Você está na página 1de 4

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi. Penelitian komparasi adalah


penelitian yang berusaha untuk menemukan persamaan dan perbedaan tentang benda,
orang, prosedur kerja, ide, dan kritik terhadap orang atau kelompok. Secara sede
rhana dapat dikatakan bahwa penelitian komparasi adalah penelitian yang ingin me
mbandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebabnya (Sudijono, 2000:26
0).
Ada pun dalam penelitian ini yang dicari adalah perbedaan kemandirian antara ana
k sulung dengan anak bungsu.
A. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian, adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (A
rikunto, 1996:99). Variabel dapat pula didefinisikan sebagai gejala yang bervari
asi, seperti yang dinyatakan Sutrsisno Hadi (dalam Arikunto, 1996:97); gejala ad
alah objek penelitian yang bervariasi. Secara singkat Arikunto (1998:27) menyata
kan bahwa variabel adalah gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenis maupu
n tingkatannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat.
a. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemandirian.
b. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah urutan kelahiran yaitu anak sulung da
n anak bungsu.
Dalam penelitian ini ingin diketahui tingkat kemandirian anak sulung dan anak bu
ngsu pada aspek-aspek yang telah ditentukan yaitu intelektual, ekonomi, emosi da
n sosial. Dengan demikian kemandirian termasuk dalam kategori sebagai variabel o
rdinal, yaitu variabel yang menunjukkan adanya tingkatan (Arikunto, 1996:98).
2. Definisi Operasional Variabel
a. Kemandirian
Menurut Gea (2002:146) mandiri adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan kein
ginan dan kebutuhan hidupnya dengan kekuatan sendiri. Menurut Basri (2000:53) ya
ng dimaksud dengan kemandirian adalah keadaan seseorang yang mampu memutuskan at
au mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Menurut Havighurst (dalam Muâ tadi
n, 2002:2), kemandirian meliputi kemandirian dalam hal intelektual, ekonomi, emo
si, dan sosial. Kemandirian intelektual ditunjukkan dengan kemampuan dalam menga
tasi masalah. Kemandirian ekonomi ditunjukkan dengan kemampuan mengatur sendiri
perekonomiannya. Kemandirian emosi ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi
dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang tua atau orang dewasa lainny
a., dan kemandirian sosial ditunjukkan dengan kemampuan berinteraksi dengan oran
g lain tanpa tergantung dan menunggu aksi dari orang lain. Berdasarkan pendapat
tersebut yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah kemampuan
seseorang untuk mewujudkan keinginan dan memenuhi kebutuhannya dalam hal intelek
ual, ekonomi, emosi, dan sosial tanpa tergantung pada bantuan orang lain.
b. Urutan kelahiran adalah posisi seorang anak dalam keluarga berdasarkan urutan
dia dilahirkan.
1) Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan anak sulung adalah anak yang perta
ma kali lahir dalam keluarganya.
2) Ada pun yang dimaksud anak bungsu adalah anak yang lahir terakhir kali dalam
keluarganya.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1996:115). Dengan demik
ian populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 97 Jakarta ta
hun pelajaran 2009/2010 yang berkedudukan sebagai anak sulung dan yang berkedudu
kan sebagai anak bungsu.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1996:117). A
da pun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang berpo
sisi sebagai anak sulung atau anak bungsu. Untuk mengetahui posisi anak dalam ke
luarganya apakah sebagai anak sulung atau anak bungsu dilaksanakan studi dokumen
tasi terhadap data pribadi siswa kelas XI SMA Negeri 97 tahun pelajaran 2009/201
0. Kemudian siswa-siswa tersebut dikelompokkan menurut posisinya dalam keluarga.
Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat dua kelompok sampel.
b. Teknik pengambilan sampel
Untuk memperoleh sampel yang representatif diperlukan teknik pengambilan sampel
yang sesuai. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive proporsio
nal random sampling, karena dalam pengambilan sampel dipilih siswa-siswa dengan
kedudukan anak sulung dan anak bungsu (melalui studi dokumentasi berupa data pri
badi siswa), di mana masing-masing kelompok sampel diambil dengan proporsi yang
sama yaitu 25 % dan penentuan sebagai sampel dilakukan dengan mengacak kelas yan
g akan dijadikan sebagai subyek penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemandirian anak sulung dan
anak bungsu. Kemandirian sebagai variabel terikat dalam penelitian ini merupaka
n salah satu aspek psikologis yang kondisinya dapat diketahui setelah diadakan s
uatu pengukuran sehingga diperoleh data statistik tentang kemandirian tersebut.
Dengan demikian data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah data kontinum.
Data kontinum adalah data hasil pengukuran (Sudjana, 2002:4). Karena yang diuku
r adalah aspek psikologis maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah ska
la psikologi tentang kemandirian yang digunakan untuk mengungkap kemandirian sis
wa.
2. Alat Pengumpul Data
Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kemandirian adalah skala kemandirian.
Seperti yang telah disampaikan bahwa kemandirian sebagai variabel bebas dalam pe
nelitian ini merupakan varibel ordinal. Skala Likert sesuai untuk penelitian ini
karena skala Likert juga menggunakan ukuran ordinal dalam penskalaannya. Skala
Likert dipilih sebagai acuan karena mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan sk
ala yang lain, yaitu (Nazir, 1985:398) :
a. lebih mudah penyusunannya
b. skala Likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi karena setiap it
em mempunyai lima responsi alternatif (alternatif jawaban)
c. karena rentang pilihan yang lebih besar sehingga skala Likert dapat memb
erikan keterangan yang lebih nyata dan jelas tentang kondisi atau jawaban respon
den
Namun demikian pengukuran skala Likert ini juga mempunyai kelemahan yaitu karena
pengukurannya menggunakan ukuran ordinal, skala Likert hanya dapat mengurutkan
individu dalam skala tetapi tidak dapat membandingkan berapa kali individu atau
kelompok lebih baik dari yang lain (Nazir, 1985:398), namun kelemahan tersebut t
idak terlalu menjadi permasalahan karena dalam penelitian ini hanya terdapat dua
kelompok yang diperbandingkan dan untuk mengetahui perbandingannya dapat diguna
kan hitungan statistik yang sesuai.
3. Penyusunan Alat Pengumpul Data
Dalam instrumen penelitian ini hanya digunakan empat opsi atau alternatif jawaba
n yaitu Selalu, Sering, Jarang dan Tidak Pernah untuk mengurangi kecenderungan r
esponden untuk memberikan jawaban yang netral. Keempat opsi tersebut mempunyai s
kor masingmasing adalah; Selalu = 4, Sering = 3; Jarang = 2; dan Tidak Pernah =
1 untuk pernyataan positif dan sebaliknya untuk pernyataan negatif. Ada pun tota
l skor dari masing-masing responden adalah hasil penjumlahan skor dari seluruh i
tem yang tersedia. Penskoran untuk tiap jawaban dengan pernyataan positif dan ne
gatif tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Penskoran item berdasar jenis pernyataan
Pernyataan Skor
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Pada bagian sebelumnya telah dikutip pendapat Havighurst (dalam Muâ tadin 2002:2) y
ang menyatakan bahwa kemandirian seseorang meliputi segi emosi, ekonomi, intelek
tual dan sosial. Kemandirian emosi ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi
dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang tua atau orang dewasa lainny
a. Kemandirian ekonomi ditunjukkan dengan kemampuan mengatur sendiri perekonomia
nnya. Kemandirian intelektual ditunjukkan dengan kemampuan dalam mengatasi masal
ah, dan kemandirian sosial ditunjukkan dengan kemampuan berinteraksi dengan oran
g lain tanpa tergantung dan menunggu aksi dari orang lain Muâ tadin (2002:2).
Pendapat Havighurst tersebut dipilih sebagai acuan dalam pembuatan instrument ka
rena memberikan gambaran tentang kemandirian seseorang dari beberapa aspek. Kema
ndirian seseorang akan nampak melalui tindakannya sehari-hari dalam bidang-bidan
g tersebut.
D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas instrumen
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebu
ah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunt
o, 1996:158). Tipe validitas instrumen dalam penelitian ini adalah validitas kon
struk, yaitu kesesuaian instrumen dengan teori yang mendasari (Suryabrata, 2000:
42). Untuk mengetahui validitas empirik instrumen tersebut maka diukur validitas
butirnya dengan rumus korelasi product moment berikut:
(Arikunto, 1996:160)
Penghitungan validitas instrumen tersebut menggunakan bantuan komputer dengan pr
ogram SPSS.
2. Reliabilitas Instrumen
Selain validitasnya, instrumen juga diukur reliabilitasnya. Reliabilitas adalah
kepercayaan suatu instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen dikatakan reliabe
l bila data yang dikumpulkan instrumen memang sesuai dengan kenyataannya (1996:1
68). Karena rentang skor instrument dalam penelitian ini berjenjang antara 1 sam
pai 4 (bukan 0 dan 1), reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diukur dengan
rumus alpha berikut:
(Arikunto, 1996:160)

E. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kontinu yang berupa data kua
ntitatif, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis komparasional.
Teknik tersebut adalah salah satu teknik analisis kuantitatif atau salah satu te
knik analisis statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ad
a tidaknya perbedaan antar variabel yang sedang diteliti (Sudijono, 2000:261).
Dalam penelitian ini, data yang terkumpul dianalisis dengan dua metode analisis,
yaitu teknik statistik deskriptif dan t-test untuk uji beda mean.
1. Statistik Deskriptif
Teknik analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kemandirian
masing-masing kelompok sampel. Setelah dilakukan penghitungan skor pada tiap sub
variable disusun tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui mean yang diperole
h tiap kelompok sampel. Kemudian dilakukan penghitungan standar deviasi antara m
ean teoritis dan mean hipotetis untuk mengetahui tingkat kemandirian masing-masi
ng kelompok sampel.
Menentukan mean hipotetik dan standar deviasi dengan menggunakan rumus :

Interpretasi kategori kemandirian berdasarkan tabel kriteria yang disusun sebaga


i berikut :

2. Rumus t-test
Digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean setelah dilakukan penghitung
an mean pada masing-masing kelompok sampel; yaitu kelompok anak sulung dan kelom
pok anak bungsu untuk kemudian diuji signifikansinya. Penggunaan rumus t-test da
lam suatu penelitian harus memenuhi beberapa syarat tertentu. Syarat-syarat ters
ebut adalah sebagai berikut :
a. Distribusi atau kurva yang dihasilkan adalah normal
b. t-test merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji perbedaan
mean dengan skala pengukuran variabel setidaknya interval, termasuk di dalamnya
adalah skala pengukuran diskrit dan skala pengukuran kontinum.
c. t-test hanya dapat digunakan bila jumlah anggota kedua kelompok sampel s
ama besar atau dengan selisih jumlah kedua kelompok maksimal 2.
Pengujian hipotesis dengan rumus t-test dipilih karena persyaratan no 1 dan 2 un
tuk penggunaan rumus tersebut sangat mungkin dipenuhi dalam penelitian ini. Syar
at no 3 sudah terpenuhi, karena skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian
ini adalah ordinal yaitu skala Likert dan dengan data yang dihasilkan berupa da
ta kontinum. Alasan lain menggunakan rumus t- test adalah penghitungan yang dila
kukan cukup sederhana. Kelebihan yang dimiliki rumus t-test adalah dapat digunak
an pada kelompok sampel yang besar atau kecil, kelompok sampel besar beranggota
_ 60 dan kelompok sampel kecil bila beranggota < 60. Adapun rumus t-test yang di
maksud adalah sebagai berikut :

Você também pode gostar