Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Latar Belakang
Peta jalan ini akan menuntun tim dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.
Untuk membuat peta jalan, tim audit harus mengenal dan memahami gambaran
umum serta proses menajemen yang mencakup input, proses, output dan informasi
lainnya dari entitas yang akan diaudit.
Area kunci merupakan area atau kegiatan yang dilaksanakan oleh
auditee,yang sangat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kinerja auditee
yang bersangkutan.Dari sudut pandang auditor,pemilihan area kunci yang terlalu luas
dan tidak bulat,sehingga rekomendasi yang diberikan oleh audito tidak tajam dan
tidak menyentuh pokok permasalahan yang dihadapi auditee,sebaliknya, lingkup
audit yang terlalu sempit dapat mengakibatkan temuan dan rekomendasi audit tidak
mewakili permaslahan ang ada pada auditee.
Bab ini akan membahas mengenai manfaat memahami entitas, informasi yang
diperlukan untuk memahami entitas prosedur dan teknik pengumpulan informasi,
cara penyajian informasi, panduan dalam memilih cara menguraikan informasi, serta
laporan atas pemahaman antitas dan lingkungannya. Dan juga membahas tentang
identifikasi area kunci
BAB II
PEMBAHASAN
2. ENTRY
MEETING
STRATEGIS.
LANGKAH
AWAL
YANG
Tantangan pertama yang dihadapi auditor dalam melaksanakan audit kinerja adalah
pada saat melaksanakan pertemuan pertama kali dengan auditee (entry meeting).
Dalam entry meeting, auditor harus mampu membangun kesamaan persepsi dengan
auditee agar terjalin kerja sama yang baik. Dengan kerja sama diharapakan auditiee
akan banyak membantu dalam memberikan informasi yang dibutuhkan selama
pelaksanaan audit. Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai program dan
kegiatan entitas yang diaudit maka cara terpenting adalah dengan melakukan diskusi
dengan menajemen entitas yang diaudit.
Auditor harus memberikan perhatian yang lebih besar pada peraturan perundangundangan yang berlaku, ketentuan-ketentuan lain, dan kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan terkait dengan entitas, mengingat pada organisasi public ketentuan dan
kebijakan yang ditetapkan pemerintah bersama DPR merupakan landasan kegiatan
operasi auditee.
b. Informasi Lain
Auditor juga harus memperoleh informasi penting lain yang berkaitan dengan entitas
untuk melengkapi dua jenis informasi sebelumnya. Seperti hal-hal berikut :
1. Pendapat public yang direfleksikan dalam keputusan-keputusan atau risalahrisalah siding/rapat DPR
2. Hasil studi yang dilakukan oleh industry, professional atau kelompok3.
4.
5.
6.
dapat
meliputi
review
kinerja,
pengolahan
informasi,
penangkapan,
dan
pertukaran
informasi
yang
seluruh
system
4. PROSEDUR
INFORMASI
DAN
TEKNIK
PENGUMPULAN
Beberapa teknik dan prosedur yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi
dalam rangka pemahaman entitas antara lain sebagai berikut :
1. Melakuan wawancara (interview) dengan manajemen dan staf kunci.
2. Melakukan review atas perundang-undangan, peraturan dan kebijakan,
pengarahan-pengarahan, serta dokumen-dokumen.
3. Melakukan review atas laporan kinerja entitas serta laporan mengenai
rencana kerja dan prioritasnya.
4. Melakukan review fisik terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh
entitas.
5. Menelusuri system dan prosedur penegndalian.
6. Melakukan analisis terhadap hubungan anatara pemanfaatan sumber daya
dan hasilnya.
7. Mengidentifikasi risiko entitas.
8. Melakukan review atas laporan-laporan audit dan studi yang telah
dilakukan
auditor lainnya.
Pemantua
n
Informasi
dan
komunikasi
Aktivitas
pengendalia
n
Penilaian
risiko
Lingkungan
corak suatu organisasi dan memengaruhi kesadaran
Seperi yang telah disebutkan diatas, salah satu alat utama yang digunakan
pengendalia
penegndalian orang-orangnya.
n
untuk mengumpulkan
informasi adalah dengan wawancara. Selain digunakan dalam
survey pendahuluan, wawancara jiga merupakan salah satu teknik yang pentingdalam
mengumpulkan bukti audit pada pengujian terinci. Dengan demikian, uraian
selengkapnya mengenai proses wawancara akan dijelaskan di Bab 14: Pengumpulan
dan Pengujian Audit.
personel pada entitas yang diaudit. Informasi yang terkumpul pada tahap ini
akanmengarahkan auditor untuk menentukan kegiatan, system, dan kebijakan yang
akan ditelaah dan diaudit lebih lanjut.
Informasi harus disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti oleh
pihak-pihak
yang
akan
menggunakan
informasi
tersebut.
Informasi
yang
susunan
orgnisasi
ditinjau
dari
hubungan
kerja,
mengambil tindakan perbaikan atas input atau proses untuk menjamin output
yang tepat.
Pendokumntasian pemahaman atas entitas dengan menggunakan model-model diats
dapat membantu auditor dapat menyusun kertas kerja audit yang singkat, akurat, jelas
dan mudah dimengerti.
Tabel 7.1
Kekuranagan
informasi
Uraian tertulis
Mudah disusun
Fotokopi
dokumen
Mudah dilaksanakan
bidang-bidang
yang
dalam dokumen.
Fotokopi dokumen mungkin tidak
secara
langsung
mengandung
Rekaman pita
kaset
Mempercepat
pengumpulan data
Pemotretan
Cepat
dan
menggambarkan hal-hal
mengambil
gambar-gambar
dibutuhkan
Diperlukan
alat
pencetakan
yabg
dan
dan kerusakan.
Terbatas pada hasil observasi fisik
dan tidak mengandung analisis atau
keterpaduan dengan informasi lainnya
Model
atau
grafik
Mudah dikomunikasikan
atau
grafik
auditor
lainnya
atau
pimpinan.
Mempermudah
secara
terhadap
mengidentifikasi masalah.
auditor
menyeluruh
objek
diaudit.
Memudahkan
yang
auditor
dalam
mengkomunikasikan
pengetahuannya kepada
auditor
pemahaman
lainnya
atau
kepada atasannya.
Informasinya digunakan
untuk
sebagai
adasr
untuk
mengarahkan
Misalnya,
audit.
bagan
memperlihatkan
tepat
dan
alir
secara
jeas
arus
bagian lainnya.
Auditor
dapat
memusatkan
perhatiannya
pada
bidang
yang
akan
diaudit.
Sebagai
alat
informasi
yang
cepat
dibandingkan
dengan
penyaji
alat
lebih
penyaji
informasi lainnya.
Penting sebagai
alat
bagan
alir
dan
lebih
auditor
cepat
dengan
pengalamnnya.
Dapat digunakan untuk
bahan perencanaan audit.
Sumber : Diolah dari beberapa panduan audit kinerja yang dikeluarkan oleh Negara-negara
anggota Asian Organization of Supreme Audit Institutions (ASOSAI).
Cara tersebut. Dibawah ini disajikan beberapa pertimbangan dalam memilih cara
menguraikan informasi.
1. Uraian tertulis lebih tepat untuk menyampaikan informasi yang bersifat
analitis.
2. Fotokopi dokumen lebih tepat apabila auditor menganggap bahwa informasi
yang terkandung didalamnya sudah mewakili dan tidak memerlukan
penjelasan terlalu banyak.
3. Rekaman lebih sesuai apabila auditor mempunyai waktu singkat, sedangkan ia
ingin memperoleh seluruh informasi yang diberikan oleh seseorang. Cara ini
juga dapat menghindari kealpaan terhadap hal-hal penting untuk di ingat
kembali.
4. Potret atau pengambilan gambar kondisi fisik lebih sesuai digunakan untuk
menggambarkan tata urutan dan dapat disajikan langsung dalam laporan audit.
Dengan demikian, tidak ada cara terbaik atau terburuk. Cara terbaik adalah
memilih metode yang paling sesuai dengan kondisi dan situasi dilapangan.
7. LAPORAN
ATAS
PEMAHAMAN
ENTITAS
DAN
LINGKUNGANNYA.
Untuk mendokumentasikan pemahaman terhadap entitas, auditor sebaiknya membuat
laporan atas pemahaman entitas. Hal-hal yang sebaiknya tercakup dalam laporan
tersebut adalah sebagai berikut .
Tujuan Entitas
Tujuan entitas merupakan tujuan organisasi secara umum dan komprehensif. Tujuan
ini dapat digambarkan dalam bentuk finansial (keuangan) dan nonfinansial. Contoh
dalam bentuk finansial berupa anggaran atau laporan keuangan. Contoh dalam bentuk
nonfinansial berupa output, outcome (hasil), maupun dampak (impact) yang
diharapkan. Auditor harus mewaspadai adanya tujuan entitas yang saling
bertentangan sehingga mempengaruhi kemampuan entitas dalam mencapai tujuannya.
Hubungan Akuntanbilitas
Terdapat dua jenis hubungan akuntabilitas, yaitu hubungan akuntabilitas secara
internal dan hubungan akuntabilitas secara eksternal. Hubungan akuntabilitas secara
internal bergantung pada kewenangan yang diberikan kepada manajemen. Melalui
kewenangan tersebut, manajemen senior bertanggung jawab atas pencapaian kinerja
dari para stafnya. Auditor harus dapat mengidentifikasi cara, kepada siapa, dan sejauh
mana desentralisasi kewenangan tersebut diberikan. Disamping itu, auditor juga harus
mengetahui masalah yang masih dalam kendali (controllable) dan diluar kendali
(uncontrollable) auditee. Hubungan akuntabilitas secara eksternal adalah hubungan
akuntabilitas antara manajemen dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan atas
kinerja entitas, misalnya legislative dan masyarakat.
Sumber Daya
Sumber daya organisasi dapat berupa sumber daya material (sumber daya fisik),
sumber daya keuangan dan sumber daya manusia (SDM). Sumber daya fisik meliputi
persediaan asset-aset lainnya. Sumber daya keuangan digambarkan melalui
pendapatan, pengeluaran asset, dan kewajiban yang dimiliki entitas. Pengetahuan
tentang sumber daya keuangan memungkinkan auditor untuk memahami dimensi
keuangan entitas, seperti jumlah transaksi, saldo dan sumbernya. SDM meliputi
manajemen dan karyawan entitas. SDM dipengaruhi oleh anggaran yang dimiliki dan
keterbatasan kemampuan personal, yang pada akhirnya mempengaruhi pengendalian
dan kinerja entitas. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan oleh auditor dalam
memahami sumber daya.
1. Auditor harus dapat menilai sumber, sifat dan nilai dari sumber daya
tersebut serta bagaimana pengguanaannya didalam kegiatan entitas.
2. Auditor harus memahami hubungan antara sumber daya yang dimiliki
entitas dan tujuan kinerja yang ingin dicapai/
3. Auditor harus mengetahui prioritas alokasi pada program, operasi, dan
aktivitas entitas.
Proses Manajemen
Auditor harus memiliki pengetahuan tentang proses manajemen suatu entitas untuk
mengetahui kesesuaian proses tersebut dengan program dan operasi entitas serta
untuk mengintifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh entitas. Beberapa factor yang
harus di identifikasi oleh auditor antar lain : unsur-unsur kinerja yang dinilai oleh
manajemen, sifat dan frekuensi laporan, kriteria kinerja, metode yang digunakan
dalam mengumpulkan dan menganalisis data, serta pemanfaatan informasi kinerja.
Selain itu, auditor juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini.
1. System dan pengendalian untuk mengamankan dan mengawasi sumber daya
fisik, sumber daya keuangan, sumber daya manusia, serta informasi yang
dimiliki entitas.
2. Keterlibatan auditor internal dalam audit kinerja. Pengetahuan ini akan
memudahkan auditor untuk mengidentifikasi sifat, sumber. Dan tersedianya
bukti audit.
Tujuan Kinerja
Tujuan kinerja merupakan bagian dari tujuan entitas yang lebih spesifik, yang ingin
dicapai organisasi terkait dengan pelaksaan program / kegiatan untuk memenuhi
aspek ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Auditor harus memiliki pengetahuan
mengenai tujuan kinerja entitas agar dapat memahami keterkaitan antara kegiatankegiatan entitas dan tujuan pokoknya. Setelah memahami tujuan kinerja entitas,
auditor harus menilai kelayakan dari tujuan kinerja entitas.
Program dan Operasi
Pemahaman atas program dan operasi entitas memungkinkan auditor untuk
menentukan apakah entitas beroperasi sesuai dengan kewenangannya dan bagaimana
entitas mencapai tujuan dan target kinerjanya. Auditor harus memperoleh informasi
tentang struktur organisasi entitas dan karakteristikny, imput, output, outcome, serta
impact dari program dan opearsi entitas. Karakteristik dari program dan operasi
meliputi sumber, sifat. Dan jumlah sumber daya digunakan dalam menjalankan
program tersebut serta struktur pembiayaanya. Output (barang/jasa) ditentukan oleh
tujuan pendirian entitas. Adapun hasil dan dampak berupa pengaruh positif atau
negative, diinginkan atau tidak diinginkannya suatu program dan operasi. Struktur
organisasi
dapat
menunjukkan
bagaimana
program
dan
operasi
tersebut
Indeks
Auditee
Tahun Buku :
Dibuat Oleh :
SGW
Direvieu Oleh
ABI
Tujuan
Memahami Kantor Pelayanan Agraria
Langkah-langkah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hasil
1.
2.
Indeks
Auditee : Kantor
Pelayanan Agraria Adipura
Tahun Buku
:
2005 dan 2006
Kertas Kerja Audit
Dibuat Oleh
SGW
Direvieu Oleh :
ABI
A.
Visi
Terwujudnya
pelayanan
prima
di
bidang
pertanahan bagi masyarakat melalui tertib
pengelolaan pertanahan.
3.
Misi
Misi yang diemban Kantor Pelayanan Agraria
adalah:
(1) meningkatkan kualitas pelayanan di bidang
pertanahan;
(2) mendorong percepatan pendaftaran tanah untuk
pertama kali;
(3) menumbuhkembangkan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan bidang pertanahan
(4) meningkatkan
kualitas
pengawasan
dan
pengendalian
teknis
operasional
bidang
pertanahan.
4.
5.
Nilai Strategis
Nilai-nilai strategis yang menjadi acuan KPA
dalam melaksanakan kebijakan, program, dan
kegiatan dalam mewujudkan visi misi adalah
tekad, adaptasi, dan terukur.
Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor-faktor
kunci
keberhasilan
diidentifikasikan sebagai berikut:
dapat
Tujuan
(1) Meningkatnya pelaksanaan pelayanan sesuai
dengan mekanisme dan prosedur.
(2) Meningkatnya fasilitas penunjang sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan pelayanan.
7.
Sasaran
(1) Terlaksananya mekanisme pelayanan yang
terarah dan transparan.
(2) Tercapainya penyempurnaan sarana fisik dan
pemenuhan dana untuk menunjang kegiatan
pelayanan kantor.
8.
Kebijakan
Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran
KPA untuk Tahun 2005-2009 arah kebijakan yang
diambil mengacu pada:
(1) mendelegasikan 9 (sembilan) kewenangan
pemerintah kepada Pemerintah Kabupaten
sesuai dengan Kepress Nomor 34 Tahun 2003
dalam penyelenggaraan pelayanan di bidang
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
pertanahan;
memberikan fasilitas bagi terwujudnya data
fisik dan yuridis yang akurat;
menata kembali penempatan sumber daya
manusia sesuai dengan bidang keahliannya;
memberikan
fasilitas
bagi
tersusunnya
perencanaan organisasi yang rasional;
memberikan fasilitas bagi terselenggaranya SIM
Pertanahan;
pengaturan
pertanahan
untuk
memenuhi
kebutuhan daerah;
memberikan fasilitas bagi terselenggaranya
pembinaan kepada pelaku jasa pertanahan
kepada masyarakat;
memberikan fasilitas bagi terselenggaranya
pengawasan dan pengendalian penggunaan
tanah yang berwawasan lingkungan serta
pengendalian penguasaan pemilikan tanah;
9.
10.
oleh
Kantor
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
11.
penguasaan
tanah,
penatagunaan
tanah,
pengurusan
hak-hak
atas
tanah,
serta
pengukuran dan pendaftaran tanah;
melaksanakan kegiatan pelayanan di bidang
pengaturan penguasaan tanah, pengurusan hakhak tanah, pengukuran dan pendaftaran;
menyiapkan
rencana,
program,
dan
penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas
pertanahan;
memberikan
pelayanan,
perizinan
dan
rekomendasi di bidang pertanahan;
melaksanakan survei, pengukuran dan pemetaan
dasar, pengukuran dan pemetaan bidang,
pembukuan tanah, pemetaan tematik dan survey
potensi tanah;
mengusulkan dan melaksanakan penetapan hak
tanah, pendaftaran hak tanah, pemeliharaan data
pertanahan dan administrasi tanah aset
pemerintah;
menangani
konflik, sengketa, dan perkara
pertanahan;
mengelola
Sistem
Informasi
Manajemen
Pertanahan Nasional (SIMTANAS).
melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
12.
Tahun
Anggaran
Anggaran
2005
12.400.000.000
7.000.000.000
56%
2006
16.000.000.000 10.000.000.000
63%
Realisasi
B.
Area kunci merupakan area atau kegiatan yang dilaksanakan oleh auditee,yang sangat
menentukan
tingkat
keberhasilan
atau
kegagalan
kinerja
auditee
yang
bersangkutan.Dari sudut pandang auditor,pemilihan area kunci yang terlalu luas dan
tidak bulat,sehingga rekomendasi yang diberikan oleh audito tidak tajam dan tidak
menyentuh pokok permasalahan yang dihadapi auditee,sebaliknya, lingkup audit
yang terlalu sempit dapat mengakibatkan temuan dan rekomendasi audit tidak
mewakili permaslahan ang ada pada auditee.
cukup signifikan.
Tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Tingginya mutasi pegawai.
Manajemen tidak bereaksi atas kelemahan yang ditemukan.
Ekspansi program secara mendadak.
Hubungan dan tanggung jawab yang tumpang tindih, tidak jelas atau
membingungkan.
7. Aktifitas yang bersifat rumit dalam suatu lingkungan yang penuh dengan
ketidakpastian.Beberapa indikator ketidak pastian antara lain :
a. Kegitan yang terdesentralisasi dengan banyak pihak yang berkepentingan.
b. Penggunaan teknologi yang berkembang sangat pesat dan canggih.
c. Lingkungan yang dinamis dan kompetitif.
d. Melibatkan berbagai macam instansi/lintas sektoral, dan
e. Proyek atau aktivitasn yang baru.
Penentuan resiko manajemen sangat dipengaruhi oleh auditor atas
pengendalian internal. Pengendalian yang lemah atas suatu program
/kegitan menunjukan adanya resiko tinggi.
Signifikan
Signifikansi suatu area audit berkaitan dengan dampak yang dihasilkan area
tersebut terhadap objek audit secara berkeseluruhan. Signifikansi tergantung pada
apakah suatu kegiatan dalam suatu area audit secara koparatif memilki pengaruh yang
besar terhadap kegiatan lainnya dalam objek audit secara keseluruhan. Penentuan
signifikansi merupakan penilaian profesional dimana seorang auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor secara materialitas keuangan, batas keritis
keberhasilan dan fisibilitas
Materialitas keuangan merupakan salah satu faktor dalam menentukan tingkat
signifikansi. Faktor didasarkan pada penilaian total nilai kekayan entitas, pengeluaran
tahunan, dan/ penerimaan tahunan dalam area yang dapat diaudit. Semakin material
suatu area maka semakin tinggni prioritas yang diberikan pada area tersebut.
pentingnya
kegitan
tersebut
terhadap
progran
pemerintah/masyarakat.
Dampak Audit
Dampak audit merupakan nilai tambah yang diharapkan dari audit tersebut
yaitu suatu perubahan dan perbaikan yang dapat meningkatkan 3 E.
Berikut disajikan beberapa kemungkinan dampak audit yang diharapkan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aspek Ekonomi
Aspek Efisiensi
Aspek Efektivitas
Peningkatan Perencanaan,Pengdalian dan Manajemen
Peningkatan Akuntabilitas
Peningkatan Mutu Pelayanan
Auditabilitas
Auditabilitas berkatian dengan kemampun tim audit untuk melaksanakan
audit sesuai dengan standar audit.Berbagai keadaan yang menyebabkan auditor
memutuskan untuk tidak melakukan audit dalam area tertentu,walaupun hal tersebut
sangat signifikan,dapat terjadi.
Berbagai situasi mungkin terjadi,sehingga auditor memutuskan untuk tidak
melaksanakan audit secara profesional pada beberapa area tertentu atau bahkan pada
seluruh area entitas,baik karena keadaan entittas maupun keadaan auditor itu
sendiri.Dalam memutuskan hal tersebut,auditor dapat mempertimbangkan hal hal
tersebut.
1. Sifat kegiatan yang tidak memungkinkan untuk tidak diaudit,misalnya untuk
melakukan audit atas pertimbangan pertimbangan teknis suatu fasilitas
2.
3.
4.
5.
penelitian.
Bila auditor tidak memiliki atau mendapatkan keahlian yang diisyaratkan
Area tersebut sedang dalam perubahan yang signifikan dan mendasar.
Kriteria yang sesuai atau pantas tidak tersedia untuk menilai kinerja
Lokasi pekerjaan lapangan tidak dapat dijangkau sehubungan dengan bencana
alam atau alasan lain.
kepada
pemohon,
4).pengelolan
dalam
pelayanan
penanganan
pemilihan yang sama,akan dipilih area kunci yang menjadi fokus utama dalam
pelaksanaan audit dilapangan,yaitu area pengukuran dan area peningkatan Hak Guna
Bangunan (HGB) ke Hak Milik tanpa Ganti Blanko.