Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Usia lanjut atau lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih,
yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya,sedangkan pra lansia
adalah usia 45-59 tahun. Lansia dengan resiko tinggi adalah umur 70 tahun atau lebih
dan lansia berusia 60 tahun dengan masalah kesehatan.Pada individu usia lanjut,
kesehatan dan status fungsional ditentukan oleh resultan dari faktor-faktor fisik,
psikologis, dan sosioekonomi individu tersebut. Oleh karena itu biasanya penyakit yang
timbul pada usia lanjut akan berbeda perjalanan dan penampilannya dengan yang
terdapat pada populasi lain sehingga pelayanan kesehatan pada usia lanjut akan berbeda
dengan pelayanan kesehatan pada golongan populasi lain.(1)
Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, pelayanan kesehatan usia lanjut
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk
mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat
menyeluruh atau yang disebut dengan Comperhensive Health Care Service yang
meliputi aspek promotive, preventive, curative, dan rehabilitative.Prioritas yang harus
dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar
(basic health care service) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan preventif
(public health service).(1)
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia adalah
kunjungan rumah atau home visit geriatry.Pada home visit geriatry dilakukan asesmen
geriatri yang akan mengevaluasi kesehatan secara komprehensif pada lansia dengan
harapan dapat meningkatkan kualitas kesehatan lansia yang dikunjungi. Dari home visit
geriatry dapat ditemui berbagai permasalahan pada lansia. (1)
Pada penulisan ini akan dibahas hasil home visit geriatry seorang wanita berumur 73
tahun dengan dermatitis atopik dan hipertensi.Dermatitis atopik merupakan masalah
kesehatan, karena sifatnya yang kronik residif, sehingga dapat mempengaruhi kualitas
hidup pasien. Walaupun predisposisi genetik merupakan salah satu faktor risiko yang
paling penting, tetapi meningkatnya prevalensi dermatitis atopik di negara-negara
industri menunjukkan bahwa faktor lingkungan (pajanan mikroba dan nutrisi) juga
mempunyai peran yang cukup penting.Etiologi pasti dermatitis atopik ini belum
diketahui, namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa dermatitis atopik ini
disebabkan dari interaksi antara genetik, lingkungan, defek sawar kulit dan sistem
imun.Tidak ada penyembuhan yang total untuk dermatitis atopik, namun gejala yang
timbul cenderung berkurang seiring dengan perjalanan usia. Sebagian besar penderita
mengalami periode remisi dan periode kambuh penyakit ini selama bertahun-tahun.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya dermatitis atopik yang persisten
antara lain, Prevalensi dermatitis atopik pada anak cenderung meningkat pada beberapa
dekade terakhir. Di Asia Tenggara didapatkan prevalensi dermatitis atopik pada orang
dewasa adalah sebesar kurang lebih 20%.Data mengenai penderita dermatitis atopik di
Indonesia belum diketahui secara pasti.(2)
Hipertensi didefinisikan sebagai peningakatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg menurut JNC VII.Pada orang yang
berumur lebih dari 50 tahun, tekanan darah sistolik > 140 mmHg merupakan faktor
risiko yang lebih penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler daripada tekanan
darah diastolik.
Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari arteriosklerosis dari
arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan.
Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu
kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding,yang kini tidak elastis, tidak dapat lagi
mengubah darah yang keluar dari jantungmenjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah
gelombang denyut yang tidak terputus dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah
yang dalam (diastolik).(3)
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Mengetahui hasil asesmen geriatrik
pada seorang wanita berumur 73 tahun dengan dermatitis atopik dan hipertensi
1.3. Tujuan Penelitian
dalam rangka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
faktor
risiko
terpenting
untuk
terjadinya
penyakit
bertambah
menyebabkan
disfungsi
kardiovaskuler
dan
pre-hipertensi
memiliki
risiko
lebih
besar
terkena
hipertensi
Epidemiologi hipertensi
Global burden of Hypertension : analysis of worldwide data (2005),
mengungkapkan bahwa lebih dari 25% dari populasi dewasa di dunia mengalami
hipertensi pada tahun 2000, dan proporsinya diperkirakan akan meningkat menjadi 29%
pada tahun 2025.14 World Health Organiation memperkirakan hipertensi merupakan
penyebab 4,5% dari global burden of disease dan sering ditemukan di negara
berkembang dan juga negara maju.15 Prevalensi hipertensi di wilayah Asia-Pasifik
berkisar 5-47% pada pria dan 7-38% pada wanita16 dan akan terus meningkat sesuai
dengan peningkatan usia.17 Patricia K,et al melaporkan prevalensi hipertensi di antara
negara-negara di kawasan Asia Tenggara yaitu Malaysia (32,2%) adalah yang tertinggi
dibandingkan dengan Singapura (26,6%), Indonesia (23,0%), dan Thailand (20,5%).18
The Seventh Report of Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7)
mengklasifikasikan tekanan darah normal adalah tekanan darah
sistolik <120 mmHg dan tekanan darah diastolik <80 mmHg; prehipertensi tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau tekanan darah
diastolik 80-89 mmHg; hipertensi tahap 1 tekanan darah sistolik 140159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90-99 mmHg; dan hipertensi
tahap 2 tekanan darah sistolik 160 mmHg atau tekanan darah
diastolik 100.
Klasifikasi ditentukan berdasarkan kategori tekanan darah tinggi
berdasarkan rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah.19
Tabel 1 Klasifikasi hipertensi menurut JNC 719, 20
Klasifikasi
Tekanan Darah(mmHg)
Sistolik
Diastolik
Normal
<120
dan <80
Pre-hipertensi
120-139
atau 80-89
Hipertensi tahap 1
140-159
atau 90-99
5
Hipertensi tahap 2
2.1.2
160
atau 100
Etiologi hipertensi
Hipertensi
umumnya
dibagi
menjadi
dua
kategori
utama:
merupakan
yang
paling
umum
ditemukan,
yang
persentase
5-10%
diklasifikasikan
sebagai
hipertensi
b. Usia
Menurut Depkes RI (2008), insidensi peningkatan tekanan darah akan
meningkat seiring dengan pertambahan usia.31 Dengan bertambahnya usia, resiko
terjadinya hipertensi juga semakin meningkat, hal ini menyebabkan presentase
prevalensi tekanan darah di kalangan usia lanjut mengalami peningkatan yang cukup
tinggi yaitu berkisar 40% dan disertai dengan angka kematian 50% diatas usia 60
tahun.38 Dari hasil penelitian lain yang diperoleh,umumnya hipertensi pada pria
terjadi diatas usia 31 tahun sedangkan pada wanita peningkatan tekanan darah
terjadi diatas usia 45 tahun atau setelah mengalami menopause.39
Peningkatan tekanan darah seiring bertambahnya usia dapat dianggap sebagai
hal yang wajar, hal ini disebabkan karena proses alamiah pada jantung, pembuluh
darah dan hormon.Tetapi peningkatan ini dapat dianggap tidak wajar ketika adanya
kontribusi dari faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
komplikasi dari hipertensi tersebut.38
Kejadian hipertensi pada umumnya banyak terjadi pada usia dewasa ataupun
usia lanjut, tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan anak-anak dan remaja juga
dapat mengalami hipertensi. Walaupun hipertensi jarang terjadi pada anak-anak dan
remaja, tetapi prevalensinya terus meningkat seiring meningkatnya kasus
overweight atau obesitas yang dialami anak-anak dan remaja.40
c. Jenis kelamin
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana laki-laki
lebih banyak menderita hipertensi di bandingkan dengan perempuan, dengan rasio
sekitar 2,29% untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Laki-laki diduga memiliki
gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan
dengan perempuan.45
d. Diabetes
Menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (2003), Sekitar 60
persen dari orang penderita diabetes juga menderita tekanan darah tinggi.32
e. Diet tinggi garam
Konsumsi garam merupakan salah satu faktor resiko yang memiliki peran
cukup besar terhadap terjadinya hipertensi. Hal ini didukung dengan terjadinya
peningkatan kadar garam yang dikonsumsi per harinya. Garam yang biasa kita
konsumsi yaitu garam dapur, memiliki kandungan 40% natrium dan 60% klorida.41
Stres yang dialami secara berulang terus menerus dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Stres dapat merangsang sistem saraf untuk memproduksi hormon
yang meningkatkan vasokonstriksi pembuluh darah.39 Stres atau tekanan mental
(perasaan tertekan, sedih, marah, kebencian, ketakutan, dan rasa bersalah) dapat
merangsang kelenjar adrenal ginjal melepaskan adrenalin dan merangsang jantung
berdetak lebih cepat dan lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.31
2.1.4
Patofisiologi hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang timbul karena
otokrin
setempat
yang
berperan
pada
sistem
renin,
10
lambat. Kedua sistem ini bekerjasama agar darah dapat mengalir dari
jantung ke seluruh tubuh.
2.1.5
Pencegahan hipertensi
Modifikasi diet merupakan perubahan gaya hidup yang penting
yang
dapat
membantu
mencegah
perkembangan
hipertensi.
kelebihan
natrium/kalium.
natrium
Perubahan
dan
diet
mengembalikan
lain
yang
keseimbangan
bermanfaat
untuk
Anamnesis
Anamnesis yang perlu ditanyakan kepada seorang penderita hipertensi meliputi:
a. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah
b. Indikasi adanya hipertensi sekunder
Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal (ginjal polikistik)
Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih hematuri, pemakaian oba-
c.
11
d.
e.
2.
Pemeriksaan Fisik
a. Memeriksa tekanan darah
Pengukuran rutin di kamar periksa
- Pasien diminta duduk dikursi setelah beristirahat selam 5 menit, kaki di
-
lebar 35 cm)
Stetoskop diletakkan di tempat yang tepat (fossa cubiti tepat diatas
arteri brachialis)
Lakukan penngukuran sistolik dan diastolic dengan menggunakan suara
penegakkan
diagnosis
hipertensi
diperlukan
pengukuran tekanan darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu bila tekanan
3.
Profil lipid (total kolesterol (kolesterol total serum, HDL serum, LDL serum,
trigliserida serum)
Elektrolit (kalium)
Fungsi ginjal (Ureum dan kreatinin)
12
Elektrokardiografi (EKG)
Beberapa anjurantest lainnya seperti:
Ekokardiografi jika diduga adanya kerusakan organ sasaran seperti adanya
LVH
Plasma rennin activity (PRA), aldosteron, katekolamin urin
Ultrasonografi pembuluh darah besar (karotis dan femoral)
Ultrasonografi ginjal jika diduga adanya kelainan ginjal
Pemeriksaaan neurologis untuk mengetahui kerusakan pada otak
Funduskopi untuk mengetahui kerusakan pada mata
Mikroalbuminuria atau perbandingan albumin/kreatinin urin
Foto thorax.2
Gambar 3.Gambaran
kardiomegali dengan
hipertensi pulmonal
13
BAB III
METODE
3.1 Desain penulisan
Desain penulisan yang digunakan yaitu observasional, wawancara dan konsultasi.
3.2 Lokasi dan waktu penulisan
4.2.1 Lokasi
Asesmen geriatri ini dilaksanakan di rumah pasien yang berada di Jl.Bangka II Gg.
H. Maliki No. RT /RW Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
4.2.2Waktu
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 September 2015, 14 September 2015
dan 22 September 2015.
3.3 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh melalui:
Data primer yaitu mendapat data langsung dari responden melalui wawancara
meteran
Alat tulis
14
BAB IV
ASESMEN GERIATRI
4.1 Identitas Pasien
Nama
: Ny. M
Gender: P
Alamat
Riwayat Pekerjaan
: Pensiunan??
Jumlah Anak
Jumlah Cucu
Jumlah Cicit
Pembiayaan Kesehatan
: Umum
Jenis
: Biaya Sendiri
Pendidikan
: SMA
Kepemilikan rumah
: Rumah Sendiri
Sumber pendapatan
Total pendapatan
: Rp1.000.000 /bulan
Riwayat Medis
1. Keluhan utama : Pasien mengeluh pusing sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
pusing dirasakan terutama setelah leher pasien terasa tegang dan kaku.
Keluhan pasien membuat pasien terkadang mengganggu aktivitas sehari- hari
tetapi bila keluhan membaik, pasien melanjutkan aktivitasnya. Pasien
mengatakan bahwa keluhan membaik setelah minum obat namun bila obat
telah habis keluhan dapat timbul kembali.
Pasien mempunyai riwayat hipertensi. Pasien melakukan kontrol rutin untuk
hipertensi ke Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II. Tidak terdapat riwayat
diabetes dan asma.
2. Riwayat pembedahan
Tanggal / tahun
Jenis Operasi
15
2005
Laparatomi
Rumah Sakit
RS
Diagnosis / Penyakit
Hernia abdominalis
Puskesmas
Kelurahan
Pela
8. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Setiap
Waktu
Sering
sekali
Kadang Jarang
kadang Sekali
Tidak
pernah
16
Ambulansi
Transfer
Berpakaian
Berdandan
BAB / BAK
Makan
Perlu
bantuan
seseorang
Tergantung orang
Lain sepenuhnya
17
Sediakan makan
Atur keuangan
Ber telepon
<3 bulan
Tak
terbatasi
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi / menit
Laju respirasi / menit
Berat badan
Tinggi badan
BMI
2.
Baring
230/100
104
20
2 bulan yl
51 kg
150 cm
22.67
Duduk
230/100
104
20
1 bulan yl
51 kg
150 cm
22.67
Berdiri
230/100
104
20
Saat ini
51 kg
150 cm
22.67
18
Ya
Tidak
Penglihatan
Ya
Tidak
Normal
Abnormal
Tidak dilakukan pemeriksaan
Tidak dilakukan pemeriksaan
Tak terlihat
Mulut
Buruk
Higiene mulut
Ada
Gigi palsu
Terpasang
Lecet di bawah gigi palsu
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan)
Baik
-
Baik
Tidak
Tidak
-
Leher
Derajat gerak
Kel. Tiroid
Normal
Abnormal (jelaskan)
Dada
Massa teraba Tidak, bila ya: kanan / kiri
Kelainan lain: Tidak ada
7.
Paru paru
Kiri
Perkusi
Sonor
Kanan
Sonor
19
Auskultasi:
- suara dasar
- suara tambahan
SN vesikuler
Rh (-) / wh (-)
SN vesikuler
Rh (-) / wh (-)
Kardiovaskuler
a. Jantung
- Irama
- Bising
- Gallop
Lain lain (jelaskan)
b. Bising
- Karotis : Kiri
Kanan
- Femoralis : kiri
Kanan
c. Denyut nadi perifer
- A. dorsalis pedis
Kiri
Kanan
- A. tibialis posterior
Kiri
Kanan
Regular
Tidak
Tidak
Ireguler
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tak ada
d. Edema
- Pedal
- Tibial
- Sakral
Tidak
Tidak
+1
+2
+3
+4
Abdomen
Hati: tidak membesar
Massa abdomen: tidak ada
Bising / bruit: tidak ada
Nyeri tekan: tidak ada
Cairan asites: tidak ada
Limpa: tidak membesar
Kesimpulan : Abdomen dalam batas normal
10. Rektum/anus
Tonus sphincter ani
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada
Massa di rectum
Ada
Tidak
Tidak dilakukan pemeriksaan
20
Impaksi fekal
Deformitas
Gerak
terbatas
Nyeri
Benjolan /
peradangan
Tak
ada
Tl.blkg
Bahu
Siku
Tangan
Pinggul
Lutut
Kaki
Terganggu
Betul
Salah
Jumlah kesalahan
0-2
kesalahan : baik
3-4
kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7
kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
(Bila terdapat kecurigaan adanya dementia, asesmen lebih lanjut perlu dikerjakan)
21
Syaraf otak
Motorik : - kekuatan
- tonus
Sensorik: - tajam
- raba
- getaran
Refleks
Sereblar : - jari ke hidung
- tumit ke ujung kaki
- Romberg
Gerak langkah
Abnormal (jelaskan)
Tidak
Jenis Tes
-
Hasil
-
Waktu
Sahur
Jam
7.00
Nama makanan
atau minuman
Bahan makanan
pokok
Lauk-pauk
- Sayur
Bahan
makanan
Nasi merah
Jumlah
URT
Gram
1 piring
100
Ikan
Sop
1 butir
1
100
150
22
mangkuk
Buka Puasa
Selingan
18.00
20.00
Makanan pembuka
Kolak pisang
100
Bahan makanan
Nasi merah
mangkuk
1 piring
100
pokok
Lauk pauk
Sayur
Ikan mas
sop
1 potong
1
90
150
pepaya
mangkuk
1
100
Buah-buahan
mangkuk
Problem / diagnostic
Hipertensi
Rencana
Memberikan penyuluhan tentang
hipertensi dan komplikasi yang
ditimbulkan bila tidak terkontrol
Memotivasi pasien agar mau
berobat dan rutin kontrol ke
dokter
Memotivasi agar pasien mau
meminum obat anti hipertensi
secara teratur
Edukasi mengurangi makanan
yang tinggi garam karena dapat
menaikkan tekanan darah
Masalah
-
Hipertensi
Kegiatan
-
Tempat
23
14
September
2015
Hipertensi
Edukasi
mengurangi
makanan bergaram tinggi
Edukasi untuk makan
berserat dan buah-buahan
Memotivasi pasien agar
rutin kontrol ke Puskesmas
dan rutin meminum obat
antihipertensi
Follow up pasien apa saja Kediaman
yang sudah diterapkan dari pasien
penjelasan kemarin
Memotivasi agar pasien
rutin
minum
obat
antihipertensi
sayur, dan buah serta kurangi makanan yang mengandung garam tinggi.
Istirahat cukup
Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik dan bila perlu olahraga pernapasan.
Kontrol kesehatan ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan secara rutin
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien menderita dermatitis atopik dan
hipertensi. Dermatitis atopik pada pasien ini menyebabkan gatal di kaki dan seluruh
tubuh di sebelah kanan dan menyebabkan pasien tidak tidur sehingga menganggu
aktivitas sehari-hari.Dari riwayat penyakit keluarga diketahui ibu pasien juga
24
mengalami hal yang sama dengan pasien.Pada status fungsional pasien masih mandiri
dalam aktivitas sehari-hari.Pada status mental, pasien masih digolongkan masih baik
(tidak terdapat gangguan intelek).
1.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pasien yaitu enggunakan body lotion untuk
melembabkan kulit agar tidak kering, Istirahat yang cukup,memakan makanan secara
teratur dengan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein
nabati, sayur, dan buah serta kurangi makanan yang mengandung garam tinggi.Selain
itu, dianjurkan untuk olahraga teratur sesuai kemampuan fisik dan bila perlu olahraga
pernapasan.Selanjutnya, kontrol kesehatan ke puskesmas untuk mendapatkan
pengobatan secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
6.
7.
8.
9.
http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalence_text/en/.
Accessed July5, 2015
10. Nafrialdi. Antihipertensi. Dalam: Ganiswarna, S. G. (editor). Farmakologi dan Terapi.
Edisi 5. Jakarta: FKUI; 2007.p. 341-60
11. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al. The
Seventh Repot of the Joint national Comitte on Prevention, detection, evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure.JAMA 2003; 289: 2560-72
12. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiatii S (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta:
Interna Publishing; 2009.p. 1079-85
LAMPIRAN
26
27
28
29