Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama
menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian
tubuh lainnya, terutama meningens, ginjal, tulang, dan nodus limfe
(Smeltzer, 2000).
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular
yang
sensitivitas
tuberculin,
juga
dapat
merangsang
10
dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari
langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama
beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab (Darmanto, 2007),
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositipan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Faktor yang
memungkinkan seseorang terpapar kuman tuberkulosis ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut
(Depkes RI, 2007).
Menurut Darmanto (2007), penularan TB Paru dapat terjadi jika
seseorang penderita TB Paru berbicara, meludah, batuk, atau bersin, maka
kuman-kuman TB Paru berbentuk batang (panjang 1-4 mikron, diameter
0,3-0,6 mikron) yang berada di dalam paru-parunya akan menyebar ke
udara sebagai partikulat melayang (suspended particulate matter) dan
menimbulkan droplet infection. Basil TB Paru tersebut dapat terhirup oleh
orang lain yang berada di sekitar penderita. Basil TB Paru dapat menular
pada orang-orang yang secara tak sengaja menghirupnya. Dalam waktu
satu tahun, 1 orang penderita TB Paru dapat menularkan penyakitnya pada
10 sampai 15 orang disekitarnya.
4. Tanda dan gejala
Gambaran klinis Tuberkulosis mungkin belum muncul pada infeksi
awal dan mungkin tidak akan pernah timbul bila tidak terjadi infeksi aktif.
11
5. Dampak TB Paru
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda ketika dihadapkan
dengan suatu penyakit, reaksi perilaku dan emosi tersebut tergantung pada
penyakit, sikap orang tersebut dalam menghadapi suatu penyakit, reaksi
orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain. Penyakit
dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam kehidupan hanya
sedikit menimbulkan sedikit perubahan perilaku dalam fungsi orang
12
Penderita TB Paru sering merasa rendah diri karena stigma buruk yang
13
Terhadap individu.
1)
Biologis.
14
4) Spiritual.
Adanya distress spiritual yaitu menyalahkan tuhan karena
penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh juga menganggap
penyakitnya yang manakutkan
5)
Faktor intrinsik
1) Umur.
Beberapa faktor resiko penularan penyakit tuberkulosis di
Amerika yaitu umur, jenis kelamin, ras, asal negara bagian, serta
infeksi AIDS. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di New York
pada Panti penampungan orang-orang gelandangan menunjukkan
bahwa kemungkinan mendapat infeksi tuberkulosis aktif meningkat
secara bermakna sesuai dengan umur. Insiden tertinggi tuberkulosis
paru biasanya mengenai usia dewasa muda. Di Indonesia diperkirakan
75% penderita TB Paru adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50
tahun. (Elizabeth, 2009).
2) Jenis Kelamin.
Di benua Afrika banyak tuberkulosis terutama menyerang lakilaki. Pada tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki hampir dua
kali lipat dibandingkan jumlah penderita TB Paru pada wanita, yaitu
15
42,34% pada laki-laki dan 28,9 % pada wanita. Antara tahun 19851987 penderita TB paru laki-laki cenderung meningkat sebanyak 2,5%,
sedangkan penderita TB Paru pada wanita menurun 0,7%. TB paru
Iebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita karena
laki-laki sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok sehingga
memudahkan terjangkitnya TB paru. (Corwin, 2009)
3) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap
pengetahuan seseorang diantaranya mengenai rumah yang memenuhi
syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB Paru, sehingga dengan
pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba untuk
mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu tingkat
pedidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap jenis pekerjaannya.
4) Pekerjaan
Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus
dihadapi setiap individu. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang
berdebu paparan partikel debu di daerah terpapar akan mempengaruhi
terjadinya gangguan pada saluran pernafasan. Paparan kronis udara
yang tercemar dapat meningkatkan morbiditas, terutama terjadinya
gejala penyakit saluran pernafasan dan umumnya TB Paru. (Corwin,
2009)
Jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi terhadap
pendapatan keluarga yang akan mempunyai dampak terhadap pola
16
tidak
memenuhi
syarat
kesehatan
sehingga
akan
diketahui
mempunyai
hubungan
dengan
koroner,
bronchitis
kronik
dan
kanker
kandung
17
6) Status Gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan status gizi
kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk menderita TB Paru berat
dibandingkan dengan orang yang status gizinya cukup atau lebih.
Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan
daya tahan tubuh dan respon immunologik terhadap penyakit. Status
gizi, ini merupakan faktor yang penting dalam timbulnya penyakit
tuberculosis ( Isselbacher,2009).
7)
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
(Notoatmodjo, 2002). Penginderaan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba (Notoatmodjo, 2002).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).
Berdasarkan pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2002).
Pengetahuan seseorang akan TB Paru akan berakibat pada
sikap orang tersebut untuk bagaimana manjaga dirinya tidak terkena
TB Paru. Dari sikap tersebut akan mempengaruhi perilaku seseorang
untuk dapat terhindar dari TB Paru.
18
1.
Tingkat Pengetahuan
Tahu ( know )
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari
Memahami (Comprehension)
Memahami ini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan
19
f.
Evaluasi (Evaluation)
Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
Pengukuran Pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang
3.
pengetahuan
dapat
berupa
pemimpin-pemimpin
20
8)
Perilaku
Lawrence Green dalam (Notoatmodjo, 2002) menjelaskan perilaku itu
dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok yaitu :
a) Faktor Predisposisi (Predisposing factor)
Faktor Extrinsik
1) Ventilasi
Ventilasi mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini
berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
21
22
23
sebagai
media
yang
baik
bagi
berkembangbiaknya
kuman
Kepadatan hunian
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus
disesuaikan dengan jumlah penghuninya agar tidak menyebabkan
overload. Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan
kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga
terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota
keluarga yang lain.
Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh rumah biasanya
dinyatakan dalam m2/orang. Luas minimum per orang sangat relatif
tergantung dari kualitas bangunan dan fasilitas yang tersedia. Untuk
rumah sederhana luasnya minimum 10 m2/orang (Corwin, 2009).
7. Pencegahan
Menurut (Adiatama, 2000) cara pencegahan terhadap penularan
pasien TB Paru adalah ;
24
2.
keadaan
rumah,
baik.Hindari rokok
h) Berikan Imunisasi BCG pada bayi
ventilasi
&
pencahayaan
25
B. Kerangka teori
Faktor Intrinsik
1)
Jenis Kelamin
2)
Pendidikan
3)
Umur
4)
Pekerjaan
5)
Kebiasaan
Merokok
6)
Status Gizi
7)
Pengetahuan
8)
Perilaku
KEJADIAN TB PARU
Faktor Extrinsik
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
hunian
Pencahayaan
Ventilasi
Keadaan Sosial
Ekonomi
Kondisi rumah
Kelembaban udara
Kepadatan
Variable terikat
Jenis kelamin
Pendidikan
Umur
Kejadian TB Paru
Pekerjaan
Pengetahuan
Kepadatan hunian
26
D. Hipotesis penelitian
Berdasarkan dari kerangka konsep penelitian diatas, maka hipotesa
yang dapat disimpulkan adalah :
a. Ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian TB Paru di Wilayah