Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi penyuluhan merupakan suatu wadah dimana kegiatan penyuluhan akan
diadakan. Di dalam organisasi tersebut juga terdapat manusia sebagai unsur utama dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Selain itu, juga terdapat struktur organisasi yang menunjukkan
bagaimana tugas dan wewenang akan dilimpahkan. Agar kegiatan penyuluhan dapat dilakukan
dengan baik diperlukan suatu pengelolaan organisasi, pemanfaatan sarana dan prasarana yang
memadai secara maksimal.
Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan tujuan agar terjadi perubahan dalam
pengetahuan, sikap dan ketrampilan dari sasaran penyuluhan. Dalam hal ini yang menjadi
sasaran penyuluhan adalah petani dan keluarganya. Dalam rangka mencapai tujuan penyuluhan
tersebut perlu adanya peningkatan kualitas dari personel penyuluh maupun eksistensi dari
organisasi penyuluhan itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar kegiatan penyuluhan dapat
dilakukan dengan baik, tepat sasaran dan berkesinambungan. Usaha peningkatan kualitas
penyuluh dan organisasi dilakukan melalui adanya kegiatan administrasi yang tertata rapi dan
tertib.
Biasanya kegiatan penyuluhan dilakukan oleh penyuluh-penyuluh ahli (terampil) yang
berkedudukan di Balai Penyuluh Pertanian di tingkat Kecamatan. Kegiatan administrasi
penyuluhan perlu dilakukan agar kegiatan penyuluhan terarah dan terkoordinasi dengan baik
antara penyuluh, sasaran maupun stakeholders terkait. Administrasi penyuluhan diartikan sebagai
suatu kegiatan yang menyangkut seluruh aspek kegiatan suatu lembaga untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Administrasi penyuluhan menyangkut administrasi personalia,
administrasi keuangan, administrasi pelaporan dan evaluasi, administrasi kegiatan serta
administrasi yang berkaitan dengan hubungan dengan lembaga lain. suatu kegiatan penyuluhan
akan dapat berjalan tertib dan teratur apabila seluruh aspek dalam penyuluhan tersebut dapat
terpenuhi
dengan
baik.
Oleh sebab itu, dalam kegiatan praktikum administrasi penyuluhan akan menganalisis mengenai
administrasi pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan Colomadu Kabupaten
Karanganyar. Hal ini untuk mengetahui bagaimana proses administrasi penyuluhan pada
lembaga
tersebut.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum administrasi penyuluhan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam
Administrasi Penyuluhan Pertanian
a. Ayam kampung
b. Ayam ras
c. Itik
d. Kambing
e. Sapi biasa
f. Kerbau
g. Kuda
h. Babi
F. Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani yang ada diwilayah BPP Colomadu hanyalah kelompok tani. Jumlah
kelompok tani yang terdapat pada wilayah kerja BPP Colomadu yaitu ada 34 kelompok tani.
G. Sarana Pendukung Usahatani
Sarana pendukung usahatani yang dimiliki Kecamatan Colomadu antara lain Koperasi Simpan
Pinjam dan Koperasi Unit Desa (KUD). Mengenai jumlahnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 Sarana Pendukung Usahatani Kecamatan Colomadu
No. Sarana pendukung usahatani Jumlah
1.
2.. Koperasi Simpan Pinjam
KUD 16
1
Jumlah 17
Sumber : Data Sekunder Tahun 2006
H. Wilayah Kerja Penyuluhan
Mengenai wilayah kerja penyuluh, Kecamatan Colomadu memiliki empat WKPP (Wilayah Kerja
Penyuluh Pertanian), dengan perincian sebagai berikut :
1. WKPP I : Wilayah kerja meliputi Desa Ngasem dan Bolon. WKPP I ini dipegang oleh Bapak
Joko Sumartono, SP.
2. WKPP II : Wilayah kerja meliputi Desa Malangjiwan dan Gawanan. WKPP II ini dipegang
oleh Ibu Dalimah..
3. WKPP III : Wilayah kerja meliputi Desa Kalulan, Gajahan dan Blulukan. WKPP III ini
dipegang oleh Bapak Joko Wiyono dan Ibu Firma Nasunta.
4. WKPP IV : Wilayah kerja meliputi Desa Tohudan, Gedungan, baturan dan Klodran. WKPP IV
ini dipegang oleh Bapak Martono.
Dengan dibaginya wilayah kerja penyuluhan tersebut, maka kegiatan penyuluhan lebih dapat
terlaksana dengan baik, karena penyuluh dapat lebih maksimal dalam melaksanakan kegiatan
penyuluhan (dengan wilayah semakin sempit maka intensitas penyuluh dalam melakukan
kegiatan penyuluhan lebih besar).
diberikan pemerintah hanya berwujud barang, seperti benih dan alat-alat pertanian. Untuk
bantuan yang berwujud uang pemerintah tidak memberikan sehingga hanya dari swadaya petani
dan penyuluh sendiri. Anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan pelatihan dan penyuluhan
lainnya.
4.
Pelaporan
dan
Evaluasi
Pelaporan yang dibuat oleh penyuluh berisikan pelaporan kegiatan penyuluhan, pelaksanaan
kunjungan ke wilayah kerja dan pelaporan dari hasil kunjungan. Pelaporan mengenai kinerja
penyuluh di wilayah kerja masing-masing dibuat satu bulan sekali sedangkan untuk pelaporan
kehadiran penyuluh dilakukan setiap hari. Pelaporan tersebut diberikan kepada KJF Karanganyar
dan Kepala Cabang BPP Colomadu. Adanya pelaporan tersebut bermanfaat dalam pelaksanaan
evaluasi. pada BPP Colomadu ini terdiri dari 2 macam yaitu evaluasi yang dilakukan oleh KJF
Karanganyar terhadap BPP Colomadu dan evaluasi yang dilakukan oleh Koordinator terhadap
penyuluh yang dilakukan secara terjadwal dari BPP sendiri maupun insidental.
Evaluasi yang dilakukan oleh KJF Karanganyar terhadap BPP Colomadu yaitu mengkaji
program penyuluhan BPP dengan cara analisis pengajuan program kegiatan, seluruh penyuluh di
BPP
melakukan
sinkroni
data-data
di
KJF
Karanganyar.
Sedangkan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian terhadap penyuluh adalah dengan cara
pelaporan kegiatan penyuluhan yang dilakukan penyuluh selama di lapangan per bulannya,
setiap koordinator penyuluh dan penyuluh di BPP se-Kabupaten Karanganyar melakukan rapat di
Kantor Dinas Pertanian untuk membahas hasil perkembangan kegiatan penyuluhan yang
berkembang di Kabupaten Karanganyar untuk diambil kebijakan selanjutnya.
Kadang kala pihak Dinas Pertanian Kabupaten melakukan kunjungan langsung ke lapangan
untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya dan juga untuk mengetahui kepastian data
yang dilaporkan setiap bulannya baik administratif maupun dalam kegiatan penyuluhan.
5.
Hubungan
dengan
Lembaga-lembaga
Lain
Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, BPP Colomadu tidak melakukan kerjasama dengan
lembaga
lain.
B.
Organisasi
Penyuluhan
1.
Organisasi
BPP
Karangpandan
Untuk mengetahui posisi struktural ataupun fungsional dari BPP Colomadu dapat dilihat dari
struktur Organisasi Kantor BPP Colomadu Kabupaten Karanganyar sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Penyuluhan Pertanian Colomadu Kabupaten Karanganyar
Garis penghubung dalam strukur organisasi tersebut menggambarkan hubungan koordinasi antar
divisi
di
dalam
BPP
Colomadu.
BPP merupakan suatu wadah atau organisasi penyelenggaraan fungsi penyuluhan pertanian yang
merupakan unit kerja teknis operasional pemerintah Kabupaten di bidang penyuluhan pertanian
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Wadah ini mempunyai tugas
menyelenggarakan penyuluhan pertanian dalam rangka mewujudkan pembangunan pertanian
melalui
pelaksanaan
pemberdayaan
agrobisnis
dan
ketahanan
pangan.
2.
Fungsi
dan
Tugas
Pokok
BPP
:
a.
Adapun
Tugas
Pokok
BPP
adalah:
1) Menyusun programa Penyuluh Pertanian (PP) bersama keluarga tani dan masyarakat pelaku
agrobisnis
sesuai
dengan
kebutuhan
lokalita
2) Melaksanakan penyuluhan pertanian agrobisnis dan ketahanan pangan secara partisipatif
3) Memberikan berbagai rekomendasi dan mengikhtiarkan akses terhadap sumber-sumber
informasi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh keluarga tani dan masyarakat pelaku agrobisnis
4) Membantu masyarakat pelaku agrobisnis dalam memilih dan mengambil keputusan usaha
dibidang
pertanian
yang
menguntungkan
5) Memfasilitasi berbagai kegiatan pertemuan/sarasehan/mimbar yang diselenggarakan oleh
keluarga
petani
dan
masyarakat
pelaku
agrobisnis
6) Menumbuhkembangkan organisasi petani dan masyarakat pelaku agrobisnis menjadi
organisasi
sosial
ekonomi
yang
tangguh
7) Mengembangkan kepemimpinan petani dan masyarakat pelaku agrobisnis
8) Merakit dan menyebarluaskan informasi yang dibutuhkan keluarga petani dan masyarakat
agrobisnis
melalui
berbagai
media
informasi
9) Memfasilitasi pengembangan media yang dibuat oleh keluarga petani dan masyarakat pelaku
agrobisnis
10) Melakukan kerjasama dengan lembaga dan pihak-pihak lain dalam pelaksanaan penyuluhan
pertanian
11) Melaksanakan pelatihan bagi penyuluh pertanian atau kehutanan secara berkala
12) Memfasilitasi kaji terap dan studi yang dilakukan keluarga petani dan masyarakat pelaku
agrobisnis
13)
Memelihara
sarana
dan
prasarana
penyuluhan
pertanian
14) Mengupayakan peningkatan kesejahteraan penyuluh pertanian sesuai dengan peraturan yang
berlaku
15)
Menjalin
kerjasama
dengan
dunia
usaha
dibidang
agrobisnis
16) Mengembangkan kemitraan agrobisnis antara petani dengan dunia usaha
17)
Memberikan
umpan
balik
kepada
pemerintah
kabupaten
18) Melakukan bimbingan/supervisi monitoring dan evaluasi penyuluh pertanian di wilayah
kerjanya
19)
Mengelola
kebun
atau
lahan
BPP
dengan
baik
20)
Melaksanakan
administrasi
dan
pelaporan
BPP
b.
Fungsi
BPP
adalah:
1)
Memfasilitasi
tersusunnya
programa
dan
RKPP
secara
tertib
2) Mengupayakan tersedianya dan tersebarkannya informasi teknologi, sosial dan ekonomi
dalam
rangka
penyelenggaraan
agrobisnis
dan
ketahanan
pangan
3) Memfasilitasi terselenggarakannya kerjasama antara peneliti, penyuluh, petani/kontak tani dan
pelaku
agrobisnis
dalam
pengembangan
teknologi
spesifik
lokalita
4) Memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dan forum pertemuan bagi petani dan penyuluh
5) Memfasilitasi terselenggarakannya kegiatan percontohan dan model-model usaha agrobisnis
dan
ketahanan
pangan
6) Sebagai basis penyuluh dalam melaksanakan kegiatan revitalisasi penyuluhan pertanian.
Dari Skema Struktur BPP Karangpandan diatas dapat dijabarkan tugas pokok dan fungsi personil
BPP,
yaitu
:
1.
Fungsi
dan
tugas
pokok
koordinator/pengeloloa
BPP:
a.
Fungsi
koordinator/pengeloloa
BPP:
1)
Penaggung
jawab
operasional
kegiatan
BPP.
2)
Penyusun
program
PP
dan
RKPP
di
WKBPP.
3) Membantu ketua KJF mengendalikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di WKBPP.
4)
Pelaksanaan
monitoring
dan
evaluasi.
b.
Tugas
pokok
koordinator/pengelola
BPP:
1)
Bertanggung
jawab
tersusunnya
programa
BPP.
2)
Mendorong
PPdan
K
untuk
melaksanakan
tugas
penyuluhan.
3) Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan keluarga tani dan masyarakat pelaku agribisnis.
4)
Memfasilitasi
berbagai
kegiatan
pertemuan
yang
diprogramkan
BPP.
5)
Mengembangkan
kepemimpinan
petani.
6)
Memfasilitasi
pengembangan
media
informasi.
7) Melakukan kerjasama dengan lembaga dan pihak lain dalam melaksanakan penyuluhan
pertanian.
8) Menyelenggarakan training/pelatihan Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan.
9)
Memfasilitasi
kaji
terap
dan
studi
petani
diprogramkan.
10) Mengupayakan peningkatan kesejahteraan Penyuluhan Pertanian sesuai dengan peraturan
yang
berlaku.
11)
Menjalin
kerjasama
dengan
dunia
usaha
agrobisnis.
12)
Memberikan
umpan
balik
kepada
pemerintah
kabupaten.
13) Ikut bertanggung jawab atas terlaksananya program revitalisasi Penyuluhan Pertanian.
14)
Melaksanakan
koordinasi
dengan
pihak
terkait.
15) Memberikan penialaian pekerjaan petugas sesuai peraturan yang berlaku.
16) Menyampaikan usulan, saran, dan pertimbangan demi terwujudanya BPP yang lebih baik.
17)
Melaksanakan
tugas
lain
yang
diberikan
atasan.
2.
Tugas
pokok
penyuluh
pertanian
programmer:
a. Penyusunan rencana pembuatan Programa BPP dan Rencana Kegiatan Penyuluh Pertanian.
b. Pelaksanaan inventarisasi data sebagai bahan penyusunan Programa BPP.
c.
Pelaporan,
monitoring,
dan
evaluasi
pelaksanaan
Programa
BPP.
d. melayani konsultasi agrobisnis.
3.
Tugas
pokok
penyuluh
pertanian
supervisor:
a.
Menbuat
rencana
kegiatan
supervise
BPP.
b.
Membimbing
Penyuluh
Pertanian
dan
Kehutaban
di
WKPP.
c. Membantu/memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di
WKPP.
d.
Sebagai
konsultan
agrobisnis.
e.
Melaksanakan
tugas
lain
yang
diberikan
atasan.
4.
Tugas
pokok
bagian
administrasi:
a.
Mengerjakan
administrasi
kantor
BPP.
b.
Memelihara
sarana
dan
prasarana
penyuluhan
di
BPP.
c.
Membuat
laporan.
d.
Menjaga
kebersihan/keindahan
kantor
dan
lingkungannya.
e.
Mengelola
perpustakaan.
f.
Melaksanakan
tugas
lain
yang
diberikan
atasan.
5.
Tugas
pokok
pembimbing
praktek
/
petugas
bagian
kebun
:
a.
Membuat
rencana
pengelolaan
lahan
BPP.
b.
Mengikhtiarkan
sarana
dan
prasarana
pengelalaan
lahan
BPP.
c.
Membimbing
pelaksanaan
percontohan
yang
diprogramkan.
d.
Memelihara
dan
memanfaatkan
lahan
sesuai
dengan
fungsi
BPP.
e.
Menyusun
laporan
pelaksanaan
pengelolaan
lahan
BPP.
f.
Membuat
evaluasi
program
pengelolaan
lahan
BPP.
g.
Melaksanakan
tugas
lain
yang
diberikan
atasan.
3.
Struktur
Organisasi
Penyuluhan
Struktur organisasi BPP Colomadu adalah tertutup, maksudnya dalam pengangkatan petugas
penyuluhan ditetapkan berdasarkan SK No. 301/Kapts/I.P.120/4/96 yang berisi antara lain
sebagai
berikut
:
Penempatan penyuluh pertanian ditetapkan oleh kepala kantor wilayah Departemen Pertanian.
Status penyuluh pertanian adalah pegawai negeri sipil pusat Departemen Pertanian. Formasi
pengangkatan PNS calon penyuluh pertanian berada pada Departemen Pertanian. Pengisian
formasi dapat diangkat dari pegawai daerah yang memenuhi persyaratan.
Hal tersebut mengakibatkan ketidaksesuaian antara kemauan dan kemampuan penyuluh
pertanian dengan kondisi lapang ( wilayah kerja ) sehingga penyuluh bekerja tidak maksimal
karena sebelumnya penyuluh belum mengetahui kondisi dan potensi wilayah kerja.
C.
Hubungan
Kerja
Organisasi
Penyuluhan
Dengan diberlakukannya UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah telah membawa
perubahan bagi sistem pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik yang
berarti memberikan kewenangan luas bagi daerah sebagai daerah otonomi.
BPP Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar memiliki struktur organisasi yang terdiri
dari 1 Kepala BPP, 1 Staff Administrasi, 1 Koordinator Penyuluhan Pertanian, dan 5 Penyuluh
Pertanian Lapang (PPL). Bentuk Organisasi BPP Kecamatan Colomadu adalah bentuk struktural
dan
fungsional.
Bentuk struktural terdapat pada Kepala BPP dan Staff Administrasi BPP, untuk bentuk
fungsionalnya terdapat pada Koordinator Penyuluh Lapangan, dimana maksud dari bentuk
struktural adalah personil tersebut bertugas sesuai dengan jabatan masing-masing dimana
fungsinya bertanggung jawab pada pengembangan institusi. Sedangkan yang dimaksud dengan
bentuk fungsional yaitu sistem kerjanya hanya melakukan fungsinya saja, dimana personil
tersebut bertanggung jawab pada pengembangan ketrampilan di lapang. Bentuk fungsional
tersebut terdapat pada Koordinator Penyuluh dan para penyuluh, dimana Koordinator Penyuluh
selain bertugas mengkoordinir para penyuluh juga bertindak sebagai PPL yang melaksanakan
kegiatan teknis penyuluhan pertanian dilapang. Bentuk fungsional yang terdapat antar PPL yaitu
dalam hal penanganan kegiatan teknis penyuluhan pertanian kepada petani.
Hubungan kerja antar bagian dalam organisasi penyuluhan di Dinas Pertanian dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas Pertanian yang bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan
pertanian di wilayah kecamatan. Hubungan yang terjalin terdiri dari hubungan yang bersifat
komando dan koordinasi. Hubungan komando terjadi antara Kepala BPP dengan Staf
Administrasi, serta hubungan antara Koordinator Penyuluh Pertanian dengan PPL dimana dalam
hal ini Koordinator Penyuluh serta Kepala BPP berhak memerintah staff yang ada dibawahnya.
D.
Mekanisme
Penyusunan
Anggaran
Anggaran yang terdapat di BPP Kecamatan Colomadu didapat dari tiga sumber yaitu Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo, Dinas Pertanian Kabupaten, serta swadaya personel lingkup BPP sendiri.
Anggaran yang berasal dari Pemerintah Daerah berupa gaji pegawai yang masuk dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Sedangkan yang berasal dari Dinas Pertanian
Kabupaten berupa anggaran yang masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan, biaya transportasi yang berkaitan
dengan kegiatan penyuluhan, serta pengadaan peralatan-peralatan perkantoran yang biasanya
diberikan setiap satu tahun sekali. Dana dari swadaya personel lingkup BPP yaitu berupa iuran
yang dilakukan setiap bulannya yang digunakan untuk pembelian kebutuhan personel, misalnya
peralatan makan dan minum, bendera kantor, pembelian korden, jam dinding.
Penyusunan anggaran untuk lingkup BPP sendiri biasanya saat ada kegiatan penyuluhan dan
pelatihan, para petani dan penyuluh akan mamberikan iuran sukarela. Dana tersebut digunakan
pembiayaan kelangsungan kegiatan penyuluhan serta kegiatan lain seperti pelatihan, demarea
dan demplot. Jumlah anggaran disesuaikan dengan besar kecilnya kegiatan.
E.
Monitoring
Kegiatan
Penyuluhan
Sistem monitoring dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan dari pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pertanian .Sistem monitoring dari Kepala BPP kepada Koordinator
Penyuluhan Pertanian dan PPL dengan menggunakan buku kerja yang berisi laporan hasil
pelaksanaan
kegiatan
penyuluhan.
Untuk memonitoring penyuluh dalam melakukan program kerja penyuluhan dengan
menggunakan buku yang berisi catatan penyuluh tentang kegiatan yang telah dilakukan dan
penilaian petani dalam pelaksanaan program penyuluhan. Catatan-catatan tersebut berguna
sebagai acuan untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan selanjutnya, agar kegiatan penyuluhan
yang dilakukan lebih baik dari sebelumnya. Selain itu monitoring juga dilakukan dengan
kunjungan lapang dan wawancara kepada petani. Monitoring ini dilakukan dengan menggunakan
buku yang berisi catatan mengenai penilaian petani terhadap program penyuluhan yang telah
dilaksanakan. Dengan adanya penilaian tersebut, diharapkan mampu menjadi landasan untuk
pelaksanaan
program
penyuluhan
selanjutnya.
Untuk memonitoring Kepala BPP dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian Tingkat Kabupaten.
Monitoring dilakukan dengan menggunakan buku dan menggunakan catatan khusus. Monitoring
dilakukan tiap bulan. Monitoring dilakukan berupa supervisi untuk mengetahui administrasi serta
pelaksanaan
kerja
BPP
dan
menyempurnakan
pelaksanaan
kerjanya.
Kegiatan monitoring oleh Kepala BPP kepada Staffnya juga dilakukan dilakukan dengan
menggunakan buku catatan, monitoring dilakukan berupa pemeriksaan untuk mengetahui
seberapa jauh keberhasilan dalam pengelolaan administrasi kantor serta supervisi untuk
mengetahui seberapa jauh keberhasilan dari kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh
penyuluh
dilapang.
Monitoring oleh Kepala BPP dilakukan terhadap Staff Administrasi dan Koordinator Penyuluh.
Staff Adminstrasi dilihat bagaimana kerjanya dalam penyusunan administrasi kantor dan suratmenyurat, sedangkan dengan Koordinator Penyuluh dilihat bagaimana kinerja Koordinator
dilapang dalam mengkoordinasi penyuluh-penyuluh dalam melakukan kegiatan penyuluhan
dilapang.
Koordinator juga melakukan monitoring terhadap Penyuluh dengan menggunakan catatancatatan yang berisi kegiatan yang telah dilaksanakan penyuluh selama satu bulan, apakah sudah
sesuai dengan rencana kerja atau belum. Catatan-catatan tersebut berguna sebagai bahan
referensi untuk kemajuan kegiatan penyuluhan selanjutnya. Untuk lebih jelasnya mengenai alur
proses monitoring dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2 Alur Monitoring BPP Kecamatan Colomadu
Keterangan :
: Alur Monitoring
Waktu pelaksanaan monitoring yaitu secara insidental dan rutin. Insidental misalnya dalam
monitoring kegiatan proyek dan latihan dilakukan setelah kegiatan berakhir. Monitoring
insidental ini juga sebagai evaluasi dalam setiap kegiatan yang telah dilaksanakan. Sedangkan
monitoring yang bersifat rutin, seperti analisa usaha tani dan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
penyuluhan setiap bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Adjid, D. 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Jakarta
Departemen Kehutanan. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan
Kehutanan Departemen Kehutanan RI dan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret,
Surakarta. Jakarta.
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press.
Surakarta. 2001. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Prima Theresia Pressindo.
Surakarta
Sastraatmadja, E. 1993. Penyuluhan Pertanian Falsafah, Masalah dan Strategi. Alumni. Bandung.
Sekaran. 2002. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. PT Dian Rakyat. Jakarta
Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Desa, Metode dan Teknik. Tarsindo. Bandung
Van Den Ban dan Hawkins, H.S. 1996. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.