Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Edwina Narulita Sari Agustin J.
NIM: 115070200111005
HALAMAN PENGESAHAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
MEMBUAT KERAJINAN TANGAN BROS BUNGA KAIN FLANEL
Diajukan untuk Memenuhi Kompetensi Praktek Profesi Departemen CMHN
Oleh:
Edwina Narulita Sari Agustin J.
115070200111005
Tanggal :
Agustus 2015
Perseptor Klinik
Perseptor Akademik
NIP. 196608181990032010
NIP. 198009142005022001
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan perilaku dan koping
individu yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Johsons,
1997 dalam Videback, 2008). Isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri
dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang
negatif atau keadaan yang mengancam (NANDA, 2005). Klien yang mengalami
isolasi sosial akan cenderung muncul perilaku menghindar saat berinteraksi
dengan orang lain dan lebih suka menyendiri terhadap lingkungan agar
pengalaman yang tidak menyenangkan dalam berhubungan dengan orang lain
tidak terulang kembali (Keliat, 1999).
Individu dengan isolasi sosial menunjukkan perilaku menarik diri, tidak
komunikatif, mencoba menyendiri, lebih suka dengan pikiran dan dirinya sendiri,
tidak ada kontak mata, sedih, afek tumpul, perilaku bermusuhan, menyatakan
perasaan sepi atau ditolak, kesulitan membina hubungan sosial di lingkungannnya,
menghindari orang lain dan mengungkapkan perasaaan tidak dimengerti orang lain
(NANDA, 2007).
Menurut Carpenito (2006) penyebab dari isolasi sosial adalah harga diri
rendah yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan yang ditandai dengan perasaan malu terhadap
diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri
kurang dan juga dapat mencederai diri.
Salah satu terapi aktivitas yang dapat diberikan pada pasien gangguan jiwa
dengan isolasi sosial adalah terapi aktivitas kelompok dengan membuat kerajinan
tangan membuat bros bunga dari kain flannel.
2.1
3.1
2.
3.
4.1
2.
Sebagai
terapi
mengoptimalkan
modalitas
strategi
yang
pelaksanaan
dapat
dalam
dipilih
untuk
implementasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi
tidak mampu membuat kontak (Carpenito, 2006).
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Individu mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Stuart & Sundeen,
2006).
2.2.
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Menyendiri
Merasa sendiri
Manipulasi
Otonomi
Menarik diri
Impulsif
Bekerjasama
Tergantung
Saling tergantung
Gambar 1. Rentang respon sosial
Narcissisme
Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan dengan cara yang
dapat diterima oleh norma-norma masyarakat. Menurut Sujono & Teguh (2009)
respon adaptif meliputi:
a. Solitude atau menyendiri
Respon yang dilakukan individu untuk merenungkan apa yang
telah terjadi atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam
menentukan rencana-rencana.
b. Autonomy atau otonomi
Kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, perasaan dalam hubungan sosial. Individu mampu menetapkan
untuk interdependen dan pengaturan diri.
c. Mutuality atau kebersamaan
Kemampuan individu untuk saling pengertian, saling memberi, dan
menerima dalam hubungan interpersonal.
d. Interdependen atau saling ketergantungan
Suatu hubungan saling ketergantungan saling tergantung antar individu
dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah
dengan cara-cara yang bertentangan dengan norma-norma agama dan masyarakat.
Menurut Sujono & Teguh (2009) respon maladaptif tersebut adalah:
a. Manipulasi
Gangguan sosial dimana individu memperlakukan orang lain
sebagai obyek, hubungan terpusat pada masalah mengendalikan orang
lain dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri. Tingkah laku
mengontrol digunakan sebagai pertahanan terhadap kegagalan atau
frustasi dan dapat menjadi alat untuk berkuasa pada orang lain.
b. Impulsif
Respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subyek yang
tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan,
tidak mampu untuk belajar dari pengalaman dan miskin penilaian.
c. Narkisisme
Respon sosial ditandai dengan individu memiliki tingkah laku
egosentris, harga diri yang rapuh, terus menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan mudah marah jika tidak mendapat dukungan dari orang
lain.
Sedangkan gangguan hubungan sosial yang sering terjadi pada
rentang respon maladaptif (Stuart & Sundeen, 2006), yaitu :
a.
b.
Tergantung (dependen) ;
d.
2.3.
Faktor Predisposisi
a. Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif. Terjadinya
penyakit jiwa pada individu juga dipengaruhi juga oleh keluarganya
dibanding dengan individu yang tidak mempunyai penyakit terkait
(Fontaine, 2003).
b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis
kepribadian,
meliputi
pengalaman
intelektualitas,
masa
lalu,
konsep
keterampilan
diri,
verbal,
motivasi,
kelamin,
dan
pendidikan,
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus yang bersifat menantang dan mengancam
individu serta menimbulkan kondisi tegang dan stress sehingga memerlukan energy
yang besar untuk menghadapinya (Cohen, 2000, dalam Stuart dan Laraia, 2005).
Menurut Townsend (2009) peristiwa dalam kehidupan yang penuh dengan tekanan
dan stressor menjadi pencetus serangan atau munculnya gejala skizofrenia dan
meningkatkan angka kambuh.
a. Stressor biologis
Stressor biologis yang berkaitan dengan isolasi sosial meliputi adanya
kelainan
struktur
Neuroendokrin,
vasopressin,
norepinefrin
otak,
penyakit
infeksi
hormone pertumbuhan,
hormone
dan
tiroid
beberapa
insulin,
dan
penyakit
prolactin, ACTH,
insulin
neurotransmitter
LH/FSH.,
oksitosin,
lain
di
kronis.
epinefrin,
otak.
Dapat
dengan
atau
kegagalan
orang
lain
untuk memenuhi
kebutuhan
2.5.
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan terapi klien skizofrenia dengan masalah keperawatan
isolasi sosial perlu ditatalaksana secara integrasi baik dari aspek psikofarmakologis
(tetapi somatik) dan aspek psikologis. Penatalaksanaan yang diberikan secara
komprehensif pada klien dengan skizofrenia dengan masalah isolasi sosial
tujuannya.
Kelompok
berfungsi
sebagai
tempat
berbagai
pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan laboratorium tempat untuk
mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang baik, serta
sensori
klien.
TAK
orientasi
realita
melatih
klien
BAB 3
PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
2. Tugas Fasilitator
-
3. Tugas Klien
-
2. Klien tidak boleh berbicara bila belum diberi kesempatan; perserta tidak
boleh memotong pembicaraan orang lain
3. Klien dilarang meninggalkan ruangan bila acara belum selesai dilaksanakan
4. Klien yang tidak mematuhi peraturan akan diberi sanksi yaitu peringatan
lisan
Tahapan Sesi :
Sesi 1: memperkenalkan diri
Sesi 2 : membuat kerajinan tangan bros bunga dari kain flannel.
A.
Tujuan
Sesi 1: klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama
E. MAP
K
K
K
L
C
Keterangan :
L : Leader
C : Co Leader
K : Klien
F.
Alat
Lem UHU
Gunting
Kain flannel warna-warni
Kertas pola
Prin bros
G. Metode
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
H. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membuat kerajian tangan bros
bunga kain flanel
2) Menjelaskan aturan main berikut:
- Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
-
TAK.
Peserta berpakain rapi, bersih, dan sudah mandi.
Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan
oleh pemimpin.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Aspek yg dinilai
Nama klien
b. Kemampuan nonverbval
No.
1
2
Aspek yg dinilai
Kontak mata
Duduk tegak
Nama klien
sesuai
Mengikuti
kegiatan
dari
awal
sampai akhir
Jumlah
c. Kemampuan membuat kerajinan tangan bros bunga dari kain flannel
No.
Aspek yg dinilai
Nama klien
belakang bunga
Jumlah
Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (+) jika
ditemukan pada klien atau (-) jika tidak ditemukan.
Dokumentasikan kemampuan yang dinilai klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
Rejosari, 26 Agustus 2015
Mengetahui,
Perseptor Klinik
Perseptor Akademik
NIP. 196608181990032010
NIP. 198009142005022001
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. 2006. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Fontaine, K.L. 2003. Mental Health Nursing. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education,
Inc.
Goleman. 2009. http://www.psikologymania.com.id
Keliat, B.A., Akemat. 2005. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC
Keliat, B.A., Akemat. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
NANDA. 2005. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2005-2006.
Philadelphia: NANDA International.
NANDA. 2009. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2007-2008.
Philadelphia: NANDA International.
Perry, Pottrer. 2005. Fundamentals of Nursing: Concept, Process, and Practice.
Jakarta: EGC.
Stuart G.W., Laraia, M.T. 2006. Principles and Practices pf Psychiatric Nursing, 8th
ed. Missouri: Mosby, Inc.
Townsend, M.C. 2009. Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care in
Evidence-Based Practice. 6th ed. Philadelphia: F.A. Davis Company
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Pukul
: 15.00-14.00
Tempat
Pengisi Acara
Jumlah Peserta
: 3 orang
Kronologis Acara
Kegiatan TAK dimulai pada jam 15.00 di rumah ibu Rutik. Kegiatan diikuti oleh
Ny.Rutik dan nenek klien. Kegiatan TAK di Ny.Rutik adalah membuat kerajinan
tangan bros bunga kain flannel. Kegiatan dimulai dengan menyiapkan alat dan
bahan. Membuat pola lingkaran lalu pola lingkaran dibentuk menjadi bunga dan
ditempeli peniti untuk bros.
Rejosari,29 Agustus 2015
Pelaksana
Waktu
Lokasi
NO.
NAMA PESERTA
TANDA TANGAN