Você está na página 1de 3

Kebutuhan Energi Indonesia -> Krisis Energi -> Migas Non Konvensional -> Potensi

Migas Non-Konvensional Indonesia -> Kelebihan & Kekurangan Migas Non


Konvensional di Indonesia -> Tantangan sebagai geophysicist.
Produksi bahan bakar minyak (BBM) Indonesia turun terus-menerus, hingga
792 ribu barel per hari tahun 2014. Sebaliknya, konsumsi BBM meroket, menjadi
lebih dari 1,9 juta barel per hari tahun 2014. Ada jurang yang lebar, antara produksi
dan konsumsi. Masalah ini diakibatkan oleh banyak faktor. Salah satu faktornya
adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia. Diketahui Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
pada tahun 2014 sebesar 5.02% dan 4.67% pada kuartil II tahun 2015.
Pertumbuhan ekonomi ini berimbas pada semakin tingginya kebutuhan Energi oleh
masyarakat Indonesia. Faktor kedua yang mempengaruhi adalah semakin
banyaknya penduduk Indonesia. Diketahui penduduk Indonesia bersdasarkan
sensus penduduk terus meningkat per 5 tahunnya. Pada tahun 2014 saja
diperkirakan penduduk Indonesia mencapai angka 250juta jiwa.

Saat ini kondisi energy di Indonesia pada awal tahun 2014, pemerintah
Indonesia coba memfokuskan diri ke Energi tidak terbarukan. Namun dengan
turunnya harga migas sekarang, energy fossil berupa migas kembali digunakan.
Nilai positif dari energy fosil berupa migas adalahmudah digunakan dan relative
lebih murah ongkos produksinya, karena instalasi peralatan untuk distribusi dan
pemanfaatan migas sudah cukup tersedia. Sampai hari ini Minggu, 18 Oktober 2015
harga minyak
dunia berada pada posisi

$47.26/barrel. Berdasarkan penjelasan dari pihak SKK migas pula, sumber energy
dan sumber pendapatan utama hingga 30tahun ke depan masih akan didominasi
dari sector migas. Namun cekungan migas yang berproduksi di Indonesia mayoritas
adalah cekungan-cekungan besar yang tua, yang telah diproduksi sejak tahun
1970an. Hasil Eksplorasi terkini di Indonesia bagian Timur pun hanya menemukan
cekungan-cekungan kecil yang berporositas rendah dan tidak lebih banyak
ditemukan dry well dibandingkan well yang prospektif. Untuk memenuhi kebutuhan
energy yang tinggi, jalan lain yang dapat ditempuh oleh Indonesia adalah mulai
mencoba merambah ke migas non-konvensional. Migas non-konvensional Indonesia
masih sangat jarang diangkat pembicaraannya karena keterbatasan teknologi yang
ada.

Migas Non Konvensional

Grafik harga minyak dunia dalam kurun 2 tahun terakhir. Pada tahun 2013 harga
minyak rata-rata berada di harga $90 dan mulai turun di pertengahan 2014
hingga 2015 dengan titik terendah di $37.8/barrel.

Você também pode gostar