Você está na página 1de 39

APOPTOSIS

NOENGKI PRAMESWARI,drg.,M.Kes
In the human body about 100,000 cells are produced every second by mitosis and a
similar number die by apoptosis !!!

PENGERTIAN APOPTOSIS
Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang
terprogram yang penting dalam berbagai proses
biologi.
Nekrosis, yang merupakan bentuk kematian sel
sebagai akibat sel yang terluka akut.
Apoptosis terjadi dalam proses yang diatur
sedemikian rupa yang secara umum memberi
keuntungan selama siklus kehidupan suatu
organisme

PENGERTIAN APOPTOSIS

Kematian sel yang terprogram atau apoptosis merupakan suatu


komponen yang normal pada perkembangan dan pemeliharaan
kesehatan pada organisme multiseluler, sebagai proses regulasi
normal dimana satu sisi terdapat pembentukan sel baru.
Sel yang mati merupakan respon terhadap berbagai stimulus dan
selama apoptosis sel ini dikontrol dan diregulasi, sel yang mati
kemudian difagosit oleh makrofag
Apoptosis berbeda dengan nekrosis. Sel yang mati pada nekrosis
akan membesar dan kemudian hancur dan lisis pada satu daerah
yang merupakan respon dari inflamasi

APOPTOSIS DAN NEKROSIS

GAMBARAN APOPTOSIS MLL


MIKROSKOP CAHAYA/ELEKTRON
A.
B.
C.
D.

E.

F.
G.

Sel menjadi bulat (sirkuler) karena struktur protein yang menyusun sitoskeleton dicerna
oleh enzim peptidase spesifik yang disebut caspase diaktifkan di dalam sel.
Sitoplasma sel tampak memadat
Kromatin (DNA dan protein-protein yang terbungkus di dalam inti sel) mulai mengalami
degradasi dan kondensasi.
Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut, menjadi semakin memadat. Pada tahap ini,
membran yang mengelilingi inti sel masih tampak utuh, walaupun caspase tertentu telah
melakukan degradasi protein pori inti sel dan mulai mendegradasi lamin yang terletak
dalam lingkungan inti sel.
Lingkungan dalam inti sel tampak terputus dan DNA di dalamnya terfragmentasi (proses
ini dikenal dengan karyorrhexis). Degradasi DNA ini mengakibatkan inti terpecah
menjadi nukleosomal unit. Inti sel pecah melepaskan berbagai bentuk kromatin atau unit
nukleosom karena disebabkan degradasi DNA.
Membran sel mengalami penonjolan-penonjolan yang ireguler/blebs/ blebbing.
Sel tersebut kemudian dimakan atau pecah menjadi beberapa fragmen gelembunggelembung yang disebut apoptotic bodies dan kemudian dimakan.

Apoptosis

APOPTOSIS: Morphology
organelle
membrane
blebbing &
changes

reduction

cell

mitochondrial
leakage

shrinkage
nuclear
fragmentation

chromatin
condensation

Hacker., 2000

APOPTOSIS: Morphological events


cell shrinkage
organelle reduction
mitochondrial leakage
chromatin condensation
nuclear fragmentation
membrane blebbing & changes

Blebbing & Apoptotic bodies


Bleb

The control retained over the cell


membrane & cytoskeleton allows intact
pieces of the cell to separate for
recognition & phagocytosis by Ms

Apoptotic body

PERANAN APOPTOSIS
Apoptosis memiliki peranan penting dalam
fenomena biologis,
Proses apoptosis yang tidak sempurna dapat
menyebabkan timbulnya penyakit yang sangat
bervariasi.
Terlalu banyak apoptosis menyebabkan sel
mengalami kekacauan, sebagaimana terlalu
sedikit apoptosis juga menyebabkan proliferasi
sel yang tidak terkontrol (kanker).

Beberapa Penyakit karena


Apoptosis yang tidak sempurna
A. Penyakit autoimun disebabkan karena sel T/B yang
autoreaktif terus menerus.
B. Neurodegeneration, seperti pada penyakit Alzheimer dan
Parkinson, akibat dari apoptosis prematur yang berlebihan
pada neuron di otak. Neuron yang tersisa tidak mempunyai
kemampuan untuk meregenerasi sel yang hilang.
C. Stroke iskemik, aliran darah ke bagian-bagian tertentu dari
otak dibatasi sehingga dapat menyebabkan kematian sel
saraf melalui peningkatan apoptosis.
D. Kanker, sel tumor kehilangan kemampuannya untuk
melaksanakan apoptosis sehingga proliferasi sel meningkat.

FUNGSI APOPTOSIS
A.

B.

Terminasi sel. Apoptosis dapat terjadi pada sel yang mengalami kerusakan yang
tidak bisa direpair, infeksi virus, keadaan yang mengakibatkan stress pada sel.
Kerusakan DNA akibat ionisasi radiasi maupun bahan kimia toxic juga dapat
mencetuskan apoptosis melalui aktivasi tumor supresor gen p53. Keputusan
untuk melakukan apoptosis dapat berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan di
sekitarnya, atau dari sel yang merupakan bagian sistem imun. Fungsi apoptosis
disini adalah untuk mengangkat sel yang rusak, mencegah sel menjadi lemah
karena kurangnya nutrisi dan mencegah penyebaran infeksi virus
Respon terhadap stress atau kerusakan DNA Kondisi stress sebagaimana
kerusakan DNA sel yang disebabkan senyawa toksik atau pemaparan sinar
ultraviolet atau radiasi ionisasi (sinar gamma atau sinar X), dapat menginduksi sel
untuk memulai proses apoptosis. Contohnya pada kerusakan genom dalam inti
sel, adanya enzim PARP-1 memacu terjadinya apoptosis. Enzim ini memiliki
peranan penting dalam menjaga integritas genom, tetapi aktivasinya secara
berlebihan dapat menghabiskan ATP, sehingga dapat mengubah proses kematian
sel menjadi nekrosis (kematian sel yang tidak terprogram).

FUNGSI APOPTOSIS
C. Homeostasis adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh
organisme yang dibutuhkan organisme hidup untuk menjaga
keadaan internalnya dalam batas tertentu. Homeostasis tercapai
saat tingkat mitosis (proliferasi) dalam jaringan seimbang dengan
kematian sel.
Jika keseimbangan ini terganggu dapat terjadi :
1. sel membelah lebih cepat dari sel mati.
2. sel membelah lebih lambat dari sel mati.
D. Involusi Hormonal. Apoptosis dapat terjadi misalnya pada pelepasan
sel endometrium selama siklus menstruasi, regresi pada payudara
setelah masa menyusui, atresia folikel ovarium pada menopause

FUNGSI APOPTOSIS
E.

F.

Perkembangan embrional. Apoptosis merupakan bagian


perkembangan jaringan. Pada masa embrio, perkembangan suatu
jaringan atau organ didahului oleh pembelahan sel dan
diferensiasi sel besar2 an yang kemudian dikoreksi mll apoptosis.
Contoh : Bila terjadi gangguan proses apoptosis berupa
diferensiasi inkomplit pada pembelahan jari2 akan mengakibatkan
syndactyly
Interaksi Limfosit. Perkembangan limfosit B dan T merupakan
proses yg kompleks, yang akan membuang sel2 yang berpotensi
menjadi rusak. Sel T Sitotoksik dapat secara langsung
menginduksi apoptosis mll terbukanya suatu celah pada target
membran dan pelepasan zat2 kimia seperti perforin,granul yg
berisi granzyme B, serin protease yang dapat mengaktivasi
caspase

PROSES APOPTOSIS
Secara garis besarnya apoptosis dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu :
1. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis).
2. Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi signal,
induksi gen apoptosis yang berhubungan, dll)
3. Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA,
pembongkaran sel, dll)
4. Fagositosis.

Sinyal Penginduksi Apoptosis

Signal yang menginduksi apoptosis bisa berasal dari ekstraseluler


dan intraseluler.
Signal ekstraseluler contohnya hormon. Hormon tiroksin
menginduksi apoptosis. Apoptosis juga bisa dipicu oleh kurangnya
signal yang dibutuhkan sel untuk bertahan hidup seperti growth
factor, nitric oxide, sitokin. Sel lain, sel berhubungan dengan sel
yang berdekatan juga bisa memberikan signal untuk apoptosis.
Semua sinyal harus dapat menembus membran atau tranduksi
untuk dapat memberikan respon
Signal intraseluler merupakan suatu respon yang diinisiasi oleh sel
sebagai respon thd stress misalnya radiasi ionisasi, kerusakan
karena oksidasi radikal bebas, panas,hipoksia, kekurangan nutrisi,
infeksi virus dan gangguan pada siklus sel.

Sinyal Penginduksi Apoptosis

Sinyal Penginduksi Apoptosis

Regulator Molekuler dari Apoptosis


Signal kematian diatur oleh tahap integrasi atau pengaturan.
Terdapat molekul regulator positif atau negatif yang dapat menghambat,
memacu, mencegah apoptosis sehingga menentukan apakah sel tetap
hidup atau mengalami apoptosis (mati).
Apoptosis diperantarai oleh famili protease yang disebut caspase, yang
diaktifkan melalui proteolisis dari bentuk prekursor inaktifnya (zymogen).
Molekul efektor lain dalam apoptosis adalah Apaf-1 (apoptotic protease
activating factor)
Regulator apoptosis yang lain adalah anggota famili Bcl-2. dibagi ke dalam
3 grup berdasarkan strukturnya. Anggota grup pertama diwakili oleh Bcl-2
dan Bcl-xL yang berfungsi sebagai anti-apoptosis. Anggota grup kedua
diwakili oleh Bax dan Bak (Bcl-2 associated killer), sebagaimana anggota
grup yang ketiga yaitu Bid (a novel BH3 domain-only death agonist) dan
Bad (the Bcl-2 associated death molecule), merupakan molekul proapoptosis

Tahap Pelaksanaan Apoptosis


Sinyal apoptosis bisa terjadi secara
intraseluler dan ekstraseluler.
Jalur ekstrinsik (ekstraseluler) diinisiasi
melalui stimulasi dari reseptor kematian
(death receptor)
jalur intrinsik diinisiasi melalui pelepasan
faktor signal dari mitokondria dalam sel.

Jalur Ekstrinsik dan Ekstrinsik

Jalur ekstrinsik/death receptor pathway

Peristiwa apoptosis jalur ekstrinsik dimulai dari adanya pelepasan


molekul signal yang disebut ligan oleh sel lain.
Ligan tersebut berikatan dengan death receptor yang terletak pada
transmembran sel target yang menginduksi apoptosis.
Death receptor yang terletak di permukaan sel adalah reseptor TNF
(Tumor Necrosis Factor), yang meliputi TNF-R1, CD 95 (Fas), dan
TNF-Related Apoptosis Inducing Ligan (TRAIL)-R1 dan R2.
Ligan yang berikatan dengan reseptor tersebut akan mengakibatkan
caspase inisiator 8 setelah membentuk trimer dengan adaptor FADD
(Fas Associeted Death Domain).
Kompleks yang terbentuk antara ligan-reseptor dan FADD disebut
DISC (Death Inducing Signaling Complex). CD 95, TRAIL-R1 dan R2
terikat dengan FADD, sedangkan TNF-R1 terikat secara tidak
langsung melalui molekul adaptor lain, yaitu : TNF-Reseptor
Associeted Death Domain protein (TRADD).

Jalur Ekstrinsik

1.

Ikatan antara FasL, suatu TNF (Tumor Necrosis Factor) dengan


reseptornya. TNF .
A. Ada 2 macam reseptor untuk TNF yaitu TNFR-1 dan TNFR-2.
B. TNF yang berikatan dengan TNFR-1 yang dapat menginisiasi
jalur aktivasi caspase.
C. Fas (Apo-1 atau CD 95) adalah reseptor untuk signal
apoptosis ekstrinsik lain pada membran sel, dan termasuk
famili reseptor TNF.
D. FasL (Fas ligan) adalah protein yang berikatan dengan Fas
untuk mengaktifkan jalur Fas. Fas merupakan protein
transmembran yang juga termasuk famili TNF.

2.

Ikatan FasL dengan Fas menginduksi reseptor untuk


mengelompok (trimerisasi)

3.
4.

5.

Pengikatan FADD (Fas associated death domain protein) pada domain


kematian (death domain).
DED (death effector domain) dari FADD mengikat pro-caspase 8. Kompleks
yang terbentuk disebut DISC (death-inducing signaling complex), kompleks
ini mengaktivasi pro-caspase 8.
Caspase 8 yang teraktivasi (heterotetramer) dilepaskan dari DISC ke
sitoplasma. Caspase 8 termasuk caspase inisiator yang akan mengaktivasi
caspase eksekutor terutama melalui pro-caspase 3

Jalur Intrinsik/Mitocondrial Pathway

Stress mitokondria yang menginduksi apoptosis jalur intrinsik disebabkan


oleh senyawa kimia atau kehilangan faktor pertumbuhan, sehingga
menyebabkan gangguan pada mitokondria dan terjadi pelepasan sitokrom
c dari intermembran mitokondria.
Protein capcase-8 akan memotong anggota famili Bcl-2 yaitu Bid.
Bid yang akan menginduksi insersi Bax dalam membran mitokondria dan
melepaskan molekul proapoptotik seperti sitokrom c, Samc/Diablo,
Apoptosis Inducing Factor (AIF), dan omi/Htr2.
Adanya dATP akan terbentuk kompleks antara sitokrom c, APAF1 dan
caspase 9 yang disebut apoptosom.
Capcase 9 akan mengaktifkan downstream procaspase-3. Protein caspase
3 yang aktif memecah berbagai macam substrat, diantaranya enzim DNA
repair seperti poly-ADP Ribose Polymerase (PARP) dan DNA protein
kinase yaitu protein struktural seluler dan nukleus, termasuk aparatus
mitotik inti, lamina nukleus, dan aktin serta endonuklease, seperti CaspaseAktivated Deoxyribonuklease Inhibitor (ICAD)

Jalur ini diaktifkan dalam respon stimulus letal seperti pengrusakan DNA, stress
oksidatif, dan hipoksia.
Mitokondria mengandung faktor pro- apoptosis seperti sitokrom c dan AIF
(apoptosis inducing factors). Keduanya merupakan substrat yang berbahaya, akan
tetapi tersimpan aman dalam mitokondria.
Saat keduanya dilepaskan ke sitoplasma dapat mengaktifkan jalur aktivasi caspase
Bax dan Bad.
Sitokrom c dalah protein heme yang berperan sebagai pembawa elektron yang
larut dalam air dalam fosforilasi oksidatif mitokondria. Adanya perubahan kekuatan
ion menyebabkan gelombang matriks. Saat membran dalam mitokondria memiliki
permukaan yang lebih luas dibanding membran luar maka gelombang matriks
menyebabkan nonspecific inner membrane permeability transition pore terbuka
sehingga sitokrom c keluar ke sitoplasma.
Sitokrom c yang keluar ke sitoplasma kemudian berikatan dengan Apaf-1
membentuk CARD (Caspase Recruitment domain).
Beberapa CARD bergabung membentuk kompleks apoptosome kemudian
mengikat pro-caspase 9 dan mengaktivasinya menjadi caspase 9 (caspase
inisiator). Caspase 9 ini akan mengaktivasi procaspase-3 menjadi caspase 3 yang
merupakan caspase efektor yang melaksanakan apoptosis.

The mitochondrial pathway


DNA
Fas
damage
Casp8
p53

Growth factor
receptors
PI3K

Bid
Bid

Bax

Bid
Bax

Akt
casp3

BAD
Bcl2

casp9
Apaf1ATP
Cyt.C

IAPs
casp3

Smac/
DIABLO

H2O2

AIF
Pollack etal., 2001

Bertemunya Jalur Ekstrinsik dan Intrinsik


Death Receptor Pathway dan Mitocondrial Pathway
bertemu saat caspase inisiator (caspase 8, 9, 10)
menghasilkan aktivasi caspase efektor (caspase 3, 6, 7).

Apoptosis: Pathways
Extrinsic Pathway
Death
Ligands

Death
Receptors

Intrinsic Pathway
DNA dama
ge &
p53

Mitochondria/
Cytochrome C

Initiator
Caspase 8
Effector
Caspase 3

Initiator
Caspase 9

PCD

PENGANGKATAN SEL YG MATI


Sel yang mati pada tahap akhir apoptosis mempunyai
fagositik molekul pada permukaannya (cth:
phosphatidylserine).
Phosphatidylserine pd normal tdp pd pemukaan sitosolik
plasma membran, tetapi pd apoptosis tersebar
dipermukaan ekstraseluler mll protein scramblase.
Molekul ini merupakan penanda sel utk fagositosis oleh
sel yang mempunyai reseptor yang sesuai spt makrofag.
Selanjutnya sitoskeleton memfagosit melalui engulfment
pada molekul tsb.
Pengangkatan sel yang mati melalui fagosit terjadi tanpa
disertai dengan respon inflamasi

Fagositosis
Sel yang terfragmentasi menjadi apoptotic body
mengeluarkan signal eat me yang dikenali oleh fagosit.
Ada 2 macam fagosit, yaitu :
Fagosit professional, contohnya sel makrofag.
Fagosit semiprofesional, sel tetangga dari sel yang mengalani
apoptosis.

Adanya sel-sel fagosit ini dapat menjamin tidak


timbulnya respon inflamasi setelah terjadinya apoptosis.
Sel fagosit juga harus dihilangkan setelah aktif bekerja.
Sel imun aktif mulai mengekspresikan Fas beberapa hari
setelah aktivasi, mentargetkannya untuk eliminasi.

PENGENDALIAN APOPTOSIS
Harus ada sbg kontrol caspases.
Dua protein untuk menginhibisi apoptosis adalah protein
mitochondrial Bcl-2 dan Bcl-xL, yang dapat menghalangi
pelepasan sitokrom c dari mitokondria.
Bcl-2 dapat juga mengikat Apaf-1 dan menghalangi
pengaktifan inisiasi caspase 9. Kelebihan ekpresi Bcl-2
dapat menyebabkan suatu sel menjadi suatu sel tumor.
BAX dan BAD yang mengikat mitokondria dan memfasilitasi
apoptosis dengan menstimulasi pelepasan sitokrom C.
Protein lain yang disebut IAPS (inhibitor of apoptosis) dapat
menghalangi caspase atau protein apoptotis lainnya.

APOPTOSIS: Signaling & Control pathways II


Externally driven

Apoptotic signals
p53
Internally Cytochrome C
Bcl2
driven

Externally driven

Inhibitors
Activators of
initiator enzymes

Initiator caspases
6, 8, 9,12

External Survival
Internal factors

Execution caspases
2, 3, 7

Apoptosis events

Inhibitors of
apoptosis
Inhibition

TERIMAKASIH

Você também pode gostar