Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
www.itjen.kemenkeu.go.id
HUJAN DANA
DI NEGERI DESA
LAPORAN UTAMA
LIPUTAN KHUSUS
RAGAM PENGAWASAN
Menyapa
Sahabat di
Perbatasan
Antara Sepakbola
Gajah dan Lelang
Pengadaan Barang
dan Jasa
Public
Procurement
Audit
Mereka yang
Gagah di Tapal
Batas
AUDITORIA
APRIL - JUNI 2015 VOL. VII NO. 42
AUDITAMA
ALEXANDER ON LEADERSHIP
48 Sumber Kekuatan
Pemimpin
RESONANSI
18 Public Procurement
53 Kemungkinan
Audit
SPEAK OUT
59 Samapta
16 peserta dari Sarjana penerimaan tahun
2015 telah kembali dari Samapta, Nah,
bagaimana tanggapan mereka tentang
kegiatan sampta? Apa saja yang telah
mereka dapatkan?
LIPUTAN KHUSUS
20 Menyapa Sahabat di
ITJEN goes to campus, STAN Bintaro
Perbatasan
JALAN - JALAN
Korea
Seorang traveler bertandang ke Seoul,
Korea Selatan. Keseruan apa saja yang
didapat di Kota dengan icon K-Pop ini?
SUDUT KANTOR
69 Tangga Kantor
RAGAM PENGAWASAN
38 Antara Sepakbola
HOBBITOR
70 Hobi Motor
RESENSI
78 Mission Imposible 5
foto jimmy lapotulo
11
02 | auditoria 2015
03
PUBLISHER
Auditorial
ISSN: 1411-9455
www.itjen.kemenkeu.go.id
HUJAN DANA
DI NEGERI DESA
Penanggung Jawab
C.M. Susetya
Pimpinan Redaksi
Etti Dyah Widyati
M. Hisyam Haikal
Penyunting/Editor
Dedhi Suharto
Tito Juwono Pradekso
M.C. Kinanti Raras Ayu
Desain Gras/Fotografer
Putu Chandra Anggiantara
Guindra Pramudi Nugraha
Zakky Yoga Adhi P.
Teuku Raja Irfan
Redaktur Pelaksana
Dianita Wahyuningtyas
Rahmawati Setyaningsih
Putra Kusumo Bekti
Arfan Sahrul Ramadhan
Dwinanda Ardhi
COVER
Fotogra oleh Wenes Furqon
Perkataan "desa" berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu
"deca" yang berarti tempat, daerah, atau lapangan.
Kemudian pengertian itu berkembang lagi menjadi
tanah air, tanah asal atau tanah kelahiran. Istilah "desa"
tidak dipakai di seluruh daerah di Indonesia. Masingmasing daerah menggunakan istilah sendiri, sesuai
dengan bahasa daerahnya. Sebagai contoh, orang
Sumatera Selatan menamakan desa mereka dengan
istilah "dusun" atau daerah gabungannya disebut
"pendopo" atau "marga". Desa di Sumatera Barat
disebut dengan istilah "nagari" dan daerah
gabungannya disebut dengan istilah "luhak". Di
Sumatera Timur (Melayu) disebut "kampung", di Aceh
disebut dengan istilah "gampong" atau "meunasah". Di
Minahasa disebut "wauna", dan di Maluku disebut
"negeri" atau "dati".
Sekretariat
Nur Imroatun
Eli Susiani Br. Ginting
Zahro Fathoni
Novia Ramadhan
ISSN
1411-9455
KANTOR
Jl. Dr. Wahidin No. 1,
Gedung Juanda II Lantai IV-XIII, Jakarta 10710
T: 021 3865430 F: 0213440907
E: majalah.auditoria@gmail.com
Redaksi menerima tulisan atau artikel yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi
tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi. Artikel atau tulisan yang dimuat akan diberikan honor sesuai
Standar Biaya Umum (SBU).
AUDITORIA KITA...
04 | auditoria 2014
05
Auditama
Auditama
Surat kecil dari desaku, sahabat lama
yang tinggal di Desa,
Rupanya sangatlah rindu padaku, sewindu
tiada bertemu,
Dan suratnya menggugah hati, desaku
yang anggun giat membangun,
Katanya bilakah pulang ke Desa, tak
jumpa yang bermalasan Dan suratnya
menggugah hati, desaku yang anggun giat
membangun,
Katanya bilakah pulang ke Desa, tak
jumpa yang bermalasan
07
Auditama
Auditama
Beberapa 'Aturan Main' dalam Pendanaan
Desa
Pasca
diterbitkannya Paket
Undang-Undang Keuangan
Negara (UU Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara), pemerintah memandang
perlu untuk mengatur kembali rumusan tata
kelola pemerintahan desa melalui Undang
Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
08 | auditoria 2015
09
Auditama
yang bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa
yang ditransfer melalui anggaran pendapatan
dan belanja daerah kabupaten/kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat. Sedangkan
Alokasi Dana Desa (ADD) didenisikan sebagai
dana perimbangan yang diterima
kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK).
c.
10 | auditoria 2015
Auditama
peraturan bupati/walikota dengan
mempertimbangkan kebutuhan penghasilan
tetap kepala Desa dan perangkat Desa; dan
jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan
Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat
kesulitan geogras Desa.
f. Pengalokasian bagian dari hasil pajak dan
retribusi daerah ditetapkan melalui
peraturan bupati/walikota, dan dilakukan
berdasarkan ketentuan:
60% dibagi secara merata kepada seluruh
Desa; dan
40% dibagi secara proporsional realisasi
penerimaan hasil pajak dan retribusi dari
Desa masing-masing.
g. Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB
Desa digunakan dengan ketentuan:
paling sedikit 70% dari jumlah anggaran
belanja Desa digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa; dan
paling banyak 30% dari jumlah anggaran
belanja Desa digunakan untuk penghasilan
tetap dan tunjangan kepala Desa dan
perangkat Desa, operasional Pemerintah
Desa, tunjangan dan operasional Badan
Permusyawaratan Desa, dan insentif rukun
tetangga dan rukun warga.
h. Penyaluran Dana Desa setiap tahun
dilakukan pemerintah kepada
11
Auditama
Nawacita' yang antara lain menyebutkan bahwa
pembangunan Indonesia akan dimulai dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
melalui desentralisasi asimetris, defragmentasi
dan sinergi tata kelola pemerintahan, dan
reformasi pelayanan publik. Presiden juga
berjanji akan mengawal implementasi UU Desa
secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan
dengan fasilitasi, supervisi, dan pendampingan.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut,
pemerintah telah menggariskan strategi
pencapaiannya dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 2 Tahun 2015. Berdasarkan
RPJMN dimaksud, sasaran pembangunan
perdesaan adalah menurunnya jumlah desa
tertinggal sampai 5.000 desa atau meningkatnya
desa mandiri sedikitnya 2.000 desa. Dalam
rangka mencapai sasaran tersebut, pemerintah
(c.q. Menteri Keuangan setelah berkoordinasi
dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perencanaan
pembangunan nasional, serta menteri
teknis/pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian terkait) sesuai amanat PP
Nomor 22 Tahun 2015 menyusun suatu roadmap
kebijakan yang akan memandu gerak langkah
untuk merealisasikan RPJMN, khususnya
terkait dengan pemenuhan dan pengelolaan
anggaran Dana Desa periode 2015-2019.
Gambaran Roadmap Dana Desa dimaksud
secara ringkas termuat dalam Tabel 1.
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa janji presiden
untuk mengucurkan Dana Desa sebesar Rp1-1,4
miliar per desa diproyeksikan baru dapat
terealisasi pada TA 2017-2019.
12 | auditoria 2015
Auditama
Rencana tersebut tentunya dengan kualikasi
ceteris paribus pada jumlah desa (tanpa adanya
pemekaran dan/atau penghapusan desa selama
periode 2015-2019) dan stabilitas asumsi makro
perekonomian. Di samping itu, ada suatu
'gentleman's agreement' dari pemerintah bahwa
pemenuhan dan pengalokasian anggaran Dana
Desa dalam APBN pada prinsipnya dilakukan
by-formula secara bertahap (yaitu: TA 2015
paling sedikit 3%, TA 2016 paling sedikit 6%,
serta TA 2017 dan seterusnya paling sedikit 10%,
yang dihitung dari dan di luar Anggaran
Transfer ke Daerah), namun tetap dengan
memperhatikan 'Kemampuan Keuangan
Negara'. Adapun gambaran mengenai peta
sebaran desa yang akan memperoleh kucuran
Dana Desa dimaksud adalah sebagaimana
terlihat pada Gambar 1.
Starting point implementasi Dana Desa dimulai
dengan pengalokasiannya dalam APBN TA 2015
sebesar Rp9.066,2 miliar. Namun dengan
memperhatikan kebutuhan dan realisasi
penerimaan dan pengeluaran pemerintah desa
seluruh Indonesia TA 2013 yang mencapai
hampir Rp20 triliun pada TA 2013 (sesuai data
dari Badan Pusat Statistik), maka pemerintah
bersama parlemen menyepakati perubahan
dalam pengalokasian Dana Desa yang berasal
dari APBN-P TA 2015 menjadi sebesar
Rp20.776,2 miliar.
Yang perlu digarisbawahi adalah pengalokasian
Dana Desa dari APBN pada dasarnya bukan
merupakan alokasi belanja baru, namun
merupakan realokasi belanja pemerintah pada
K/L dengan mengefekti an program berbasis
desa secara merata dan berkeadilan. Yang
dimaksud dengan program berbasis desa
adalah program dalam rangka melaksanakan
kewenangan desa berdasarkan hak asal usul
(antara lain sistem organisasi masyarakat adat,
pembinaan kelembagaan masyarakat,
pembinaan lembaga dan hukum adat,
pengelolaan tanah kas Desa, pengembangan
peran masyarakat Desa), dan kewenangan lokal
berskala desa (antara lain pengelolaan tambatan
perahu, pasar Desa, tempat pemandian umum,
jaringan irigasi, lingkungan permukiman
masyarakat Desa, perpustakaan Desa dan taman
bacaan, embung Desa; pembinaan kesehatan
masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan
Tabel 1
Gambar 1
13
Auditama
Auditama
pranata kearifan lokal yang penuh
kebersahajaan dan business as usual.
14 | auditoria 2015
15
Auditama
Auditama
Aspek Pengawasan
Pengalokasian Dana Desa dan/atau ADD
tidak terlepas dari proses politik
penganggaran oleh pemerintah dan
parlemen. Dalam situasi akan dilangsungkannya
pilkada dan/atau pilkades secara serentak, risiko
pemanfaatan Dana Desa/ADD tidak tepat
sasaran menjadi semakin tinggi. Di samping itu,
pesona desa sebagai objek propaganda/
kampanye, memberikan posisi tawar tersendiri
dalam proses penganggaran, sehingga
pengalokasian Dana Desa/ADD yang
seyogyanya dilakukan by-formula, sedikit
banyaknya dapat terkontaminasi dengan
kepentingan dari pihak-pihak tertentu.
16 | auditoria 2015
17
Auditama
Auditama
18 | auditoria 2015
19
Auditama
20 | auditoria 2015
21
Auditama
pengawasan dengan mempertimbangkan
opsi untuk membentuk suatu unit kerja
pengawasan yang khusus mengawasi
pelaksanaan PBJ secara utuh dan terpadu.
2. Pendekatan Probity Audit Untuk
Pengadaan Strategis
Probity diartikan sebagai integritas (integrity),
kebenaran (uprightness), dan kejujuran
(honesty). Probity audit dapat diartikan
sebagai kegiatan penilaian (independen)
untuk memastikan bahwa proses PBJ telah
dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan
prinsip penegakan integritas, kebenaran,
dan kejujuran, dan memenuhi ketentuan
perundangan yang berlaku yang bertujuan
meningkatkan akuntabilitas penggunaan
dana sektor publik, (Perka BPKP Nomor
Per-362/K/D4/2012).
Dengan dilaksanakannya probity audit, peran
dan fungsi APIP akan lebih dominan dalam
upaya pencegahan berupa tindakan Prevent,
Deter dan Detect sebagai Early Warning
System atas proses PBJ, sehingga potensi
terjadinya kerugian negara dapat dimitigasi
sedini mungkin.
3. Sinergi Tim Audit dengan Tim Reviu
RKA-K/L dan Tim Reviu RK-BMN
Seperti slogan If you fail to plan, It means
you plan to fail sangatlah penting untuk
membuat perencanaan yang baik apabila
kita mengharapkan sebuah pengadaan
bermanfaat sesuai kebutuhan. Tahap
perencanaan pengadaan barang/jasa
sejatinya telah dimulai sejak tahap
perencanaan kebutuhan BMN dan
perencanaan anggaran agar perencanaan
menjadi baik dan tidak mengulangi
kesalahan pada masa-masa sebelumnya,
serta dalam upaya perbaikan sistem yang
berkelanjutan (continuous improvement),
perlu ada masukan informasi kepada Tim
Reviu RKA-K/L dan Tim Reviu RK-BMN
terutama terkait temuan-temuan hasil audit
pada tahap sebelumnya. Hal sebaliknya
juga perlu dilakukan apabila Tim Reviu
RKA-K/L maupun RK-BMN menilai ada
beberapa hal yang perlu menjadi perhatian
oleh Tim Audit dalam rangka mengawal
22 | auditoria 2015
Auditama
agar pengadaan tercapai sesuai kebutuhan
dan tujuan yang direncanakan.
4. Peningkatan Kompetensi dan Pemahaman
Auditor atas Proses Bisnis dan Risiko
Pengadaan Barang/Jasa
Acapkali laporan hasil temuan audit hanya
menjadi tumpukan buku yang memenuhi
gudang arsip tetapi tidak memberikan
kontribusi nilai tambah bagi perbaikan
terhadap proses PBJ. Hal ini salah satunya
disebabkan pemberian rekomendasi oleh
auditor tidak mempertimbangkan proses
bisnis yang ada, sehingga rekomendasi tidak
dapat ditindaklanjuti oleh auditi. Risiko lain
akan muncul apabila auditor tidak cermat
dalam mengidentikasi permasalahan dan
memberikan rekomendasi yang tidak tepat
sehingga dapat berakibat secara hukum,
baik dalam lingkup Tata Usaha Negara
(TUN), perdata dan bahkan pidana.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut di
atas, maka perlu didorong adanya penguatan
kompetensi dan pemahaman auditor atas
proses bisnis PBJ secara berkelanjutan
melalui diklat, diskusi antar auditor,
kerjasama dengan organisasi/ asosiasi
profesional dan forum sharing knowledge yang
banyak tersedia di media sosial, mengingat
perkembangan sistem PBJ yang sangat
dinamis.
Penulis: Irma
Auditor Pertama Inspektorat V
Foto: Irma
23
Auditama
Auditama
24 | auditoria 2015
Masukan penyempurnaan
dan peningkatan layanan
helpdesk PBJ Inspektorat
Jenderal
Kegiatan sosialisasi
helpdesk diharapkan
perlu diadakan secara
rutin dan berkala,
mengingat
pegawai/pejabat yang
terkait PBJ pada satker
sering mengalami
pergantian dan mutasi.
Perlu diadakan semacam
''bedah kasus'' sebagai
pembelajaran bagi
semua pihak terkait agar
tidak mengulang
kesalahan yang sama.
Harapan stakeholders
tersebut tentunya akan
menjadi tantangan
tersendiri bagi Inspektorat V
untuk terus meningkatkan
kinerja pelayanan dan
tingkat kepuasan layanan
yang optimal kepada
stakeholders terkait proses
PBJ di lingkungan
Kementerian Keuangan.
Pada masa yang akan
datang, kegiatan sosialisasi
ini direncanakan akan
dilaksanakan secara
berkelanjutan dan rutin
setiap tahunnya dalam
rangka mengenalkan lebih
jauh mengenai fungsi
konsultasi PBJ pada
Inspektorat Jenderal kepada
seluruh satker.
25
liputankhusus
liputankhusus
Menyapa
Sahabat
di Perbatasan
Para penumpang pesawat udara dengan
nomor penerbangan GA 514 tujuan
Pontianak dipersilakan segera naik ke
pesawat udara melalui pintu. .
Penulis: Hisyam Haikal
Auditor Muda Inspektorat II
Foto: Hisyam Haikal, Putra Bekti
26 | auditoria 2015
27
liputankhusus
28 | auditoria 2015
liputankhusus
dan pengalaman sopir saja yang bisa
diandalkan, selebihnya tentu berdoa untuk
keselamatan.
Sesekali tentu saja ada pemandangan berbeda.
Rumah-rumah penduduk yang kebanyakan
sederhana dan dibangun bagai panggung tak
menyentuh tanah. Beberapa rumah nampak
berkelompok, kemudian diakhiri dengan hutan
dan perkebunan sawit. Sekolah-sekolah milik
pemerintah beberapa kali bisa dijumpai.
Hampir 6 jam berlalu, guncangan mulai tak
terasa. Kondisi jalan mendekati Entikong sudah
lumayan bagus. Lumayan bagus dalam arti sisasisa aspal masih lebih dominan ketimbang batu
dan tanah. Memasuki Balai Karangan, jalan
yang dilalui relatif mulus, meski tidak terlalu
lebar. Balai Karangan adalah kota terakhir yang
mesti dilalui sebelum kami sampai di Entikong.
Kelak nanti setelah sampai di Entikong, saat
kesepian adalah perasaan sehari-hari, kami akan
sangat merindukan Balai Karangan. Sebuah kota
kecil dengan beragam etnis, beberapa rumah
makan yang lumayan mengundang selera, para
penjual makan kecil di sisi jalan dan beberapa
bank dan ATM tentu saja.
Geliat kehidupan yang menyimpan masalah, kelak setelah beberapa kilometer kami hirup udara
Entikong. Serawak membentang di depan mata Kantor Bea Cukai!!!!, Sang sopir berteriak. Di
sinilah kami turun, di depan satu-satunya kantor Kementerian Keuangan yang ada di sini.
Menyapa sahabat, di perbatasan. (cwl, Juni 2015)
29
liputankhusus
KEPADA
MEREKA
YANG
BERDIRI
TEGAR DI
TAPAL
BATAS,
KEHOR
MATAN
ITU
PANTAS
DISAN
DANGKAN
Penulis: Hisyam Haikal
Auditor Muda Inspektorat II
Foto: Hisyam Haikal, Abgo HM.
31
liputankhusus
Maka ketika kami datang menyapa sahabat di
Entikong, situasinya sudah jauh berbeda
dengan era sebelumnya yang lebih pas bila
disebut Zaman Jahiliyah. Para pejabat dan
pegawai yang baru menggantikan generasi
lama. Generasi muda Kemenkeu mendominasi
formasi SDM di KPPBC Entikong. Generasi
yang relatif bersih dari masa lalu, sekaligus
bebas dari beban dosa zaman jahiliyah.
Perubahan menuju perbaikan dilakukan
meliputi hampir semua aspek, tak hanya
menyangkut SDM. Kebijakan baru yang lebih
reformis dan penegakan peraturan-pun secara
bertahap mulai dilakukan. Perubahan yang tak
mudah tentu saja, tapi tetap harus dilakukan.
KPPBC Entikong dengan dukungan Kanwil
DJBC Kalbar dan Kantor Pusat DJBC terus
berupaya membenahi sistem, prosedur
pelayanan, dan pengawasan yang menjadi
bidang tugasnya.
32 | auditoria 2015
liputankhusus
orang faham itu. Tapi ini Entikong Bung! Lain
cerita. Keesokan harinya, seorang pegawai kita,
Kasubsi Hanggar, dikeroyok, dipukuli di ruang
Kepala Seksi. Pegawai kita dikeroyok, dipukuli
karena menegakkan peraturan, karena
menjalankan tugas sebagai abdi negara sesuai
dengan sumpah yang diucapkannya. Apa yang
dilakukanpun tak lepas dari tugas DJBC dalam
melindungi masyarakat. Tak heran, kalau salah
seorang pegawai berujar, Negara tak hadir di
Entikong, saat kami dipukuli.... Miris..
Selasa, 6 Januari 2015, saat siang sedang terikteriknya, puluhan orang meneror Pos Bea Cukai
di perbatasan dengan membawa pemotong besi.
Mereka memaksa petugas BC mengeluarkan
barang yang sehari sebelumnya ditegah dan
diamankan. Sambil berorasi, mereka berusaha
meloloskan sebuah mobil dari pemeriksaan
petugas BC. Terjadi kericuhan karena petugas
BC berusaha menghalangi. Mereka memotong
gembok dan rantai pagar, lalu memaksa masuk
dan membuka paksa portal yang terkunci.
Tak sampai di situ, massa yang semakin banyak
kemudian bergerak menuju Kantor Bea Cukai
yang terletak tak jauh dari pos perbatasan. Di
KPPBC, massa semakin beringas dan memaksa
masuk dengan memotong gembok pagar serta
membuka gerbang kantor. Kemudian massa
masuk ke halaman kantor dan berorasi. Orang
yang membawa pemotong besi bergerak menuju
gudang penyimpanan barang hasil penindakan
(BHP) dan berusaha masuk ke dalam gudang
dengan cara memotong gembok teralis dan
rantai pintu gudang. Namun dihalangi oleh
petugas BC dan aparat penegak hukum (Polisi)
dibantu TNI. Siang itu, massa massa yang
membawa senjata tajam berupa mandau, linggis
dan pipa besi, merusak beberapa motor dinas
dan mengancam petugas BC. Satu hari lagi
kelabu dalam sejarah Kemenkeu, betapa hukum
tak berdaya menghadapi kekerasan. Sekali lagi,
kawan-kawan kita ragu, Hadirkah negara di
sini? Saat kami menegakkan aturan negara,
diteror tanpa perlindungan atas jiwa dan raga
kami..
Jumat, 27 Maret 2015, sehari setelah aparat Bea
Cukai menahan minuman beralkohol yang coba
dimasukkan dari Malaysia, peristiwa itu
terulang kembali. Beberapa orang pegawai BC
ENTIKONG
33
liputankhusus
Entikong adalah sebuah cerita panjang tentang
pengabaian. Puluhan tahun ia dianggap hanya
sebagai halaman belakang republik tercinta
ini. Seperti halaman belakang rumah, ia jarang
dianggap penting. Bila perlu ia harus
disembunyikan, agar orang tak perlu
melihatnya. Halaman depan, ruang tamu,
adalah tempat favorit yang harus dipercantik
terlebih dahulu. Jadilah Entikong terabaikan.
Bayangkan, bila kita susuri jalan raya satusatunya- yang ada di kota kecamatan itu,
hampir semua barang kebutuhan sehari
bertajuk negeri jiran. Semua warung, kedai dan
toko tak ragu memamerkan tabung gas
Petronas, sia-sia mata ini mencari tabung biru 12
kg atau tabung melon kebanggaan tukang mie
ayam di Jakarta. Beras, kebutuhan mutlak
mulut-mulut manusia Indonesia, pun
didatangkan dari seberang. Tak terlihat bareh
solok yang ambooi nikmatnya, atau beras
Cianjur yang pulennya alaamaak.
Bukan salah mereka bila harus bergantung
hidup kepada orang lain. Bukan salah mereka
pula bila setiap hari dari ujung rambut hingga
ujung kaki- semua kebutuhan dipenuhi dari
Malaysia. Bukan, bukan salah mereka. Bukan
salah mereka juga bila nasionalisme mereka
tergerus sedikit-sedikit, generasi demi generasi.
Bahkan untuk berobatpun mereka memilih
menyeberang, karena di sana lebih hospital
ketimbang Puskesmas. Lebih murah, lebih
lengkap dan tentu saja lebih meyakinkan.
Sulitnya transportasi dari Ibukota Provinsi ke
sini sudah kita ekspos habis-habisan di artikel
sebelumnya. Dengan kondisi jalan yang luar
biasa seperti itu, hampir mustahil ada
pengusaha yang mampu mengalahkan
murahnya produk tetangga. Dalam kondisi
semacam ini, hukum ekonomi yang berbicara.
Harga murah, barang berkualitas tentu tak
terhingga pangsa pasarnya. Celakanya, kondisi
semacam ini dimanfaatkan dengan sempurna
oleh para pengusaha yang semata hanya
mencari keuntungan, tanpa peduli segala
macam aturan lalu lintas barang melalui
perbatasan.
Mereka berusaha memasukkan barang lewat
berbagai jalur. Mulai dari yang legal melalui
34 | auditoria 2015
liputankhusus
pintu perbatasan, menerobos pagar perbatasan,
hingga melalui hutan-hutan sepanjang garis
perbatasan. Hasil pemantauan Auditoria
menunjukkan, betapa panjangnya garis yang
membatasi wilayah kita dengan negeri jiran.
Mustahil diawasi hanya oleh petugas Bea
Cukai, 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Maka
mengalirlah produk tetangga dengan derasnya.
Menembus batas-batas terjaga, yang terjaga
dan tak terjaga. Diperlukan kehadiran semua
pihak dalam menjaga perbatasan. TNI, Polri,
Imigrasi, Karantina dan Bea Cukai harus berdiri
bersama dalam irama yang senada. Satu saja
irama sumbang tercipta, rusak pagar sepanjang
mata.
Cobalah tengok kondisi Pos Lintas Batas (PLB),
sekilas saja, tak usah berlama-lama. Dengan
mudah kita bisa menilai, di sana indah, di sini
gundah. Di sini semrawut, di sana tertib. Di sana
rapi, di sini kumuh. Tapi mengutuki kegelapan
bukanlah watak mulia bangsa kita. Pancasila tak
mengatur sila tentang mengeluh. Kita harus
tetap memandang positif semua kekurangan ini.
35
liputankhusus
PENANDATANGANAN
KOMITMEN
PENGENDALIAN
GRATIFIKASI
Rabu (24/6), bertempat di Aula
Mezzanine Gedung Djuanda I,
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
sepakat untuk menandatangani
komitmen pengendalian gratikasi di
lingkungan Kemenkeu. Kegiatan ini
merupakan implementasi Peraturan
Menteri Keuangan (PMK)
83/PMK.01/2015 tentang Pengendalian
Gratikasi.
Penulis: Panji Pradana Putra
Pelaksana Bagian Umum &
Komunikasi Pengawasan
Foto: Panji Pradana Putra
36 | auditoria 2015
37
ragampengawasan
ragampengawasan
38 | auditoria 2015
KPA/PPK/PANITIA
PENGADAAN
PENYEDIA
BARANG/JASA
PENYEDIA
BARANG/JASA
PENYEDIA
BARANG/JASA
PENYEDIA
BARANG/JASA
KPA/PPK/PANITIA
PENGADAAN
SEPAK BOLA
GAJAH
&
LELANG
PENGADAAN
PENYEDIA
BARANG/JASA
PENYEDIA
BARANG/JASA
PENYEDIA
BARANG/JASA
PENYEDIA
BARANG/JASA
1.
2.
3.
KPA/PPK/PANITIA
PENGADAAN
PENYEDIA
BARANG/JASA
PENYEDIA
BARANG/JASA
PENYEDIA
BARANG/JASA
PENYEDIA
BARANG/JASA
39
ragampengawasan
ragampengawasan
d) Adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain
kesamaan/kesalahan pengetikan, susunan,
dan format penulisan;
e) Jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
4.
5.
40 | auditoria 2015
41
ragampengawasan
1. Faktor eksternal
a. Adanya kartel pengadaan/asosiasi yang
mengatur persaingan antarpelaku usaha
di luar;
b. Terbatasnya penyedia barang dan jasa
yang bergerak dalam bidang tertentu.
2. Faktor Internal
a. Adanya favoritism/kecenderungan dari
KPA/PPK/Panitia Pengadaan untuk
memenangkan penyedia tertentu;
b. Keinginan Panitia Pengadaan
menghindari adanya lelang ulang
(biasanya untuk pengadaan dengan
peserta lelang yang berminat
terbatas/sedikit);
c. Keraguan PPK/Panitia Pengadaan akan
kualitas penyedia barang/jasa apabila
dilakukan lelang secara terbuka;
d. Adanya kolusi, korupsi, suap, dan
nepotisme.
42 | auditoria 2015
Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia pasca lahirnya UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah memang
cukup pesat. Saat ini, istilah ekonomi syariah atau perbankan syariah
bukan lagi menjadi hal yang asing bagi kita. Apalagi, hampir setiap
bank besar yang ada di Indonesia memiliki minimal unit perbankan
syariah. Penerapan prinsip syariah dalam ekonomi Indonesia juga
memasuki sektor keuangan publik dengan terbitnya Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
43
ragampengawasan
terhadap pengelolaan Surat Berharga Syariah
Negara oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan
dan Pengelolaan Resiko (DJPPR) sebagai salah
satu unit eselon I di lingkungan Kementerian
Keuangan.
Sebelum mengulas lebih jauh tentang
kemungkinan penerapan prinsip audit syariah
di lingkungan Inspektorat Jenderal dengan
segala peluang dan tantangannya, penulis
ingin menyampaikan kembali mengenai
prinsip audit yang sudah ada dan
membandingkan dengan prinsip audit syariah
yang diungkapkan dalam tulisan Saudara
Analis Indriatun.
ragampengawasan
internal dan audit syariah, serta kondisi yang
ada dalam perkembangan keuangan syariah di
sektor publik, penulis berpendapat bahwa
Inspektorat Jenderal selaku Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) di lingkungan
Kementerian Keuangan diberikan kewenangan
untuk melakukan pengawasan terhadap
kegiatan yang dilaksanakan DJPPR melalui
kegiatan pemberian keyakinan berupa audit
kepatuhan (compliance audit) dengan
menggunakan kriteria berupa fatwa yang telah
ditetapkan DSN dalam proses penerbitan Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN).
44 | auditoria 2015
45
ragampengawasan
pemahaman aspek hukum syariah dan juga
ekonomi syariah selain kompetensi di bidang
audit untuk menjamin pelaksanaan audit
berdasarkan due professional care. Ketiga,
sosialiasi yang lebih efektif kepada masyarakat
pada umumnya dan juga APIP secara khusus
tentang inklusivitas instrumen keuangan
syariah, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
kaum muslim dan non muslim sebagai
perwujudan salah satu maqasid syariah, yaitu
mengembangkan harta manusia.
EPILOG
selamat menunaikan
ibadah puasa
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan
rr
u
h
a
s
rrr
sahu
rrr
sahu
rrr
sahu
zzz...
))
UG
..D
UG
((D
))
UG
G..D
U
((D
zzz...z
zz
zzz...z
zz
46 | auditoria 2015
zzz...z
zz
..D
UG))
G
((DU
(DU
((((
))))
UG
G..D
alexanderonleadership
alexanderonleadership
48 | auditoria 2015
Legitimate Power
49
alexanderonleadership
alexanderonleadership
kekuatan penghargaan ini dibanding pimpinan
level rendah yang memiliki keterbatasan dalam
hal alokasi sumber daya.
50 | auditoria 2015
Reward Power
Coersif Power
51
Auditama
resonansi
KEMUNGKINAN
Penulis: Nur Imroatun S.
Pelaksana Bagian Sistem Informasi Pengawasan
Foto: feelgrax, latotugaverde
53
resonansi
resonansi
bahwa segala sesuatu sesungguhnya mungkin
saja berlaku. Hal yang terdengar sangat tidak
mungkin pada awalnya ternyata selalu
mungkin untuk berlangsung. Pada akhirnya
benar adanya ungkapan impossible is
nothing. Kedua tim asal Jerman (Dormund
dan Bayern) telah membuktikan bahwa tidak
ada yang mustahil di dunia ini. Dalam setiap
pertandingan, tiap-tiap tim mengantongi
kemungkinan yang sama untuk menang dan
54 | auditoria 2015
55
konsultasipsikologi
semakin meningkat. Perasaan positif yang
mereka rasakan berdampak pada proses
penyelesaikan tugas-tugas pekerjaan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa selama
karyawan mendengarkan musik, mereka
sanggup persisten pada pekerjaan mereka
dalam waktu yang lebih lama dibandingkan
ketika mereka tidak mendengarkan musik.
Lesliuk juga menemukan bahwa karyawan
yang rutin mendengarkan musik ini mampu
mengerjakan tugas-tugas mereka dengan cara
yang lebih kretaif.
vs
Produktivita
56 | auditoria 2015
57
58 | auditoria 2015
SAMAPTA
SPEAK OUT
konsultasipsikologi
adakah
SAMAPTA
di hatimu
59
speakout
speakout
UM
PUTRI / Bag. UM
60 | auditoria 2015
DATU / Bag. OK
ANITA / Bag. PK
rat IV
MEGA / Inspekto
ktorat V
ANNISA / Inspe
rat II
ANTO / Inspekto
61
Kenapa Korea
ua spot berdekatan yang merupakan landmark Korea dan wajib hukumnya berfoto di
sini untuk membuktikan Anda sudah datang ke Korea. Kedua spot tersebut berada
dalam komplek kerajaan yang dibangun era Dinasti Joseon pada tahun 1395. Saya
salut dengan pemerintah Korea dalam mempertahankan cagar budaya mereka. Bangunan
yang pernah hancur direstorasi kembali menjadi tempat yang luar biasa indah. Seoul sebagai
ibukota negara memiliki banyak palace yang bisa kita kunjungi.
62 | auditoria 2015
63
Streetfood is a must!
64 | auditoria 2015
So...
I am sure that Korea is worth
to visit! Spring is the best time
to visit Korea because the
weather still cool and mild but
not too freeze for your nose. A
week is the minimum time you
need to explore Seoul.
65
Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Timur. Serupa tapi tak sama. Serupa
memerlukan perhatian lebih namun bentuk kebutuhan yang tak sama.
TERIMAKASIH
DARI SARMILI DAN CILINCING
66 | auditoria 2015
Perjalanan tim bakti sosial menuju lapak pemulung Sarmili. Jalanan berlubang
tak menyurutkan semangat tim untuk turun ke lapangan.
Salah satu pekerja bangunan terlihat sedang menggali saluran air yang
menjadi bagian dari renovasi sarana MCK dan pembuatan toren di lapak
pemulung Sarmili.
Tim Baksos Cilincing yang dinahkodai oleh Syarifudin, Kepala Subbagian Perbendaharaan.
vol. VII no. 42 |
67
sudutkantor
sudutkantor
Happy
Wedding
Bagian
Umum Komunikasi
Pengawasan
Inspektorat VI
Maria Ulfa / Miftah Budi
Setiawann (3 Mei 2015)
Bagian
Organisasi dan
Kinerja
Inspektorat I
1. Pradikta Lazuardi / Tina Satri
(26 Mei 2015)
2. Rony Alfredo Rumapea / Tiara
Dinar Gultom (30 Mei 2015)
3. Setiawan / Rahmania Wahyu
Savitri
Bagian
Sumber Daya
Manusia
Diyan Prasetyo / Hazah Wiwik
Soyati (16 Mei 2015)
TANGGA
DA
RU
RAT
Penulis: Yopita Karo S.
Pelaksana Bagian Umum
dan Komunikasi Pengawasan
68 | auditoria 2015
69
INTERVIEW
KHAIRIL AZMI
HOBI MOTOR
Interviu oleh: Yohana Putri
Foto: Khairil Azmi
70 | auditoria 2015
71
Tips
MEMBELI KAMERA
MIRRORLESS
72 | auditoria 2015
5.
73
74 | auditoria 2015
Guideline Warna
Ada pilihan yang lebih baik
Direkomendasikan untuk fotografer pemula
Direkomendasikan untuk fotografer mahir
75
resensi
SMART TRADER
RICH INVESTOR
Sumber artikel
www.infofotogra.com
www.smileindonesia.com
www.barrykusuma.com
www.belfot.com
www.tipsfotogra.com
foto
Arfan Sahrul R.
Nur Alan Maruf
72 | auditoria 2015
77
1
1
Cast
Sutradara
Produser
Produksi
Negara
Rilis
2
2
55
88
3
3
4
6
6
10
10
4
77
99
11
11
1313 14
14
1212
1515
16
16
1717
sebagaimana yang dikutip oleh laman
The Hollywood Reporter.
Menilik ocial trailer video lm
adaptasi serial TV ini, tampak aksi
menengangkan Tom Cruise saat
mengendarai sepeda motor
berkecepatan tinggi, lolos dari
penyanderaan, terjebak dalam ruang
gas beracun, hingga bergelantungan di
pintu pesawat terbang saat pesawat
take o. Kepada USA Today, sang
aktor sempat mengungkapkan perihal
adegan bergelantungan tersebut, "Itu
saya sepanjang waktu. Saya berdiri
tepat di atas ban ketika kami
mendarat. Itu sangat menegangkan
bagi orang lain, tapi cukup menarik
bagi saya. Saya sering duduk di
pesawat terbang, melihat keluar dan
berpikir, 'Seperti apa jadinya berada di
luar sana di atas sayap?
78 | auditoria 2015
1818
1919
20
20
21
21
2222
24
24
23
23
25
25
26
26
CROSS
DOWN
2. Abjad
5. Bandara di Kota Pahlawan
9. Kue bolong
10. Aplikasi
11. Nilai Kementerian
Keuangan
13. Band asal UK yang lahir
era 70-80'an
15. Search engine
16. Kantor
17. Bangunan bahasa inggris
18. Ayers Rock, Aussie
19. Makhluk hidup sangat
imut yang hanya bisa
dilihat dengan mikroskop
21. Salah satu album Camelia
Malik
24. Terima kasih; Mandarin
25. Hewan yang berasal dari
Amerika Selatan
26. Pakta Pertananan Atlantik
Utara
14 12 11 10 9
8
15 13
7
3
1 2 4 5 6
3. Misnem
Bagian Perencanaan dan Keuangan
Jawaban:
1. Isno Mukidin
2. Triyono
3. Herlambang
4. Rianto
5. Mardi Wahyono
6. Budi Santoso
7. Setio Heri
8. Sumarno
9. Marlisan Hakim
10. Patrick
11. Nyamat
12. Herman Matondang
13. Ismet Kamil
14. Supandi
15. Mujiono
79