Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PRAKTIK KLINIK 2
Oleh:
Mia Sofita
1206218884
Rahmawati A
1206218934
Tri Mariha
1206237340
Thatiana Dwi A
1206244346
KELAS A2
1. Informasi Klien
1.1 Data Demografi Klien
Klien atas nama Ny S, berusia 27 tahun. Tanggal lahir klien 8 Januari 1988, suku bangsa
Sunda, jenis kelamin perempuan. Klien masuk tanggal 13 Mei 2015 dan dilakukan
pengkajian pada tanggal 13 Mei 2015 dengan luka bakar combustio grade II-II
55%.Sumber informasi diperoleh dari klien, keluarga dan rekam medis.
Analisis
Data yang disebutkan di atas sudah cukup, namun akan lebih baik lagi jika ditambahkan
alamat tempat tinggal, pekerjaan, agama dan tingkat pendidikan klien untuk mendapatkan
informasi identitas klien yang lebih lengkap. Pada penjelasan diatas terdapat
ketidaksinkronan informasi mengenai persentase luka bakar klien. Diatas disebutkan
bahwa klien mengalami luka bakar sebanyak 55% dari total permukaan tubuhnya, namun
pada pengkajian di halaman berikutnya disebutkan klien mengalami luka bakar sebanyak
67,5%, dan dari gambar yang digambarkan dapat kami hitung bahwa klien mengalami
luka bakar sebanyak 64% dari total permukaan tubuhnya.
1.2 Riwayat Keperawatan
Klien Ny S datang ke rumah sakit karena luka bakar di seluruh tubuh dan wajahnya karena
terkena ledakan gas sekitar dua minggu yang lalu. Klien sebelumnya dirawat di rumah
sakit pertamina.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien dan keluarganya mengatakan tidak pernah sakit yang serius sebelum klien masuk
rumah sakit
Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien dan keluarganya mengatakan tidak ada anggota keluarga (ibu dan ayahnya) yang
memiliki riwayat penyakit atau masalah kesehatan yang serius.
Analisis
Data tanggal masuk rumah sakit dan tanggal pengkajian yang ditulis pada data demografi
klien sebaiknya diletakkan pada bagian riwayat keperawatan. Selain itu pada bagian
ditambahkan ruangan dan kelas klien dirawat, jam pengkajian, serta diagnosa medis klien.
Pada riwayat kesehatan masa lalu ditambahkan data apakah pernah dirawat di RS
sebelumnya, tindakan yang pernah klien terima, alergi, riwayat operasi, kecelakaan, dan
imunisasi klien.
2. Pengkajian Klien
Lakukan pengkajian keperawatan sistematis meliputi data subjektif dan objektif (pemeriksaan
fisik, laboratorium dan radiologi) yang sesuai dengan area kebutuhan dasar sebagai berikut.
2.1 Aktivitas/Istirahat
DS: Klien dan keluarga mengatakan bahwa sebelum sakit klien bekerja sebagai ibu rumah
tangga, waktu istirahat dan luang digunakan untuk istirahat dan tidur. Klien tidak dapat
melakukan aktivitas seperti biasa sejak sakit. Waktu istirahat siang sekitar 1-2 jam dan
waktu istirahat malam sekitar 6-7 jam. Klien merasa segar setelah bangun dari tidur.
Analisis DS:
Perlu ditambahkan data berikut:
a. Menanyakan kepada klien apakah ada perubahan pola tidur sejak sakit dan dirawat
b. Mengkaji status mental emosional klien. Apakah klien mengalami stres emosional,
cemas, sensitif, atau marah yang mengganggu tidur klien
c. Bagaimana rutinitias menjelang tidur klien
d. Menanyakan lingkungan tidur yang dapat membuat klien tidur
e. Menanyakan apakah klien memiliki kesulitan mobilisasi, seperti merasa nyeri ketika
menggerakkan tubuh, merasa lemas, dsb
DO: Klien terlihat lelah setelah melakukan aktivitas, tonus otot tidak tampak karena
ditutup perban, kekuatan otot tidak dapat dikur
Analisis DO:
Perlu ditambahkan data berikut:
a. Mengkaji apakah klien menggunakan obat tidur dan apakah obat yang diresepkan
kepada klien berpengaruh terhadap tidur
b. Mengkaji diet klien yang dapat mempengaruhi kualitas tidur, misalnya konsumsi
alkohol, banyak mengonsumsi cairan sebelum tidur, dsb
c. Mengkaji tingkat aktivitas klien. Apakah klien menghabiskan wakunya hanya di atas
tempat tidur, sesekali bangun dan duduk di samping tempat tidur, atau dapat berjalanjalan keluar kamar
d. Mengkaji tingkat kemandirian klien. Apakah klien perlu dibantu dalam aktivitas
sehari-harinya atau tidak
e. Mengkaji kemampuan klien berpindah posisi di tempat tidur, rentang pergerakan
sendi klien
2.2 Sirkulasi
DS: Klien mengatakan tidak ada riwayat sakit darah tinggi atau sakit yang berhubungan
dengan sirkulasi
Analisis DS:
Perlu ditambahkan data:
a. Menanyakan kepada klien apakah saat ini mengalami nyeri dada, sesak nafas, dan
berdebar-debar. Apabila klien mengatakan merasakan nyeri dada, tanyakan
karakteristik nyeri meliputi pencetus (provoke), kualitas (quality), wilayah (region),
tingkat nyeri (severityI, dan waktu (timing).
b. Menanyakan apakah klien memiliki kebiasaan yang dapat mengganggu sirkulasi,
seperti merokok, minum alkohol, mengonsumsi obat tertentu, pola hidup stres
DO:
a. Tekanan darah 100/70 mmHg
b. Nadi 84x/menit
c. Bunyi jantung S1 & S2 normal, tidak terdengar bunyi jantung tambahan
d. Tidak tampak distensi vena jugularis
e. Suhu tubuh teraba hangat
f. Warna bibir normal
g. Mata tidak anemis
Analisis DO:
DO yang perlu ditambahkan:
a. Keadaan Umum
Wajah. Apakah tampak pucat, sianosis, tampak sesak, nyeri atau kesakitan
Mata. Apakah konjungtiva pucat, sklera ikterik, garis melingkar putih/abu-abu di
tepi kornea (arkus senilis), xantelasma (plak kuning pada kelopak mata).
Bibir dan mulut. Apakah pucat (anemia), biru (sianosis), kering (dehidrasi),
b. Area Dada
Meraba adanya getaran (thrill)
Mengobservasi dan meraba pulsasi Point of Maximal Impuls (PMI)
Melakukan perkusi untuk menentukan ukuran jantung apabila tidak ada
kontraindikasi (lokasi luka bakar tidak diketahui karena tidak dijelaskan)
c. Suhu klien seharusnya diperinci berapa derajat celcius
d. Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa komponen darah. Pada klien dengan luka
bakar, sel darah merah dapat rusak sehingga menyebabkan anemia, hematokrit dapat
meningkat akibat hilangnya plasma, dan kadar hemoglobin dapat menurun sehingga
perlu diperhatikan agar pengiriman oksigen di dalam tubuh tetap berjalan baik.
2.3 Integritas Ego
DS: Klien mengatakan sudah menikah dan sudah memiliki anak-anak dari pernikahannya.
Klien tinggal bersama suami dan anak-anaknya. Dalam struktur keluarga, klien adalah
seorang istri dan seorang ibu. Klien mengalami perubahan bicara karena klien terpasang
trakeostomi. Klien tidak menggunakan alat bantu komunikasi.
Analisis DS:
DS yang perlu ditambahkan:
a. Apakah klien mengalami ansietas, ketakutan, atau gelisah
DO:
a. Klien bicara tidak jelas karena terpasang trakeostomi
b. Komunikasi verbal dan nonverbal klien dengan keluarga baik
Analisis DO dan DS:
Klien tidak menggunakan alat bantu komunikasi merupakan data objektif dan komunikasi
verbal dan nonverbal klien dengan keluarga baik merupakan data subjekitf
2.4 Eliminasi
DS: Klien mengatakan BAB 1x/hari warna kuning kecoklatan, konsistensi padat. Klien
mengatakan tidak ada riwayat perdarahan. Pola BAK klien 5-7 x/hari warna kuning jernih
klien tidak memiliki riwayat kandung kemih, tidak menggunakan obat diuretik/herbal.
Analisis DS:
a. Pengkajian eliminasi sudah mencakup pola BAK dan BAB yang meliputi frekuensi,
warna, dan konsistensinya yang semuanya normal, keterangan tidak minum obat yang
dapat mempengaruhi BAB dan BAK klien, dan riwayat atau masalah saat BAB.
b. Perlu dikaji lagi apakah ada perubahan frekuensi defekasi, mengejan, defekasi yang
menyakitkan.
DO: Bising usus 3x/menit abdomen lunak. Lingkar abdomen tidak dapat diukur tidak ada
hemoroid/fistula, klien terpasang kateter tgl 29/4/2015 7.00/shift tidak terpasang stoma
Analisis DO:
a. Belum ada pengkajian urine output pada kantung keteter urin, meliputi volume
selama 24 jam, pH, berat jenis, substansi-substansi lain seperti glukosa, keton, atau
darah, dan BUN.
b. Diperlukan penghitungan balance cairan terhadap input dan ouput cairan.
2.5 Makanan/Cairan
DS: Klien mengatakan tidak ada diet khusus frekuensi makan 3 hari, sarapan dengan
bubur, makan siang dan malam, klien makan biasa, cemilan yang dikonsumsi
biskuit/krekers, tidak ada makanan khusus yang disukai, klien tidak mengalami kehilangan
selera makan, klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan, BB sebelum sakit
50 kg, perubahan berat badan sedikit berubah.
Analisis DS:
a. Pengkajian nutrisi sudah meliputi keterangan riwayat diet, frekuensi makan, makanan
yang dimakan selama 24 jam, makanan selingan, selera makan, riwayat alergi.
DO:
BB 48 kg, TB 155 cm. BMI: 19,5 kg/cm2 kategori normal. Turgor kulit tidak dapat diukur,
membran mukosa lembab, kondisi gigi dan gusi bersih lidah bersih
Analisis DO:
a. Pengkajian nutrisi sudah mencakup BB, TB, BMI, pemeriksaan turgor kulit tidak
dapat dilakukan karena kulit klien mengalami luka bakar.
b. Pemeriksaan membran mukosa yang lembab menunjukan klien dengan hidrasi yang
baik. Namun perlu dikaji lagi manifestasi klinis lain dari kekurangan cairan tubuh.
Suhu tubuh klien juga teraba hangat, dapat mengindikasikan kekurangan cairan tubuh.
c. Pemeriksaan fisik seperti gigi, gusi, dan lidah yang bersih dapat mempengaruhi nafsu
makan klien. Namun tidak hanya kebersihannya saja, tanda-tanda yang ada pada
kuku, mata, bibir, lidah, dan gusi dapat menjadi indikator klien mengalami malnutrisi
atau tidak .
d. Perubahan sedikit BB klien dapat mengindikasikan bahwa terjadi penurunan cairan
tubuh.
e. Hal yang perlu ditambahkan yaitu riwayat penggunaan obat yang mempengaruhi
asupan nutrisi, data biokimia seperti hemoglobin, albumin, limfosit, kesulitan
mengunyah dan menelan, kepercayaan klien tentang makanan, riwayat penyakit
malnutrisi.
f. Perlu diketahui pengkajian terhadap cairan. Kehilangan cairan seperti muntah, diare,
atau kumbah lambung. Klien mengalami trauma jaringan karena terbakar, sehingga
terjadi kehilangan cairan dan elektrolit.
g. Perlu dihitung keseimbangan cairan klien dengan menghitung asupan dan keluaran
cairan klien
h. Perlu dikaji hasil laboratorium mengenai kadar elektrolit, dan keseimbangan asam
basa tubuh. Penurunan perfusi jaringan mengakibatkan peningkatan asam laktat dan
asidosis metabolik. Pengrusakan jaringan menyebabkan hiperkalemia. Saat integritas
kapiler pulih, potassium tereliminasi sehingga menyebabkan hipokalemia. Terjadi
peningkatan
hemoglobin
dan
hematokrit
akibat
hemokonsentrasi.
i. Perlu dihitung kebutuhan kalori untuk klien luka bakar:
(kkal x BB,kg) + (40 kcal x %TBSA)
kekurangan
cairan
dan
DS: Klien mengatakan nyeri pada area luka bakar diseluruh tubuh, intensitas 3-4,
frekuensi hilang timbul secara bergantian di area luka bakar, terasa perih, panas, dan
kadang senut-senut. Durasi 5-10 menit.
Analisis DS:
a. Terapi apa yang sebelumnya tidak efektif dan terapi apa yang telah bisa meredakan
b.
c.
d.
e.
f.
nyeri klien
Waktu awitan nyeri dimulai dan periode klien bebas nyeri (kekonstanan)
Gejala penyerta (misalnya mual, pusing, pandangan kabur, dan sesak)
Efek pada aktivitas klien
Sumber koping klien untuk membantu mengatasi nyeri
Respons afektif klien terhadap nyeri (misalnya cemas, depresi, takut, letih atau
terbebani)
DO: Klien tampak mengerutkan wajahnya ketika sakit muncul. Respon emosional klien
tampak meringis kesakitan dan klien mengeluh kesakitan
Analisis DO:
a. Perubahan parameter fisiologis (misalnya perubahan tekanan darah, nadi, RR, SaO2)
b. Klien mengalami diaforesis atau tidak
c. Adanya dilatasi pupil atau tidak
d. Adanya perubahan pada pola tidur klien atau tidak
2.9 Pernapasan
DS: Klien mengatakan pernah riwayat batuk namun batuk biasa, tidak terpajan udara
berbahaya, dan klien mengatakan tidak ada riwayat merokok
Analisis DS:
a. Riwayat penyakit pada keluarga (termasuk kanker, alergi, dan TB)
b. Obat yang sedang digunakan
c. Masalah saat ini (misalnya bengkak, batuk, mengi, dan nyeri)
DO: RR 22x/menit, paru tampak simetris, fremitus tidak dapat diukur, suara nafas ronkhi,
sputum tidak dapat dikeluarkan
Analisis DO:
a. Temperatur dan integritas kulit dada
b. Adanya massa atau bengkak pada area dada
c. Kesimetrisan dan kemaksimalan ekspansi dada
2.10 Keamanan
DS: Klien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
DO: Sudah dilakukan transfusi darah 300cc, dengan golongan darah A. klien memiliki
risiko jatuh (Morse Fall Scale= 20 risiko rendah). Klien tidak menggunakan alat ambulasi,
karena bedrest. Suhu tubuh 36,8 oC, tidak tampak diaforesis dan kulit mengalami luka
bakar grade II-III dengan 67,5%.
DO yang Perlu Ditambahakan:
a. Pengkajian mengenai lingkungan, sudah terpasang bed rail atau belum.
b. Pengkajian mengenai suhu tubuh seharusnya diletakkan pada pengkajian sirkulasi.
c. Jika dilihat dari perhitungan rule of nine dan berdasarkan gambar TBSA, klien
mengalami uka bakar 64%. Grade luka bakar ini seharusnya diletakkan di data umum
klien.
2.11 Interaksi Sosial
DS: Klien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
Analisis DS:
Perlu ditambahkan data berikut:
a. Mengkaji (support system) dukungan keluarga yang membantu klien dalam kegiatan
sehari-hari.
b. Mengkaji seseorang yang klien percaya untuk menceritakan segla persoalan yang
dialami
DO:
Sudah dilakukan transfusi darah 300cc, dengan golongan darah A. klien memiliki risiko
jatuh (Morse Fall Scale= 20 risiko rendah). Klien tidak menggunakan alat ambulasi,
karena bed rest. Suhu tubuh 36,8 oC, tidak tampak diaforesis dan kulit mengalami luka
bakar grade II-III dengan 67,5%.
2.12 Penyuluhan/Pembelajaran
DS: Klien menggunakan bahasa Indonesia untuk sehari-hari. klien tidak buta huruf,
pendidikan terakhir SLTA. Keluarga mengatakan jika sakit segera berobat ke RS. Klien
tidak memiliki riwayat penyakit keturunan (stroke, kanker, hipertensi).
DS yang Perlu Ditambahkan:
a. Mengkaji cara klien mendapatkan informasi tentang kesehatan dirinya
b. Mengkaji seberapa sering klien mengecek kondisi kesehatan di fasilitas kesehatan.
c. Mengkaji terjaungkaunya/ akses ke pelayanan kesehatan.
d. Data penyakit keturunan seharusnya diletakkan di riwayat kesehatan bukan di
pengkajian penyuluhan/pembelajaran.
DO yang Perlu Ditambahkan:
a. Apakah klien membutuhkan alat bantu untuk meneria edukasi, seperti kacamata, alat
pendengaran, dll
4. Analisis Masalah
Data
Masalah
DS: Klien mengatakan kadang batuk dan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d
sesak, klien mengatakan kadang batuk trauma: cedera jalan nafas, adanya jalan
berdahak namun sulit mengeluarkan nafas buatan (trakeostomi)
Analisis
dahak/sputum
Diagnosis yang diangkat sudah tepat yaitu
Analisis DS
Perlu
ditambahkan
data
adanya ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
orthopnea pada klien atau tidak
Namun, untuk etiologi yang diangkat
DO:
masih kurang tepat. Berdasarkan Nanda
Klien terpasang trakeostomi
untuk
diagnosis
Klien tampak kesulitan berbicara 2015-2017,
ketidakefektifan bersihan jalan nafas
(tidak bersuara)
nafas,
adanya
jalan
nafas
buatan
(ronkhi)
(trakeostomi) belum tepat pada kasus Ny.
Analisis DO
Data klien terpasang trakeostomi tidak S. Akan lebih tepat jika diagnosis
tepat untuk mendukung diagnosis ini. keperawatan yang diangkat untuk Ny. S
Data objektif yang perlu ditambahkan adalah ketidakefektifan bersihan jalan
adalah respiratory rate klien, adanya b/d obstruksi jalan nafas, sputum yang
sianosis
atau
tidak
pada
klien, berlebihan.
volume
dengan
cairan
peningkatan
ini
disebabkan
karena
jika
dianggap
metabolisme
memiliki
yang
berlebih,
laju
namun
yang
terjadi
adalah
adanya
2010).
Kerusakan
Analisis
Analisis DS
Sudah lengkap
Analisis DO
Derajat luka
Persentasi luas permukaan luka bakar
tinggi
(TBSA)
Area dimana kulit utuh atau tidak
mengalami kerusakan
Kaji rambut yang tersisa
integritas
untuk
Hilangnya
jaringan
mengalami
kulit
kulit
sepsis.
menyebabkan
yang
diakibatkan
hipermetabolisme
4. Rencana Asuhan Keperawatan
4.1 Diagnosis Keperawatan 1
Ketidakefektifan bersihan jalan b/d obstruksi jalan nafas, sputum yang berlebihan
a. Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan jalan nafas klien
kembali efektif. Kriteria evaluasi : (1) hipoksemia, sianosis dan penggunaan alat bantu
nafas berkurang atau tidak terjadi (2) klien tidak mengeluh sesak dan batuk (3) RR 1622x/menit dan teratur
Analisis Kriteria Hasil
Untuk kriteria hasil yang direncanakan sudah tepat berdasarkan NOC 2013. Untuk
kriteria evaluasi juga sudah tepat, namun ada beberapa kriteria evaluasi yang perlu
ditambahkan adalah kedalaman inspirasi klien normal, klien mampu untuk
mengeluarkan sputum, kecemasan klien berkurang, klien tidak menggunakan otot
tambahan ketika bernafas, akumulasi sputum klien berkurang.
b. Intervensi dan Rasional
1. Kaji reflek menelan
Rasional : dugaan cedera inhalasi
2. Awasi frekuensi, irama, dan kedalaman pernafasan
Rasional : takipnea, penggunaan otot bantu, sianosis dan perubahan sputum
menunjukkan terjadi distress pernafasan/edema paru
3. Auskultasi paru, perhatikan stridor, mengi, penurunan bunyi nafas
Rasional : obstruksi jalan nafas/distres pernafasan dapat terjadi sangat cepat/lambat
4. Perhatikan adanya pucat/warna buah ceri merah pada kulit yang cedera
Rasional : dugaan adanya hipoksemia atau karbon monoksida
5. Tinggikan kepala tempat tidur
Rasional : meningkatkan ekspansi paru optimal/fungsi pernafasan
6. Dorong batuk/latihan nafas dalam dan perubahan posisi sering
Rasional : meningkatkan ekspansi paru, memobilisasi dan drainase sekret
7. Berikan pelembab O2 melalui area yang tepat nasal kanul 2 lt/menit
Rasional :
O2 memperbaiki hipoksemia/asidosis. Pelembaban menurunkan
pengeringan saluran pernafasan dan menurunkan viskositas sputum
Analisis Intervensi
Intervensi diatas sudah baik, perlu ditambahkan intervensi berikut:
1. Lakukan suction jalan nafas klien trakeostomi yang terpasang dengan durasi
pengisapan 15 menit.
Rasional : memobilisasi pengeluaran sputum pada klien dan mencegah hipoksia.
2. Berikan oksigen 100% (hiperventilasi) sebelum pengisapan
Rasional : mengurangi terjadinya hipoksia
3. Anjurkan klien mempertahankan hidrasi yang adekuat dengan menjaga asupan
cairan
Rasional : menghindari pengentalan sputum
4.2 Diagnosis Keperawatan 2
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan
kehilangan evaporasi dari luka bakar.
a. Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam kekurangan volume cairan
pada klien tidak terjadi, kriteria evaluasi: (1) keseimbangan cairan adekuat (intake =
output), (2), TTV stabil (TD 100/60 - 130/90 mmHg, N=60-100 kali/menit, suhu= 36-
37,5oC, RR= 16-22 kali/menit), (3), membran mukosa lembab, turgor kulit elastis,
pengisian kapiler < 2 detik
Analisis Kriteria Hasil
Pada outcomes atau kriteria hasil (Smeltzer, S.,C., dkk, 2010) yang paling tepat dapat
ditambahkan dengan:
1. Elektrolit serum berada pada nilai normal.
2. Urine output antara 0,5 dan 1,0 mL/kg/h.
3. TD > 90/60 mmHg.
4. Nadi < 120 kali/menit.
5. Karateristik urin kuning jernih dengan BJ normal 1010-1025
b.
b.
balutan steril
Membersihkan luka bakar dengan sabun antimikrobakterial dan air
Rasional: Untuk menghilangkan kulit yang tidak layak dan bilas dengan air
untuk menghilangkan sabun untuk mengurangi risiko infeksi
2. Pada intervensi penggunaan burnazine dan sibro salep ialah tindakan kolaborasi
yang harus diresepkan. Obat ini merupakan obat topical yang dioleskan langsung
ke luka atau ke perbannya. Obat tersebut digunakan untuk mencegah pengangkatan
kulit yang bergranulasi dan mengurangi risiko infeksi dan untuk memberikan
kenyamanan.
5. Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan dibuat per diagnosis setiap hari. Evaluasi menggunakan SOAP.
Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan trauma
inhalasi: cedera nafas, adanya jalan nafas buatan / trakeostomi
Tanggal
13/5/2015
Jam
21.0
0
Implementasi
Evaluasi
Mengkaji refleks menelan S
Klien mengatakan kadang terasa sesak.
klien
Mengobservasi frekuensi, Klien mengatakan bisa makan dan
dengan
baik.
Klien
irama, dan kedalaman menelan
mengatakan ia masih batuk
paru, O
Keadaan umum sedang, kesan tidak
perhatikan stridor, mengi,
nampak sianosis, hipoksia. Klien tidak
penurunan bunyi paru
menggunakan otot bantu pernafasan
Meninggikan kepala klien
serta tidak tampak cuping hidung. RR
sekitar 15o
22x/menit
A
Masalah ketidakefektifan bersihan jalan
pernafasan klien
Mengauskultasi
kedalaman pernafasan
Perhatikan
stridor,
mengi,
yang cedera
Tinggikan kepala tempat tidur
Latih nafas dalam
Berikan O2 nasal kanul 2
liter/menit
14/5/2015
21.0
0
S
Mengobservasi TTV
Memantau
frekuensi, Klien mengatakan sesuatu walaupun
bersuara.
Klien
selalu
irama, dan kedalaman tidak
pernafasan klien
Mengauskultasi
mengatakan
makan
tidak
suara nafas
sesak, tetapi sesekali klien masih batuk
Melatih klien latihan nafas O
Keadaan klien baik, kesadaran compos
dalam dan jika ada batuk
mentis, klien tidak tampak sesak, tidak
latih batuk efektif
Memberikan O2 nasal kanul tampak sianosis, tidak tampak hipoksia,
ketika klien merasa sesak dan tidak menggunakan otot bantu
berat
15/5/2015
21.0
trakeostomi berkurang
O
apakah ada sumbatan
Klien tidak ada sesak
Meninggikan tempat tidur
Keadaan umum baik, tidak
sesuai dengan kenyamanan
tampak sianosis, tidak tampak
klien
penggunaan
otot
bantu
pernafasan dan tidak ada cuping
hidung. RR 20x/menit, teratur
dan dalam
Trakeostomi tampak paten dan
rencana aff trakeostomi
A
Masalah ketidakefektifan bersihan jalan
nafas teratasi. Tujuan tercapai
P
Intervensi
dipertahankan
sampai
trakeostomi dilepas
Analisis
Catatan perkembangan untuk diagnosis ketidakefektifan bersihan jalan nafas sudah baik.
Sebagian besar intervensi yang dilaksanakan telah dievaluasi. Beberapa hal yang perlu
ditambahkan/diperbaiki adalah:
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan keadaan umum sedang
Mengevaluasi suara nafas klien. Suara nafas apa saja yang terdengar, apakah masih
Jam
21.0
Implementasi
Evaluasi
S
Mengobservasi TTV
Memantau pemasukan dan Klien mengatakan lemas dan kadang
haus
pengeluaran cairan
Mengevaluasi turgor kulit, O
Klien tampak tenang, kesadaran
pengisian
kapiler
dan
compos mentis, keadaan umum baik.
membran mukosa
TD: 100/60 mmHg, N: 98x/menit, S:
Memantau tetesan infus RL
37,1oC, RR: 22x/menit
Klien minum 1 botol aqua besar/hari,
20 tetes/menit
BAK sekitar 700 ml/shift. Membran
mukosa tampak kering
A
Masalah kekurangan cairan belum
14/5/2015
21.0
0
membran mukosa
Memantau
hasil
Tujuan
tercapai sebagian
P
Lanjutkan intervensi
Analisis
Catatan perkembangan untuk diagnosis kekurangan volume cairan sudah baik. Sebagian
besar
intervensi
yang
dilaksanakan
telah
dievaluasi.
Beberapa
hal
yang
perlu
ditambahkan/diperbaiki adalah:
Menuliskan jumlah intake dan output cairan secara detail. Sebaiknya ditulis secara
jelas jumlah cairan dalam ml, bukan hanya disebutkan 1 aqua besar untuk
mencegah kesalahan perhitungan. Setelah intake dan output ditulis secara rinci,
Jam
21.0
0
Implementasi
Evaluasi
Memberikan perawatan luka S
Klien mengatakan nyeri pada aera luka
bakar dengan cara yang
dengan skala 3-4, terasa perih dan
tepat dan menjaga agar
tidak nyaman
tidak terjadi infeksi
O
Melakukan perawatan luka
Klien tampak tenang
Tidak tampak adanya infeksi
dengan salep burnazme dan
Balutan luka tertutup kasa steril
salep sibro pada daerah
Luka tampak masih lembab
yang masih terdapat bula
dan basah
Mempertahankan penutup
Tampak ada beberapa bagian
luka sesuai indikasi
kulit
yang
mengalami
Memberikan
terapi
regenerasi jaringan kulit
ceftriaxone 2 gr drip NaCl
A
0,9% 100 ml IV
Masalah kerusakan integritas jaringan
14/5/2015
21.0
sebagian
P
Lanjutkan intervensi
Mengevaluasi warna luka, S
Klien mengatakan kadang terasa nyeri
memar, rembesan dan tanda
dan masih perih
adanya penyembuhan luka
O
Memberikan perawatan luka Balutan luka tampak rembesan warna
bakar dengan memberikan kuning, luka masih basah, tidak
salep bumazine dan sibro
tampak adanya infeksi, luka tampak
Mempertahankan penutup
tertutup kasa steril, dan terdapat
luka
beberapa luka yang sudah mengalami
Mempertahankan
posisi
regenerasi jaringan kulit
yang nyaman bagi klien
A
Memberikan
terapi Masalah kerusakan integritas jaringan
ceftriaxone 2 gr drip NaCl kulit belum teratasi. Tujuan tercapai
P
Lanjutkan intervensi
Mengevaluasi
warna S
Klien menyatakan kadang masih
balutan luka dan adakah
merasa nyeri pada area luka bakar di
rembesan
Memberikan perawatan luka tubuhnya
O
dengan menggunakan salep Rembesan pada balutan luka tampak
bumazine dan sibro
jauh berkurang, luka tampak sudah ada
Mempertahankan penutup
yang mengalami regenerasi jaringan,
luka
luka tampak tertutup dengan kasa
Mempertahankan
posisi
steril, tidak terdapat dan tidak tampak
sesuai dengan kenyamanan
adanya tanda-tanda infeksi
klien
A
Memberikan
terapi Masalah kerusakan integritas jaringan
ceftriaxone 2 gr drip NaCl kulit dapat diatasi. Tujua tercapai
0,9% 100 ml IV
15/5/2015
21.0
0,9% 100 ml IV
P
Pertahankan dan lanjutkan intervensi
sampai luka jauh lebih baik lagi
Analisis
Catatan perkembangan untuk diagnosis kerusakan integritas jaringan sudah baik. Sebagian
besar
intervensi
yang
dilaksanakan
telah
dievaluasi.
Beberapa
hal
yang
perlu
ditambahkan/diperbaiki adalah:
Apabila masalah teratasi sebagian, maka sebaiknya tidak ditulis tujuan telah tercapai
Skala nyeri sebaiknya selalu ditanyakan setiap mengkaji nyeri klien
6. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 12/52015
Kesan thoraks: tidak tampak kelainan radiologis pada paru, terutama tidak tampak infiltrat
atau edema paru
Tanggal 13/5/2015
Hematologi
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Fungsi Hati
Albumin
Elektrolit
Natrium
Kalsium
Klorida
: 9,5 g/dL
: 30 %
: 11.700 /uL
: 623.000 /uL
: 3,48 juta/uL
: 2,10 g/dL
: 131 mmol/L
: 3,77 mmol/L
: 97 mmol/L
Tanggal 15/5/2015
Albumin
: 2,30 g/dL
Hb
: 10,8 g/dL
Ht
: 34 %
Leukosit
: 7.100 /uL
Trombosit
: 486.000 /uL
Eritrosit
: 3,96 juta/uL
Tanggal 17/5/2015
Albumin
: 1,90 g/dL
Tanggal 19/5/2015
Albumin
: 2,80 g/dL
Obat-obatan yang Diperoleh
Ceftriaxone : 1 x 2 gr IV
Farmadol
: 3 x 1 gr IV drip
Omz
: 2 x 40 mg IV
Vitamin C
: 2 x 200 mg IV
Hemostasis
APTT
PT
INR
: 36,1 detik
: 14,4 detik
: 1,09 detik
Fungsi Ginjal
Ureum
: 32 mg/dL
Kreatinin
: 0,4 mg/dL
Golongan darah
A/Rh (+)
Albumin
RL
: 1 x 100 cc
: 8 x 500 ml (20 tetes/menit)
Analisis
Sudah baik dalam melampirkan data penunjang, namun data ini belum dimanfaatkan dalam
menunjang data untuk penegakan diagnosis keperawatan
Aktivitas
r
Makan
0
Tidak mampu
5
Membutuhkan bantuan memotong makanan
10 Tanpa bantuan
Mandi
0
Dengan bantuan
5
Tanpa bantuan
Tanggal
13/5
Merapihkan Diri
0
Dengan bantuan
5
Tanpa bantuan (mencuci muka, menyikat gigi, menyisir rambut)
Berpakaian
0
Tidak mampu
5
Dengan bantuan
10 Tanpa bantuan (termasuk memasang kancing, resleting, tali, dll)
Mengontrol BAB (Buang Air Besar)
0
Tidak dapat menahan BAB, membutuhkan pencahar
5
Sesekali membutuhkan bantuan
10 Dapat dikontrol
Mengontrol BAK (Buang Air Kecil)
0
Dengan bantuan (kateter), mengompol)
5
Sesekali membutuhkan bantuan
10 Dapat dikontrol
Pindah dari Kursi Roda ke Tempat Tidur dan Sebaliknya
5
Dengan bantuan penuh
10 Dengan bantuan
15 Tanpa bantuan
Berjalan di Tempat Datar
0
Tidak dapat berjalan
5
Dengan kursi roda
10 Dengan bantuan
15 Tanpa bantuan
Naik Turun Tangga
5
Dengan bantuan
10 Tanpa bantuan
Total Skor
5
20
Skor
0-20
Ketergantunga
21-61
n penuh
Ketergantunga
n berat
62-90
Ketergantunga
91-99
n sedang
Ketergantungan ringan
100
Mandiri
Referensi
Baranoski S dan Ayello, EA. (2012). Wound Care Essentials: Practice Principles, ed 3.
Ambler, PA: Lippincott Williams & Wilkins.
Berman, Audrey dan Snyder, Shirlee J. (2012). Kozier & Erbs Fundamentals of Nursing:
Concepts, Process, and Practice. 9th Ed. New Jersey: Pearson Education
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Intervention Classification (NIC). 6th Ed. United Kingdom: Elsevier Inc
Gulanick, Meg dan Mayers, Judith L. (2014). Nursing Care Plans: Diagnoses, Interventions,
and Outcomes. Philadelphia: Elsevier
Herdman, T., H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnoses Definitions and Classification,
2015-2017. 10th Edition. Oxford: Wiley Blackwell.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 7 Volume 1 (Terj. Pamilih Eko
Karyuni, dkk). Jakarta: EGC.
Lewis, dkk. (2014). Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical
Problems. 9th Ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Inc.
Moorhead, S., Johson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). 5th Ed. United Kingdom: Elsevier Inc
Muttaqin, Arif. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer, S., C., dkk. (2010). Brunner & Suddarths Textbook of Medical Surgical Nursing.
12nd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.