Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
STEP 7
1. Mengapa pasien sering merasa letih, lemah, lesu dan demam tidak tinggi
dalam satu bulan terakhir ?
Anti-HCV
merupakan
Press.
4. Bagaimana interpretasi dari hasil SGOT &SGPT yang meningkat pada
scenario ?
Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :
Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut,
nekrosis hati (toksisitasobat atau kimia)
Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis
aktif, sumbatanempedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark
miokard (SGOT>SGPT)
Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis
Laennec, sirosis biliaris
Sumber : Diagnostic and Laboratory Test Reference, 2009
SGOT : di jantung, hati, otot, skeletal, ginjal, otak, pankreas, limpa, paru
(spesifik di Jantung)
SGPT: di jantung, ginjal, jaringan hati, otot (spesifik di Hati)
Sumber : Diagnostic and Laboratory Test Reference, 2009
5. Patofisiologi dari scenario ?
Kerusakan hepatosid terjadi akibat lisis heposit melalui mekanisme
imunologis infeksi khonik terjadi jika terdapat gangguan respon imonologis
terhadap infeksi virus. Selama infeksi virus akut terjadi infiltrasi sel-sel
radang antara lain (Lymfosit T yaitu sel NK ( Non Sepesifik Killer ) dan
selsitoksik Cytotoxic T Lymphoctes ). Antigen virus terutama HBc Ag dan
HBc Agyang diekpresikan pada permukaan hepatosid bersama-sama
dengan glikoprotein HLA Class I ( Human Leveoccyte Antigen ),
Mengakibatkan heposit yang terinfeksi menjadi target untuk lisis oleh
limfosit T > Walaupun ekpresi HLA oleh hipayosid normal cukup memadai,
ekpresi ini akan semakin diperkuat oleh peningkatan aktifitas interveron
endogen yang diprodoksi selama fase awal infeksi virus.
Interveron juga akan mengakibatkan enzim seluler termasuk 2-3
Oligoadenilat Sintese, endonuklease dan proteinkinase. Enzim-enzim
tersebut akan menghambat sintesis protein virus dengan cara degradsi
MRNA atau menghambat proses translasi. Perubahan-perubahan akibat
interveron akan menimbulkan status anti viral pada hepatosit yang tidak
terinfeksi dan mencegah reinfeksi selama proses lisis hepatosit yang
terinfeksi.
Hepatitis virus yang berlanjut menjadi kronik menunjukkan respon
imunologis seluler terhadap infeksi virus tidak baik. Jika respon imunologis
buruk, lisis hepatosit yang terinfeksi tidak akan terjadi, atau berlangsung
ringan saja. Virus terus berproliferasi sedangkan faal hati tetap normal.
Kasus demikian disebut pengidap sehat. Disini ditemukan kadar HBs AG
serum tinggi dan hati mengandung sejumlah besar Hbs AG tanpa adanya
nekrosis
hepatosid.
Perjalanan
alamiah
infeksi HCV dimulai sejak
virus hepatitis C masuk ke
dalam darah dan terus
beredar
dalam
darah
menuju hati,
menembus dinding sel dan
masuk ke dalam sel, lalu
berkembang
biak.
Hati
menjadi meradang dan sel
hati mengalami kerusakan
dan terjadi gangguan fungsi
hati dan mulailah
perjalanan
infeksi
virus
hepatitis C yang panjang.
Ada
2
mekanisme
bagaimana
badan
menyerang
virus.
Mekanisme pertama melalui pembentukan antibodi yang menghancurkan virus dengan
menempel pada protein bagian luar virus. Antibodi ini sangat efektif untuk hepatitis A
dan B. tetapi sebaliknya antibodi yang diproduksi imun tubuh terhadap HCV tidak
bekerja sama sekali (sulaiman HA, Julitasari, 2004, hal 15)
Sekitar 15 % pasien yang terinfeksi virus hepatitis C dapat menghilangkan virus
tersebut dari tubuhnya secara spontan sayangnya, mayoritas penderita penyakit ini
menjadi kronis. Dienstag telah meneliti 189 kasus hepatitis NANB ternyata dari jumlah
tersebut 34% penderita hepatitis kronik pensisten atau hepatitis kronik lobuler, 40%
hepatitis kronik aktif dan 18% penderita hepatitis kronik pensisten atau hepatitis kronik
lobuler, 40% hepatitis kronik aktif dan 18% penderita sirosis hati (Dienstag, 1993, p
85)
HBeAg (antigen VHB), yaitu antigen e VHB yang berada di dalam darah.
HbeAg bernilai positif menunjukkan virus VHB sedang aktif bereplikasi
atau membelah/memperbayak diri. Dalam keadaan ini infeksi terus
berlanjut. Apabila hasil positif dialami hingga 10 minggu maka akan
berlanjut menjadi hepatatitis B kronis. Individu yang memiliki HbeAg
positif dalam keadaan infeksius atau dapat menularkan penyakitnya baik
kepada orang lain maupun janinnya.
HBcAg (antigen core VHB) merupakan antigen core (inti) VHB, yaitu
protein yang dibuat di dalam inti sel hati yang terinfeksi VHB. HbcAg
positif menunjukkan keberadaan protein dari inti VHB.
b. Hepatitis C
Gejala Hepatitis C biasanya lebih ringan dibandingkan dengan Hepatitis
A atau B. Setelah terserang Hepatitis A pada umumnya penderita sembuh
secara sempurna, tidak ada yang menjadi kronik. Hepatitis B juga sebagian
besar akan sembuh dengan baik dan hanya sekitar 5-10 persen yang akan
menjadi kronik.Bila hepatitis B menjadi kronik maka sebagian penderita
hepatitis B kronik ini akan menjadi sirosis hati dan kanker hati. Pada Hepatitis