Você está na página 1de 6

Prevalensi Anemia Penyakit Kronik pada Pasien Lansia di Rumah Sakit

Mohammad Hoesin Palembang Tahun 20112013


Muharam Yoga Kharisma1, Djunaidi AR2, Sri Nita3
1. Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
2. Departemen Penyakit Dalam RSUP. Mohammad Hoesin Palembang
3. Departemen Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Email : yogaakharismaa@yahoo.co.id

Abstrak
Anemia merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai pada lansia. Penyebab terbanyak anemia pada
lansia adalah penyakit kronik dengan prevalensi sebesar 35% .Penyakit yang berasosiasi dengan anemia penyakit
kronik meliputi infeksi akut, infeksi kronik, penyakit inflamasi kronik, keganasan dan malnutrisi energy-protein.
Anemia penyakit kronik adalah anemia yang terjadi setelah proses infeksi atau inflamasi kronik. Menurut WHO, sekitar
61% kematian lansia di Indonesia disebabkan oleh penyakit kronik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui prevalensi anemia penyakit kronik pada pasien lansia di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin
Palembang.Deskriptif dengan desain studi cross-sectional dilakukan pada pasien lansia yang mengalami anemia
penyakit kronik berdasarkan data sekunder rekam medik di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun
2011-2013. Dari hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia penyakit kronik pada lansia sebesar 14,7% yang
sebagian besar terjadi pada perempuan (71,4%) dengan kejadian terbanyak pada kelompok usia 60-74 tahun (81%).
Anemia penyakit kronik yang terjadi sebagian besar termasuk dalam kategori derajat berat (40,4%). Prevalensi anemia
penyakit kronik pada pasien lansia di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tahun 2011-2013 adalah
sebesar 14,7%.
Kata kunci: Prevalensi, lansia, anemia penyakit kronik

Abstract
Anemia is the most common hematologic abnormalities seen in the elderly. The most common cause of anemia in the
elderly is an anemia chronic disease with a prevalence of 35%. Some diseases which associated with anemia of chronic
disease include acute infection, chronic infection, chronic inflammatory disease, malignancy and malnutrition. Anemia
of chronic disease is anemia that occurs after infection or chronic inflammatory process. Accordingto WHO, about 61%
of elderly deaths in Indonesia are caused by chronic diseases. Therefore, this studyaimed to determine the prevalence
of anemia of chronic disease in elderly patients in hospital dr. Mohammad Hoesin Palembang. A descriptive crosssectional study design performed in elderly patients with anemiaof chronic disease based on secondary data in the
medical record dr. Mohammad Hoesin Palembang at 2011-2013. The result is the prevalence of anemiaof chronic
disease in the elderly of 14.7%, which mostly occursin women (71.4%) with the highest incidence in the age group 6074 years (81%). Anemia of chronic disease that occurs mostly included in the category of severity (40.4%). The
prevalence of anemia of chronic disease in elderly patients in hospital dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011-2013
was 14.7%.
Keywords: Prevalence, elderly, anemia chronic disease

1. Pendahuluan
Anemia merupakan kelainan hematologi yang paling
sering dijumpai pada lansia. Anemia bukanlah suatu
kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi
merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar
(underlying disease)1. Salah satu penyebab anemia pada
lansia adalah penyakit kronik.Penyakit yang berasosiasi
dengan anemia penyakit kronik meliputi infeksi akut,
infeksi kronik (tuberculosis, endocarditis infektif,
infeksi saluran kemih kronik, infeksi jamur kronik),
penyakit inflamasi kronik (osteoarthritis, arthritis
rheumatoid, vaskulitis, hepatitis akut dan kronik, ulkus
dekubitus), keganasan (karsinoma metastasis, keganasan
hematologi, leukemia, limfoma, myeloma) dan
malnutrisi energy-protein. Anemia penyakit kronik
adalah anemia yang terjadi setelah proses infeksi atau
inflamasi kronik2. Prevalensi anemia meningkat drastis
setelah usia 50 tahun dan mencapai lebih dari 20% pada
individu berusia 85 tahun atau lebih (Patel, 2008).
Menurut WHO tahun 2002, penyakit kronik adalah
penyebab kematian terbesar di Indonesia, mencapai
61% dengan jumlah sampel 986.000 subjek. Data
penelitian mengenai proporsi anemia yang disebabkan
penyakit kronik pada pasien lansia di Rumah Sakit
Mohammad Hoesin Palembang pada periode 2011
2013 belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian
mengenai proporsi anemia yang dikarenakan penyakit
kronik pada pasien lansia di Rumah Sakit Mohammad
Hoesin Palembang periode 2011 2013 perlu
dilakukan, sehingga dapat membuka mata semua pihak
tentang kritisnya permasalahan ini dan dapat dilakukan
usaha yang lebih efektif dalam menurunkan angka
kesakitan pada lansia.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dalam
bentuk studi cross sectional yang bertujuan untuk
mengetahui prevalensi Anemia Penyakit Kronik pada
Pasien Lansia di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin
Palembang periode 20112013. Penelitian dilaksanakan
di bagian penyakit dalam Rumah Sakit dr. Mohammad
Hoesin Palembang selama periode Oktober 2014 sampai
Desember 2014 .Populasi penelitian adalah semua
pasien lansia yang berobat di poliklinik dan ruang rawat
inap bagian penyakit dalam serta melakukan
pemeriksaan darah rutin di Laboratorium Rumah Sakit
dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 2011 2013.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien lansia
yang berobat di poliklinik dan ruang rawat inap bagian
penyakit dalam yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi. Variable yang diteliti dalam penelitian ini
adalah prevalensi anemia, lansia, jenis kelamin, kadar
Hb, derajat anemia dan diagnosa penyakit. Data
penelitian diperoleh dari data sekunder yakni rekam

medik pasien lansia di Laboratorium Rumah Sakit


Mohammad Hoesin Palembang periode 2011-2013.Data
yang telah dicatat dari penelitian akan dikelompokkan
sesuai dengan variable penelitian. Selanjutnya, data
diolah dan disajikan secara deskriptif dalam bentuk
table frekuensi dan narasi.

3. Hasil
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai
anemia penyakit kronik pada pasien lansia dengan
menggunakan data sekunder rekam medik di Rumah
Sakit Mohammad Hoesin Palembang.Penelitian
dilakukan pada bulan Oktober Desember 2014. Dengan
jumlah penderita pasien lansia dengan anemia penyakit
kronik di Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang
sebesar 286 jiwa, namun jumlah sampel yang masuk ke
dalam kriteria inklusi hanya sebesar 42 jiwa.
Prevalensi Anemia penyakit Kronik pada Lansia
Penelitian ini dilakukan di bagian penyakit dalam
Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang selama
periode Oktober 2014 sampai Desember 2014.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari formulir
pendaftaran
dan
hasil
jawaban
laboratorium
pemeriksaan darah rutin dan di Laboratorium Rumah
Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang dari tahun
2011-2013. Dari data tersebut diketahui sebanyak 286
lansia yang telah melakukan pemeriksaan, 42
diantaranya didiagnosis menderita anemia penyakit
kronik dan memenuhi kriteria inklusi. Dari data ini,
didapatkan angka kejadian anemia penyakit kronik di
Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun
2011 hingga 2013 adalah 11,4%.
Tabel 6.Angka Kejadian Anemia Penyakit Kronik Tahun
2011-2013
Tahun
2011
2012
2013
Total

Frekuensi anemia
penyakit kronik
0
24
18
42

Jumlah
populasi/tahun
0
152
134
286

(%)
0
15,8
13,4
14,7

Prevalensi anemia penyakit kronik di Rumah Sakit dr.


Mohammad Hoesin Palembang sejak tahun 2011-2013
mengalami penurunan. Pada tahun 2012 terdapat 24
orang menderita anemia penyakit kronik dengan
prevalensi pada tahun 2012 sebesar 15,8%. Di tahun
2013, jumlah penderita anemia penyakit kronik yang
diperiksa di laboratorium RS Mohammad Hoesin
mengalami penurunan menjadi 18 orang dengan
prevalensi 13,4%.
Distribusi Etiologi Anemia Penyakit Kronik

Data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit dr.


Mohammad Hoesin Palembang didapatkan bahwa
etiologi pasien lansia yang mengalami anemia penyakit
kronik di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin adalah
sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Etiologi Anemia Penyakit Kronik
Etiologi Anemia Penyakit Kronik
Ca Colon
Perdarahan Gaster
Glomerulo Nefritis
Rheumatoid Artheritis
Haemoroid
Ca Bulli
Ca Ovarium
Gastritis
Infeksi Saluran Kemih
Dispepsia
Myeloma
Hipertensi
Myelodisplastic syndrome
Chronik Limpositik Leukemi
Ca tyroid
Limfoma Non Hodgkin
Jantung coroner
Ulkus Sikmoied
Ca Mammae
Hematoma
Ca rectum
Total

N
1
4
1
1
9
2
1
5
1
1
1
4
2
1
2
1
1
1
1
1
1
42

Berdasarkan Tabel 7, didapatkan bahwa etiologi


terbanyak anemia penyakit kronik pada lansia di Rumah
Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah
Haemoroid (21,4%).
Distribusi Pasien Anemia Menurut Usia
Data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit
Mohammad Hoesin Palembang didapatkan bahwa
jumlah penderita anemia menurut usia adalah sebagai
berikut:
Tabel 8.Distribusi Pasien Anemia Menurut Usia
Usia
Usia Pertengahan (45-59)
Lanjut Usia (60-74)
Lanjut Usia Tua (75-90)
Usia Sangat Tua (> 90)
Total

Jumlah
N
1
34
7
0
42

%
2,4
81
16,7
0
100

Berdasarkan Tabel 8, pasien anemia yang memiliki usia


pertengahan didapatkan sebanyak 1 orang (2,4%).
Sedangkan pasien anemia yang lanjut usia didapatkan

sebanyak 34 orang (81%). Dan pasien anemia yang


lanjut usia tua didapatkan sebanyak 7 orang (16,7%).
Distribusi Pasien Anemia Menurut Jenis Kelamin
Data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit
Mohammad Hoesin Palembang didapatkan bahwa
jumlah penderita anemia menurut jenis kelamin adalah
sebagai berikut :
Tabel 9.Distribusi Pasien Anemia Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Jumlah
N
12
30
42

Laki-laki
Perempuan
Total

%
28,6
71,4
100

Berdasarkan Tabel 9, didapatkan bahwa pasien anemia


yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 12 orang
(28,6%). Dan pasien anemia yang berjenis kelamin
perempuan sebesar 30 orang (71,4%).
Distribusi
Anemia

Penyakit

Anemia

Menurut

Derajat

Data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit


Mohammad Hoesin Palembang didapatkan jumlah
penderita anemia yang dikelompokkan berdasarkan
derajat anemia yang disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 10. Distribusi Pasien Anemia Menurut Derajat
Anemia
Derajat Anemia
Ringan
Sedang
Berat
Total

Jumlah
N
11
14
17
42

%
26,2
33,3
40.5
100

Berdasarkan tabel 10, didapatkan bahwa pasien anemia


yang mengalami anemia ringan sebesar 11 orang
(26,2%). Sedangkan pasien anemia yang mengalami
anemia sedang sebesar 14 orang (33,3%). Dan pasien
anemia yang mengalami anemia berat sebesar 17 orang
(40,5%).
Distribusi Derajat Penyakit Anemia Menurut Jenis
Kelamin
Data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit
Mohammad Hoesin Palembang didapatkan jumlah
penderita anemia yang dikelompokkan menurut derajat
anemia berdasarkan jenis kelaminnya yang disajikan
dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 11. Distribusi Derajat Penyakit Anemia Menurut


Jenis Kelamin (Laki-laki)
Derajat Anemia
Ringan (10-12,4 g/dl)
Sedang (8-9,9 g/dl)
Berat (< 8 g/dl)
Total

Jumlah
N
5
3
4
12

%
41,7
25,0
33,3
100

Berdasarkan Tabel 11, didapatkan bahwa pasien anemia


berjenis kelamin laki-laki yang mengalami anemia
ringan sebesar 5 orang (41,7%). Sedangkan pasien
anemia yang mengalami anemia sedang sebesar 3 orang
(25%). Dan pasien anemia yang mengalami anemia
berat sebesar 4 orang (33,3%).
Tabel 12. Distribusi Derajat Penyakit Anemia Menurut
Jenis Kelamin (Perempuan)
Derajat Anemia
Ringan (10-11,6 g/dl)
Sedang (8-9,9 g/dl)
Berat (< 8 g/dl)
Total

Jumlah
N
6
11
13
30

%
20,0
36,7
43,3
100

Berdasarkan Tabel 12, didapatkan bahwa pasien anemia


berjenis kelamin perempuan yang mengalami anemia
ringan sebesar 6 orang (20%). Sedangkan pasien anemia
yang mengalami anemia sedang sebesar 11 orang
(36,7%). Dan pasien anemia yang mengalami anemia
berat sebesar 13 orang (43,3%).
Distribusi Derajat Penyakit Anemia Menurut Usia
Data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit
Mohammad Hoesin Palembang didapatkan jumlah
penderita anemia yang dikelompokkan menurut derajat
anemia berdasarkan usia yang disajikan dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 13. Distribusi Derajat Penyakit Anemia Menurut
Usia (Usia Pertengahan)
Derajat Anemia
Ringan
Sedang
Berat
Total

Jumlah
N
1
0
0
1

%
100
0
0
100

Berdasarkan Tabel 13, didapatkan bahwa pasien anemia


dengan usia pertengahan yang mengalami anemia
ringan sebesar 1 orang (100%). Sedangkan pasien
anemia yang mengalami anemia sedang sebesar 0 orang

(0%).Dan pasien anemia yang mengalami anemia berat


sebesar 0 orang (0%).
Tabel 14. Distribusi Derajat Penyakit Anemia Menurut
Usia (Lanjut Usia)
Derajat Anemia
Ringan
Sedang
Berat
Total

Jumlah
N
9
13
12
34

%
26,5
38,2
35,3
100

Berdasarkan Tabel 14, didapatkan bahwa pasien anemia


dengan usia lanjut usia yang mengalami anemia ringan
sebesar 9 orang (26,5%). Sedangkan pasien anemia
yang mengalami anemia sedang sebesar 13 orang
(38,2%). Dan pasien anemia yang mengalami anemia
berat sebesar 12 orang (35,3%).
Tabel 15. Distribusi Derajat Penyakit Anemia Menurut
Usia (Lanjut Usia Tua)
Derajat Anemia
Ringan
Sedang
Berat
Total

Jumlah
N
1
1
5
7

%
14,3
14,3
71,4
100

Berdasarkan Tabel 15, didapatkan bahwa pasien anemia


dengan usia lanjut usia tua yang mengalami anemia
berat sebesar 5 orang (71,4%). Sedangkan pasien
anemia yang mengalami anemia sedang sebesar 1 orang
(14,3%). Dan pasien anemia yang mengalami anemia
ringan sebesar 1 orang (14,3%).

4. Pembahasan
Karakteristik Pasien Anemia Menurut Usia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi
tertinggi pasien anemia penyakit kronik terdapat pada
kelompok lanjut usia (60-74 tahun) yang berjumlah 34
orang. Hasil ini sesuai dengan penelitian Fitrian
Prasetyo (2008) yang berjudul Hubungan Usia Terhadap
Anemia pada Pasien Geriatri dengan Penyakit Kronik 3.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kelompok
usia tertinggi pasien anemia penyakit kronik di RSUP.
Dr. Kariadi Semarang adalah 66-70 tahun. Anemia pada
lanjut usia dapat disebabkan oleh berbagai macam
faktor, antara lain genetik, defisiensi vitamin,
defisiensi besi, dan penyakit lain. Penyebab anemia
yang paling umum pada lanjut usia adalah penyakit
kronik, termasuk inflamasi kronik, keganasan, dan
infeksi kronik.Proses menua akan berjalan searah

dengan menurunnya kapasitas fungsional, baik pada


tingkat seluler maupun tingkat organ. Menurunnya
kapasitas untuk berespon terhadap lingkungan internal
yang berubah cenderung membuat orang usia lanjut
sulit untuk memelihara kestabilan status fisik. Lansia
secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap
infeksi dan akan makin banyaknya distorsi metabolik
dan struktural yang disebut
sebagai
penyakit
degeneratif.
Dengan
banyaknya
distorsi dan
penurunan cadangan sistem fisiologis akan terjadi
pula gangguan terhadap sistem hematopoiesis6.
Karakteristik
Kelamin

Pasien

Anemia

Menurut

Karakteristik Derajat Penyakit Anemia Menurut


Jenis Kelamin
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pasien
laki-laki anemia penyakit kronik banyak terjadi pada
derajat ringan (41,7%). Sedangkan pada pasien
perempuan anemia penyakit kronik banyak terjadi pada
derajat berat (43,3%). Hal ini terjadi karena laki-laki
memiliki cadangan besi yang lebih banyak dibadingkan
perempuan10.Dan jumlah zat besi pada perempuan pada
umumnya lebih kecil karena masa tubuh yang juga lebih
kecil1.

Jenis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anemia


penyakit kronik lebih banyak terjadi pada pasien
perempuan (71,4%) daripada pasien laki-laki (28,6%).
Hasil ini sesuai dengan penelitian Abdallah dkk di
Kansala, Sudan Timur yang menyatakan bahwa
prevalensi anemia tertinggi terdapat pada pasien
berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan
pasien berjenis kelamin laki-laki (Abdallah dkk,
2012).Beberapa faktor yang menyebabkan wanita lebih
banyak mengalami anemia yakni berhubungan dengan
siklus haid atau menstruasi, proses melahirkan, dan diet
tidak seimbang. Wanita memerlukan zat besi lebih
tinggi daripada laki-laki karena terjadi menstruasi
dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap
bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mg.
Selain itu laki-laki memiliki cadangan zat besi di dalam
limpa dan sumsum tulang sebanyak 500-1500 mg.
Sebaliknya, wanita hanya mempunyai cadangan zat besi
0-300 mg. sehingga wanita lebih rentan terhadap
anemia4.
Karakteristik Pasien Anemia Menurut Derajat
Anemia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 42 orang
pasien, anemia penyakit kronik lebih banyak terjadi
pada derajat berat (40,5%). Hasil ini berbeda dengan
penelitian Abdallah dkk yang menyatakan anemia
derajat sedang (20%) lebih banyak di Kassala, Sudan
Timur.Perbedaan tersebut karena adanya perbedaan
karakterisktik sampel.Penelitian ini berfokus pada
pasien rumah sakit.Sedangkan penelitian Abdallah dkk
merupakan studi populasi yang sampelnya diambil dari
suatu komunitas (Abdallah dkk, 2012). Pasien yang
berobat kerumah sakit umumnya datang dengan
berbagai keluhan, hal ini sesuai dengan teori bahwa
gejala anemia biasanya timbul apabila kadar
hemoglobin menurun kurang dari 7 atau 8 g/dL yang
mana terkategori sebagai anemia1.

Karakteristik Derajat Penyakit Anemia Menurut


Usia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pasien
anemia penyakit kronik usia pertengahan banyak terjadi
pada derajat ringan, sebanyak 1 orang (100%). Pada
pasien anemia penyakit kronik kelompok lanjut usia
banyak terjadi pada derajat sedang, sebanyak 13 orang
(38,2%). Dan pada pasien anemia penyakit kronik
kelompok lanjut usia tua banyak terjadi pada derajat
berat, sebanyak 5 orang (71,4%). Hal ini sesuai dengan
teori Fatimah-Muis dan Puruhita (2011), yang
menyatakan bahwa pada usia lanjut terjadi banyak
perubahan fisiologis tubuh termasuk di dalamnya
perubahan pada indra pengecap dan organ pencernaan 5.
Dengan bertambahnya umur, kemampuan lansia dalam
mengecap, mencerna, menyerap dan memetabolisme
makanan berubah. Oleh karena terjadi penurunan indra
pengecap dan penciuman, banyak lansia yang tidak
dapat lagi menikmati aroma dan rasa makanan sehingga
membuat mereka tidak nafsu makan dan kekurangan
zat-zat gizi mikro seperti zat gizi besi. Pada lansia juga
terjadi atropik gastritis yang menimpa satu dari empat
lansia pada usia sekitar 60 tahunan dan 40% pada usia
80 tahunan. Berkurangnya epitel lambung akan
menyebabkan peningkatan pH lambung dan penurunan
sekresi faktor intrinsik. Peningkatan pH akan
menurunkan kemampuan absorbsi besi, kalsium,
vitamin B6, B12 dan folat yang menyebabkan besi
serum menurun dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
tubuh untuk memproduksi sel-sel darah.

5. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dengan metode deskriptif
observasional yang dilakukan di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang tahun 2013, dapat disimpulkan:
1. Prevalensi anemia penyakit kronik pada pasien
lansia adalah sebesar 14,7%.
2. Etiologi terbanyak pada anemia penyakit kronik
pada pasien lansia adalah Haemoroid (21,4%),
3. Pasien anemia penyakit kronik banyak terjadi pada
kelompok umur lanjut usia (81%).

4.

Dari 42 pasien anemia penyakit konik, lebih banyak


terjadi pada pasien berjenis kelamin perempuan
(71,4%).
5. Anemia penyakit kronik pada pasien geriatri lebih
banyak terjadi pada derajat berat dengan persentase
40,4%,
6. Anemia penyakit kronik pada pasien geriatri yang
berjenis kelamin laki-laki lebih banyak terjadi pada
derajat ringan (41,7%), sedangkan pada pasien
yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak
terjadi pada derajat berat (43,3%).
7. Anemia penyakit kronik pada usia pertengahan
terjadi pada derajat ringan dengan persentase
perbandingan dari seluruh kategori usia sebesar
9,9%. Sedangkan pada pasien lanjut usia banyak
terjadi pada derajat sedang (38,2%). Dan pada
pasien lanjut usia tua banyak terjadi pada derajat
berat (71,4%).

Daftar Acuan
1.

Bakta, I. M., K. Suega, T. G.Dharmayuda. 2006.


Anemia Defisiensi Besi. Dalam: Sudoyo, A. W.

2.

3.

4.
5.

6.

(Editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi


ke-4 Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 644-659.
Eisenstaedt, R., B. W.Penninx, R.C. Woodman.
2006. Anemia in the elderly: current
understanding and emerging concepts.Blood
Reviews. 20(4): 213-26.
Fitrian Prasetyo Y. 2008. Hubungan Usia
Terhadap Anemia Pada Pasien Geriatri Dengan
Penyakit Kronik. Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro. Semarang, halaman 7-8.
Garrow JS dan James WPT. 1993. Human
Nutrition and Dietetics, Ninth Edition. Edinburgh:
Churchill Livingstone. Page 174-180.
Guralnik, J.M., Eisensstaedt, R.S., Ferrucci, L.,
Klein, H.G., & Woodman, R.C.2005.Anemia in the
Elderly: A Public Health Crisis in Hematology.
(http://asheducationbook.Hema tologylibrary.org,
Diakses 15 Mei 2013).
Sudoyo AW. 2006. Anemia pada usia lanjut.
Naskah Lengkap Penyakit Dalam-PIT: 236-241.

Você também pode gostar