ANEKSASI

Aneksasi (annexation)
Aneksasi adalah suatu metode memperoleh kedaulatan teritorial yang digunakan dalam dua
perangkat keadaan:
1.Di mana wilayah yang dianeksasi itu telah ditaklukan oleh negara yang menganeksasi.
Harus ada maksud menganeksasi yang dinyatakan secara resmi, yang biasanya diungkapkan
dalam suatu surat (nota) yang dikirimkan kepada semua negara lain yang berkepentingan.
2.Di mana wilayah yang dianeksasi itu benar-benar berada dalam posisi lebih rendah daripada
negara penganeksasi pada waktu pengumuman maksud negara penganeksasi.

Aneksasi ( berasal dari bahasa Latin yang berarti perhubungan atau bergabung).

Aneksasi adalah pemasukan wilayah dengan jalan kekerasan yaitu dengan mencaplok
wilayah lain.

Aneksasi adalah akuisisi permanen dan penggabungan beberapa entitas teritorial menjadi
entitas geo-politik lain (baik yang berdekatan atau non-contiguous).

Wilayah dan jumlah penduduk yang dicaplok adalah lebih kecil, lebih perifer, dan lebih
lemah dari dua entitas penggabungan, pembatasan ukuran fisik. Hal ini juga dapat berarti
ukuran tertentu pemaksaan, ekspansionisme atau unilateralisme pada bagian kuat dari entitas
penggabungan. Karena itu, istilah yang lebih positif seperti serikat politik atau reunifikasi
kadang-kadang digunakan.

Aneksasi berbeda dari penyerahan dan peleburan, karena tidak seperti penyerahan dimana
wilayah yang diberikan atau dijual melalui perjanjian, atau penggabungan (di mana
pemerintah dari kedua belah pihak akan ditanya apakah mereka setuju dengan
penggabungan), pencaplokan merupakan tindakan sepihak di mana wilayah disita dan
dipegang oleh satu negara dan dilegitimasi melalui pengakuan umum oleh badan-badan
internasional lainnya (yaitu negara dan organisasi antar pemerintah).

Selama Perang Dunia II penggunaan aneksasi dirampas seluruh populasi perlindungan yang
diberikan oleh hukum internasional yang mengatur pendudukan militer. Para penulis dari

Konvensi Jenewa IV membuat titik "memberikan aturan-aturan ini karakter absolut",

sehingga membuatnya jauh lebih sulit bagi negara untuk memotong hukum internasional
melalui penggunaan aneksasi.

Aneksasi merupakan sebuah proses, biasanya terdapat kekerasan, dimana sebuah negara
mengambil alih lain, menghancurkan, relokasi atau menggabungkan semua atau bagian dari
lembaga, terutama angkatan bersenjata yang mungkin memiliki kebijakan dan badan-badan
internasional (kedutaan, konsulat, representasi dengan lembaga internasional).

Pencaplokan atau aneksasi biasanya tidak diinginkan oleh kelas penguasa negara dicaplok,
biasanya kehilangan semua atau sebagian dari kekuasaan mereka, mereka dapat diinginkan
oleh kebanyakan orang.

Sulit untuk memberikan contoh pencaplokan, karena ada biasanya panjang dengan
pemerintah yang nyaman, tetapi beberapa kasus jelas, bahkan di bawah resolusi PBB. Kasus
pencaplokan adalah:
Tibet oleh China pada tahun 1950.
South Vietnam oleh Vietnam Utara pada tahun 1975.
Kuwait oleh Irak pada tahun 1990.
Republik Dominika oleh Spanyol pada tahun 1861.

Sumber: http://id.shvoong.com/law-and-politics/international-law/2372120-pengertiananeksasi/#ixzz2gIm5vWF2

Aneksasi adalah penggabungan suatu wilayah negara lain dengan kekerasan atau paksaan ke
dalam wilayah negara yang menganeksasi.
Syarat atau unsur telah terjadinya perolehan wilayah dengan aneksasi adalah bahwa wilayah
benar-benar telah ditaklukan serta adanya pernyataan kehendak secara formal oleh negara
penakluk untuk menganeksasinya
Dewasa Ini aneksasi merupakan tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
hukum Internasional, antara Lain :
Kellog Briand Pact 1928 yang melarang perang sebagai instrumen kebijakan suatu negara.
Pasal 2 (4) Piagam PBB, melarang tindakan mengancam atau menggunakan kekerasan
terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politik negara lain.
Deklarasi prinsip-prinsip hukum Internasional tentang hubungan baik dan kerjasama
antarnegara 1974, wilayah suatu negara tidak bisa dijadikan objek perolehan oleh negara lain
dengan cara ancaman/penggunaan kekuatan. Tidak ada perolehan wilayah dengan cara itu
akan diakui secara sah oleh internasional.