Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Jejas sel (kerusakan sel) merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara
berlebih atau sebaliknya, sehingga sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara
normal.(2)
2.
Robbins, Kumar, Cotran. Buku Ajar Patologi. 7th ed. Jakarta: EGC; 2010.
Terdapat 2 komponen utama dalam proses radang akut, yaitu perubahan penampang (perubahan
vaskular) dan struktural dari pembuluh darah serta emigrasi dari leukosit (perubahan selular).
Perubahan penampang pembuluh darah akan mengakibatkan meningkatnya aliran darah dan
terjadinya perubahan struktural pada pembuluh darah mikro akan memungkinkan protein plasma
dan leukosit meninggalkan sirkulasi darah. Leukosit yang berasal dari mikrosirkulasi akan
melakukan emigrasi dan selanjutnya berakumulasi di lokasi cedera (Mitchell & Cotran, 2003).
Segera setelah jejas, terjadi dilatasi arteriol lokal yang mungkin didahului oleh vasokonstriksi
singkat dan sementara (beberapa detik). Hal ini mengakibatkan peningkatan aliran darah dan
penyumbatan lokal (hiperemia) pada aliran darah selanjutnya. Pelebaran pembuluh darah ini
merupakan penyebab timbulnya warnamerah (eritema) dan hangat yang secara khas terlihat pada
inflamasi akut (Mitchel & Cotran, 2003). Sfingter prakapiler membuka dengan akibat aliran
darah dalam kapiler yang telah berfungsi meningkat dan juga dibukanya anyaman kapiler yang
sebelumnya inaktif. Akibatnya anyaman venular pasca kapiler melebar dan diisi darah yang
mengalir deras. Dengan demikian, mikrovaskular pada lokasi jejas melebar dan berisi darah
terbendung (Robbins & Kumar, 1995).
dalam proses radang akut, yaitu perubahan penampang dan struktural dari pembuluh darah serta
emigrasi dari leukosit. Perubahan penampang pembuluh darah akan mengakibatkan
meningkatnya aliran darah dan terjadinya perubahan struktural pada pembuluh darah mikro akan
memungkinkan protein plasma dan leukosit meninggalkan sirkulasi darah. Leukosit yang berasal
dari mikrosirkulasi akan melakukan emigrasi dan selanjutnya berakumulasi di lokasi cedera.
b. Radang Kronis
Radang kronis dapat diartikan sebagai inflamasi yang berdurasi panjang (berminggu-minggu
hingga bertahun-tahun) dan terjadi proses secara simultan dari inflamasi aktif, cedera jaringan,
dan penyembuhan. Perbedaannya dengan radang akut, radang akut ditandai dengan perubahan
vaskuler, edema, dan infiltrasi neutrofil dalam jumlah besar. Sedangkan radang kronik ditandai
oleh infiltrasi sel mononuklir (seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma), destruksi jaringan, dan
perbaikan.
Radang kronik dapat timbul melalui satu atau dua jalan. Dapat timbul menyusul radang akut,
atau responnya sejak awal bersifat kronik. Perubahan radang akut menjadi radang kronik
berlangsung bila respon radang akut tidak dapat reda, disebabkan agen penyebab jejas yang
menetap atau terdapat gangguan pada proses penyembuhan normal. Ada kalanya radang kronik
sejak awal merupakan proses primer. Sering penyebab jejas memiliki toksisitas rendah
dibandingkan dengan penyebab yang menimbulkan radang akut. Terdapat 3 kelompok besar
yang menjadi penyebabnya, yaitu infeksi persisten oleh mikroorganisme intrasel tertentu (seperti
basil tuberkel, Treponema palidum, dan jamur-jamur tertentu), kontak lama dengan bahan yang
tidak dapat hancur (misalnya silika), penyakit autoimun. Bila suatu radang berlangsung lebih
lama dari 4 atau 6 minggu disebut kronik. Tetapi karena banyak kebergantungan respon efektif
tuan rumah dan sifat alami jejas, maka batasan waktu tidak banyak artinya. Pembedaan antara
radang akut dan kronik sebaiknya berdasarkan pola morfologi reaksi.
A. Radang Tenggorokan
Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri di tenggorokan sehingga si penderita susah sekali saat
menelan makanan. Radang tenggorokan atau faringitis akut sering diikuti dengan gejala flu
seperti demam, sakit kepala, pilek, dan batuk. Disebarkan oleh virus EBV atau kuman Strep.
Pyogenes, radang tenggorokan mudah dikenali dengan memeriksakannya ke dokter THT. Jika
daerah faring ditemukan peradangan dengan tanda berupa kemerahan serta terjadi pembesaran
pada kelenjar limfe regional di sekitarnya, bisa dikatakan orang tersebut menderita radang
tenggorokan. Pada kasus yang sudah berat, di tenggorokan akan dijumpai nanah atau eksudat.
Dalam beberapa kejadian, penyakit radang tenggorokan tidak bersifat serius. Sebagian besar
penderita akan sembuh setelah tiga sampai dengan sepuluh hari tanpa terapi yang biasanya
menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Memang masalah utama seorang penderita radang tenggorokan adalah rasa tidak nyaman dan
tidak bisa bernapas secara wajar.
Untuk radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri streptococcal, antibiotik bisa diberikan
kepada si pasien agar komplikasi seperti demam rematik bisa dihindari. Jika hal ini tidak segera
ditangani, ancaman diptheria mengintai kesehatan si penderita.
B. Radang Usus Buntu
Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu, yaitu sebuah usus kecil yang
berbentuk jari yangmelekat pada usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut. Usus buntu
yang mengalami peradangan kadang-kadang pecah terbuka, yang menyebabkan peradangan
selaput perut(peritonitis).
Peradangan selaput perut adalah peradangan yang gawat dan mendadak pada selaput yang
melapisi dinding dalam rongga perut atau pada kantong yang membungkus usus. Peradangan ini
terjadi kalau usus lainnya pecah atau robek.
Penyebab umum adalah:
Adanya benda kecil atau keras (faecaliths) yang berada di appendix dan tidak bisa keluar.
C.Radang Kulit
Radang kulit, dermatitis, merupakan suatu gejala pada kulit saat jaringan terinfeksi oleh bakteri
atau virus.
D.Radang Sendi
sendi, osteoarthritis, adalah salah satu arthritis yang disebabkan oleh berkurangnya cartilage
terutama di daerah persendian. Cartilage sendiri merupakan substansi protein yang menjadi
semacam oli bagi tulang dan persendian. Ketika cartilage mengalami penurunan dalam jumlah,
selanjutnya struktur tulang akan tergerus.
Arimbi, dkk., 2013. Buku Ajar Patologi Umum Veteriner. Surabaya : Airlangga Press