadi pada appendiks yang merupakan
kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi.
Etiologi Apendisitis
Apendisitis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh obstruksi atau penyumbatan
akibat :
1. Hiperplasia dari folikel limfoid
2. Adanya fekalit dalam lumen appendiks
3. Tumor appendiks
4. Adanya benda asing seperti cacing askariasis
5. Erosi mukosa appendiks karena parasit seperti E. Histilitica.
Menurut penelitian, epidemiologi menunjukkan kebiasaan makan makanan rendah serat
akan mengakibatkan konstipasi yang dapat menimbulkan apendisitis. Hal tersebut akan
meningkatkan tekanan intra sekal, sehingga timbul sumbatan fungsional appendiks dan
meningkatkan pertumbuhan kuman flora pada kolon.
Patofisiologi Apendisitis
Keterangan :
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks. Obstruksi tersebut
tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan
nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7o C atau lebih tinggi, nyeri tekan
abdomen yang kontinue.
Penatalaksanaan Apendisitis
Pada apendisitis akut, pengobatan yang paling baik adalah operasi appendiks. Dalam
waktu 48 jam harus dilakukan. Penderita di obsevarsi, istirahat dalam posisi fowler,
diberikan antibiotik dan diberikan makanan yang tidak merangsang peristaltik, jika
terjadi perforasi diberikan drain diperut kanan bawah.
a. Tindakan pre operatif, meliputi penderita di rawat, diberikan antibiotik dan kompres
untuk menurunkan suhu penderita, pasien diminta untuk tirah baring dan dipuasakan
b. Tindakan operatif ; appendiktomi
c. Tindakan post operatif, satu hari pasca bedah klien dianjurkan untuk duduk tegak di
tempat tidur selama 2 x 30 menit, hari berikutnya makanan lunak dan berdiri tegak di luar
kamar, hari ketujuh luka jahitan diangkat, klien pulang.
a. Pre operasi
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan muntah pre operasi.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh
inflamasi.
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
b. Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi
apendektomi.
2. gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berkurang berhubungan dengan
anorexia, mual.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi bedah. Kurang pengetahuan tentang
perawatan dan penyakit berhubungan dengan kurang informasi.
Perencanaan
sumber : http://nursingbegin.com/askep-apendisitis/
Diagnosa keperawatan
Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan adanya mual dan muntah.
Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh.
Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal.
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan informasi
kurang.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan
Intervensi keperawatan .
Rencana tujuan dan intervensi disesuaikan dengan diagnosis dan prioritas masalah
keperawatan.
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya rasa mual dan muntah,
ditandai dengan : Kadang-kadang diare. Distensi abdomen. Tegang. Nafsu makan
berkurang. Ada rasa mual dan muntah. Tujuan : Mempertahankan keseimbangan volume
cairan dengan kriteria : Klien tidak diare. Nafsu makan baik. Klien tidak mual dan muntah.
Intervensi : Monitor tanda-tanda vital.
Rasional : Merupakan indicator secara dini tentang hypovolemia.
Monitor intake dan out put dan konsentrasi urine.
Rasional : Menurunnya out put dan konsentrasi urine akan meningkatkan
kepekaan/endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan membutuhkan
peningkatan cairan.
Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering.
Rasional : Untuk meminimalkan hilangnya cairan.
Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh,
ditandai dengan : Suhu tubuh di atas normal. Frekuensi pernapasan meningkat. Distensi
abdomen. Nyeri tekan daerah titik Mc. Burney Leuco > 10.000/mm3 Tujuan : Tidak akan
terjadi infeksi dengan kriteria : Tidak ada tanda-tanda infeksi post operatif (tidak lagi
panas, kemerahan).
Intervensi : Bersihkan lapangan operasi dari beberapa organisme yang mungkin ada
melalui prinsip-prinsip pencukuran.
Rasional : Pengukuran dengan arah yang berlawanan tumbuhnya rambut akan mencapai
ke dasar rambut, sehingga benar-benar bersih dapat terhindar dari pertumbuhan mikro
organisme.
Beri obat pencahar sehari sebelum operasi dan dengan melakukan klisma.
Rasional : Obat pencahar dapat merangsang peristaltic usus sehingga bab dapat lancar.
Sedangkan klisma dapat merangsang peristaltic yang lebih tinggi, sehingga dapat
mengakibatkan ruptura apendiks.
Anjurkan klien mandi dengan sempurna.
Rasional : Kulit yang bersih mempunyai arti yang besar terhadap timbulnya mikro
organisme.
HE tentang pentingnya kebersihan diri klien.
Rasional : Dengan pemahaman klien, klien dapat bekerja sama dalam pelaksaan
tindakan.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal, ditandai
dengan : Pernapasan tachipnea. Sirkulasi tachicardia. Sakit di daerah epigastrum
menjalar ke daerah Mc. Burney Gelisah. Klien mengeluh rasa sakit pada perut bagian
kanan bawah.
Tujuan : Rasa nyeri akan teratasi dengan kriteria : Pernapasan normal. Sirkulasi normal.
Intervensi : Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karasteristik nyeri.
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan indiaktor secara
dini untuk dapat memberikan tindakan selanjutnya.
Anjurkan pernapasan dalam.
Rasional : Pernapasan yang dalam dapat menghirup O2 secara adekuat sehingga otototot menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
Lakukan gate control.
Rasional : Dengan gate control saraf yang berdiameter besar merangsang saraf yang
berdiameter kecil sehingga rangsangan nyeri tidak diteruskan ke hypothalamus.
Beri analgetik.
Rasional : Sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri (apabila sudah
mengetahui gejala pasti).
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan informasi
kurang. Gelisah. Wajah murung. Klien sering menanyakan tentang penyakitnya. Klien
mengeluh rasa sakit. Klien mengeluh sulit tidur
Tujuan : Klien akan memahami manfaat perawatan post operatif dan pengobatannya.
Intervensi : Jelaskan pada klien tentang latihan-latihan yang akan digunakan setelah
operasi.
Rasional : Klien dapat memahami dan dapat merencanakan serta dapat melaksanakan
setelah operasi, sehingga dapat mengembalikan fungsi-fungsi optimal alat-alat tubuh.
Menganjurkan aktivitas yang progresif dan sabar menghadapi periode istirahat setelah
operasi.
Rasional : Mencegah luka baring dan dapat mempercepat penyembuhan.
Disukusikan kebersihan insisi yang meliputi pergantian verband, pembatasan mandi, dan
penyembuhan latihan.
Rasional : Mengerti dan mau bekerja sama melalui teraupeutik dapat mempercepat
proses penyembuhan.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun. Nafsu makan
menurun Berat badan menurun Porsi makan tidak dihabiskan Ada rasa mual muntah
Tujuan : klien mampu merawat diri sendiri
Intervensi : Kaji sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klien
Rasional : menganalisa penyebab melaksanakan intervensi.
Perkirakan / hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan sampai
minimal
Rasional : Mengidentifikasi kekurangan / kebutuhan nutrisi berfokus pada masalah
membuat suasana negatif dan mempengaruhi masukan.
Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional : Mengawasi keefektifan secara diet.
Beri makan sedikit tapi sering
Rasional : Tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat ditingkatkan.
Anjurkan kebersihan oral sebelum makan
Rasional : Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
Tawarkan minum saat makan bila toleran.
Rasional : Dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, deficit volume cairan teratasi
dengan criteria : klien dapat bertambah baik dengan Saturasi oksigen dbn normal, RR dbn dalam
respon aktivitas,TD Sistolik dbn dalam respon aktifitas, TD Diastolik dbn dalam respon aktifitas,
ADL dapat dilakukan dengan mandiri, volume intake terpenuhi.
4.
5.
6.
7.
Berdasarkan diagnosa 4 :
(Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, cemas pada klien berkurang
dengan criteria : klien tidak merasakan kecemasan tentang penyakit yang dideritanya dengan
mengontrol kecemasannya.
Berdasarkan diagnosa 5 :
(Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan
berhubungan dengan interpretasi terhadap informasi yang salah)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, klien dapat memahami dan
mengenal penyakit yang dideritanya dengan criteria : Klien dapat menyebutkan pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, penanganan serta perawatannya.
Berdasarkan diagnosa 6 :
(Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
intake.)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam , klien dapat mencapai status
nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria : Intake makanan dan cairan yang
adekuat dengan ditandai BB dbn, Tidak ada tanda-tanda malnutrisi, intake nutrisi adekuat.
.Berdasarkan diagnosa 7 :
(Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (Post OP)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,nyeri pada klien berkurang,
dengan criteria: Klein dapat mengontrol nyeri, skala nyeri terjadi penurunan, mampu mengenali
nyeri, TTD dalam batas normal.
Intervensi keperawatan dan rasionalnya
Berdasarkan diagnosa 1 :
(Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan inpasif)
Intervensi Keperawatan
Rasionalnya
Obeservasi dan laporkan tanda-tanda infeksi Memantau adanya infeksi
Kaji teperatur tiap 4 jam
Perkembang infeksi masih dapat ditoleransi
Catat dan laporkan nilai laboratorium (AL,Dapat mengetahui adanya infeksi dan segera
Protein Serum, Ab)
harus diatasi.
Gunakan strategi untuk mencegah nosokomial Dugaan adanya infeksi
Tingkatkan intake cairan
Memperlancar proses pembentukan imunitas
Istirahat yang adekuat
Mencepat proses penyembuhan
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukanDugaan adanya infeksi
perawatan.
Gunakan standar precaution dan sarungMenurunkan resiko penyebaran bakteri.
tanggan selama kontak dengan darah,
memberan mucosa, kulit yang tidfak utuh
Ajarkan tehnik non farmakologi
Menurunkan terjadinya keracunan obat obatan
yang mengandung kimia
Efaluasi keefektifan control nyeri
Rasa nyaman terpenuhi dengan tidak nyeri
Mengurangi rasa nyeri lebih dini sebelum menjadi
Kolaborasikan dengan dokter, jika nyeri mash kronis.
belum berhasil
Berdasarkan diagnosa 2 :
Fluid Managemen :
Pertahankan intake dan out put yang akurat.
Keseimbangan cairan dalam tubuh terpenuhi.
Monitor sturasi hidrasi
Menghindari terjadinya dehidrasi
Monitor hasil lab yang sesuai retensi cairanTerpantau kadar BUN, Hmt, Os urin jika terjadi
(BUN, Hmt, Os urin)
kelainan
Kolaborasi pemberian cairan IV
Menghindari terjadinya kelebihan cairan
Menghindari kegagalan dalam pemenuhan cairan
Berikan diuretic sesuai intruksi
Kebutuhan cairan dapat lebih menerima
Dorong masukan oral
Kebutuhn cairan terpenuhi
Dorong keluarga untuk membantu klien makan.
Tawarkan snak,(Jus buah, Buah segar)
Menghindari lebih dini terjadinya keburukan dalam
Kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan pemenuhan cairan.
berlebihan muncul memburuk.
Berdasarkan diagnosa 4 :
(Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
Intervensi Keperawatan
Rasionalnya
Tenangkan klien
Dapat melaksanakan tidakan-tindakan dalam
proses penyembuhan klien
Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepadaMembantu menurunkan kecemasan agar klien
klien dan perasaan yang mungkin muncul menyadari tindakan yang harus dilakukan
pada saat melakukan tindakan.
Berusaha memahami klien
Turut empati terhadap klien
Berdasarkan diagnosa 5 :
(Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan
berhubungan dengan interpretasi terhadap informasi yang salah)
Intervensi Keperawatan
Rasionalnya
Teaching : Dieases Process
Mengobservasi
kesiapan
klien
untukMemudahkan klien dalam menerima informasi
mendengarkan
Dapat menjelaskan informasi sesuai tingkat
Menentukan
tingkat
pengetahuan
klien pengetahuan klien
sebelumnya.
Dapat melakukan pendidikan kesehatan seuai
Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan dengan tingkat pengetahuan klien
klien tentang proses penyakit yang sfesifik
Klien memahami dan menilai hal-hal yang tidak
Jelaskan fatofisiologi terjadinya.
boleh dilakukan.
Klien dapat mengidentifikasi terjadinya penyakit
Gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul serta penagnana lebih dini
pada penyakit dengan cara yang tepat
Klien lebih waspada terhadap factor-faktor
Identifikasi kemungkinan penyebab penyakit penyebab terjadinya penyakit yang dialami.
yang diderita klien
Lebih meyakinkan dalam perawatanya.
Mengurangi resiko terjadinya kembali dalam
Hindari jaminan yang kosong
lingkungan keluarganya sendiri.
Klien lebih nyaman dalam menerima terapi yang
Diskusikan gaya hidup yang mungkin diberikan
diperlukan untuk mencegah komplikasiKlien lebih mudah memahami tanda dan gejala
dimasa yang akan dating
yang diberikan oleh pendidik
Diskusikan plihan terapi serta penaganannya
Instruksikan klien mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada perawat yang jaga.
Berdasarkan diagnosa 7 :
(Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (Post OP)
Intervensi Keperawatan
Rasionalnya
Pain Managemen :
Pengawasan
keefektifan
obat,
kemajuan
Lakukan pengkajian nyeri secara konfrehensif penyembuhan, perubahan akan karakteristik
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi, menunjukkan terjadinya abses, memerlukan
frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
upaya evaluasi medik dan intervensi
Observasi reaksi non verbal
Kebutuhan rasa nyaman dapat terpenuhi.
Meyakinkan klien untuk mendapatkan perawatan
Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk yang intensif.
Bermanfaat dalam pengawasan keefektifan obat,
mengetahui pengetahuan nyri klien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
kemajuan penyembuhan.
Nama pemeriksaan
Rovsings sign
Psoas
sign
Obraztsovas sign
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi (distensi jaringan intestinal
oleh inflamasi)
2. Perubahan pola eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan penurunan peritaltik.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah.
4. Cemas berhubungan dengan akan dilaksanakan operasi.
Post operasi
1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik (luka insisi post operasi appenditomi).
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (insisi post pembedahan).
3. Defisit self care berhubungan dengan nyeri.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
kurang informas
C. RENCANA KEPERAWATAN
PRE OPERASI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
NOC
NIC
RASIONAL
Nyeri
akut
berhubunganSetelah dilakukan asuhanKaji tingkat nyeri, lokasi danUntuk mengetahui sejauh mana
dengan agen injuri biologikeperawatan, diharapkan nyeri karasteristik nyeri.
tingkat nyeri dan merupakan
(distensi jaringan intestinalklien berkurang dengan kriteria
indiaktor secara dini untuk dapat
oleh inflamasi)
hasil:
memberikan tindakan selanjutnya
informasi yang
tepat dapat
Klien mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri, mampuJelaskan pada pasien tentangmenurunkan tingkat kecemasan
menggunakan
tehnikpenyebab nyeri
pasien
dan
menambah
nonfarmakologi
untuk
pengetahuan pasien tentang
mengurangi nyeri, mencari
nyeri.
napas dalam dapat menghirup
bantuan)
Melaporkan
bahwa
nyeriAjarkan tehnik untuk pernafasanO2 secara adequate sehingga
berkurang
dengandiafragmatik lambat / napasotot-otot
menjadi
relaksasi
menggunakan
manajemendalam
sehingga dapat mengurangi rasa
nyeri
nyeri.
meningkatkan relaksasi dan dapat
Tanda vital dalam rentang
normal
meningkatkan
Berikan
aktivitas
hiburan
(ngobrol
TD (systole 110-130mmHg,
kooping.
dengan
anggota
keluarga)
deteksi
dini
diastole 70-90mmHg), HR(60100x/menit),
RR
(16-Observasi tanda-tanda vital
perkembangan
0
24x/menit), suhu (36,5-37,5 C)
pasien.
kemampuan
terhadap
kesehatan
2.
Perubahan pola
(konstipasi)
berhubungankeperawatan,
diharapkandefekasi klien dan gaya
dengan penurunan peritaltik. konstipasi
klien
teratasisebelumnya.
dengan kriteria hasil:
Auskultasi bising usus
BAB 1-2 kali/hari
Feses lunak
Bising usus 5-30 kali/menit
obat
pelunak
feses
dapat
indikasi,
3.
Tanda
yang
membantu
Kekurangan volume cairanSetelah dilakukan asuhanMonitor tanda-tanda vital
berhubungan dengan mualkeperawatan
diharapkan
mengidentifikasikan
fluktuasi
muntah.
keseimbangan cairan dapat
volume intravaskuler.
dipertahankan dengan kriteriaKaji membrane
mukosa,
kajiIndicator keadekuatan sirkulasi
hasil:
tugor kulit dan pengisian kapiler. perifer dan hidrasi seluler.
kelembaban
membraneAwasi masukan dan haluaran,
mukosa
catat warna urine/konsentrasi,Penurunan haluaran urin pekat
turgor kulit baik
berat jenis.
dengan peningkatan berat jenis
Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg
diduga
dehidrasi/kebutuhan
BB/jam
Auskultasi bising usus, catatpeningkatan cairan.
Tanda-tanda vital dalam bataskelancaran flatus, gerakan usus. Indicator kembalinya
peristaltic,
normal
Berikan perawatan mulut seringkesiapan untuk pemasukan per
TD (systole 110-130mmHg,dengan perhatian khusus padaoral.
Dehidrasi mengakibatkan bibir dan
diastole 70-90mmHg), HR(60-perlindungan bibir.
100x/menit),
RR
(16-Pertahankan
penghisapanmulut kering dan pecah-pecah
0
24x/menit), suhu (36,5-37,5 C) gaster/usus.
Selang NG biasanya dimasukkan
pada
praoperasi
dan
dipertahankan pada fase segera
pascaoperasi untuk dekompresi
usus, meningkatkan istirahat
Kolaborasi pemberiancairan IVusus, mencegah mentah.
Peritoneum bereaksi terhadap
dan elektrolit
iritasi/infeksi
dengan
4.
menghemat
energi
dan
meningkatkan
kemampuan
Anjurkan
keluarga
untukkoping.
Mengurangi kecemasan klien
menemani disamping klien
POST OPERASI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
NOC
dilakukan
NIC
asuhanKaji
skala
nyeri
lokasi,Berguna
RASIONAL
dalam pengawasan
Resiko infeksi berhubunganSetelah dilakukan asuhanKaji adanya tanda-tanda infeksiDugaan adanya infeksi
dengan tindakan invasif (insisi keperawatan
diharapkanpada area insisi
Dugaan adanya
post pembedahan).
infeksi dapat diatasi denganMonitor tanda-tanda vital.
kriteria hasil:
Perhatikan demam, menggigil,infeksi/terjadinya sepsis, abses,
Klien bebas dari tanda-tandaberkeringat, perubahan mental peritonitis
infeksi
Lakukan teknik isolasi untukmencegah transmisi penyakit
Menunjukkan
kemampuaninfeksi enterik, termasuk cucivirus ke orang lain.
untuk mencegah
infeksi
timbulnyatangan efektif.
Pertahankan teknik aseptik ketatmencegah meluas dan
3.
Defisit self care berhubunganSetelah dilakukan asuhanMandikan pasien setiap hariAgar badan menjadi segar,
dengan nyeri.
keperawatan
diharapkansampai
klien
mampumelancarkan peredaran darah
kebersihan
klien
daptmelaksanakan sendiri serta cuci dan meningkatkan kesehatan.
dipertahankan dengan kriteriarambut dan potong kuku klien.
hasil:
Ganti pakaian yang kotor dengan
Untuk melindungi klien dari
klien bebas dari bau badan
yang bersih.
klien tampak bersih
kuman dan meningkatkan rasa
ADLs klien dapat mandiri atauBerikan
Hynege Edukasipadanyaman
dengan bantuan
klien dan keluarganya tentangAgar klien dan keluarga dapat
pentingnya kebersihan diri.
termotivasi
untuk
menjaga
Berikan pujian pada klien tentang personal hygiene.
Agar klien merasa tersanjung
kebersihannya.
Bimbing
keluarga
dan lebih
klienkebersihan
kooperatif
dalam
keterampilan
dapat
memandikan / menyeka pasien Agar
Bersihkan dan atur posisi sertaditerapkan
tempat tidur klien.
Klien merasa nyaman dengan
tenun
yang
bersih
serta
mencegah terjadinya infeksi.
4.
drainase, demam
PRE OPERASI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC
1. Domain 12 : Kenyamanan
NOC:
Kelas 1 : Kenyamanan fisik
Tingkat kenyamanan
Diagnosa : Nyeri akut(00132)
Pengendalian nyeri
Definisi :
Pengalaman sensorik dan
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan
emosional yang tidak
keperawatan selama ... x 24
menyenangkan yang muncul
jam, diharapkan nyeri klien
akibat kerusakan jaringan yang berkurang dengan kriteria hasil:
actual atau potensial
Klien mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab nyeri,
Batasan karakteristik :
mampu menggunakan tehnik
Sikap melindungi area nyeri
nonfarmakologi untuk
Indikasi nyeri yang dapat
mengurangi nyeri, mencari
diamati
bantuan)
Perubahan posisi untuk
Melaporkan bahwa nyeri
menghindari nyeri
berkurang dengan
Melaporkan nyeri secara
menggunakan manajemen
verbal
nyeri
Gangguan tidur
Tanda vital dalam rentang
normal
Faktor Yang Berhubungan :
Klien tampak rileks mampu
Agens cedera
tidur/istirahat
2.
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 5 : Hidrasi
NOC;
NIC
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan
karasteristik nyeri.
RASIONAL
Untuk mengetahui sejauh mana
tingkat nyeri dan merupakan
indiaktor secara dini untuk dapat
memberikan tindakan selanjutnya
informasi yang tepat dapat
menurunkan tingkat kecemasan
pasien dan menambah pengetahuan
pasien tentang nyeri.
berat jenis.
cairan dapat dipertahankan
Penurunan tekanan nadi
dengan kriteria hasil:
Penurunan turgor kulit
kelembaban membrane
4. Pertahankan penghisapan
Penurunan haluaran urin
mukosa
gaster/usus.
Membran mukosa kering
turgor kulit baik
Kelemahan
Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg
BB/jam
Faktor Yang Berhubungan :
Tanda-tanda vital dalam batas
Kehilangan cairan aktif
normal
5. Kolaborasi pemberiancairan IV
dan elektrolit
3.
Domain 9 : Koping/Toleransi
NOC:
stress
Pengendalian diri terhadap
Kelas 2 : Respon Koping
ansietas
Diagnosa : Ansietas (00146)
Koping
Definisi : Perasaan tidak nyaman
mengidentifikasikan fluktuasi
volume intravaskuler.
Indicator keadekuatan sirkulasi
perifer dan hidrasi seluler.
Penurunan haluaran urin pekat
dengan peningkatan berat jenis
diduga dehidrasi/kebutuhan
peningkatan cairan.
Selang NG biasanya dimasukkan
pada praoperasi dan dipertahankan
pada fase segera pascaoperasi
untuk dekompresi usus,
meningkatkan istirahat usus.
Peritoneum bereaksi terhadap
iritasi/infeksi dengan
menghasilkan sejumlah besar
cairan yang dapat menurunkan
volume sirkulasi darah,
mengakibatkan hipovolemia.
Dehidrasi dapat terjadi
ketidakseimbangan elektrolit
2.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama x 24 jam,
diharapkan kecemasab klien
berkurang dengan kriteria hasil:
Melaporkan ansietas menurun 3.
sampai tingkat teratasi
Tampak rileks
POST OPERASI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC
NIC
1. Domain 12 : Kenyamanan
NOC:
1. Kaji skala nyeri lokasi,
Kelas 1 : Kenyamanan fisik
karakteristik dan laporkan
Tingkat kenyamanan
Diagnosa : Nyeri akut(00132)
perubahan nyeri dengan tepat.
Pengendalian nyeri
Definisi :
Pengalaman sensorik dan
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan
emosional yang tidak
keperawatan selama x 24 jam, 2. Monitor tanda-tanda vital
menyenangkan yang muncul
diharapkan nyeri berkurang
akibat kerusakan jaringan yang dengan kriteria hasil:
actual atau potensial
Melaporkan nyeri berkurang
3. Pertahankan istirahat dengan
RASIONAL
Berguna dalam pengawasan dan
keefesien obat, kemajuan
penyembuhan,perubahan dan
karakteristik nyeri.
deteksi dini terhadap
perkembangan kesehatan pasien.
Menghilangkan tegangan
abdomen yang bertambah
Batasan karakteristik :
Sikap melindungi area nyeri
Indikasi nyeri yang dapat
diamati
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
Melaporkan nyeri secara
verbal
Gangguan tidur
2.
menghilangkan nyeri.
NOC:
Status imun
Penyembuhan luka: primer
3.
NOC:
Perawatan diri : AKS
Perawatan diri : Mandi
Perawatan diri : Higieni
pemberian antibiotik
negatif.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan 2. Ganti pakaian yang kotor dengan Untuk melindungi klien dari
yang bersih.
kuman dan meningkatkan rasa
keperawatan selama x 24 jam
nyaman
diharapkan kebersihan klien dapt
dipertahankan dengan kriteria
3. Berikan Hynege Edukasi pada
Agar klien dan keluarga dapat
hasil:
klien dan keluarganya tentang
termotivasi untuk menjaga
klien bebas dari bau badan
pentingnya kebersihan diri.
personal hygiene.
klien tampak bersih
ADLs klien dapat mandiri atau 4. Bimbing keluarga klien
Agar keterampilan dapat
dengan bantuan
memandikan / menyeka pasien
diterapkan
5. Bersihkan dan atur posisi serta
tempat tidur klien.
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth, J, Corwin. (2009). Biku saku Fatofisiologi, EGC, Jakarta.
Fatma. (2010). Askep Appendicitis. Diakses http://fatmazdnrs.blogspot.com/2010/08/askep-appendicitis.html pada tanggal 09 Mei
2012.
Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
Nuzulul. (2009). Askep Appendicitis. Diakses http://nuzulul.fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35840-Kep%20Pencernaan Askep
%20Apendisitis.html tanggal 09 Mei 2012.
Smeltzer, Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta, EGC