Você está na página 1de 21

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

BUAH MODERNITAS
KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Danty Indra P
S021508071
Hidayah Nur F
S021508073
Latifah Safriana
Lukman Aryoseto
S021508075
Prima Soultoni A
Reni Purbanova
Wiwen Indita
S021508081

S021508074
S021508078
S021508079

PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI ILMU


KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Globalisasi merupakan

suatu

hal

yang

tidak

dapat

dihindari. Setiap aspek budaya dapat mempengaruhi gaya


hidup masyarakat. Fungsi keluarga menjadi sangat penting
dalam menjaga sisi negatif dari budaya-budaya tersebut.
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anggota keluarga. Bagi pasangan suami istri atau anggota
keluarga yang dewasa, keluarga berfungsi menstabilkan
kehidupan mereka, yaitu memenuhi kehidupan seksual. Bagi
anak-anak,

keluarga

memberikan

perawatan

fisik,

dan

perhatian emosional. Duvall (1985) mengatakan bahwa


keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosi,
dan sosial dari setiap anggota.
Tahap keluarga dengan kehamilan dan menanti kelahiran,
akan

menjadi

tahap

awal

dalam

keluarga

yang

menyenangkan. Oleh karenanya, kehamilan sebagai tanda


akan

hadirnya

anggota

baru

dan

penerus

keturunan

kelompok mereka, yang pada umumnya akan disambut


dengan gembira. Perawatan selama kehamilan menjadi hal
yang penting dalam menunjang kesehatan ibu dan anak.
Pemeriksaan kehamilan yang baik dan teratur tentu akan
membuat perkembangan dan pertumbuhan janin menjadi
maksimal dan sesuai dengan yang diinginkan.

Kehamilan jika diinginkan adalah proses yang sehat,


tetapi jika kehamilan itu tidak diinginkan, itu merupakan
sebuah

penyakit.

Penyebab

kehamilan

tidak

diinginkan

adalah kegagalan kontrasepsi, perkosaan dan kehamilan di


luar pernikahan.
Tingginya angka kehamilan di luar pernikahan pada
remaja di Indonesia dibuktikan dari data BKKBN tahun 2006,
kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan hamil di luar
nikah karena diperkosa sebanyak 2,3%; karena sama-sama
mau sebanyak 8,5% ; dan tidak terduga sebanyak 39%. Di
Surabaya Jawa Timur pada tahun 2010 hamil di luar nikah
karena

diperkosa

sebanyak

3,2%;

karena

sama-sama

menginginkan sebnayak 12,9%; dan tidak terduga sebanyak


45%. Di Surabaya Jawa Timur 26% remaja mengalami hamil
di luar nikah, angka ini meningkat 11 % dari tahun 2006.
Berbagai akibat yang dapat ditimbulkan oleh kehamilan di
luar nikah diantaranya dilihat dari segi obstetri yaitu abortus,
BBLR, prematur, malnutrisi, kurangnya ANC, tindakan medis
yang terlambat; dari segi psikologi yaitu kesepian, perasaan
malu dan bersalah, depresi, menimbulkan konflik dan kecewa
terhadap keluarga; dari segi sosial yaitu dikeluarkan dari
sekolah, perceraian dini, penerimaan keluarga yang kurang,
tidak mampu mensupport diri dan bayinya, dikucilkan;
meningkatkan AKI dan AKB.
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh kehamilan di
luar nikah, bisa berpengaruh terhadap sikap ibu ketika
menjalani kehamilannya yang akan berpengaruh terhadap
perilaku ibu, misalnya ANC yang tidak teratur, nutrisi yang
kurang

dan

pertumbuhan
terhadap

terjadi
janin.

stres
Selain

perkembangan

yang
itu

akan

juga

anaknya,

bisa

yaitu

mengganggu
berpengaruh
dilihat

dari

perkembangan sosial anak ketika sudah lahir. Oleh karena itu


perlu

dilakukan

penelitian

untuk

pencegahan

dan

pengelolaan kehamilan di luar nikah yang lebih baik.


B. Fokus Masalah
Dampak yang ditimbulkan oleh kehamilan di luar nikah
terhadap perkembangan sosial anak
C. Rumusan Masalah
1. Mengapa kehamilan di luar nikah pada remaja semakin
meningkat?
2. Bagaimana di lingkungan anak yang mengalami kehamilan
di luar nikah?
3. Bagaimana perkembangan anak hasil kehamilan di luar
nikah dari segi bahasa, interaksi sosial, dan kognitif?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian
ini adalah :
1. Mendiskripsikan

alasan

terjadinya

kehamilan

di

luar

pernikahan.
2. Mendiskripsikan keadaan lingkungan anak yang mengalami
kehamilan di luar nikah.
3. Mendiskripsikan perkembangan anak hasil kehamilan di
luar nikah dari segi bahasa, interaksi sosial, dan kognitif.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Khusus
a. Memberikan masukan

tentang

perencanaan

dan

pengelolaan kehamilan yang lebih matang pada kasus


kehamilan di luar pernikahan.
b. Acuan informasi pengaruh kehamilan di luar nikah
terhadap perkembangan anak.
2. Manfaat Umum
Sebagai masukan pada pemerintah dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan kehamilan di luar nikah

serta memperhatikan dampak kehamilan di luar nikah bagi


perkembangan ibu dan anaknya.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A.TINJAUAN TEORI
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah tertanamnya hasil konsepsi dalam
endometrium. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
hamil

adalah

mengandung

anak

dalam

perut,

dan

kehamilan adalah keadaan hamil, hal hamil, dengan kata


lain keadaan mengandung anak dalam perut.
b. Proses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilan merupakan mata rantai
yang berkesinambungan yang terdiri dari proses: Ovulasi
adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh IH
yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi
pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif
tuba yang mempunyai umbai (fimbriae), maka ovum yang
telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.
Ovum yang tertangkap berjalan mengikuti tuba
menuju

uterus,

dalam

bentuk

pematangan

pertama,

artinya telah siap untuk dibuahi. Spertatogonium berasal


dari sel primitif tubulus, menjadi spermatozoit pertama
menjadi spermatozoit kedua, menjadi spermatid, akhirnya
spermatozoa. Pada setiap hubungan seks itumpahkan
sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60
spermatozoa setiap cc.
Pertemuan inti ovum

dengan

inti

spermatozoa

disebut konsepsi atau fertilasasi dan pembentukan zigot.


Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba. Ovum siap
dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
Spermatozoa

ditumpahkan

melalui

kanalis

servikalis

dengan kekuatan sendiri. Dalam kavum uteri terjadi

kapasitas, yaitu pelepasan sebagian dari lipoproteinnya


sehingga mampu mendakan fertilisasi. Spermatozoa akan
mengelilingi ovum yang siap dibuahi mengkikis stomata
spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa
masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar.
Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
membentu zigot. Hasil pembelahan sel disebut Morula.
Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi
terjadi hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi.
2. Kehamilan di Luar Pernikahan
Kehamilan di luar pernikahan adalah terjadinya konsepsi
atau pembuahan sehingga seseorang menjadi hamil dan
diluar keinginan, kehendak, rencana. Kehamilan merupakan
suatu proses yang faali, yang secara normal terjadi untuk
mempertahankan

keadiran

kelompoknya

dibumi.

Oleh

karenanya kehamilan sebagai tanda akan hadirnya angota


baru

dan

penerus

keturunan

kelompok

mereka.

Pada

umumnya akan disambut dengan gembira. Kegembiraan itu


sendiri sering menutupi resiko yang dihadapi oleh perempuan
hamil. Mereka pada umumnya tidak disadari bahwa kehamilan
dapat mempengaruhi kesehatan si calon ibu atau bahkan
dapat mengacam jiwanya.
Tidak semua kehamilan disambut dengan kegembiraan
oleh

orang

tuanya.

Beberapa

kehamilan

justru

tidak

diinginkan, salah satunya kehamilan yang terjadi di luar


hubungan pernikahan. Ada beberapa alasan yang membuat
kehamilan itu terjadi di luar hubungan pernikahan, yaitu:
a. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan
Pemerkosaan merupakan peristiwa yang traumatis
meninggalkan

aib

pada

perempuan

yang

diperkosa.

Dampak psikologis akan cukup dalam dan menetap seumur


hidup. Jika perkosaan juga mengakibatkan kehamilan, aib

itu tidak hanya akan dialami oleh sikorban tetapi juga


seluruh keluarganya. Jika kehamilan itu diteruskan, maka
anak yang dilahirkan kelak akan mengalami tekanan sosial
baik dari keluarga, orang tuanya sendiri maupun dari
masyarakat.
b. Kehamilan yang terjadi akibat hubungan seksual di luar
nikah
Hubungan seks diluar ikatan perkawinan menurut
norma sosial masyarakat dianggap buruk. Kesenjangan
antara sikap yang menakutkan hubungan seks diluar nikah
dan terus berlansungnya perbuatan semacam itu membuat
kehamilan yang terjadi sebenarnya bukan merupakan
kehamilan yang diinginkan (Mohammad, 1998)
3. Perkembangan Anak
a. Pengertian
Menurut

Monks

dkk

(1998),

mengartikan

perkembangan sebagai suatu proses ke arah yang lebih


sempurna

dan

tidak

dapat

terulang

kembali.Perkembangan menunjuk pada perubahan yang


bersifat

tetap

dan

tidak

dapat

diputar

kembali.

Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang


kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada
tingkat

integrasi

yang

lebih

tinggi,

berdasarkan

pertumbuhan, pematangan, dan belajar.


Sedangkan Desmita mendefinisikan perkembangan
tidak terbatas pada pengertian perubahan secara fisik,
melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian
perubahan secara terus menerus dari fungsi-fungsi
jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju
tahap kematangan, melalui pertumbuhan dan belajar
(Desmita, 2005).

b. Hukum Perkembangan
1) Perkembangan adalah kualitatif Perkembangan tidak
mengenai

materi,

melainkan

mengenai

fungsi.

Perubahan fungsi tidak terjadi secara kuantitatif,


melainkan

secara

kualitatif.

Dengan

demikian

perkembangan itu adalah kualitatif.


2) Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan
hasil belajar Berbagai bukti menunjukkan bahwa ciri
perkembangan fisik dan mental sebagian berasal dari
proses kematangan intrinsik dan sebagian berasal
dari latihan dan usaha individu. Belajar merupakan
kegiatan yangdinamis, oleh karena itu wajar bahwa
pengatahuan,

keterampilan

dan

sikapseseorang

menjadi berkembang setelah belajar. Perkembangan


pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang ini
akan

menentukan

tingkat

kedewasaan.

Tingkat-

tingkat kedewasaan seseorang merupakan indikator


penting

bagi

perkembangan

orang,

baik

secara

jasmaniah maupun kejiwaan.


3) Usia mempengaruhi perkembangan Beberapa anak
berkembang dengan lancar bertahap dan langkah
demi langkah, sedangkan yang lain bergerak dengan
melonjak. Beberapa diantaranya menunjukkan sedikit
penyimpangan. Oleh karena itu semua anak tidak
mencapai titik perkembangan yang sama pada usia
yang sama.18 Dengan bertambahnya usia, maka
perkembangan
berlangsung

dan
terus

pertumbuhan
menuju

seseorang

kepada

tingkat

kematangan-kematangan tertentu pada fungsi-fungsi


jasmaniah.

Kematangan

fungsi

jasmaniah

dapat

mempercepat proses perkembangan, baik pada fungsi


jasmaniah itu sendiri maupun pada fungsi kejiwaan.
4) Masing-masing

individu

mempunyai

tempo

perkembangan yang berbedabeda. Dalam keadaan


normal, perkembangan seseorang berlangsungdalam
tempo

tertentu

yang

tidak

mesti

sama

jika

dibandingkan dengan tempo perkembangan orang


lain.

Tergantung

tingkat

faktor-faktor

mempengaruhinya, baik secara

yang

internal maupun

eksternal
5)

Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap


perkembangan individu mengikuti pola umum yang
sama. Setiap individu berkembang dengan mengikuti
pola umum yang

sama. Ini dikarenakan masing-

masing individu memiliki material serta fungsi-fungsi


yang sama untuk bertumbuh. Perubahan sifat-sifat
genes

terjadi secara berkesinambungan dan teratur

meskipun

terdapat

pengaruh

lingkungan

yang

menyebabkan perbedaan perkembangan, namun pola


umum perkembangan tetap sama (Sumanto,1990 ).
6) Perkembangan
lingkungan
perkembangan

dipengaruhi
Setiap

oleh

hereditas

fenomena

anak

atau

merupakan

produk

dan
gejala
dari

kerjasama dan pengaruh timbal balik antara potensi


hereditas dengan faktor lingkungan. Faktor hereditas
dan

lingkungan

perkembangan

sama-sama

individu.

penting

Hereditas

bagi

menumbuhkan

fungsifungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan


dan pengaruh lingkungan lainnya mengembangkan
fungsi-fungsi

dan

kapasitas.

Baik

rangsangan

hereditas dan rangsangan lingkungan berinteraksi


saling mempengaruhi untuk menimbulkan proses
pertumbuhan dan perkembangan.
7) Perkembangan
Lambatnya
diakibatkan

yang

lambat

perkembangan
oleh

keputusasaan

dapat

pribadi

penyakit,

dan

kurangnya

dipercepat
anak

yang

tekanan

batin

perhatian

dari

lingkungan dapat dipercepat, melalui sikap pro aktif


dari orang tua yang dedaktis, penciptaan lingkungan
yang kondusif, serta memotivasi belajar anak untuk
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki
anak (Sumanto, 1990 ).
8) Perkembangan
integrasi

meliputi

Meskipun

proses

tingkah

mulanya bersifat umum,

laku

individuasi

dan

individu

pada

namun dengan majunya

pertumbuhan terjadilah perkembangan masingmasing


fungsi yang tidak bersamaan. Dalam pola umum
pertumbuhan

fisiknya,

muncullah

fungsi

menggunakan sebelah tangannya tanpa dibarengi


dengan penggunaan tangan yang sebelahnya lagi.
Gerakan tangan yang masih global itu kemudian
disusul dengan gerakan otot balik pada tangan dan
jari untuk dapat memegang sesuatu benda. Dan
akhirnya berkembanglah kecakapan sensoris-motorik
seperti

menulis

merupakan

dan

proses

mendefinisikan

memetik
individuasi

gerakan-gerakan

senar

gitar.

dengan
khusus

Ini

jalan
secara

berangsur-angsur dari pola gerak global atau umum.


Perkembangan

juga

merupakan

proses

integrasi.

Perkembagan pribadi terjadi dari kondisi sederhana

menuju kondisi yang semakin kompleks. Kecakapankecakapan

yang

bersifat

kompleks

berkembang

melalui koordinasi dan integrasi dari fungsi-fungsi


yang lebih sederhana dan kecil-kecil. Kenyataan ini
menghendaki agar pendidikan mampu membimbing
anak sehingga anak dapat mengungkap potensipotensi yiang dimiliki secara totalitas (Sumanto,
1990)
c. Aspek perkembangan anak
1) Aspek Kognitif
Aspek

kognitif

perkembangannya
kemampuan

diawali

atau

intelektual

dengan

perkembangan

mengamati,

danmemecahkan

masalah

melihat

hubungan

sederhana,

kemudian

berkembang ke arah pemahaman dan memecahkan


masalah yang lebih rumit. Aspek iniberkembang pesat
pada

masa

mulai

masuk

sekolah

dasar

(6-7

tahun).Berkembang konstan selama masa belajar dan


mencapai puncaknya pada masa sekolah menengah
atas (usia 16-17 tahun). Walaupun individu semakin
pandai setelah belajar di perguruan tinggi, namun
para ahli berpendapat bahwa setelah usia 17 tahun
atau

18

sangat

tahun

lamban,

peningkatan
yang

ada

kemampuan
hanyalah

terjadi

pengayaan,

pendalaman dan perluasan wawasan.


2) Aspek Sosial
Aspek sosial anak berkaitan dengan hubungan
anak

dengan

orang-

orang

di

sekitarnya.Lama,

sebelum matanya dapat melihat dengan jelas, bayi


yang baru dilahirkan akan merespon bunyi atau suara

dan menuju

ke asal suara sebagaimana layaknya

orang dewasa.
dengan

Bayi harus diberikan perawatan

penuh

kelembutan,

kasih

sayang

dan

perhatian yang konsisten, sebab pada masa itu bayi


sedang

belajar

tentang

kasih

sayang

dan

mempercayai orang lain. Anak yang merasa diberikan


kasih

sayang

dan

keamanan

perkembangannya,
mengembangkan
dengan

orang

kompleks,

maka

ia

dan

dan

Ketrampilan

anak
Anak

perlu
perlu

masa

kelak

persahabatan
lain.

memahaminya.

pada

awal

mudah
kedekatan

sosial

cukup

waktu
belajar

untuk
tentang

bagaimana merasakannya, bagaimana mendengar,


berbagi, bekerjasama, mengambil atau memberi, dan
mengatasi konflik. Umumnya bayi dan anak kecil
dikenalkan oleh keinginan-keinginan dan perasaannya
sendiri. Mereka belum dapat melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain. Ia akan berbuat sesuatu
sesuai dengan apa yang ia rasakan dan inginkan.
3) Aspek Bahasa
Aspek
menirukan

bahasa
bunyi

berkembang
dan

perabaan.

dimulai

dengan

Perkembangan

selanjutnya berhubungan erat denganperkembangan


kemampuan

intelektual

dan

sosial.

Bahasa

merupakan alat untuk berfikir. Berfikir merupakan


suatu proses memahami dan melihat hubungan.
Proses ini tidak mungkin dapat berlangsung dengan
baik tanpa alat bantu, yaitu bahasa. Perkembangan
kedua aspek ini saling menunjang. Bahasa

juga

merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan

orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu


interaksi sosial. Dengan demikian perkembangan
kemampuan berbahasa juga berhubungan erat dan
saling

menunjang

dengan

perkembangan

kemampuan sosial (Akyas, 2004).


d. F aktor yang mempengaruhi perkembangan anak
Adapun beberapa faktor yang disebut faktor internal
antara lain mencakup:
1) Intelegensi
Intelegensi termasuk faktor penting, dimana
intelegensi sangat menentukan tingkat kecepatan
perkembangan kepribadian. Berdasarkan berdasarkan
penelitian Terman LM (Genetic Studies of Genius) dan
Meat TD (The Age of Walking and Talking in Relation
to General Intelegence), telah dibuktikan adanya
pengaruh intelegensi terhadap tempo perkembangan
anak terutama dalam perkembangan berjalan dan
berbicara.

Kematangan

seks

ternyata

juga

dipengaruhi ole tingkat kecerdasan anak. Mereka


yang sangat cerdas mencapai kematangan seks kirakira satu atau dua tahun lebih dahulu dibanding
dengan anak yang kurang cerdas, dan bagi anak-anak
yang kurang kecerdasannya seperti idiot dan imbicil,
kematangan ini sangat lambat atau sama sekali tidak
datang
2) Seks/jenis kelamin
Pada waktu lahir, anak laki-laki lebih besar dari
anak perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat
perkembangannya

dan

lebih

cepat

pula

dalam

mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki.

Anak perempuan umumnya lebih cepat mencapai


kematangan seks kirakira satu atau dua tahun lebih
awal dan fisiknya juga tampak lebih cepat besar dari
pada anak laki-laki. Dalam perkembangan mental
juga tampak ada perbedaan, anak perempuan lebih
cepat mencapai kedewasaannya dari pada anak lakilaki, terutama dalam kondisi kecerdasan.
3) Kelenjar-Kelenjar
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa
indoktrinologi (kelenjar buntu) berpengaruh pada
pertumbuhan jasmani seseorang setelah ia dilahirkan.
4) Kebangsaan (ras).
Hal

ini

bisa

dijelaskan

dengan

mengambil

contoh: bahwa anak-anak dari ras Mediteran (laut


tengah) tumbuh lebih cepat daripada anakanak dari
Eropa sebelah utara. Anak-anak Negro dan Indian
pertumbuhannya tidak begitu cepat dibandingkan
dengan anak-anak kulit putih dan kuning (Akyas,
2004).
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi
perkembangan antara lain mencakup:
1) Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan
keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan.
Anak kedua, ketiga dan seterusnya pada umumnya
perkembangan

itu

lebih

cepat

dari

pada

anak

pertama. Anak bungsu biasanya perkembangannya


lebih lambat karena cenderung dimanja.
2) Makanan

Pada usia kanak-kanak makanan merupakan


faktor yang sangat

penting bagi pertumbuhan dan

perkembangannya.

Bukan

hanya

berhubungan

dengan kuantitas makanan, tetapi juga berkenaan


dengan kualitas gizi yang terkandung di dalamnya.
Keduanya

sangat

mempengaruhi

perkembangan

fisiologis dan mental anak-anak secara langsung atau


tidak langsung.
3) Budaya
Faktor

budaya

sangat

besar

pengaruhnya,

sehingga dapat mempengaruhi sifat kepribadian dan


kedewasaan seseorang. Hal yang

termasuk dalam

faktor budaya di sini selain budaya masyarakat


termasuk juga pendidikan, agama dan sebagainya
(Akyas, 2004).
B.PENELITIAN YANG RELEVAN
Purbanova

(2006)

menyebutkan

bahwa

ibu

dengan

kehamilan yang tidak ddinginkan, terlebih pada kehamilan di luar


an pernikahan, menolak kehamilannya dengan alasan khusus,
dukungan keluarga minim, perawatan kehamilan hanya dilakukan
ketika mereka terlambat haid dan mereka hamil. Ibu dengan
kehamilan di luar nikah hanya akan memenuhi kebutuhan
asupan makanannya sama seperti tidak hamil. Kebugaran fisik
tidak menjadi perhatian. Bahaya alkohol dan merokok telah
mereka ketahui dengan baik, mereka tidak melakukan kebiasaan
tersebut selama hamil, tetapi ibu tetap mengkonsumsi obat
bebas ketika sakit. Perawatan diri untuk mencegah infeksi kurang
dilaksanakan dengan baik. Ibu dengan kehamilan di luar nikah
tetap melakukan pekerjaan rumah walaupun melelahkan.

C. KERANGKA BERPIKIR

Perkosaan
kehamilan yang
terjadi karena
hubungan
seksual di
luar nikah
pengaruh
kebutuhan
sosilal
ekonomi yang
mendesak

Kehamilan di
luar
pernikahan

sosial
keluarkan dari
sekolah
perceraian dini,
penerimaan keluarga
yang kurang
tidak mampu
mensupport diri
dan bayi
dikucilkan

psikologis
kesepian
merasa malu
dan
bersalah
depresi
menimbulka
n konflik
dan kecewa
terhadap
keluarga

faktor
eksternal
posisi dalam
keluarga
makanan
Budaya

kemampuan
bahasa anak
menurun
obstetri
abortus
BBLR
Prematur
malnutrisi
kurangny
a ANC
tindakan
medis
yang
terlamba
r

Perkembangan
anak

kemampuan
sosial anak
menurun
kemampuan
kognitif anak
menurun

faktor
internal
intelegensi
jenis kelamin
kelenjar
Ras

perkembang
an anak yang
kurang
optimal

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu


Penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif
dengan

pendekatan

naturalistik,

peneliti

berusaha

aktif

melakukan interaksi dengan subjek atau responden yang


diteliti dengan kondisi apa yang ada dan tidak direkayasa.
Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober November
2015.
B. Bentuk dan Stategi
Bentuk penelitian Holistik dimana semua variabel akan
digunakan.
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan adalah observasi dimana
dilakukan observasi partisipan pasif dimana akan dilakukan in
dept

interview

wawancara

mendalam

pada

segenap

responden untuk memperoleh informasi tentang kehamilan di


luar pernikah dan implikasinya dengan perkembangan sosiaal
anak.

Wawancara

mendalam

merupakan

salah

satu

pengumpulan data dalam studi kualitatif untuk memperoleh


informasi

yang

mendalam

tentang

pendapat,

persepsi

penerimaan atau kepercayaan masyarakat terhadap program


pelayanan yang telah ada.dengan kerangka acuan pertanyaan
yang digunakan.
D. Teknik Sampling
Penelitian
menggunakan

purposive

sampling

jenis

penelitan deskriptif kualitatif dengan pendekatan naturalistik,


peneliti berusaha aktif melalukan interaksi dengan subjek
atau responden yang diteliti dengan kondisi apa yang ada dan

tidak direkayasa agar diperoleh data merupakan fenomena


yang asli.
E. Uji analisis dan kepercayaan data
Untuk mengetahui keabsahan data digunakan dengan
pendekatan

Triangulasi,

yaitu

pengumpulan

data

yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan


data dan sumber yang telah ada (Sugiyono, 2005). Teknik
triangulasi pada penelitian ini yaitu dengan melakukan
wawancara terhadap keluarga responden untuk meyakinkan
pernyataan responden.
Untuk meningkatkan derajat keabsahan data, dilakukan
dilakukan juga dengan mencatat hal-hal penting selama
penelitian secara rinci, mendokumentasikan secara lengkap.
Uji

pemahaman

juga

wawancara.
F. Teknik analisis data
Analisa data adalah

dilakukan

proses

terhadap

pedoman

pengorganisasian

dan

pengurutan data kedalam pola, kategori, dan satuan dasar


uraian tugas dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan
hipotesis kerja seperti disarankan data (Moloeng, 2006).
Berdasarkan metode tersebut di atas, maka langkahlangkah yang ditempuh dalam menganalisis isi penelitian ini
adalah :
1. Mengumpulkan data berupa catatan lapangan, rekaman
kaset dari wawancara mendalam, dan memasukkan data
ke dalam transkip.
2. Mempelajari semua transkip dan melihat kekurangannya
untuk dilengkapi kembali ke lapangan dengan wawancara
mendalam.
3. Membaca dan mempelajari secara menyeluruh jenis data
yang sudah dikumpulkan untuk persiapan penyusunan
uraian dasar dalam penyajian data.

4. Menyajikan data ke dalam bentuk narasi dengan tujuan


penelitan, dengan menjaga subjek penelitian dan membuat
suatu kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Bandung:
Teraju Mizan Publika, 2004), hlm. 173.
F.J. Monks A.M.P Knoers, Ontwikkelings Psychology, terj. Siti
Rahayu Haditono, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1998), cet. 11, hlm. 1
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2005), hlm. 4
Elisabeth B. Hurlock, child development, terj. Meitasari Candrasa
dan Muslimah Zarkasih, (Jakarta: Erlangga, tth), hlm. 28

Você também pode gostar