Você está na página 1de 30

Irma Elsa Putri

Resika Inas Bintari


Ranita Ramadhan

INVESTASI
Investasi dalam efek berhubungan dengan

siklus penerimaan kas (penjualan efek,


penerimaan bunga dan dividen) dan siklus
pembayaran (pembelian efek)
Banyak perusahaan yang menanamkan
dananya dalam sekuritas seperti:

Sertifikat deposito
Sertifikat Bank Indonesia
Reksa dana
Saham preferen dan saham biasa
Obligasi Pemerintah (SUN) dan Obligasi
perusahaan

Eksistensi atau
Ketertejadian

Pendapatan investasi, realisasi laba dan rugi


dan laba dan rugi belum terealisasi yang
dicantumkan dalam statemen laba merupakan
transaksi atau peristiwa yang terjadi dalam
perioda audit

Catatan investasi jangka pendek dan


investasi jangka panjang
mencerminkan investasi yang ada
dalam tanggal neraca

Kelengkapan

Statemen laba telah mencerminkan seluruh


transaksi dan peristiwa yang harus masuk
dalam statemen laba

Seluruh investasi jangka pendek dan


panjang telah dicantumkan dalam akun
investasi di neraca

Hak dan Kewajiban

Valuasi dan Alokasi

Penyajian dan
Pengungkapan

Tujuan audit

Seluruh catatan investasi dimiliki oleh


entitas pelapor
Pendapatan investasi, dan laba dan rugi yang
sudah dan yang belum direalisasi telah
dilaporkan dalam jumlah yang tetap

Investasi dalam neraca sajikan dalam


neraca pada harga pasar, cost,
amortized cost, atau jumlah yang
ditetapkan berdasar metode ekuitas,
sesuai dengan klasifikasinya

Saldo investasi telah diidentifikasi


secara tepat
Pengungkapan yang cukup telah
dilakukan shubungan dengan (1)
investasi pihak terkait, (2) dasar
penilaian, (3) jaminan sbg kolateral

Perencanaan Audit
Materialitas
Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka
pendek dapat bersifat material bagi solvensi jangka
pendek suatu entitas, tetapi laba dari sekuritas
semacam itu jarang bersifat signifikan bagi hasil
operasi entitas di luar sektor jasa keuangan. Sekuritas
yang ditahan sebagai investasi jangka penjang dapat
bersifat material baik bagi neraca maupun laporan
laba rugi, tergantung entitas
Inherent Risk
Risiko inheren pada asersi siklus investasi dipengaruhi
oleh banyak faktor dan volume transaksi investasi
umumnya cukup rendah. Akan tetapi sekuritas
merupakan aktiva yang mudah untuk dicuri, dan
akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi rumit

Analytical Procedures Risk


Menurut PSA 22 (SA 329) prosedur analitis

didefinisikan sebagai evaluasi atas informasi


keuangan yang dilakukan dengan mempelajari
hubungan logis antara data keuangan dan
nonkeuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah
yang tercatat dengan ekspektasi auditor.
Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko
deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal
mendeteksi salah saji material. Prosedur analitis
dapat membandingkan saldo tahun berjalan dengan
tahun sebelumnya, atau dapat membandingkan
hasil-hasil aktual atas jumlah investasi dan laba
investasi dengan yang dianggarkan atau
dokumentasi lain dari rencana manajemen.

Control Risk
Sebelum auditordapat menetapkan nilai

resiko pengendalian kurang dari 100 persen,


auditor harus memahami pengendalian intern
yang ada, dan berdasarkan pemahaman itu,
auditor melakukan evaluasi tentang
bagaimana seharusnya fungsi pengendalian
intern tersebut, serta melakukan uji atas
efektifitas pengendalian intern tersebut

Dokumen dan catatam


Sertifikat saham
Sertifikat obligasi
Perjanjian obligasi
Pemberitahuan

dari broker
Laporan broker
Buku jurnal
Buku pembantu
investasi

Fungsi dan Kontrol


Terkait
Otorisasi transaksi investasi
Pembelian sekuritas
Penjualan sekuritas

Terima dan kirim sekuritas


Penerimaan/pengamanan/penyerahan sekuritas
Penerimaan pedapatan berkala

Pencatatan transaksi
Pencatatan pembelian, penjualan dan laba
Pencatatan market adjustment dan reklasifikasi

Penyeselesaian transaksi
Penerimaan kas
Pengeluaran kas

Penilaian dan pelaporan kinerja investasi

Pengujian Substantif
Investasi
Penentuan Risiko Deteksi
Risiko deteksi terencana merupakan ukuran risiko
bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal
mendeteksi keberadaan salah saji yang melebihi
suatu nilai salah saji yang masih dapa ditoleransi.
Jika nilai risiko deteksi terencana berkurang, maka
auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti
audit untuk mencapai nilai risiko deteksi yang
berkurang, risiko ini menentukan nilai bukti subtantif
yang direncanakan oleh auditor untuk dikumpulkan.

Kesulitan yang dialami selama menentukan risiko


deteksi:
Menentukan nilai wajar
Ketepatan klasifikasi

Perancangan Pengujian
Substantif
Pengujian substantif di satu sisi bisa

menghasilkan bukti tentang kewajaran setiap


asersi laporan keuangan yang signifikan, dan di
sisi lain pengujian substantif juga bisa
menghasilkan bukti yang menunjukkan adanya
kekeliruan jumlah rupiah atau salah saji dalam
pencatatan atau pelaporan transaksi dan saldosaldo

Sifat pengujian substantif berhubungan dengan

jenis dan keefektivan prosedur pengauditan yang


akan dilakukan. Bila tingkat risiko deteksi yang
diterima rendah maka auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif dan
biasanya lebih maha

Pengujian substantif
terdiri dari 3 jenis :
1. Prosedur Analitis
Digunakan dalam perencanaan audit untuk

mengidentifikasi daerah daerah atau tempat yang


memiliki risiko tinggi terjadinya salah saji.

PSA No 22,Prosedur Analitis(SA 329.11), menyatakan

bahwa efektivitas dan efisiensi prosedur analisis


tergantung pada:Sifat asersi, Kelayakan dan kemampuan
untuk memprediksi suatu hubungan, Tersedianya dan
keandalan data yang digunakan untuk membuat taksiran,
Ketepatan taksira.

Apabila hasil prosedur analisis sesuai dengan taksiran,

dan tingkat risiko deteksi yang bisa diterima untuk asersi


tinggi, maka auditor tidak perlu melakukan pengujian
detil.

2. Pengujian Rincian Transaksi


Pengujian ini dilakukan auditor terutama untuk

menemukan kesalahan jumlah rupiah bukan


atas penyimpangan atas pengendalian.

Pengujian dilakukan auditor terutama untuk

menentukan kesalahan jumlah rupiah, bukan


pada penyimpangan atas pengendalian.
Penelusuran berguna dalam pengujian atas
pelaporan terlalu rendah (understatement),
sedangkan pencocokan ke dokumen terutama
ditunjukkan untuk menemukan pelaporan terlalu
tinggi (overstatement).

3. Pengujian Detil atas Saldo Saldo


Dilakukan untuk mendapatkan bukti bukti secara
langsung tentaang sebuah saldo rekening dan
bukan pada masing masing pendebetan atau
pengkreditan yang telah menghasilkan saldo
tersebut.
Efektivitas pengujian tergantung pada prosedur yang
digunakan dan bukti yang diperoleh. Pengujian
substantive dalam kategori ini meliputi tiga jenis
pengujian yaitu:
Menginspeksi dan Menghitung Sekuritas yang ada
di Tangan, pengujian ini biasanya dilakukan auditor
secara serentak dengan perhitungan kas serta alat
pembayaran lain.
Mengkonfirmasi Sekuritas yang Disimpan Pihak
Lain, sekuritas yang disimpan oleh pihak lain demi
keamanan, harus dikonfirmasi. Konfirmasi harus
diminta pertanggal pelaksanaan perhitungan atas
sekuritas yang berada di tangan klien.

Pengujian Detil Saldo:


Estimasi Akuntansi
Menurut PSA No.07 (SA 332), Investasi jangka panjang, tentang
bagaimana auditor harus menghadapi permasalahan audit dalam
pengauditan investasi dalam sekuritas.
Dalam melakukan pengauditan atas investasi, auditor harus
menerapkan sejumlah pertimbangan audit yang berkaitan dengan
penilaian (1) penggolongan investasi yang tepat, dan (2) harga
pasar investasi

Pengujian Substantif
Saldo Kas
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang

belum disetor, kas di bank, pada rekening giro


umum dan rekening tabungan, serta akun
impres seperti kas kecil dan rekening di bank
untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan
untuk melunasi kewajiban serta membayar
gaji, dan kebanyakan entitas akan
memindahkan kelebihan kas ke beberapa
bentuk investasi yang menghasilkan bunga

Hubungan Antara Kas dengan


Siklus - Siklus Transaksi
Lima siklus transaksi berhubungan langsung
dengan saldo kas umum, kelima siklus itu adalah :
Siklus Pendapatan: Penjualan Piutang Dagang
Kas
Siklus Pengeluaran: Pembelian Utang Dagang
Kas
Siklus Pembelanjaan: Emisi saham/obligasi
Kas
Siklus Investasi: Pembelian/penjualan Investasi
Kas
Siklus Personalia: Gaji dan Upah Kas

Tujuan
audit

Kategori Asersi

Tujuan Audit Saldo Rekening

Keberadaan atau keterjadian Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca.
Kelengkapan

Saldo yang dicatat mencakup pengaruh dari semua


transaksi kas yang telah terjadi;
Transfer kas akhir tahun diantara bank telah dicatat
pada periode yang tepat.

Hak dan Kewajiban

Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas


yang diperlihatkan pada tanggal neraca.

Penilaian atau Alokasi

Saldo kas yang dicatat telah direalisasi pada jumlah


yang dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul
pendukung.

Penyajian dan
Pengungkapan

Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan


dengan tepat dalam neraca;
Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo
kompensasi, dan pembatasan lain padanya atas kas
telah diungkapkan dengan tepat.

Pertimbangan
Pertimbangan Perencanaan
1. Materialitas
Audit
Saldo Kas
Materialitas saldo akun atau transaksi. Seluruh
kegiatan organisasi berhubungan dengan kas, baik kas
masuk maupun kas keluar, baik berhubungan langsung
maupun tidak langsung. Dengan pertimbangan
karakteristik arus kas yang semacam ini, maka audit
saldo kas harus dilakukan dengan tingkat kecermatan
yang tinggi.
Materialitas salah saji. Penentuan materialitas salah saji
dipengaruhi oleh tingkat efektifitas pengendalian aliran
kas, semakin kuat sistem pengendaliannya maka
semakin besar ukuran materialitasnya (toleransi salah
sajinya), dan semakin lemah materialitas maka semakin
kecil ukuran materialitasnya (toleransi salah sajinya).

2. Risiko Bawaan
Risiko bawaan saldo kas relatif tinggi, karena
transaksi kas berhubungan dengan seluruh
kegiatan organisasi dan dapat dipastikan volume
transaksinya tinggi, dengan potensi penyimpangan
yang tinggi.
3. Risiko Analitis
Risiko analitis adalah risiko kesalahan kesimpulan
hasil pengujian analitis. Risiko analitis saldo kas
dipengaruhi oleh risiko bawaan dan risiko
pengendalian. Semakin tinggi risiko bawaan dan
risiko pengendalian, risiko analitis akan semakin
tinggi (risiko kesalahan dalam menyimpulkan hasil
uji analitis akan menjadi semakin tinnggi).

4. Risiko Pengendalian
Risiko Pengendalian adalah risiko sistem
pengendalian gagal dalam mencegah timbulkan
salah saji material. Risiko pengendalian
dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu
efektifitas sistem pengendalian sebagai berikut:
Control environment (lingkungan pengendalian)
Risk assessment (pengukuran risiko)
Control activities (aktivitas pengendalian)
Information and communication systems (sistem

informasi dan komunikasi)


Monitoring (monitoring)

Pengujian Substantif atas Saldo Kas

Istilah saldo kas hanya mengacu pada kas yang


ditahan dan di bank, bukan termasuk kas kecil dan
dana imprest lainnya.

Penentuan Risiko Deteksi


Risiko inheren biasanya tinggi karena kerawanan

kas terhadap penyalahgunaan. Efektivitas


prosedur analitis seringkali tergantung pada
prosedur yang ditempuh entitas untuk
mengembangkan anggaran atau peramalan kas
yang akurat. Model risiko audit atau matriks risiko
kemudian dapat digunakan untuk menentukan
tingkat riiko deteksi yang dapat diterima atas
setiap asersi saldo kas.

Perancangan Pengujian
Substantif
Prosedur Awal
Sebelum membahas pengujian yang terinci atas

saldo kas, auditor harus memastikan bahwa dia telah


memperoleh pemahaman tentang bisnis entitas dan
pentingnya saldo kas bagi entitas tersebut.
Memahami pola dan volume arus kas.
Memahami pola kebijakan pemanfaat surplus kas.
Mencocokkan saldo awal kas ke kertas kerja audit
tahun lalu.
Mengidentifikasi mutasi kas yang tidak lazim, baik
dari jumlah maupun sumbernya.
Mencocokkan kesesuaian rincian saldo kas dengan
saldo dalam buku besar kas.

Prosedur Analitis
Efektivitas prosedur analitis dapat mengurangi jumlah

bukti yang diperlukan dari pengujian substantif lainnya


dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila datanya
tidak sesuai dengan pengharapan yang dikambangkan
dari anggaran atau peramalan kas, atau kebijakan
perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.

Pengujian RincianTransaksi
Beberapa pengujian substantif atas rincian

transaksi melibatkan penelusuran dan vouching


transaksi penerimaan kas serta pengeluaran kas
yang biasanya dilakukan bersamaan dengan
pengujian pengendalian sebagai pengujian
bertujuan ganda.
* Melaksanakan pengujian Pisah-Batas Kas
* Menelusuri Transfer Bank

Pengujian Rincian Saldo


Ada lima pengujian substantif yang biasa digunakan

untuk saldo kas dalam kategori ini, yaitu diantaranya:


Perhitungan Kas di Tangan
Konfirmasi saldo simpanan di Bank dan pinjaman
Konfirmasi Ketentuan lain dengan Bank
Memeriksa, mereview atau menyusun rekonsiliasi
Bank
Penggunaan pisah-batas (Cutoff) Laporan pisahbatas Bank

Perbandingan Penyajian di Laporan


dengan Prinsip Akuntansi yang
Berlaku Umum
Auditor menentukan kelayakan penyajian

laporan dari penelaahan atas naskan laporan


klien dan bukti yang diperoleh dari pengujian
substentif sebelumnya. Disamping itu, auditor
juga harus menelaah notulen rapat dewan
direksi dan melakukan Tanya jawab dengan
manajemen menyangkut bukti pembatasan
terhadap penggunaan saldo kas.

Pertimbangan
Pertimbangan Lain
Pengujian untuk Mendeteksi Lapping
Lapping adalah penyimpangan yang disebabkan oleh
misapropriasi secara sengaja atas penerimaan kas.
Lapping dapat melibatkan penggelapan penerimaan
kas secara sementara atatu permanen untuk
kepentingan pribadi dari seseorang yang melakukan
tindakan yang bukan wewenangnya.
Ada tiga prosedur yang dapat mendeteksi lapping:
Mengkonfirmasi piutang usaha
Melakukan perhitungan kas secara mendadak
Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas
dengan rincian slip setoran harian yang berkaitan

Jasa Bernilai Tambah yang Berkaitan


dengan Sekuritas yang Mudah
Dipasarkan dan Saldo Kas
Menentukan asumsi-asumsi penting berkenaan dengan

penerimaan kas dan pembayaran beban operasi yang


mempengaruhi peramalan saldo kas.
Membantu manajemen dalam mengembangkan model-

model peramalan saldo kas, pinjaman yang diperlukan, atau


potensi kelebihan saldo kas yang tersedia untuk investasi.
Mengidentifikasi peluang untuk mengubah praktik bisnis,

seperti perubahan kebijakan kredit atau perubahan


manajemen persediaan, yang akan meningkatkan arus kas.
Membantu manajemen dalam mengembangkan kebijakan

untuk investasi jangka pendek kelebihan kas.


Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat

pengembalian atas investasi jangka pendek atas kelebihan


kas.

Você também pode gostar