Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LAPORAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN
JUNI 2015
UNIVERSITAS HASANUDDIN
AMELOBLASTOMA MANDIBLE
OLEH :
Triana Istiqlal
C111 10 266
Pembimbing :
dr. Arwi Amiruddin
Supervisor
dr. John Pieter, Sp.B(K)Onk
Triana Istiqlal
NIM
C111 10 266
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Hasanuddin
Ameloblastoma Mandible
Juni 2015
Pembimbing
DAFTAR ISI
dr. Arwi
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I LAPORAN KASUS..............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................7
2.1
DEFINISI....................................................................................7
2.2
ETIOLOGI..................................................................................8
2.3
KLASIFIKASI AMELOBLASTOMA.......................................8
2.4
PATOFISIOLOGI........................................................................11
2.5
GAMBARAN KLINIS................................................................11
2.6
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS............................................13
2.7
GAMBARAN RADIOGRAFI....................................................16
2.8
VARIASI KEGANASAN...........................................................19
2.9
DIAGNOSA................................................................................20
2.10 PENATALAKSANAAN.............................................................21
2.11 KOMPLIKASI.............................................................................23
2.12 DIAGNOSIS BANDING............................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24
BAB I
PRESENTASI KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny.R
Jenis kelamin
: Perempuan
: 15-02-1988/ 27 tahun
: 710689
Tanggal masuk
: 20-05-2015
Ruangan
: Lontara 2 Atas
Belakang K 6 bed 3
II.
ANAMNESIS
Keluhan utama
Anamnesis terpimpin
sakit. Awalnya kecil seperti kacang tanah hingga kini sudah membesar
seperti telur ayam kampung. Riwayat cabut gigi tidak ada. Riwayat
penurunan berat badan tidak ada, riwayat mual dan muntah tidak ada.
III.
PEMERIKSAAAN FISIK
Status generalis
Status vitalis
: Tekanan darah
Status lokalis
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/ menit
Pernapasan
: 20 x/ menit
Suhu
: 36,6 0C
Inspeksi
Palpasi
tidak tegas.
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan labratorium
(04-05-2015)
WBC : 9.25 X 103/ mm3
RBC
: 305x103/ mm3
(04-05-2015)
CT/ BT
: 7.30/ 3.00
PT/ APTT
: 10.2/ 28.4
GDS
: 109
Ureum/ creatinin
: 17/ 0.50
SGOT/ SGPT
: 19/ 24
Na / K/ Cl
2) Pemeriksaan radiologi
mandibula kiri
Foto 3D wajah
Tulang-tulang intak
Mikroskopik :
1. Sediaan apusan dari bagian padat tumor, terdiri dari
banyak kelompok sel inti bulat, kromatin halus, kohesi
baik bercampur dengan sel-sel inti spindel. Dengan latar
belakang; eritrosit
2. Apusan dari kistik tumor terdiri dari banyak sel-sel
netrofil
V.
Kesan
: Suspect Ameloblastoma
DIAGNOSIS
Ameloblastoma Mandibula Sinistra
VI.
PENATALAKSANAAN
-Analgetik
-Antibiotik
-Pembedahan
VII.
RESUME
Seorang perempuan, 27 tahun masuk RSWS dengan tumor
submandibula sinistra dialamai 2 tahun sebelum masuk rumah sakit.
Tumor dengan progresivitas membesar. Pemeriksaan fisik tanda vital
dalam batas normal. Pada regio submandibula sinistra didapatkan hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
DEFINISI
Definisi ameloblastoma (amel, yang berarti enamel dan blastos, yang
berarti kuman) adalah tumor, jarang jinak epitel odontogenik (ameloblasts, atau
bagian luar, pada gigi selama pengembangan) jauh lebih sering muncul di rahang
bawah dari rahang atas. Ini diakui pada tahun 1827 oleh Cusack. Jenis neoplasma
odontogenik ditunjuk sebagai adamantinoma pada 1885. Tumor ini jarang ganas
atau metastasis (yaitu, mereka jarang menyebar ke bagian lain dari tubuh), dan
kemajuan perlahan, lesi yang dihasilkan dapat menyebabkan kelainan yang parah
dari wajah dan rahang. Selain itu, karena pertumbuhan sel yang abnormal mudah
infiltrat dan menghancurkan jaringan sekitar tulang, bedah eksisi luas diperlukan
untuk mengobati gangguan ini. Jadi Ameloblastoma adalah suatu tumor berasal
dari sel sel embrional dan terbentuk dari selsel berpontesial bagi pembentukan
enamel. Tumor ini biasanya tumbuh dengan lambat, secara histologis jinak tetapi
secara klinis merupakan neoplasma malignan, terjadi lebih sering pada badan atau
ramus mandibula dibanding pada maksila dan dapat berkapsul atau tidak
berkapsul.(1-3)
Gambar 4. Ameloblastoma(2)
2.2
ETIOLOGI
Pada saat ini kebanyakan para ahli mempertimbangkan ameloblastoma
KLASIFIKASI AMELOBLASTOMA
Ada tiga tipe subtipe secara klinis untuk tujuan perawatan antara lain, tipe
prevalensi yang sama pada usia dekade ketiga sampai dekade ketujuh. Tidak
ada prediksi jenis kelamin yag signifikan. Sekitar 85% tumor ini terjadi pada
mandibula, paling sering terjadi pada daerah molar di sekitar ramus asendens.
Sekitar 15% tumor ini terjadi pada maksila biasanya pada regio posterior.
Tumor ini biasanya asimptomatik dan lesi yang kecil ditemukan pada
saat pemeriksaan radiografis. Gambaran klinis yang sering muncul adalah
pembengkakan atau ekspansi rahang yang tidak terasa sakit. Jika tidak
dirawat, lesi akan tumbuh lambat membentuk massa yang masif. Rasa sakit
dan parastesis jarang terjadi bahkan pada tumor besar.
Tumor ini muncul dengan berbagai macam gambaran histologis antara
lain variasi dalam bentuk folikular, pleksiform dan sel granular. Walaupun
terdapat bermacam tipe histologis tapi hal ini tidak mempengaruhi perawatan
maupun prognosis.
Tipe solid atau multikistik tumbuh vasif secara lokal memiliki angka
kajadian rekuransi yang tinggi bila tidak diangkat secara tepat tapi dari sisi
lain tumor ini memiliki kecenderungan yang rendah untuk bermetastasis.
Ameloblastoma tipe solid/multikistik ini ditandai dengan agka terjadi
rekurensi sampai 50% selama 5 tahun pasca perawatan. Oleh karena itu,
ameloblastoma tipe solid atau multikistik harus dirawat secara radikal (reseksi
dengan margin jaringan normal disekeliling tumor). Pemeriksaan rutin jangka
panjang bahkan seumur hidup di indikasikan untuk tipe ini.
b. Unikistik (13%)
Ameloblastoma unikistik sering terjadi pada pasien muda, 50% dari
tumor ini ditemukan pada pasien yang berada pada dekade kedua. Lebih dari
90% ameloblastoma unikisik ditemukan pada mandibula pada regio posterior.
Ameloblastoma tipe unikistik umumnya membentuk kista dentigerous
secara klinis maupun secara radiografis walaupun beberapa diantaranya tidak
berhubungan dengan gigi yang erupsi.
PATOFISIOLOGI
Tumor
ini
bersifat
infiltratif,
tumbuh
lambat,
tidak
berkapsul,
berdiferensiasi baik. Lebih dari 75% terjadi di rahang bawah, khususnya regio
molar dan sisanya terjadi akibat adanya kista folikular. Tumor ini muncul setelah
terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh zat-zat karsinogen
tadi. Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap :(5)
1)
2)
3)
2.5
GAMBARAN KLINIS
Ameloblastoma merupakan tumor yang jinak tetapi merupakan lesi invasif
secara lokal, dimana pertumbuhannya lambat dan dapat dijumpai setelah beberapa
tahun sebelum gejala-gejalanya berkembang. Ameloblastoma dapat terjadi pada
usia dimana paling umum terjadi pada orang-orang yang berusia diantara 20
sampai 50 tahun dan hampir dua pertiga pasien berusia lebih muda dari 40 tahun.
Hampir sebagian besar kasus-kasus yang dilaporkan menunjukkan bahwa
ameloblastoma jauh lebih sering dijumpai pada mandibula dibanding pada
maksila. Kira-kira 80% terjadi di mandibula dan kira-kira 75% terlihat di regio
molar dan ramus, Ameloblastoma maksila juga paling umum dijumpai pada regio
molar.(3,6)
Pada tahap yang sangat awal , riwayat pasien asimtomatis (tanpa gejala).
Ameloblastoma tumbuh secara perlahan selama bertahun-tahun, dan tidak ditemui
sampai dilakukan pemeriksaan radiografi oral secara rutin. Pada tahap awal,
tulang keras dan mukosa diatasnya berwarna normal. Pada tahap berikutnya,
tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor yang menonjol terasa lunak
pada penekanan dan dapat memiliki gambaran berlobul pada radiografi. Dengan
pembesarannya, maka tumor tersebut dapat mengekspansi tulang kortikal yang
luas dan memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi
menyadari adanya pembengkakan yang progresif, biasanya pada bagian bukal
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
Sejumlah pola histologis digambarkan dalam ameloblastoma. Beberapa
berproliferasi kedalam pola yang serupa dengan ameloblas dari organ enamel.
Secara kasar, ameloblas terdiri dari jaringan kaku yang berwarna keabu-abuan
yang memperlihatkan daerah kistik yang mengandung cairan kuning yang bening.
(4,7)
Amelobalstoma secara dekat menyerupai organ enamel, walaupun kasuskasus yang berbeda dapat dibedakan dari kemiripan mereka untuk tahap-tahap
odontogenesis yang berbeda. Karena pola-pola histologis ameloblastoma sangat
bervariasi, maka sejumlah tipe yang berbeda secara umum dijelaskan:(4)
1) Folikular
Ameloblastoma folikular terdiri dari pulau-pulau epitel dengan dua
komponen berbeda. Bagian sentral dari pulau epitel mengandung suatu
jalinan sel-sel yang rumit dan longgar yang menyerupai stelate retikulum
dari organ enamel. Disekeliling sel-sel ini adalah lapisan sel-sel kolumnar
tinggi dan tunggal dengan nukleusnya berpolarisai jauh dari membran
dasar. Degenerasi kistik umumnya terjadi dibagian sentral pulau-pulau
epitel, meninggalkan ruang yang jelas dan dibatasi oleh sel-sel stelate
padat. Kelompok sel-sel epitel dipisahkan oleh sejumlah steoma jaringan
fibrosa.
Gambar 7. Folikular(7)
2) Pleksiform
Gambar 8. Pleksiform(7)
3) Akantomatosa
Dalam ameloblastoma akantomatosa, sel-sel yang menempati
posisi stalate retikulum mengalami metaplasia squamous, terkadang
dengan pembentukan keratin pada bagian sentral dari pualu-pulau tumor.
Terkadang, epitel pearls atau keratin pearls dapat dijumpai.
Gambar 9. Akantomatosa(7)
4) Granular
Pada ameloblastoma sel granular, ada ciri-ciri transformasi
sitoplasma, biasanya sel-sel yang menyerupai stelate retikulum sehingga
mengalami bentuk eosinofil, granular yang sangat kasar. Sel-sel ini sering
meluas hingga melibatkan sel-sel kolumnar atau kuboidal periperal.
Penelitian ultra struktural, seperti yang dilakukan Tandler dan Rossi,
menunjukkan bahwa granul-granul sitoplasmik ini menunjukkan lisosomal
dengan komponen-komponen sel yang tidak dapat dikenali. Hartman telah
melaporkan
serangkaian
kasus
ameloblastoma
sel
granular
dan
memperkirakan bahwa tipe sel granular ini terlihat menjadi lesi yang
agresif dan cenderung untuk kambuh kecuali dilakukan bedah yang sesuai
pada operasi pertama.
GAMBARAN RADIOGRAFI
Pada radiografi ameloblastoma secara klasik digambarkan sebagai suatu
lesi yang menyerupai kista multilokular pada rahang. Tulang yang terlibat
digantikan oleh berbagai daerah radiolusen yang berbatas jelas yang member lesi
suatu bentuk seperti sarang lebah atau gelembung sabun. Kemungkinan juga ada
radiolusen berbatas jelas yang menunjukkan suatu ruang tunggal. Suatu
ameloblastoma menghasilkan lebih luas resobsi akar gigi yang berkontak dengan
lesi.(3,6)
.
ameloblastoma
yang
secara
radiografi
menyerupai
kista
residualberbatas epitel. Bentuknya bulat dan memiliki batas yang jelas dan teratur.
Suatu kerusakan kecil pada tulang didekat daerah puncak alveolus memberikan
suatu gambaran radiolusen yang dapat di interpretasikan dengan baik sebagai
kerusakan setelah operasi.(3)
penyingkiran gigi yang tidak erupsi dan mungkin ameloblastoma pada keadaan ini
dibentuk dari sumber tersebut.(1)
Dengan meningkatnya ukuran lesi, maka korteks dilibatkan, dirusak dan
jaringan lunak diinvasi. Dalam hal ini, ameloblastoma berbeda dari lesi fibrous
dan fibroosseus yang mengekspansi tetapi cenderung mempertahankan korteks.(2,3)
Walaupun pemeriksaan rontgen bernilai penting untuk menentukan
perluasan keterlibatannya, namun ini tidak selalu bernilai diagnostic yang pasti.
Lesi-lesi yang kecil sulit untuk di interpretasikan, dan pada beberapa kasus harus
bergantung pada pemeriksaan patologis yang seharusnya dibuat pada semua kasus
yang dicurigai.(1-3)
2.8
VARIASI KEGANASAN
Frekuensi terjadinya variasi keganasan pada ameloblastoma sangat sulit
Istilah
malignant
ameloblastoma
digunakan
untuk
tumor
yang
2.9
DIAGNOSA
1. Pemeriksaan klinis
Pada tahap yang sangat awal, riwayat pasien asimtomatis. Tumor
tumbuh secara perlahan selama bertahun-tahun dan ditemukan pada
rontgen foto. Pada tahap berikutnya, tulang menipis dan ketika teresobsi
seluruhnya tumor yang menonjol terasa lunak pada penekanan. Dengan
pembesarannya, maka tumor tersebut dapat mengekspansi tulang kortikal
yang luas dan memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak.
Pasien jadi menyadari adanya pembengkakan, biasanya pada bagian bukal
mandibula dan dapat mengalami perluasan ke permukaan lingual, suatu
gambaran yang tidak umum pada kista odontogenik. Sisi yang paling
sering dikenai adalah sudut mandibula dengan pertumbuhan yang meluas
ke ramus dan ke dalam badan mandibula. Secara ekstra oral dapat terlihat
adanya pembengkakan wajah dan asimetri wajah. Sisi asimetri
tergantungpada tulang-tulang yang terlibat. Perkembangan tumor tidak
menimbulkan rasa sakit kecuali ada penekanan pada saraf atau terjadi
komplikasi infeksi sekunder. Ukuran tumor yang bertambah besar dapat
menyebabkan gangguan pengunyahan dan penelanan.(6)
2. Pemeriksaan radiologis
Tampak radiolusen unilokular atau multilokular dengan tepi
berbatas tegas. Tumor ini juga dapat memperlihatkan tepi kortikal yang
berlekuk, suatu gambaran multilokular dan resobsi akar gigi yang
berkontak dengan lesi tanpa pergeseran gigi yang parah dibanding pada
kista. Tulang yang terlibat digantikan oleh berbagai daerah radiolusen yang
berbatas jelas dan member lesi suatu bentuk seperti sarang lebah atau
gelembung sabun. Kemungkinan juga ada radiolusen berbatas jelas yang
menunjukkan suatu ruang tunggal.(8)
3. Pemeriksaan patologi anatomi
Kandungan tumor ini dapat keras atau lunak, tetapi biasanya ada
suatu cairan mukoid berwarna kopi atau kekuning-kuningan. Kolesterin
jarang dijumpai. Secara makroskopis ada dua tipe yaitu tipe solid (padat)
dan tipe kistik. Tipe yang padat terdiri dari massa lunak jaringan yang
berwarna putih keabu-abuan atau abu-abu kekuning-kuningan. Tipe kistik
memiliki lapisan yang lebih tebal seperti jaringan ikat dibanding kista
sederhana. Daerah-daerah kistik biasanya dipisahkan oleh stroma jaringan
fibrous tetapi terkadang septum tulang juga dapat dijumpai. Mikroskopis
terdiri atas jaringan tumor dengan sel-sel epitel tersusun seperti pagar
mengelilingi jaringan stroma yang mengandung sel-sel stelate retikulum,
sebagian menunjukkan degenerasi kistik.(7,9)
Dari pemeriksaan klinis, radiologis dan patologi anatomidapat didiagnosa
bahwa tumor tersebut ameloblastoma. Biasanya tidak sulit untuk mendiagnosa
pertumbuhan tumor ini dengan bantuan rontgenogram dan dari data klinis,
kelenjar limfe tidak terlibat. (6)
2.10
PENATALAKSANAAN
Ameloblastoma mempunyai reputasi untuk mengalami kekambuhan
ameloblastoma
seharusnya
dieksisi
daripada
bemimaksilektomi
dan
bemimandibulektomi.
Apabila
e. Kauterisasi
Kauterisasi merupakan pengeringan atau elektrokoagulasi lesi,
termasuk sejumlah jaringan normal disekelilingnya.Kauterisasi tidak
umum digunakan sebagai bentuk terapi primer, namun merupakan terapi
yang lebih efektif dibanding kuretase.
2.11
KOMPLIKASI
Caldwell, Separsky, dan Luccbesi (1970) serta Shatkin dan Hoffmeister
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding amloblastoma anatra lain central giant cell granuloma,
odontogenic
keratocyt,
odontogenyc
myxoma,
central
mucoepidermoid
DAFTAR PUSTAKA
SG,
Jang
HS.
Ameloblastoma:
A clinical,
radiographic,
and
histopathologic analysis of 71 cases. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral
Radiol Endod. 2001;91:649653.
9. Adebiyi KE, Ugboko VI, Omoniyi-Esan GO, Ndukwe KC, Oginni
FOClinicopathological analysis of histological variants of ameloblastoma in a
suburban Nigerian population. Head Face Med. 2006 Nov 24;2:42.
10. Kahairi A, Ahmad RL, Wan Islah L, Norra H: Management of large
mandibular ameloblastoma - a case report and literature reviews. Archives of
Orofacial Sciences 2008, 3(2):52-55.