Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Zat zat yang dapat menyebabkan dermatitis kontak melelui 2 cara yaitu :
o Iritasi ( dermatitis iritan )
o Reaksi alergi ( dermatitis kontak alergika )
Sabun detergen dan logam logam tertentu bisa mengiritasi kulit setelah
beberapa kali digunakan.
Penyebab dermatitis kontak alergika
Kosmetika : Cat kuku, penghapus cat kuku, deodorant, pelemban lotion
sehabis bercukur, parfum, tabir surya.
Senyawa kimia ( dalam perhiasan ) : nikel
Tanaman : Racun IVY ( tanaman merambat ) racun pohon ek, sejenis
rumput liar, primros.
Obat obat yang terkandung dalam kritim kulit : antibiotic ( penisilin,
sulfonagnid, neomisin ), autihistamin ( defenhidramin )
Zat kimia yang digunakan dalam pengelolaan pakaian.
C. Manifestasi Klinik
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel
yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan
iritan merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam bahanbahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom,
mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan rusaknya membran lipid
keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik
akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi
pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan system
kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang
akan membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan
mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil
gliserida akan merangsang ekspresi gen dan sintesis protein.
Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratisonit dan keluarnya
mediator- mediator. Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak
alergik sangat tipis yaitu dermatitis kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi.
Ada dua jenis bahan iritan yaitu :
o Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada
hampir semua orang,
o Iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami
kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara,
tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan
tersebut.
2. Dermatitis Kontak Alergi
Pada dermatitis kontak alergi, ada dua fase terjadinya respon imun tipe IV
yang menyebabkan timbulnya lesi dermatitis ini yaitu :
a. Fase Sensitisasi
Fase sensitisasi disebut juga fase induksi atau fase aferen. Pada
fase ini terjadi sensitisasi terhadap individu yang semula belum peka,
oleh bahan kontaktan yang disebut alergen kontak atau pemeka. Terjadi
bila hapten menempel pada kulit selama 18-24 jam kemudian hapten
diproses dengan jalan pinositosis atau endositosis oleh sel LE
(Langerhans Epidermal), untuk mengadakan ikatan kovalen dengan
protein karier yang berada di epidermis, menjadi komplek hapten protein.
Protein ini terletak pada membran sel Langerhans dan berhubungan
dengan produk gen HLA-DR (Human Leukocyte Antigen-DR). Pada sel
penyaji antigen (antigen presenting cell).
Kemudian sel LE menuju duktus Limfatikus dan ke parakorteks
Limfonodus regional dan terjadilah proses penyajian antigen kepada
E. Pencegahan
Pencegahan dermatitis kontak berarti menghindari berkontak dengan bahan yang telah
disebutkan di atas. Strategi pencegahan meliputi:
o Bersihkan kulit yang terkena bahan iritan dengan air dan sabun. Bila dilakukan
secepatnya, dapat menghilangkan banyak iritan dan alergen dari kulit.
o Gunakan sarung tangan saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga untuk
menghindari kontak dengan bahan pembersih.
o Bila sedang bekerja, gunakan pakaian pelindung atau sarung tangan untuk
menghindari kontak dengan bahan alergen atau iritan.
F. Pemeriksaan Penunjang
PENGKAJIAN
1. Aktivitas / Istirahat
Tanda : Penurunan kekuatan, tahanan, Perubahan tonus
2. Sirkulasi
Tanda : pembentukan edema jaringan
3. Integritas Ego
Gejala : Pekerjaan, masalah tentang keluarga
Tanda : ansietas, menarik diri
4. Eliminasi
Tanda : Diuresis ( setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke
dalam sirkulasi )
5. Makanan / Cairan
Tanda : edema jaringan umum
6. Neurosensori
Tanda : perubahan orientasi, perilaku
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri pada kulit
8. Pernapasan
Gejala : terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama
9. Keamanan
Tanda : adanya destruksi jaringan.
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
Nyeri dan gatal yang berhubungan dengan lesi kulit
perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus
Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
baik.
5. Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara cara menangani kelainan
kulit.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak bercak merah pada kulit
III.
kulit
Intervensi
Rasional
Mandiri:
1. pantau keadaan kulit pasien
Mandiri
1. Mengetahui kondisi kulit untuk dilakukan
pilihan intervensi yang tepat
3. Banyak
masalah
kosmetika
pada
hakekatnya semua kelainan malignitas
kulit dapat dikaitkan dengan kerusakan
kulit kronik.
4. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian obat anti histamine dan salep
kulit
4. Penggunaan
anti
histamine
mengurangi
respon
gatal
mempercepat proses pemulihan
dapat
serta
Rasional
Mandiri
1. Pemahaman tentang luas dan karakteristik
kulit meliputi bantuan dalam menyusun
rencana intervensi.
2.
Membantu
mengidentifikasi tindakan
2. Upaya untuk menemukan penyebab
yang
tepat
untuk
memberikan
gangguan rasa nyaman
kenyamanan.
3. Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit
diperlukan
untuk
diagnosisi
dan
3. Mencatat hasil hasil observasi secara
pengobatan. Banyak kondisi kulit tampak
rinci dengan memakai terminology
serupa tetapi mempunyai etiologi yang
deskriptif
berbeda. Respons inflamasi kutan
mungkin mati pada pasien lansia.
atau
Kolaborasi:
yang
topical
seperti
Kolaborasi:
3. Cegah dan obati kulit yang kering
Kolaborasi
3. Pruritus noeturnal mengganggu tidur yang
normal.
Rasional
Mandiri:
1. Gangguan citra diri akan menyertai setiap
penyakit atau keadaan yang tampak nyata
bagi pasien. Kesan sesorang terhadap
dirinya sendiri akan berpengaruh pada
konsep diri
2. Terhadap hubungan antara stadium
perkembangan, citra diri dan reaksi serta
pemahaman pasien terhadap kondisi
kulitnya
3. Pasien membutuhkan pengalaman yang
harus didengarkan dan dipahami.
penerimaan
diri
dan
DX 5 Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara cara menangani kelainan
kulit.
Intervensi
Rasional
1. Tentukan apakah pasien mnegetahui 1. Memberikan
data
dasar
untuk
( memahami dan salah mengerti ) tentang
mengembangkan rencana penyuluhan.
kondisi dirinya.
2. Jaga agar pasien mendapatkan informasi 2. Pasien harus memiliki perasaan bahwa ada
yang benar ; memperbaiki kesalahan
sesuatu yang dapat mereka perbuat.
konsepsi / informasi
Kebanyakan pasien merasakan manfaatnya.
3. Peragakan
penerapan
terapi
yang
diprogramkan ( kompres basah ; obat
topical)
4. Berikan nasihat kepada pasien untuk
menjaga agar kulit tetap lembab dan
fleksibel dengan tindakan hidrasi dan
pengolesan krim serta lotion kulit.
3. Memungkinkan
pasien
memperoleh
kesempatan untuk menunjukkan cara yang
tepat unutk melakukan terapi.
4. Stratum korneum memerlukan air agar
fleksibilitas kulit tetap terjaga. Pengolesan
krim atau lotion untuk melembabkan kulit
akan memcegah agar kulit tidak menjadi
kering, kasar, retak, dan bersisik.
5. Penampakan
kulit
mencerminkan
kesehatan umum seseorang. Perubahan
pada kulit dapat menandakan status nutrisi
yang abnormal.
DX 6 Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak bercak merah pada kulit
Intervensi
Rasional
1. Miliki indeksi kecurigaan yang tinggi 1. Setiap keadaan yang mneggangu status
terhadap suatu infeksi pada pasien yang
imun akan memperbesar resiko terjadinya
system kekebalannya teganggu.
infeksi kulit.
2. Berikan petunjuk yagn jelas dan rinci
kepada pasien mengenai program terapi
ketrampilan
interpersonal professional kesehatan dan
pada pemberian instruksi yang jelas yang
diperkuat dengan instruksi tertulis.
3. Kompres basah akan menghasilkan
pendinginan lewat pengisatan yang
menimbulkan vasokontriksi pembuluh
drah kulit dan dengan demikian
mengurangi eritema serta produksi serum.