Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PERCOBAAN 4
Disusun Oleh:
S1 PTE-A 2013
Sigit Setyo Widodo
130534608364
A. TUJUAN
1) Mahasiswa mampu memahami sistem kendali kecepatan motor dc
menggunakan pwm
B. DASAR TEORI
1) PWM (Pulse Width Modulation )
Sinyal PWM tidak konstan. Sinyal akan on pada suatu periode dan akan
off pada periode yang lain. Duty cycle (D) mengarah pada persentase dari
sinyal yang hidup (on). Duty cycle dari rendah (0) dapat diatur sesuai keinginan
hingga mencapai tinggi (1) dimana sinyal akan tetap jalan terus (on). Duty cycle
(D) sebesar 50% akan menghasilkan gelombang persegi yang sempurna. Seperti
ditunjukkan oleh gambar A.
Oleh karena itu, ketika sebuah tegangan PWM dengan frekuensi yang
rendah diberikan ke sebuah solenoid, arus yang melaluinya akan naik dan turun
seperti tegangan V yang di On dan Off-kan. Jika D lebih pendek dari rise time, I
tidak akan pernah mencapai nilai maksimumnya dan tidak akan berlanjut sejak
I kembali ke nol (0) selama periode off pada tegangan (Gambar C). Berbeda jika
D lebih besar dari rise time, I tidak akan pernah menuju nol dan akan terus
berlanjut sehingga menjadi nilai rata-rata DC. Arus tersebut tidak akan konstan,
akan tetapi memiliki rippel (Gambar D)
Jadi PWM menggunakan pulsa digital untuk membentuk beberapa nilai analog
selain dari level sinyal tinggi dan rendah. Banyak system digital yang didayai power
suplai 5-Volt, lalu jika kita memfilter sebuah sinyal yang memiliki duty cycle 50% maka
akan diperoleh tegangan rata-rata 2.5-Volts. Ada duty cycles lain yang menghasilkan
tegangan dalam kisaran 0 hingga 100% pada tegangan tinggi, tergantung pada resolusi
PWM. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar-F.
2) IC LM555
Sebuah 555 mempunyai jangkauan penentuan waktu maksimum yang besarnya kirakira 15 menit. Pewaktu-pewaktu penghitung mempunyai jangkauan penentuan waktu
maksimum beberapa hari. Jangkauan penentuan waktu 555 dapat diperlama sampai
beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun dengan menyambung secara bertingkat.
Cara Kerja Pewaktu 555
Pewaktu IC mempunyai dua carakerja, baik sebagai multivibrator astabil
(bergerak-bebas) atau sebagai multivibrator monostabil (satu-tembakan). Cara kerja
bergerak-bebas dari 555 terlihat dalam Gambar-2(a). Tegangan keluarannya beralih
dari tingkat yang tinggi ke tingkat rendah dan kembali lagi. Waktu keluaran yang tinggi
atau rendah ditentukan oleh sebuah jaringan kapasitor-tahanan yang dihubungkan
dari luar ke pewaktu 555. Harga tegangan keluaran pada tingkat yang rendah kira-kira
0.1 V.
Bela pewaktu tersebut bekerja sebagai sebuah multivibrator satu-tembakan,
tegangan keluarannya rendah sampai sebuah pulsa pemicu yang menuju-negatif
diterapkan ke pewaktu tersebu, kemudian keluarannya beralih menjadi tinggi. Waktu
ketika keluarannya tinggi ditentukan oleh sebuah tahanan dan kapasitor yang
dihubungkan ke pewaktu IC.Di akhir selang penentuan waktu, keluarannya kembali ke
tingkat rendah. Cara kerjanya terlihat pada Gambar2(b).
Terminal-Terminal 555
1. Terminal Paket dan Terminal Suplai Daya
Pewaktu 555 tersedia dalam dua gaya paket, TO 99 dan DIP, seperti terlihat
dalam Gambar-3(a). Pasak 1 adalah terminal bersama/ground dan pasak 8 adalah
terminal suplai tegangan pasitif
V dan +18V. Jadi 555 dapat diberi tegangan oleh suplai digital logic yang ada (+5 V),
suplai IC linier (+15 V) dan batere automobile atau batere sel kering. Rangaian dalam
membutuhkan sekitar 0.7 mA per volt suplai (10 mA untuk
arus-arus bias dalam. Penyerapan daya maksimum untuk paket tersebut adalah
600mW.
2. Terminal Keluaran
Seperti terlihat dalam Gambar 3(b) dan (c), terminal keluarannya, pasak 3, bias
menjadi arus sumber atau arus penerima. Sebuah beban suplai mengambang dalam
keadaan hidup bila keluarannya rendah dan mati bila keluarannya tinggi. Sebuah
beban terground dalam keaaan hidup bila keluarannya tinggi dan mati bila
keluarannya rendah. Pada cara kerja biasa sebuah beban suplai atau sebuah terground
dihubungkan ke pasak3. Sebagian besar pemakaian tidak memrlukan kedua jenis
beban tersebut pada saat yang sama.
Arus sumber atau arus penerima maksimum secara terknis besarnya 200 mA,
tapi yang lebih realistis adalah 4 mA. Tegangan keluaran yang tinggi Gambar 3(c)
adalah sekitar 0.5 V di bawah
Gambar-3 Terminal operasi keluaran-pewaktu 555 dan terminal paketnya. Sebuah beban terground maupun beban suplai bias dihubungkan.
3. Terminal Reset
Terminal reset, pasak 4, memungkinkan 555 menjadi tidak mempu dan
menolak isyarat-isyarat perintah pada masukan pemicu. Bila tidak digunakan, terminal
reset harus dihubungkan ke +
(b) Model terminal pengosongan bila keluarannya tinggi dan bila kapasitornya sedang mengisi
sebuah tahanan 5-k antara pasak 5 dan pasak 8 mengubah tegangan ambang
menjadi 0.8
dua taraf tegangan yang mungkin, baik di atas atau di bawah tegangan acuannya. Jadi
dengan dua masukan aka nada empat kombinasi yang mungkin yang akan
mengakibatkan empat tingkat operasi yang mungkin.
Empat kombinasi masukan yang mungkin dan masing-masing tingkat dari 555
diberikan dalam Tabel-1. Dalam tingkat operasi A, kedua tegangan pemicu tegangan
ambang berada di bawah masing-masing tegangan ambangnya dan terminal
keluarannya (pasak 3) tinggi. Dalam tingkat operasi D, kedua masukannya berada di
atas tegangan ambangnya dan terminal keluarannya rendah.
Tabel-1 Tingkat-tingkat operasi dari sebuah pewaktu 555 :
=2
Tingkat
operasi
A
B
C
D
/3,
/3 ; tinggi
Pemicu
Pasak 2
Ambang
Pasak 6
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di atas
Di atas
Di bawah
Di atas
Di atas
0 V.
Keluaran 3
Tinggi
Tingkat terminal
Pembuangan 7
Terbuka
Mengingat tingkat
terakhir
Mengingat tingkat
terakhir
Rendah
Terakhir
Terakhir
Ground
diterapkan ke
berada di bawah
selama selang waktu A-B dan E-F, dihasilkan operasi tingkat A, demikian rupa sehingga
keluaran
terletak di atas
tetapi di bawah
, dalam
waktu B-C, 555 memasuki tingkat C dan mengingat tingkat A yang terakhir. Bila
melampaui
antara
turun di
turun di bawah
terhadap
melihat suatu hysteresis. Mengingat kembali bahwa sebuah untaian Histeresis berarti
bahwa rangkaian tersebuat mempunyai ingatan. Ini berarti juga bahwa jika masukanmasukannya ada dalam salahsatu tingkat ingatan, kita takkan bias mengatakan apakah
tingkat keluarannya saat ini, kecuali kita mengetahui tingkat sebelumnya.
Gambar-5 Tiga dari empat tingkat operasi dari sebuah pewaktu 555 diperlihatkan oleh sebuah
rangkaian test untuk mengukur
dan
versus
sedangkan
Hasil bersihnya adalah bahwa suatu keluaran dari pasak 3 dari 555 telah
ditunda selama seuatu selang waktu T sesudah penutupan saklar pada t = 0.
Penundaan waktu didapatkan dari T = 1.1
Dengan seling menukar
C.
dengan keluaran yang tinggi. Dalam rangkaian dari Gambar-6(b), daya diterapkan ke
sebuah system bila saklarnya ditutup. Keluaran 555 menjadi tinggi selama jangka
waktu T dan kemudian menjadi rendah. Jenis pembentukan pulsa ini biasa digunakan
untuk memasang kembali penghitung dan memulai urutan computer sesudah suatu
kegagalan daya. Jenis ini dapat juga memberikan waktu bagi seorung operator untuk
keluar sesudah sebuah system tanda bahaya menyala sebelum mempersenjatai
sistemnya.
(a) Keluaran
(b)Keluaran
1 buah
2) Project Board
1 buah
3) Resistor 1kOhm
1 buah
4) IC 555
1 buah
5) Potensio 100kOhm
1 buah
6) Dioda
2 buah
7) Kapasitor 100nf
2 buah
8) AVO meter
1 buah
F. HASIL PERCOBAAN
Duty Cycle
Vout Osiloskop
20%
2V
1,78 V
40%
4,5 V
4V
60%
6,6 V
6V
80%
8,5 V
8V
100%
11 V
9, 86 V
G. ANALISA
1) Duty Cycle 20%
R1 =
R2 = Rpotensio R1 = 10k 2k = 8k
Vout Perhitungan =
2) Duty Cycle 40%
R1 =
R2 = Rpotensio R1 = 10k 4k = 6k
Vout Perhitungan =
3) Duty Cycle 60%
R1 =
R2 = Rpotensio R1 = 10k 6k = 4k
Vout Perhitungan =
4) Duty Cycle 80%
R1 =
R2 = Rpotensio R1 = 10k 8k = 2k
Vout Perhitungan =
5) Duty Cycle 100%
R1 =
R2 = Rpotensio R1 = 10k 10k = 0k
Vout Perhitungan =
2.
H. KESIMPULAN
1) PWM dapat digunakan sebagai kontrol kendali kecepatan motor DC
2) Untuk mengatur kecepatan mototr DC dengan menggunakan PWM yaitu
dengan cara mengatur duty cyclenya.
3) Untuk mengatur dutycycle pada PWM, yaitu dengan cara mengatur
potensiometer.
I. DAFTAR RUJUKAN
Gangsar, Dwi Raditya. Pembangkit PWM Dengan LM555. 2014. Pdf online
https://raditya999.files.wordpress.com/2008/07/pwm-with-lm5551.doc.
(diakses 3 Maret 2015)
Pudin,
Saripudin.
Pengendalian
Motor
DC
Menggunakan
PWM.
2013.