Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dalam era dimana pertanggungjawaban (accountability) merupakan titik perhatian dalam masyarakat,
kegunaan akuntansi akan semakin dirasakan. Fungsi akuntansi menjadi makin penting bagi setiap unit
dalam masyarakat. Dalam banyak hal individu harus mempertanggungjawabkan penghasilannya.
Dalam sistem pertanggungjawaban terlihat adanya arus informasi dari yang mempertanggunjawabkan
kepada yang menerima pertanggungjawaban. Akuntansi dapat membantu dalam menghasilkan informasi
yang diperlukan. Untuk selanjutnya informasi yang dihasilkan oleh akuntansi disebut informasi akuntansi
(accounting information).
Instansi Pemerintah
Overview
Selamat anda telah sampai pada bab ini. pada bab kali ini kita akan mempelajari mengenai kegiatankegiatan akuntansi, pengertian perusahaan, bentuk badan usaha dan jenis perusahaan, serta kegiatankegiatan perusahaan.
Antara kekayaan yang dimiliki dengan sumber pembelanjaannya harus selalu sama, seperti dalam
contoh penyetoran modal, kesamaan tersebut dapat disajikan sebagai berikut :
KAS = MODAL ADIT
1.000.000 = 1.000.000
Penyajian kekayaan dan sumber pembelanjaannya dalam suatu persamaan dapat digunakan untuk
menunjukkan posisi keuangan perusahaan.
Dalam contoh di atas posisi keuangan perusahaan menunjukkan bahwa :
1. Perusahaan memiliki kekayaan berupa uang tunai sebesar Rp 1.000.000.
2. Sumber pembelanjaan dari kekayaan tersebut berasal dari setoran modal pemilik sebesar Rp
1.000.000.
Penarikan Pinjaman
Jika setoran modal dari pemilik masih belum cukup untuk melakukan usaha, perusahaan dapat
memperoleh sumber pembelanjaan dari pinjaman, misalnya meminta kredit dari bank. Perhatikan contoh
berikut :
* Kegiatan 2 *
Perusahaan memperoleh kredit dari bank sebesar Rp 2.000.000.
Seperti halnya kegiatan 1, kredit yang diterima dari bank sebesar Rp 2.000.000 mengakibatkan
perusahaan menerima uang tunai sejumlah tersebut diatas. Pencatatan untuk penerimaan uang ini
adalah sebagai berikut :
KAS
+ 1.000.000
+ 2.000.000 (Kegiatan 2)
3.000.000
Di sisi lain, sumber pembelanjaan dari kegiatan 2 ini, yaitu pinjaman dari bank, oleh perusahaan dicatat
sebagai berikut :
HUTANG BANK
+ 2.000.000 (Kegiatan 2)
Kesamaan antara kekayaan dan sumber pembelanjaan, setelah kegiatan ini disajikan sebagai berikut :
KAS = HUTANG BANK + MODAL ADIT
3.000.000 = 2.000.000 + 1.000.000
Sekarang, posisi keuangan perusahaan telah berubah. Kekayaan perusahaan berjumlah Rp 3.000.000
dalam bentuk uang tunai. Sumber pembelanjaan berasal dari setoran oleh pemilik sebesar Rp 1.000.000
dan pinjaman dari bank sebesar Rp 2.000.000.
Perolehan Aktiva Produksi
Siklus kegiatan perusahaan selanjutnya adalah mengubah uang tunai ke dalam aktiva produksi. Kegiatan
berikut ini adalah contohnya :
Perlu diingatkan bahwa akibat lain dari kegiatan 3 adalah perusahaan sekarang mempunyai mobil yang
nilainya Rp 2.500.000. kenyataan ini harus dicatat sebagai berikut :
KENDARAAN
+ 2.500.000 (Kegiatan 3)
Kesamaan antara kekayaan dan sumber pembelanjaan, setelah kegiatan 3 ini, tetap dapat
dipertahankan, sebab kegiatan tersebut hanya merupakan pengubahan bentuk kekayaan saja. Ini dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
KAS + KEKAYAAN = HUTANG BANK + MODAL ADIT
500.000 + 2.500.000 = 2.000.000 + 1.000.000
Kembali pada posisi keuangan perusahaan, persamaan di atas menunjukkan bahwa:
1. Perusahaan memiliki kekayaan yang berjumlah Rp 3.000.000. kekayaan ini terdiri dari uang tunai (kas)
sebesar Rp 500.000 dan mobil yang bernilai Rp 2.500.000.
2. Sumber pembelanjaan dari kekayaan tersebut berasal dari hutang bank sebesar Rp 2.000.000 dan
setoran modal pemilik sebesar Rp 1.000.000.
Penjualan Barang dan Jasa
Aktiva produksi yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam contoh
mobil di atas, mengangkut penumpang dengan menarik bayaran adalah kegiatan memberikan pelayanan
* Kegiatan 4 *
Perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp 400.000.
Uang tunai yang diterima dari melakukan usaha sebesar Rp 400.000, akan dicatat dengan cara biasa
berikut :
KAS
+ 1.000.000
+ 2.000.000
3.000.000
- 2.500.000
500.000
+ 400.000 (Kegiatan 4)
900.000
Pendapatan (sebesar Rp 400.000) merupakan penambahan terhadap kekayaan perusahaan (dalam
contoh di atas penambahan kas). Kekayaan perusahaan dimiliki oleh yang menyeddiakan modal. Jadi
penambahan kekayaan yang berasal dari kegiatan usaha akan menambah modal pemilik perusahaan.
MODAL ADIT
+ 1.000.000
+ 400.000 (Kegiatan 4)
1.400.000
Setelah kegiatan ini, kesamaan antara kekayaan dan sumber pembelanjaan masih dapat dipertahankan.
Perhatikan dibawah ini :
KAS + KEKAYAAN = HUTANG BANK + MODAL ADIT
900.000 + 2.500.000 = 2.000.000 + 1.400.000
Menghasilkan Barang atau Jasa
Dalam siklus kegiatan disebutkan bahwa disamping aktiva produksi, perusahaan perlu mengeluarkan
biaya lain untuk menghasilkan barang dan jasa.
Berikut ini adalah contohnya :
* Kegiatan 5 *
Perusahaan membayar bensin, olie, gaji sopir serta kernet dan lain-lain sebesar Rp 100.000
Pengeluaran uang untuk pembayaran bermacam-macam biaya tersebut dicatat sebagai berikut :
KAS
+ 1.000.000
+ 2.000.000
3.000.000
- 2.500.000
500.000
+ 400.000
900.000
- 100.000 (Kegiatan 5)
800.000
Pengeluaran untuk beban (biaya) sebesar Rp 100.000 mengurangi kekayaan perusahaan sedang
kekayaan perusahaan dimiliki oleh penyedia modal. Jadi, pengurangan kekayaan yang disebabkan oleh
kegiatan usaha akan mengurangi modal. Kenyataan ini dicatat sebagai berikut :
MODAL ADIT
+ 1.000.000
+ 400.000
1.400.000
- 100.000 (Kegiatan 5)
1.300.000
Kesamaan antara kekayaan dan sumber pembelanjaan, setelah kegiatan ini disajikan sebagai berikut :
KAS + KENDARAAN = HUTANG BANK + MODAL ADIT
800.000 + 2.500.000 = 2.000.000 + 1.300.000
Pembayaran Kembali Pinjaman
Pinjaman, suatu saat harus dikembalikan. Dalam siklus kegiatan perusahaan disebutkan bahwa sebagian
dari hasil usaha akan digunakan untuk pengembalian pinjamn. Perhatikan contoh dihalaman berikutnya.
+ 400.000
900.000
- 100.000
800.000
150.000 (Kegiatan 6)
650.000
Angsuran yang dilakukan perusahaan mengakibatkan berkurangnya hutang kepada bank. Kenyataan ini
dicatat sebagai berikut :
HUTANG BANK
+ 2.000.000
- 150.000 (Kegiatan 6)
1.850.000
Kesamaan antara kekayaan dan sumber pembelanjaan tetap terjaga seperti terlihat di bawah ini :
KAS + KENDARAAN = HUTANG BANK + MODAL ADIT
650.000 + 2.500.000 = 1.850.000 + 1.300.000
Pembagian Laba
Disamping untuk pengembalian pinjaman, sebagian hasil usaha perusahaan, dikembalikan kepada
pemilik. Pengembalian kepada pemilik dilakukan dengan pembagian laba seperti contoh berikut :
* Kegiatan 7 *
Perusahaan membagikan laba kepada pemilik sebesar Rp 100.000.
Pembagian laba kepada pemilik merupakan pengembalian atas modal yang ditanam. Dengan
demikian,modal akan berkurang. Pencatatan untuk kegiatan ini adalah sebagai berikut :
MODAL ADIT
+ 1.000.000
+ 400.000
1.400.000
- 100.000
1.300.000
100.000 (Kegiatan 7)
1.200.000
Uang tunai akan keluar karena pembagian laba tersebut di atas. Pencatatannya adalah sebagai berikut :
KAS
+ 1.000.000
+ 2.000.000
3.000.000
- 2.500.000
500.000
+ 400.000
900.000
- 100.000
800.000
150.000
650.000
- 100.000 (Kegiatan 7)
550.000
Kesamaan antara kekayaan dan sumber pembelanjaan dapat dibuktikan sebagai berikut :
KAS + KENDARAAN = HUTANG BANK + MODAL ADIT
550.000 + 2.500.000 = 1.850.000 + 1.200.000
Pada saat ini, posisi keuangan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Kekayaan yang dimiliki berjumlah Rp 3.050.000, terdiri dari uang tunai (kas) Rp 550.000 dan
kendaraan Rp 2.500.000.
2. Sumber pembelanjaan berasal dari hutang bank sebesar Rp 1.850.000 dan setoran modal pemilik Rp
1.200.000.
Dari contoh-contoh yang dikemukakan di atas dapat dengan jelas dilihat hubungan antara kegiatan
perusahaan dengan akuntansi sebagai proses pencatatan.
Pekerjaan Rumah
Dibawah ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Kursus Akuntansi Sukawati :
Overview
Pada bab kali ini akan membahas mengenai persamaan akuntansi dan akun. Diantaranya mambahas
mengenai transaksi usaha dan nilai transaksi, persamaan akuntansi, pencatatan transaksi usaha, laporan
keuangan, akun, buku besar, aturan debit dan kredit, serta neraca saldo.
Transaksi semacam ini, yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan pihak luar disebut transaksi
intern (internal transaction). Tanpa memandang pada sistem pencatatan yang digunakan, dapat
dikatakan bahwa data yang dikumpulkan merupakan dasar untuk membuat bermacam-macam laporan.
Akibat transaksi tersebut diatas uang kas dalam perusahaan bertambah dengan Rp 5.000.000, sehingga
menjadi Rp 9.000.000. dilain pihak muncul hutang bank sebesar Rp 5.000.000.
untuk kegiatan usaha merupakan salah satu dari transaksi intern. Walaupun tidak berhubungan dengan
pihak luar, kejadian ini perlu dicatat. Pengurangan atas perlengkapan dan modal sebesar Rp 40.000 ini
digambarkan sebagai berikut :
Tahap Pencatatan :
1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
2. Pencatatan dalam jurnal (buku harian)
3. Pemindah-bukuan (posting) ke buku besar
Tahap Pengikhtisaran :
4. Pembuatan neraca saldo (trial balance)
5. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyesuaian (adjusment)
6. Penyusunan laporan keuangan
7. Pembuatan jurnal penutup (closing entries)
8. Pembuatan neraca saldo penutup (post closing trial balance)
9. Pembuatan jurnal balik (reversing entries)
4.3 Jurnal
4.3.1 Pengertian Jurnal
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (bedasarkan
urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah
rupiahnya masing-masing. Jurnal juga sering disebut buku catatan pertama (book of original entry).
Manfaat pemakaian jurnal adalah sebagai berikut :
1. Jurnal merupakan alat pencatat yang dapat menggambarkan pos-pos yang terpengaruh oleh suatu
transaksi.
2. Jurnal juga merupakan alat pencatatan yang memberi gambaran secara kronologis (menurut urutan
waktu terjadinya transaksi), sehingga memberikan gambaran tentang transaksi berdasarkan urutan
kejadiannya.
3. Jurnal dapat dipecah-pecah menjadi beberapa jurnal khusus yang dikerjakan oleh beberapa orang
secara bersamaan.
4. Jurnal menyediakan ruang yang cukup untuk keterangan transaksi.
5. Apabila transaksi dicatat secara langsung di buku besar dan terjadi kesalahan dalam mencatatnya,
maka letak kesalahan tersebut di buku besar akan sulit ditemukan.
Jurnal dan rekening-rekening buku besar mempunyai peranan yang tidak dapat dipisahkan di dalam
mencatat transaksi-transaksi perusahaan. Jurnal mencatat pengaruh dari tiap-tiap transaksi perusahaan
4.3 Jurnal
4.3.2 Pemindah-bukuan ke Buku Besar
Pemindah bukuan ayat jurnal debit atau kredit ke masing-masing perkiraan yang dipengaruhinya di buku
besar disebut posting.
Dalam perusahaan besar biasanya posting dilakukan dengan menggunakan mesin pembukuan atau
secara otomatis dilakukan dengan komputer. Apabila posting dilakukan secara manual, maka yang harus
ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Tanggal dan jumlah yang dicatat dalam jurnal dicatat kembali dalam rekening yang bersangkutan.
2. Apabila posting telah dilakukan, maka nomor halaman jurnal harus dituliskan dalam kolom F Ref (folio)
di rekening.
3. Langkah berikutnya adalah menuliskan nomor rekening yang telah diposting pada kolom Nomor
Rekening di dalam jurnal. Prosedur ini mempunyai dua tujuan, yaitu :
a. Untuk menunjukkan bahwa jurnal tersebut telah diposting.
b. Untuk menunjukkan hubungan antara jurnal dan rekening di buku besar.
Penjelasan Gambar :
A. Pindahkan tanggal yang terdapat dalam jurnal umum (2 Januari 199A) ke dalam kolom tanggal di
perkiraan yang bersangkutan (dalam hal ini diambil perkiraan yang akan di debet, yaitu : Kas).
B. Pindahkan jumlah yang di debet jurnal umum (Rp 4.000.000) ke dalam kolom Debit di perkiraan
kas.
C. Catat kode dan nomor halamn jurnal ke dalam kolom Ref di perkiraan kas.
4.3 Jurnal
4.3.3 Jurnal Umum Salon Ayu
Urutan-urutan yang diikuti dalam menganalisis setiap transaksi adalah sebagi berikut :
1. Tentukan jenis perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi (perkiraan aktiva, kewajiban, modal,
pendapatan atau biaya).
2. Tentukan akibat transaksi terhadap perkiraan (bertambah atau berkurang).
3. Tentukan debet atau kredit atas perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi.
4. Catat debet atau kredit dalam jurnal umum.
Sekarang perhatikan tiap-tiap transaksi pada gambar disamping serta pencatatannya ke jurnal dan
pemindah-bukuannya ke buku besar.
4.3 Jurnal
4.3.4 Transaksi 1
Transaksi 1 : Tanggal 2 Desember 199A nona Dewi mendirikan salon kecantikan yang diberi nama
Salon Ayu. Untuk modal pertama, disetorkan ini dibuat Bukti jurnal (BJ) No. 001.
Analisis : Perkiraan aktiva : Kas bertambah sebesar Rp 1.500.000, sehingga harus didebet sebesar
jumlah itu. Perkiraan modal : Modal nona Dewi juga bertambah, sehingga harus dikredit sebesar Rp
1.500.000.
4.3 Jurnal
4.3.5 Transaksi 2
Transaksi 2 : Tanggal 3 Desember 199A membayar sewa ruangan untuk bulan Desember 199A sebesar
Rp 120.000 (Bukti Jurnal No. 002)
Analisis : Perkiraan biaya : Biaya sewa bertambah dan di debet sebesar Rp 120.000 sedangkan
perkiraan aktiva : Kas berkurang dan di kredit sejumlah yang sama.
4.3 Jurnal
4.3.6 Transaksi 3
Transaksi 3 : Tanggal 4 Desember 199A membeli secara tunai peralatan salon dengan harga Rp 900.000
(BJ No. 003).
Analisis : Perkiraan aktiva : Peralatan salon bertambah sehingga harus dikredit sebesar Rp 900.000.
Sebaliknya perkiraan aktiva lain : Kas berkurang sehingga harus dikredit sebesar Rp 900.000.
4.3 Jurnal
4.3.7 Transaksi 4
Transaksi 4 : Tanggal 5 Desember 199A dibeli cleansing cream, hair dye lotion dan perlengkapan lainnya
secara kredit seharga Rp 200.000 (BJ No. 004).
Analisis : Perkiraan aktiva : Perlengkapan bertambah sebesar Rp 200.000, sehingga harus di debet
sejumlah yang sama, sedangkan perkiraan kewajiban : Hutang dagang bertambah dan harus di kredit
sebesar Rp 200.000 pula.
4.3 Jurnal
4.3.8 Transaksi 5
Transaksi 5 : Dibayar biaya pemasangan iklan mini di Harian Kompas sebesar Rp 50.000, pada tanggal 6
Desember 199A (BJ No. 005).
Analisis : Perkiraan biaya : Biaya serba-serbi bertambah sehingga harus di debet sebesar Rp 50.000.
Uang kas berkurang, sehingga perkiraannya harus di kredit sebesar Rp 50.000. (Perkiraan Serba-serbi,
di debet karena dalam bagan perkiraan tidak tersedi perkiraan khusus untuk biaya iklan).
4.3 Jurnal
4.3.9 Transaksi 6
Transaksi 6 : Pada tanggal 15 Desember 199A dibayar gaji karyawan untuk tanggal 1 15 Desember
199A sebesar Rp 72.000 (BJ No. 006).
Analisis : Biaya gaji di debet sebesar Rp 72.000, Kas di kredit sebesar Rp 72.000.
4.3 Jurnal
4.3.10 Transaksi 7
Transaksi 7 : Pada tanggal 15 Desember 199A diterima uang kas sebesar Rp 300.000 dari penjualan
tunai selama setengah bulan kegiatannya. (BJ No. 007).
Analisis : Perkiraan aktiva : Kas bertambah dan di debet sebesar Rp 300.000, Perkiraan pendapatan :
Pendapatan Jasa Salon yang merupakan bagian dari modal bertambah, sehingga harus dikredit sebesar
Rp 300.000.
4.3 Jurnal
4.3.11 Transaksi 8
Transaksi 8 : Pada tanggal 28 Desember 199A, permohonan nona Dewi untuk mendapatkan Kredit
Investasi Kecil (KIK) guna pembelian peralatan salon yang baru dari BNI 1946 sebesar Rp 3.000.000
telah disetujui. Hari itu kredit ditarik (BJ No. 008)
Analisa : Perkiraan aktiva : Kas bertambah di debet sebesar Rp 3.000.000, perkiraan hutang bank juga
bertambah dan di kredit dalam jumlah yang sama.
4.3 Jurnal
4.3.12 Transaksi 9
Transaksi 9 : Tanggal 29 Desember 199A dibeli peralatan salon dengan tunai sebesar Rp 3.600.000 (BJ
No. 009).
Analisis : Perkiraan aktiva : Peralatan salon, bertambah dan di debet sebesar Rp 3.600.000, perkiraan
aktiva lainnya : Kas berkurang di kredit sebesar jumlah yang sama.
4.3 Jurnal
4.3.13 Transaksi 10
Transaksi 10 : Pada tanggal 31 Desember 199A, diterima uang kas sebesar Rp 400.000 dari penjualan
tunai selama setengah bulan terakhir. (BJ No. 010).
Analisis : Debet : Kas, Kredit : Pendapatan jasa salon, masing-masing sebesar Rp 400.000.
4.3 Jurnal
4.3.14 Transaksi 11
Transaksi 11 : Pada tanggal 31 Desember 199A dibayar gaji untuk 16-31 Desember 199A sebesar Rp
96.000 (BJ No. 011).
Analisis : Biaya debet sebesar Rp 96.000, Kas kredit sebesar Rp 96.000.
4.3 Jurnal
4.3.15 Transaksi 12
Transaksi 12 : Pada tanggal 31 Desember 199A, nona Dewi mengambil uang sebesar Rp 100.000 untuk
keperluan pribadinya (BJ No. 012).
Analisis : Transaksi ini mengakibatkan berkurangnya modal yang ditanam dalam perusahaan, dan dicatat
sebagi debet pada perkiraan Prive nona Dewi sebesar Rp 100.000. Pengurangan uang kas dalam
perusahaan dicatat dengan meng-kredit perkiraan Kas sebesar Rp 100.000.
4.3 Jurnal
4.3.16 Jurnal Umum dan Buku Besar Salon Ayu
1. JURNAL UMUM SALON AYU
2. Buku Besar Salon Ayu
perubahan modal.
saat pemakaian
rlengkapan tidak pernah dilakukan pencatatan. Akibatnya saldo pada neraca saldo
adalah sebesar harga beli selama satu periode. Padahal karena perlengkapan selalu
digunakan setiap saat, maka pada akhir periode jumlah perlengkapan riill yang ada di gudang akan lebih
kecil . Selisih antara jumlah perlengkapan yang ada di neraca saldo dan yang sesungguhnya ada harus
dimasukkan sebagai biaya perlengkapan. Pencatatan selisih tersebut harus melalui penyesuaian. Dari
contoh tersebut di atas jumlah menurut neraca saldo sebesar Rp 3.250.000,- dan jumlah yang masih ada
digudang Rp 1.400.000,- sehingga selisih Rp 1.850.000 sebagai biaya perlengkapan bengkel, dengan ajp
:
Biaya Perlengkapan Bengkel Rp 1.850.000,- Perlengkapan Bengkel - Rp 1.850.000,-
Ada dua jenis rekening dalam buk besar yakni rekening riil dan rekening nominal. Rekening riil
merupakan rekening-rekening pada akhir periode akan dimasukkan ke dalam neraca seperti rekening
aktiva, hutang dan modal. Saldo akhir rekening riil akan menjadi saldo awal periode berikutnya, artinya
saldo rekening tertentu akan menjadi saldo awal rekening tersebut pada periode berikutnya.
Sedangkan rekening nominal merupakan rekening yang pada akhir periode saldonya akan dimasukkan
kedalam laporan Laba-Rugi. Rekening nominal berupa rekening pendapatan dan rekening biaya,
merupakan rekening pembantu modal artinya rekening ini mempengaruhi rekening modal yakni bila ada
pendapatan akan menambah modal dan bila ada biaya akan mengurangi modal. Namun demikian
pencatatan kedua rekening ini dipisahkan agar perusahaan tidak kehilangan informasi yang terinci
mengenai penyebab perubahan modal. Rekening pembantu modal lainnya adalah rekening Prive yang
digunakan untuk mencatat pengambilan aktiva oleh pemilik yang akan mempengaruhi besarnya modal.
Rekening pendapatan, biaya dan prive merupakan rekening sementara aratinya rekening ini hanya
berlaku satu periode akuntansi. Saldo-saldo rekening pendapatan, biaya dan prive pada akhir periode
akan dipindahkan ke rekening modal sekaligus untuk mengakhiri rekening-rekening tersebut pada
periode yang bersangkutan. Pada awal periode berikutnya saldo-saldo rekening pendapatan, biaya, dan
prive diawali dengan saldo NOL rupiah. Proses memindahan saldo=saldo rekening pendapatan, biaya,
dan prove ke rekening modal ini disebut penutupan pembukuan.
Untuk memindahkan saldo-saldo rekening pendapatyan, biaya, dan prive ke dalam rekening modal,
melalui jurnal penutup. Adapau tujuan jurnal penutup adalah :
Untuk memindahkan saldo-saldo rekening pendapatan, biaya, dan prive ke rekening modal agar
saldo-saldo rekening pendapatan, biaya, prive pada akhir periode menjadi nol rupiah.
Agar rekening modal menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode dan sesuai dengan
yang dicantumkan di dalam neraca.
Dalam penutupan pembukuan, akan dignakan rekening antara yang bersifat sementara yakni rekening
Laba-Rugi (atau Ikhtisar Laba-Rugi). Rekening ini akan menampung saldo-saldo rekening pendapatan
dan saldo-saldo rekening biaya, sehingga akan diperoleh rugi/laba bersih yang kemudian dipindahkan ke
rekening modal.
Proses penutupan buku pada umumnya dilakukan dengan urut-urutan sbb :
a. Memindahkan saldo-saldo rekening pendapatan ke rekening laba-Rugi, sehingga saldo rekening
pendapatan menjadi nol rupiah.
b. Memindahkan saldo-saldo rekening biaya kerekening Laba-Rugi, sehingga saldo-saldo rekening biaya
menjadi nol rupiah.
c. Memindahkan saldo rekening Laba-Rugi ke rekening modal, sehingga saldo rekening Laba-Rugi
menjadi nol rupiah.
d. Memindahkan saldo rekening prive ke rekening modal, sehingga saldo rekening prive menjadi nol
rupiah.
Proses pembuatan jurnal penutup dipengaruhi oleh bentuk badan usaha perusahaan. Perusahaan
perseorangan berbeda dengan bentuk badan usaha persekutuan (Firma dan CV) maupun bentuk badan
usaha perseroan, karena sifat modal berbagai bentuk perusahaan tersebut berbeda.
JURNAL PENUTUP PADA PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang modalnya dimiliki oleh satu orang, sehingga
modalnya hanya ada satu yakni modal pemilik. Jika perusahaan memperoleh laba, maka semua labanya
akan menjadi hak pemilik dan langsung menambah modal pemilik, demikian juga bila mengalami
kerugian. Maka kerugian semuanya akan ditanggung oleh pemilik dan mengurangi modal pemilik. Masih
contoh Perbengkelan ANANDA, yang telah disusun laporan keuangan sebelumnya.
a. Mencatat pemindahan saldo rekening pendapatan ke rekening Laba- Rugi :
Penghasilan Bengkel Rp 21.250.000 Penghasilan Bunga Rp 1.800.000 Laba_Rugi - Rp 23.050.000
b. Mencatat pemindahan saldo rekening biya ke rekening Laba_Rugi :
Laba-Rugi Rp 16.350.000 Biaya Sewa - Rp 1.800.000
Biaya Gaji - Rp 4.400.000
Biaya Telpon& Listrik - Rp 1.450.000
Biaya Asuransi - Rp 1.800.000
Kerugian Piutang - Rp 150.000
Biaya Perlengkapan Bengkel - Rp 1.850.000
Penyusutan Peralatan Bengkel - Rp 2.500.000
Biaya Lain-lain - Rp 2.400.000
c.Mencatat pemindahan saldo rekening Laba-rugi ke rekening modal. Rekening Laba- Rugi dikredit
sebesar Rp 23.050.000 dan didebit sebesar Rp 16.350.000 sehingga terdapat saldo kredit sebesar Rp
6.700.000. Saldo ini dipindahkan ke rekening modal agar saldo rekening Laba-Rugi nol rupiah.
Laba Rugi Rp 6.700.000 Modal - Rp 6.700.000
d. Memindahkan saldo rekening prive ke dalam rekening modal
Modal Rp 2.750.000 Prive - Rp 2.750.000
Setelah penutupan pembukuan dilakuakan, saldo rekening modal akan sama dengan jumlah yang
tercantum dalam neraca. Dibawah ini menunjukkan perubahan rekening modal setelah jurnal penutup.
[Gambar Disamping]
JURNAL PENUTUP PADA PERUSAHAAN PERSEKUTUAN
Perusahaan persekutuan modalnya dimiliki oleh beberapa orang, sehingga laba yang diperoleh oleh
perusahaan akan dibagikan ke masing-masing pemilik sesuai dengan aturan dalam anggaran dasar
perusahaan.
Pada dasarya penutupan buku bagi perusahaan persekutuan sama dengan penutupan rekening
pendapatan dan biaya ke rekening modal sesuai dengan perusahaan perseorangan. Yang membedakan
adalah pemindahan dari rekening Laba-rugi ke rekening modal, karena laba atau rugi akan dibagikan
kepada para pemilik modal sesuai dengan cara pembagian yang diatur dalam anggaran dasar
perusahaan. Rekening modal perusahaan persekutuan lebih dari satu sesuai dengan jumlah sekutu yang
ada dalam perusahaan. Masing-masing pemilik (sekutu) berhak mengambil prive dalam batas tertentu
dan disediakan rekening prive untuk masing-masing sekutu. Rekening modal melalui prive masing
masing sekutu.
Overview
Pada bab ke-6 kali ini kita akan mempelajari mengenai :
- Buku Penjualan
- Penerimaan Kas
- Piutang
- Pembelian
- Pengeluaran Kas, dan
- Buku Utang Perusahaan Dagang
Selamat Belajar...!!
berhubungan dengan siapa yang menanggung biaya pengiriman dan biaya-biaya lain yang berhubungan.
Beberapa syarat jual beli yang biasa terdapat dalam dunia usaha adalah sebagai berikut :
1. Loko Gudang, pada syarat jual beli ini pembeli menanggung biaya pengiriman barang gudang
penjualan ke gudang sendiri.
2. Franco Gudang, penjual mennggung biaya pengiriman sampai ke gudang pembelian.
3. Free on Board, pembeli di luar negeri menanggung biaya pengiriman dari pelabuhan muat penjual
sampai dengan pelabuhan penerimaan yang digunakan oleh pembeli.
4. Cost Freight and Insurance (CIF), penjual harus menanggung biaya pengiriman (pengangkutan) dan
asuransi kerugian pada barang tersebut.
disediakan adalah :
1. Buku Penjualan (sales journal), digunakan untuk mencatat penjualan barang dagang yang dilakukan
secara kredit.
2. Buku Penerimaan Kas (cash receipt journal), digunakan untuk mencatat semua penerimaan uang,
termasuk penjualan tunai dan penerimaan tagihan.
3. Buku Pembelian (purchases journal), digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan secara
kredit.
4. Buku Pengeluaran Kas (cash disbursement journal), digunakan untuk mencatat semua pengeluaran
uang yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk pembelian barang dagangan tunai dan pembayaran
utang.
Nomor Bukti dapat diganti dengan referensi dari mana data bersangkutan diambil.
Bila nota kredit yang dikeluarkan cukup banyak, dapat dibuatkan jurnal khusus untuk mencatat debet
pada perkiraan Penjualan Retur & Pengurangan Harga dan kredit pada perkiraan Piutang Dagang seperti
berikut ini :