Você está na página 1de 25

ARTIKEL PELANGGARAN HAM

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(MKDU 4111)
PROGRAM STUDI S1 PGSD

Disusun Oleh :
LENI DWI ANGGRAINI
824692163
KELOMPOK BELAJAR GENTENG A
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER
2015.2

KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan yang maha
Esa yang mana telah melimpahkan kekuatan untuk kami semua, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan artikel ini.
Kita juga
membantu

ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah

dalam

penyusunan

artikel

ini. Artikel

ini

kami

susun

berdasarkan tugas dari mata kuliah PKN yang berjudul HAK ASASI
MANUSIA. Penyusunan artikel ini salah satunya bertujuan memberi
informasi kepada para mahasiswa.
Akhir kata, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khusunya para mahasiswa. Penyusun juga meminta maaf apabila banyak
kesalahan dalam penyusunan artikel ini.

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................

iii

ISI ARTIKEL ...........................................................................................

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Definisi dan Pengertian HAM ......................................................


Perkembangan Pemikiran HAM ...................................................
Perkembangan Pemikiran HAM Dunia ........................................
Pekembangan pemikiran HAM di Indonesia ...............................
Macam-macam Hak Asasi Manusia ............................................
Contoh Pelanggaran Pelanggaran Ham ...................................

1
2
3
3
9
11

PENUTUP ..............................................................................................

19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

20

HAK ASASI MANUSIA (HAM)


1. Definisi dan pengertian HAM
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang
HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM).
Pengertian HAM menurut UDHR sering dinilai masih pada tahap
Generasi 1 Konsep HAM, yaitu isinya sarat dengan hak-hak yuridik dan
politik. Sedangkan jika memperhatikan pengertian HAM menurut UU
No. 39 Tahun 1999 di atas, tampak mengandung visi filsafati dan visi
yuridis konstitusional. Kemudian pengertian HAM meurut visi politik
dapat diidentikan dengan pendekatan structural, karena keduanya
lebih menonjolkan pengertian HAM dalam kehidupan sehari-hari yang
cenderung banyak pelanggaran.
Memperhatikan berbagai pengertian /konsep/definisi hak asasi
tersebutdi atas dapat disimpulkan bahwa HAM merupakan hak yang
melekat (inheren) pada setiap orang yang merupakan karunia dari
Tuhan YME, bukan pemberian Negara, pemerintah dan atau orang lain.
Kewajiban dan tidak boleh dihilangkan atau dihapus oleh siapapun
dengan alasan apapun. Karena kebutuhan dasar manusia dimanapun
pada hakekatnya sama seperti hak atas hidup,, bebas mengeluarkan
pikirannya, bebas dari rasa takut, tidak ingin dieksploitasi, hidup
bahagia dan lain-lain, maka HAM merupakan sesuatu yang bersifat
Universal.
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik
kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu :
HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah
bagian dari manusia secara otomatis.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan
bangsa.
HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai
1

HAM

walaupun

sebuah

Negara

membuat

hukum

yang

tidak

melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).


2. Perkembangan Pemikiran HAM
Dibagi dalam 4 generasi, yaitu :

Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya


berpusat pada bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM
generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh
dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya
keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan

sesuatu tertib hukum yang baru.


Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis
melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi
pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian
konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi
kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi
ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi dan

hak politik.
Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua.
Generasi ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi,
sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang yang
disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan. Dalam
pelaksanaannya

hasil

pemikiran

HAM

generasi

ketiga

juga

mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap


hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas
utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan
banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang

dilanggar.
Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat
dominant

dalam

proses

pembangunan

yang

terfokus

pada

pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative seperti


diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program
pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat
secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok
elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negaranegara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan
2

deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the basic


Duties of Asia People and Government.

3. Perkembangan pemikiran HAM Dunia


1. Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya
HAM di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang
antara lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki
kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri
tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi
kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung jawabannya
dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994).
2. The American declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The
American Declaration of Independence yang lahir dari paham
Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia
adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis
bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.
3. The French declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration
(Deklarasi Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi
sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain
berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah.
Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent, artinya
orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak
dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
4. The four freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak
kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran
agama yang diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam
Pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan
3

yang damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari


ketakutan,

yang

meliputi

usaha,

pengurangan

persenjataan,

sehingga tidak satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan


untuk

melakukan

serangan

terhadap

Negara

lain

Mansyur

Effendi,1994).
4. Pekembangan pemikiran HAM di Indonesia
Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling
menonjol

pada

kemerdekaan

Indische

serta

Partij

adalah

mendapatkan

hak

untuk

perlakukan

yang

mendapatkan
sama

hak

kemerdekaan.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia
telah berlaku 3 UUD dalam 4 periode, yaitu :
1) Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD
1945
2) Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku
konstitusi Republik Indonesia Serikat
3) Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950
4) Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945
Pasal-pasal Hak Asasi Manusia :
-

Pasal 1.
Semua orang dilahirkan merdeka dan setara dalam martabat dan
rights.Merekadikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul
satu sama lain dalam semangat persaudaraan.

Pasal 2.
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan
yangtermaktub di dalam Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun,
seperti ras,warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pendapat lain, asalnasional atau sosial, hak milik, kelahiran atau
status lainnya. Selain itu, tidakada perbedaan harus dilakukan atas
dasar politik, berhubung dgn hukum ataustatus internasional negara
atau wilayah yang dimiliki oleh seseorang, baikbersifat independen,
trust,

non-self-pemimpin

yang

lain

atau

di

bawah

batasankedaulatan.
-

Pasal 3.
4

Setiap orang berhak untuk hidup, kebebasan dan keselamatan


individu.
-

Pasal 4.
Tidak seorang pun akan diselenggarakan di perbudakan atau
diperhambakan,perbudakan dan perdagangan budak harus dilarang
dalam segala bentuk.

Pasal 5.
Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam,
ganas atauperlakuan atau hukuman menghinakan.

Pasal 6.
Setiap orang berhak atas pengakuan di mana-mana sebagai orang di
depanhukum.

Pasal 7.
Semua orang sama di depan hukum dan berhak tanpa diskriminasi
sama untukperlindungan hukum. Semua berhak atas itu.

Pasal 8.
Setiap orang perlindungan yang sama terhadap setiap bentuk
diskriminasi yangmelanggar Deklarasi ini dan terhadap segala
hasutan yang mengarah padadiskriminasi semacam berhak atas
bantuan yang efektif dari pengadilannasional yang kompeten untuk
tindakan pelanggaran hak-hak dasar yangdiberikan kepadanya oleh
konstitusi atau oleh hukum.

Pasal 9.
Tidak

seorang

pun

boleh

sewenang-wenang

penangkapan,

penahanan ataupembuangan.
-

Pasal 10.
Setiap orang berhak penuh untuk kesetaraan yang adil dan terbuka
olehpengadilan yang independen dan imparsial hakim, dalam
menetapkan hak dankewajiban-kewajibannya serta dalam setiap
tuntutan pidana yang dijatuhkankepadanya.

Pasal 11.
(1) Setiap orang yang dituntut dengan hukuman pelanggaran berhak
untukdisangka bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut
5

hukum dalamsuatu pengadilan di mana dia memiliki semua jaminan


yang diperlukanuntuk pembelaannya.
(2)

Tidak

seorang

pun

akan

diselenggarakan

bersalah

atas

pelanggaranhukuman pada setiap perbuatan atau kelalaian yang


tidak merupakan suatupelanggaran hukuman, di bawah undangundang

nasional

atauinternasional,

ketika

perbuatan

tersebut

dilakukan. Juga tidak yang akandikenakan hukuman berat dari salah


satu yang telah berlaku pada saathukuman pelanggaran tersebut
dilakukan.
-

Pasal 12.
Tidak seorang pun boleh sewenang-wenang gangguan dengan
pribadinya,keluarganya, rumah atau korespondensi, atau serangan
ke ataskehormatannya dan nama baiknya. Setiap orang berhak
mendapatperlindungan hukum terhadap gangguan atau serangan
seperti itu.

Pasal 13.
(1) Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di
dalam batas-batas setiap negara.
(2) Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk
negerinyasendiri, dan berhak kembali ke negerinya.

Pasal 14.
(1) Setiap orang berhak mencari dan menikmati suaka di negaranegara laindari pengejaran.
(2) Ha ini tidak berlaku untuk kasus penuntutan yang benar-benar
timbulkarena kejahatan non-politik atau perbuatan-perbuatan yang
bertentangandengan tujuan dan dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 15.
(1) Setiap orang berhak atas kewarganegaraan.
(2) Tidak seorang pun boleh sewenang-wenang deprived of his
negaraannyaatau ditolak hak untuk mengubah kewarganegaraan itu.

Pasal 16.
(1) Pria dan wanita yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi
kebangsaan,kewarga-negaraan atau agama, berhak untuk nikah dan
6

untuk membentuk keluarga. Mereka berhak memperoleh hak yang


sama

seperti

perkawinan,selama

perkawinan

dan

pada

saat

perceraian.
(2) Pernikahan akan memasuki hanya dengan bebas dan persetujuan
penuholeh kedua mempelai.
(3) Keluarga adalah kesatuan alamiah dan fundamental dari
masyarakat dan berhak mendapat perlindungan dari masyarakat
dan Negara.
-

Pasal 17.
(1) Setiap orang berhak memiliki harta, baik sendiri maupun
bersama-samadengan orang lain.
(2) Tidak seorang pun boleh sewenang-wenang deprived of his
property.

Pasal 18.
Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama;
hak initermasuk kebebasan untuk mengubah agamanya atau
kepercayaan, dankebebasan, baik sendiri maupun dengan orang lain
dan masyarakat umum atauswasta, untuk nyata nya agama atau
kepercayaan dalam pengajaran, praktek, ibadah dan ketaatan.

Pasal 19.
Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan
pendapat;hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa
gangguan,

dan

untukmencari,

menerima

dan

menyampaikan

informasi dan ide melalui mediaapapun dan berapapun frontiers.


-

Pasal 20.
(1) Setiap orang berhak atas kebebasan berkumpul dan berserikat
secaradamai.(2) Tidak seorang pun boleh dipaksa untuk memasuki
sesuatu perkumpulan.

Pasal 21.
(1) Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya,
secaralangsung atau melalui wakil-wakil yang dipilih secara bebas.
(2) Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat
dalam jabatan pemerintahan negerinya.
(3) Kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; ini
harusdinyatakan dalam pemilihan berkala dan asli yang harus oleh
7

universal dankesetaraan hak dan harus dilaksanakan oleh rahasia


suara atau setaragratis voting prosedur.
-

Pasal 22.
Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan
sosial danberhak melaksanakan dengan perantaraan usaha-usaha
nasional dankerjasama internasional dan sesuai dengan organisasi
serta sumber-sumberkekayaan dari setiap Negara, dari ekonomi,
sosial dan budaya sangatdiperlukan untuk hak martabat dan
pertumbuhan bebas pribadinya.

Pasal 23.
(1) Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas
memilihpekerjaan, dan hanya untuk kondisi baik, dan berhak atas
perlindungan daripengangguran.
(2) Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang
samauntuk pekerjaan yang sama.
(3) Setiap orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan
yang adildan baik yang menjamin kehidupannya dan keluarganya,
suatu kehidupanyang pantas untuk manusia yang bermartabat, dan
jika perlu, dengan caralain dengan perlindungan sosial.
(4) Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat
pekerjauntuk melindungi kepentingannya.

Pasal 24.
Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk jam kerja
dan hari liburberkala, dengan menerima upah.

Pasal 25.
(1) Setiap orang berhak atas taraf hidup yang memadai untuk
kesehatan dankesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk
pangan, pakaian,perumahan dan perawatan kesehatannya serta
pelayanan sosial yangdiperlukan, dan hak untuk keamanan dalam
hal pengangguran, sakit, cacat,menjadi janda, mencapai usia lanjut
atau mengalami kekurangan matapencarian yang lain keadaan yang
berada di luar kekuasaannya.
(2) ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan.
Semua

anak,baik

yang

dilahirkan

di

dalam

maupun

di

luar

perkawinan, harus mendapatperlindungan sosial yang sama.


8

Pasal 26.
(1) Setiap orang berhak mendapat pendidikan. Pendidikan harus
gratis,setidak-tidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan pendidikan
dasar.Pendidikan rendah harus diwajibkan. Teknis dan profesional
pendidikanharus dibuat tersedia secara umum dan pendidikan tinggi
harus secara adildapat diakses oleh semua orang, berdasarkan
kepantasan.
(2) Pendidikan harus ditujukan ke arah perkembangan penuh
manusia dengankepribadian dan memperkuat hak asasi manusia
dan kebebasanfundamental. Pendidikan harus menggalakkan saling
pengertian, toleransidan persahabatan di antara semua bangsa,
kelompok ras maupun agama,serta harus memajukan kegiatan
Perserikatan Bangsa-Bangsa untukmemelihara perdamaian.
(3) Orang tua mempunyai hak utama untuk memilih jenis pendidikan
yang akandiberikan kepada anak-anak mereka.

Pasal 27.
(1) Setiap orang berhak untuk berpartisipasi secara bebas dalam
kehidupankebudayaan masyarakat, untuk mengecap kenikmatan
kesenian danberbagi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
manfaatnya
(2) Setiap orang berhak mendapat perlindungan atas kepentingankepentinganmoril dan material yang diperoleh sebagai hasil dari
ilmiah, kesusasteraanatau artistik produksi yang dia adalah penulis.

Pasal 28.
Setiap orang berhak atas suatu tatanan sosial dan internasional di
mana hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang termaktub di dalam
Pernyataan ini dapatdilaksanakan sepenuhnya.

Pasal 29.
(1) Setiap orang mempunyai kewajiban terhadap masyarakat di
mana sajayang kosong dan penuh pengembangan pribadinya adalah
mungkin.
(2) Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya,
setiap orangharus tunduk hanya seperti itu karena keterbatasan
yang ditentukan olehundang-undang semata-mata untuk tujuan
pengamanan karena pengakuandan penghormatan terhadap hak9

hak dan kebebasan orang lain dan tentusaja memenuhi persyaratan


moralitas , ketertiban umum dan kesejahteraanumum dalam suatu
masyarakat yang demokratis.
(3)

Hak-hak

dan

kebebasan

Mei

sama

sekali

tidak

dapat

dilaksanakanbertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan


Bangsa-Bangsa.
-

Pasal 30.
Tidak

satu

pun

di

dalam

Pernyataan

ini

boleh

ditafsirkan

memberikan sesuatuNegara, kelompok ataupun seseorang, hak


untuk terlibat di dalam kegiatan apapun atau melakukan perbuatan
yang

bertujuan

untuk

pemusnahan

atas

hakdan

kebebasan-

kebebasan yang tercantum di sini.


5. Macam-macam Hak Asasi Manusia
1) Hak Asasi Negatif atau Liberal.
Kelompok hak asasi pertama ini diperjuangkan oleh liberalisme
danpada hakekatnya mau melindungi kehidupan pribadi manusia
terhadap campurtangan negara dan kekuatan-kekuatan sosial lain.
Hak asasi ini didasarkan padakebebasan dan hak individu untuk
mengurus diri sendiri dan oleh karena itu jugadisebut hak - hak
kebebasan (liberal). Sedangkan dikatakan negatif, karenaprinsip
yang dianutnya bahwa kehidupan saya (pribadi) tidak boleh
dicampur pihak luar. Kehidupan pribadi merupakan otonomi setiap
orang yang harusdihormati. Otonomi ini merupakan kedaulatan
atasinya sendiri merupakan dasarsegala usaha lain, maka hak asasi
negatif ini tetap merupakan inti hak asasimanusia. .Macam -macam
hak asasi manusia negatif antara lain :

hak atas hidup.

hak keutuhan jasmani.

kebebasan bergerak.

kebebasan untuk memilih jodoh.

perlindungan terhadap hak milik.

hak untuk mengurus kerumahtanggaan sendiri.

hak untuk memilih pekerjaan dan tempat tinggal.kebebasan


beragama.
10

kebebasan untuk mengikuti suara hati sejauh tidak mengurangi


kebebasan serupa orang lain,

kebebasan berpikir.

kebebasan untuk berkumpul dan berserikat.

hak untuk tidak ditahan secara sewenang - wenang.

Dasar hak ini adalah keyakinan akan kedaulatan rakyat yang


menuntutagar rakyat memerintah dirinya

sendiri

dan

setiap

pemerintah di bawahkekuasaan rakyat.


Hak ini disebut aktif karena merupakan hak atas suatu aktivitas
manusiauntuk ikut menentukan arah perkembangan masyarakat/
negaranya. Yang termasuk hak asasi aktif. antara lain :
a. hak untuk memilih wakil dalarn badan pembuat undang-undang
b. hak untuk mengangkat dan mengontrol pemerintah
c. hak untuk menyatakan pendapat
d. hak atas kebebasan pers
e. hak untuk membentuk perkumpulan politik.
2) Hak Asasi Aktif atau Demokratis
Kalau hak-hak negatif menghalau campur tangan negara dalam
urusanpribadi manusia, maka sebaliknya hak - hak positif justru
menuntut prestasi-prestasi tertentu dari negara.
3) Hak Asasi Positif
Paham hak asasi positif berdasarkan anggapan bahwa negara
bukantujuan pada dirinya sendiri, melainkan merupakan lembaga
yang diciptakandan dipelihara oleh masyarakat untuk memberikan
pelayanan-pelayanan tertentu (pelayanan publik). Oleh karena itu
tidak

boleh

ada

anggota

masyarakatyang

tidak

mendapat

pelayanan itu hanya karena ia terlaiu miskin untukmembayar


biayanya. Yang termasuk hak asasi positif antara lain :
hak atas perlindungan hukum (misalnya : hak atas perlakuan
yang sama didepan hukum. hak atas keadilan)
hak warga masyarakat atas kewarganegaraan.
4) Hak Asasi Sosial
Hak asasi sosial ini merupakan paham tentang kewajiban negara
untukmenjamin hasil kerja kaum buruh yang wajar dan merupakan
hasil kesadarankaum borjuis melawan kaum buruh. Hak asasi sosial
11

mencerminkankesadaran bahwa setiap anggota masyarakat berhak


atas bagian yang adildari harta benda material dan kultural
bangsanya dan atas bagian yang wajardari hasil nilai ekonomis.
Hak ini hars dijamin dengan tindakan negara. Yang termasuk hak
asasi sosial antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.

hak
hak
hak
hak
hak

atas jaminan sosial


atas pekerjaan
membentuk serikat kerja
atas pendidikan
ikut serta dalam kehidupan kultural masyarakatnya.

6. CONTOH PELANGGARAN PELANGGARAN HAM


1. PELANGGARAN HAM OLEH TNI
umumnya terjadi pada masa pemerintahan Presiden Suharto,
dimana (dikemudian hari berubah menjadi TNI dan Polri) menjadi
alat untuk menopang kekuasaan. Pelanggaran HAM oleh TNI
mencapai puncaknya pada akhir masa pemerintahan Orde Baru,
2.

dimana perlawanan rakyat semakin keras.


KASUS PELANGGARAN HAM YANG TERJADI DI MALUKU
Konflik dan kekerasan yang terjadi di Kepulauan Maluku
sekarang telah berusia 2 tahun 5 bulan; untuk Maluku Utara 80%
relatif aman, Maluku Tenggara 100% aman dan relatif stabil,
sementara di kawasan Maluku Tengah (Pulau Ambon, Saparua,
Haruku, Seram dan Buru) sampai saat ini masih belum aman dan
khusus untuk Kota Ambon sangat sulit diprediksikan, beberapa
waktu yang lalu sempat tenang tetapi sekitar 1 bulan yang lalu
sampai sekarang telah terjadi aksi kekerasan lagi dengan modus
yang baru ala ninja/penyusup yang melakukan operasinya di daerah
daerah perbatasan kawasan Islam dan Kristen (ada indikasi tentara
dan masyarakat biasa)
Penyusup masuk

ke

wilayah

perbatasan

dan

melakukan

pembunuhan serta pembakaran rumah. Saat ini masyarakat telah


membuat

sistem

pengamanan

swadaya

untuk

wilayah

pemukimannya dengan membuat barikade-barikade dan membuat


aturan orang dapat masuk/keluar dibatasi sampai jam 20.00,
suasana kota sampai saat ini masih tegang, juga masih terdengar
suara tembakan atau bom di sekitar kota.
12

Akibat konflik/kekerasan ini tercatat 8000 orang tewas, sekitar


4000 orang luka luka, ribuan rumah, perkantoran dan pasar
dibakar, ratusan sekolah hancur serta terdapat 692.000 jiwa sebagai
korban konflik yang sekarang telah menjadi pengungsi di dalam/luar
Maluku.
Masyarakat kini semakin tidak percaya dengan dengan upaya
upaya penyelesaian konflik yang dilakukan karena ketidak-seriusan
dan tidak konsistennya pemerintah dalam upaya penyelesaian
konflik, ada ketakutan di masyarakat akan diberlakukannya Daerah
Operasi Militer di Ambon dan juga ada pemahaman bahwa umat
Islam dan Kristen akan saling menyerang bila Darurat Sipil dicabut.
Banyak orang sudah putus asa, bingung dan trauma terhadap
situasi dan kondisi yang terjadi di Ambon ditambah dengan ketidakjelasan proses penyelesaian konflik serta ketegangan yang terjadi
saat ini.
Komunikasi sosial masyarakat tidak jalan dengan baik, sehingga
perasaan saling curiga antar kawasan terus ada dan selalu bisa
dimanfaatkan oleh pihak ketiga yang menginginkan konmflik jalan
terus. Perkembangan situasi dan kondisis yang terakhir tidak ada
pihak yang menjelaskan kepada masyarakat tentang apa yang
terjadi sehingga masyrakat mencari jawaban sendiri dan membuat
antisipasi sendiri.
Wilayah pemukiman di Kota Ambon sudah terbagi 2 (Islam dan
Kristen), masyarakat dalam melakukan aktifitasnya selalu dilakukan
dilakukan dalam kawasannya hal ini terlihat pada aktifitas ekonomi
seperti pasar sekarang dikenal dengan sebutan pasar kaget yaitu
pasar yang muncul mendadak di suatu daerah yang dulunya bukan
pasar hal ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan riil masyarakat;
transportasi menggunakan jalur laut tetapi sekarang sering terjadi
penembakan yang mengakibatkan korban luka dan tewas; serta jalur
jalur distribusi barang ini biasa dilakukan diperbatasan antara supir
Islam dan Kristen tetapi sejak 1 bulan lalu sekarang tidak lagi juga
sekarang sudah ada penguasa penguasa ekonomi baru pasca
konflik.
Pendidikan sangat sulit didapat oleh anak anak korban
langsung/tidak langsung dari konflik karena banyak diantara mereka
13

sudah sulit untuk mengakses sekolah, masih dalam keadaan trauma,


program Pendidikan Alternatif Maluku sangat tidak membantu proses
perbaikan mental anak malah menimbulkan masalah baru di tingkat
anak (beban belajar bertambah) selain itu masyarakat membuat
penilaian negatif terhadap aktifitas NGO (PAM dilakukan oleh NGO).
Masyarakat Maluku sangat sulit mengakses pelayanan
kesehatan, dokter dan obat obatan tidak dapat mencukupi
kebutuhan masyarakat dan harus diperoleh dengan harga yang
mahal;

puskesmas

yang

ada

banyak

yang

tidak

berfungsi.

Belum ada media informasi yang dianggap independent oleh kedua


pihak, yang diberitakan oleh media cetak masih dominan berita
untuk kepentingan kawasannya (sesuai lokasi media), ada media
yang selama ini melakukan banyak provokasi tidak pernah ditindak
oleh

Penguasa

Darurat

Sipil

Daerah

(radio

yang

selama

ini

digunakan oleh Laskar Jihad (radio SPMM/Suara Pembaruan Muslim


3.

Maluku).
PELANGGARAN HAM ATAS NAMA AGAMA
Kita memiliki banyak sejarah gelap agamawi, entah itu dari
kalangan gereja Protestan maupun gereja Katolik, entah dari aliran
lainnya.

Bahwa

kadang

justru

dengan

simbol

agamawi,

kita

melupakan kasih, yaitu kasih yang menjadi atribut Tuhan kita Yesus
Kristus. Hal-hal ini dicatat dalam buku sejarah dan beberapa kali
kisah-kisah

tentang

kekejaman

gereja

difilmkan.

Salah

satu

contohnya dalam film The Scarlet Letter, film tentang hyprocricy


Gereja Potestan yang menghakimi seorang pezinah dan kelompokkelompok yang dianggap bidat, adalagi filmThe Magdalene Sisters,
juga film A Song for A Raggy Boy, The Headman, The Name of the
Rose , dan masih banyak lainnya. Kini, telah hadir film yang
lumayan baru, yang diproduksi oleh Saul Zaentz dan disutradarai
oleh Milos Forman, dua nama ini cukup memberi jaminan bahwa film
yang dibuat mereka selalu bagus yaitu film GOYAs GOST.
Mungkin saja film GOYAs GOST ini akan membuat marah
sebagian kelompok, namun apa yang dikemukakan oleh Zaentz dan
Forman, sebagaimana kekejaman Inkuisisi telah tercatat dalam
sejarah hitam Gereja. Kisah-kisah kekejamannya juga terekam dalam
14

lukisan-lukisan karya Seniman Spanyol Francisco Goya (17461828 ),


yang menjadi tokoh sentral dari film GOYAs GOST ini.
Kita telah mengenal banyak sekelompok manusia dengan
atribut agama, berlindung dalam lembaga agama, mereka justru
melakukan kejahatan kemanusiaan (crimes against humanity) entah
itu Kristen, Islam atau agama apapun. Atas nama agama yang suci
mereka melakukan pelecehan yang tidak suci kepada sesamanya
manusia. Akhir abad 20 atau awal abad 21, akhir-akhir ini kita
disuguhi

sajian-sajian

berita

akan

kebobrokan

manusia

yang

beragama melanggar hak asasi manusia, misalnya kelompok AlQaeda dan sejenisnya menteror dengan bom, dan olehnya mungkin
sebagian dari kita telah prejudice menempatkan orang-orang Muslim
di sekitar kita sama jahatnya dengan kelompok Al-Qaeda. Di sisi
lain Amerika Serikat (AS) sebagai polisi dunia sering memakai isu
terorisme yang dilakukan Al-Qaeda untuk melancarkan macammacam agendanya. Invasi AS ke Iraq, penyerangan ke Afganistan
dan negara-negara lain yang disinyalir ada terorisnya. Namun
kehadiran pasukan AS dan sekutunya di Iraq tidak berdampak baik,
mungkin pada awalnya terlihat AS dengan sejatanya yang supercanggih menguasai Iraq dalam sekejap, namun pasukan mereka
babak-belur dalam perang-kota, ini mengingatkan kembali sejarah
buruk, dimana mereka juga kalah dalam perang gerilya di Vietnam.
Kegagalan pasukan AS mendapat kecaman dari dalam negeri,
bahkan sekutunya, Inggris misalnya. Tekanan-tekanan ini membuat
PM

Inggris

Tony

Blair

memilih

mengakhiri

karirnya

sebelum

waktunya baru-baru ini. Karena ia berada dalam posisi yang sulit :


menuruti tuntutan dalam negeri ataukah menuruti tuan Bush.
Memang kita akui banyak kebrutalan yang dilakukan oleh para
teroris

kalangan

Islam

Fundamentalis,

contoh

Bom

Bali

dan

sejenisnya di seluruh dunia. Tapi tidak menutup kemungkinan


Presiden Amerika Serikat, George Bush adalah juga seorang
Fundamenalis dalam Agama yang dianutnya, karena gaya Bush
yang sering secara implisit terbaca dimana ia menempakan dirinya
sebagai penganut Kristiani yang memerangi terorisme dari para
teroris Muslim Fundamentalis. Tentu saja apa-apa yang mengandung
15

fundamentalis

entah

itu

Islam/

bermakna tidak baik.


Sebelumnya, ditengah-tengah

Kristen/
isu

anti

agama

yang

terorisme

lain,

(Islam),

sutradara Inggris, Ridley Scott memproduksi film The Kingdom of


Heaven, barangkali bisa juga digunakan untuk menyindir Presiden
Bush yang sering menggunakan katacrusades dalam pidatonya.
Film The Kingdom of Heaven adalah sebuah otokritik bagi
Kekristenan, dan sajian ironisme dari ajaran Kristus yang penuh
kasih. Bahwa perang Salib yang telah terjadi selama 4 abad itu
bukanlah suatu kesaksian yang baik, tetapi lebih merupakan sejarah
hitam.
Dibawah ini review dari sebuah film, tentang kejahatan dibawah
payung Agama, bukan berniat melecehkan suatu Agama/ Aliran
tertentu,

melainkan

sebagai

perenungan

apakah

perlakuan

seseorang melawan/menindas orang lain yang tidak seagama itu


tujuannya membela Allah? membela tradisi? membela doktrin,
4.

ataukah membela diri sendiri?


PELANGGARAN HAM OLEH MANTAN GUBERNUR TIM-TIM
Abilio Jose Osorio Soares, mantan Gubernur Timtim, yang diadili
oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) ad hoc di Jakarta atas
dakwaan pelangg`ran HAM berat di Timtim dan dijatuhi vonis 3
tahun penjara. Sebuah keputusan majelis hakim yang bukan saja
meragukan tetapi juga menimbulkan tanda tanya besar apakah
vonis hakim tersebut benar-benar berdasarkan rasa keadilan atau
hanya sebuah pengadilan untuk mengamankan suatu keputusan
politik yang dibuat Pemerintah Indonesia waktu itu dengan mencari
kambing hitam atau tumbal politik. Beberapa hal yang dapat disimak
dari keputusan pengadilan tersebut adalah sebagai berikut ini.
Pertama, vonis hakim terhadap terdakwa Abilio sangat
meragukan karena dalam Undang-Undang (UU) No 26/2000 tentang
Pengadilan HAM Pasal 37 (untuk dakwaan primer) disebutkan bahwa
pelaku pelanggaran berat HAM hukuman minimalnya adalah 10
tahun sedangkan menurut pasal 40 (dakwaan subsider) hukuman
minimalnya juga 10 tahun, sama dengan tuntutan jaksa. Padahal
Majelis Hakim yang diketuai Marni Emmy Mustafa menjatuhkan vonis

16

3 tahun penjara dengan denda Rp 5.000 kepada terdakwa Abilio


Soares.
Bagi orang yang awam dalam bidang hukum, dapat diartikan
bahwa hakim ragu-ragu dalam mengeluarkan keputusannya. Sebab
alternatifnya adalah apabila terdakwa terbukti bersalah melakukan
pelanggaran HAM berat hukumannya minimal 10 tahun dan apabila
terdakwa tidak terbukti bersalah ia dibebaskan dari segala tuduhan.
Kedua, publik dapat merasakan suatu perlakuan diskriminatif
dengan

keputusan

terhadap

terdakwa

Abilio

tersebut

karena

terdakwa lain dalam kasus pelanggaran HAM berat Timtim dari


anggota TNI dan Polri divonis bebas oleh hakim. Komentar atas itu
justru

datang

dari

Jose

Ramos

Horta,

yang

mengungkapkan

kekhawatirannya bahwa kemungkinan hanya rakyat Timor Timur


yang akan dihukum di Indonesia yang mendukung berbagai aksi
kekerasan

selama

jajak

pendapat

tahun

1999

dan

yang

mengakibatkan sekitar 1.000 tewas. Horta mengatakan, Bagi saya


bukan fair atau tidaknya keputusan tersebut. Saya hanya khawatir
rakyat Timor Timur yang akan membayar semua dosa yang
5.

dilakukan oleh orang Indonesia


Kontroversi G30S
Di antara kasus-kasus pelanggaran berat HAM, perkara seputar
peristiwa G30S bagi KKR bakal menjadi kasus kontroversial. Dilema
bisa muncul dengan terlibatnya KKR untuk memangani kasus
pembersihan para aktivis PKI.
Peneliti LIPI Asvi Marwan Adam melihat, kalau pembantaian
sebelum 1 Oktober 1965 yang memakan banyak korban dari pihak
Islam, karena pelakunya sama-sama sipil, lebih mudah rekonsiliasi.
Anggaplah kasus ini selesai, jelasnya. Persoalan muncul ketika KKR
mencoba menyesaikan pembantaian yang terjadi pasca G30S.
Asvi menjelaskan, begitu Soeharto pada 1 Oktober 1965
berhasil menguasai keadaan, sore harinya keluar pengumuman
Peperalda Jaya yang melarang semua surat kabar terbit kecuali
Angkatan Bersenjata (AB) dan Berita Yudha. Dengan begitu, seluruh
informasi dikuasai tentara.
Berita yang terbit oleh kedua koran itu kemudian direkayasa
untuk

mengkambinghitamkan

PKI

sebagai

dalang

G30S

yang

didukung Gerwani sebagai simbol kebejatan moral. Informasi itu


17

kemudian diserap oleh koran-koran lain yang baru boleh terbit 6


Oktober 1965.
Percobaan kudeta 1 Oktober, kemudian diikuti pembantaian
massal di Indonesia. Banyak sumber yang memberitakan perihal
jumlah korban pembantaian pada 1965/1966 itu tidak mudah
diketahui secara persis. Dari 39 artikel yang dikumpulkan Robert
Cribb (1990:12) jumlah korban berkisar antara 78.000 sampai dua
juta jiwa, atau rata-rata 432.590 orang.
Cribb mengatakan, pembantaian itu dilakukan dengan cara
sederhana. Mereka menggunakan alat pisau atau golok, urai Cribb.
Tidak ada kamar gas seperti Nazi. Orang yang dieksekusi juga tidak
dibawa ke tempat jauh sebelum dibantai. Biasanya mereka terbunuh
di dekat rumahnya. Ciri lain, menurutnya, Kejadian itu biasanya
malam. Proses pembunuhan berlangsung cepat, hanya beberapa
bulan. Nazi memerlukan waktu bertahun-tahun dan Khmer Merah
melakukannya dalam tempo empat tahun.
Cribb menambahkan, ada empat

faktor

yang

menyulut

pembantaian masal itu. Pertama, budaya amuk massa, sebagai


unsur penopang kekerasan. Kedua, konflik antara golongan komunis
dengan para pemuka agama islam yang sudah berlangsung sejak
1960-an. Ketiga, militer yang diduga berperan dalam menggerakkan
massa.

Keempat,

faktor

provokasi

media

yang menyebabkan

masyarakat geram.
Peran media militer, koran AB dan Berita Yudha, juga sangat
krusial. Media inilah yang semula menyebarkan berita sadis tentang
Gerwani yang menyilet kemaluan para Jenderal. Padahal, menurut
Cribb, berdasarkan visum, seperti diungkap Ben Anderson (1987)
para jenazah itu hanya mengalami luka tembak dan memar terkena
popor senjata atau terbentur dinding tembok sumur. Berita tentang
kekejaman Gerwani itu memicu kemarahan massa.
Karena itu, Asvi mengingatkan bahwa peristiwa pembunuhan
massal

pada

masyarakat

1965/66

dengan

perlu

kejahatan

dipisahkan
yang

antara

dilakukan

konflik
oleh

antar

negara.

Pertikaian antar masyarakat, meski memakan banyak korban bisa


diselesaikan. Yang lebih parah adalah kejahatan yang dilakukan
negara terhadap masyarakat, menyangkut dugaan keterlibatan
18

militer (terutama di Jawa Tengah) dalam berbagai bentuk penyiksaan


dan pembunuhan.
Menurut Cribb, dalam banyak kasus, pembunuhan baru dimulai
setelah datangnya kesatuan elit militer di tempat kejadian yang
memerintahkan

tindakan

kekerasan.

Atau

militer

setidaknya

memberi contoh, ujarnya. Ini perlu diusut. Keterlibatan militer ini,


masih kata Cribb, untuk menciptakan kerumitan permasalahan.
Semakin

banyak

tangan

yang

berlumuran

darah

dalam

penghancuran komunisme, semakin banyak tangan yang akan


menentang kebangkitan kembali PKI dan dengan demikian tidak ada
yang bisa dituduh sebagai sponsor pembantaian.
Sebuah
sarasehan
Generasi
Muda
Indonesia

yang

diselenggarakan di Univesitas Leuwen Belgia 23 September 2000


dengan tema Lawas Diri Peristiwa 1965: Sebuah Tinjauan Ulang
Sejarah, secara tegas menyimpulkan agar dalam memandang
peristiwa G30S harus dibedakan antara peristiwa 1 Oktober dan
sesudahnya, yaitu berupa pembantaian massal yang dikatakan tiada
taranya dalam sejarah modern Indonesia, bahkan mungkin dunia,
sampai hari ini.
Peritiwa inilah, simpul pertemuan itu, merupakan kenyataan
gamblang yang pernah disaksikan banyak orang dan masih menjadi
memoar kolektif sebagian mereka yang masih hidup.
Hardoyo, seorang mantan anggota DPRGR/MPRS dari Fraksi
Golongan Karya Muda, satu ide dengan hasil pertemuan Belgia. Biar
adil mestinya langkah itu yang kita lakukan.
Mantan tahanan politik 1966-1979 ini kemudian bercerita. saya
pernah mewawancarai seorang putera dari sepasang suami-isteri
guru SD di sebuah kota di Jawa Tengah. Sang ayah yang anggota
PGRI itu dibunuh awal November 1965. Sang ibu yang masih hamil
tua sembilan bulan dibiarkan melahirkan putera terakhirnya, dan
tiga hari setelah sang anak lahir ia diambil dari rumah sakit
persalinan dan langsung dibunuh.
Menurut pengakuan sang putera yang pada 1965 berusia 14
tahun, keluarga dari pelaku pembunuhan orang tuanya itu mengirim
pengakuan bahwa mereka itu terpaksa melakukan pembunuhan
karena diperintah atasannya. Sedangkan Ormas tertentu yang
menggeroyok dan menangkap orang tuanya mengatakan bahwa
19

mereka diperintah oleh pimpinannya karena jika tidak merekalah


yang akan dibunuh. Pimpinannya itu kemudian mengakui bahwa
mereka hanya meneruskan perintah yang berwajib.
Hardoyo menambahkan: kemudian saya tanya, Apakah Anda
menyimpan dendam? Sang anak menjawab, Semula Ya. Tapi
setelah

kami

mempelajari

masalahnya,

dendam

saya

hilang.

Mereka hanyalah pelaksana yang sebenarnya tak tahu menahu


masalahnya. Mereka, tambah Hardoyo, juga bagian dari korban
sejarah dalam berbagai bentuk dan sisinya.
Bisa jadi memang benar, dalam soal G30S atau soal PKI pada
umumnya, peran KKR kelak harus memilah secara tegas, pasca 1
Oktober versus sebelum 1 Oktober

20

PENUTUP
Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi,
tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau
menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat
dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Quran dan Hadits
yang merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik
kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundangundangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan
oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara
akan

diadili

dalam

pelaksanaan

peradilan

HAM,

pengadilan

HAM

menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM


sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
Saran-saran
Sebagai

makhluk

sosial

kita

harus

mampu

mempertahankan

dan

memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjakinjak oleh orang lain.
Jadi

dalam

menjaga

HAM

kita

harus

mampu

menyelaraskan

dan

mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

21

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.scribd.com
2. http://id.wikipedia.org
3. http://gurupkn.wordpress.com
4. http://organisasi.org
5. http://makalahkumakalahmu.wordpress.com

22

Você também pode gostar