Você está na página 1de 13

AKUNTANSI MANAJEMEN

OLEH :
MUHAMMAD KADAFI B. (A21113023)
FAUZAN MUHAMMAD ( A21113315)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2015

ACTIVITY BASED MANAGEMENT ( ABM )

Konsep Manejemen Barabasis Aktivitas (ABM)


Aktivitas merupakan hal yang utama dalam pengendalian dan penilaian
performance lingkungan yang dinamis. Akuntansi aktivitas merupakan pendekatan yang
paling tepat dalam lingkungan yang dinamis dan perusahaan ditutut untuk melakukan
continoues improvement (perbaikan terus). Akuntansi aktivitas menekankan pada
perbaikan proses. Proses adalah sekumpulan aktivitas yang menentukan kinerja suatu
pekerjaan tertentu. Perbaikan proses berarti perbaikan bagaimana suatu aktivitas
dilakukan. Oleh karena itu yang diperlukan adalah pengelolaan aktivitas bukan biayanya.
Untuk itulah muncul pendekatan yang baru yang dikenal dengan Activity Based
Management (ABM). ABM merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang
memfokuskan perhatian manajemen untuk meningkatkan customer value serta
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dengan peningkatan value tersebut bagi
konsumen.
Manajemen

berbasis

aktivitas

(activity-based

management/ABM)

adalah

pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan


untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi
customer dan laba yang dihasilkan dari penyediaan value tersebut.

Dua Dimensi Activity Based Manajemen (ABM)


Menggunakan informasi Activity Based Costing untuk mengembangkan operasi
dan menghilangkan biaya yang tidak bernilai tambah disebut Activity Based Management
(ABM). Menggunakan Activity Based Management (ABM) untuk menghilangkan
Aktivitas dan Biaya yang Tidak Bernilai Tambah.
Activity Based Management (ABM) menekankan baik pada product costing maupun
process value analysis. Terdapat 2 dimensi pada ABM yaitu:

1.

Cost Dimension
Menyediakan informasi tentang sumber ekonomi, aktivitas, produk serta konsumen.
Dalam dimensi ini dilakukan penelusuran biaya ke setiap aktivitas, kemudian biaya setiap
aktivitas dibebankan ke produk. Dimensi ini sangat bermanfaat untuk product costing,
managemen biaya strategik serta tactical analysis . Menekankan pada ketelitian alokasi
biaya aktivitas ke setiap produk.

2.

Process Dimension
Menyediakan informasi tentang mengapa suatu aktivitas dilaksanakan dan bagaimana
pelaksanaannya. Dimensi ini ingin mengetahui kinerja setiap aktivitas yang dilakukan
perusahaan. Dimensi ini menunjukan informasi tentang continoues improvement yang
dilakukan perusahaan.
Penerapan ABM
Activity based Management lebih komprehensive dibandingkan ABC. Dari
diagram tersebut terlihat bahwa ABC merupakan bagian dari ABM. ABM dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
a.

Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi biaya

yang lebih akurat


b.
Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya program-program
pengurangan biaya
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah
operasi yang (1) tidak perlu dan tidak penting (2) perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat
dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas,
biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk,
daya guna, dan nilai yang dirasakan. Berikut adalah lima langkah yang menyediakan
strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada perusahaan manufaktur dan
jasa, yaitu

1. Mengidentifikasi

aktivitas,

langkah

pertama

adalah

analisis

aktivitas,

yang

mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.


2. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk menentukan aktivitas
yang bernilai tambah adalah:
a. Apakah aktivitas tersebut perlu ?
b. Apakah aktivitas tersebut efisien ?
c. Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?
3. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam mengidentifikasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk memahami jalan dimana
aktivitas terhubung bersama. Pengerjaan ulang unit yang rusak adalah kegiatan non-nilai
tambah. Pengerjaan ulang ini dipicu oleh identifikasi produk cacat selama inspeksi. Akar
penyebab ulang, bagaimanapun, bisa berbaring di salah satu dari sejumlah kegiatan
sebelumnya. Mungkin spesifikasi bagian adalah kesalahan. Atau vendor diandalkan
dipilih. Mungkin bagian-bagian yang salah diterima. Atau kegiatan produksi yang harus
disalahkan. Satu set kegiatan yang saling berhubungan (seperti yang digambarkan di atas)
disebut proses. Kadang-kadang analisis aktivitas ini disebut sebagai analisis nilai proses
(PVA).
4. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kinerja secara terus-menerus dan
membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian manajemen mungkin terarah pada
aktivitas yang tidak perlu dan tidak efisien.
5. Melaporkan biaya yang tidak berlilai tambah, biaya tak bernilai tambah harus disoroti
pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi akktivitas tak bernilai tambah, dan
melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan proses dan
menghilangkan biaya tak bernilai tambah.

Manfaat ABM
1.

Meningkatkan customer value melalui pengurangan biaya

Mencapai Pengurangan Biaya, dimana aktivitas tak bernilai tambah dapat


diidentifikasi, empat cara bisa digunakan untuk mengurangi biaya tak bernilai tambah.
a. Mengurangi Aktivitas.
Cara ini digunakan secara sederhana pada aktivitas, dengan mengurangi waktu
atau sumber daya yang digunakan untuk aktivitas tersebut.
b. Menghilangkan Aktivitas.
Pedekatan ini mengasumsikan aktivitas tersebut sepenuhnya tidak perlu.
c. Memilih Aktivitas.
Di bawah strategi ini, aktivitas yang paling efisien yang dipilih dari serangkaian
alternatif.
d. Membagi Aktivitas.
Cara ini menemukan jalan untuk mendapatkan pencapaian yang lebih dari sebuah
aktivitas yang telah ada dengan mengkombinasikan fungsi pada beberapa cara yang lebih
efisien. Contohnya, adalah menggunakan suku cadang yang sama pada beberapa produk
2.

yang berkaitan daripada mendesain tiap produk untuk menggunakan suku cadang khusus.
Bagaimana pengurangan biaya dilaksanakan dalam ABM?
Fokus utama adalah terhadap non-value-added activities:
a. Activity reduction (pengurangan non-value-added activities)
b. Activity elimination (penghilangan non-value-added activities)
Fokus kedua adalah terhadap value-added activities:
a. Activity selection (pemilihan value-added activities)
b. Activity sharing (pemanfaatan optimum value-added activities)

Proses ABM
Business process analysis :
1.

Pengurangan biaya (cost reduction) dilandasi oleh keyakinan bahwa pemahaman secara
mendalam terhadap proses bisnis dan improvement berkelanjutan terhadap proses tersebut
merupakan penentu efektivitas pengelolaan biaya

2.

Pergeseran paradigma terhadap organisasi; dari organisasi sebagai sekelompok


fungsi/departemen ke organisasi sebagai sekumpulan proses.
Business Process Analysis dilakukan dengan tujuan untuk:

3.

Memberikan panduan dalam program pengurangan biaya dan cycle time


Improvement terhadap kualitas proses
Usaha lain dalam meningkatkan kinerja organisasi
Tahap Business Process Analysis
1) Mengidentifikasi business process
2) Mengidentifikasi subprocess dan activities
3) Melaksanakan process value analysis
4) Mengembangkan rencana improvement

Activity Based Management (ABM) ini merupakan pendekatan manajemen yang


berfokus untuk dapat :
1. Meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dari setiap aktivitas yang
dilakukan.
2. Menentukan aktivitas perusahaan yang merupakan aktivitas value added dan
aktivitas non-value added.
3. Meningkatkan value added activity dan mengurangi bahkan menghilangkan nonvalue added activity.
4. Memperbaiki laba dengan memberikan nilai pelanggan.
Keunggulan Activity Based Management ABM )
Keunggulan utama pendekatan Activity Based Management (ABM) yaitu

1. ABM

mengukur

efektivitas

proses

dan

aktivitas

bisnis

kunci

dan

mengindentifikasi bagaimana proses dan aktivitas tersebut dapat diperbaiki untuk


menurunkan biaya dan meningkatkan nilai (value) bagi pelanggan.
2. ABM memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya
untuk menambah nilai aktivitas kunci, pelanggan kunci, produk kunci, dan metode
untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan.
Kegunaan Activity Based Management
Adapun sebuah perusahaan menggunakan Activity Based Management(ABM) ini
dengan maksud untuk:
1. Mengurangi harga produk dan mengoptimalkan desain produk.
2. Mengurangi biaya-biaya perusahaan.
3. Membantu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang bisnis baru.
Activity Based Management (ABM ) Model Components
Activity Based Management (ABM) merupakan payung bagi perubahan budaya yang
diperlukan

untuk

persaingan

global.

Komponen-komponen

yang

mendukung

keberhasilan ABM meliputi :


1. Just In Time (JIT) Merupakan sistem produksi yang komprehensif dan sistem
manajemen persediaan dimana bahan baku dan suku cadang dibeli dan diproduksi
sebanyak yang dibutuhkan dan pada saat yang tepat pada setiap tahap proses
produksi.
2. Strategic Planning Suatu perencanaan yang menyeluruh dan terpadu yang
mengkaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan
dirancang untuk pencapaian tujuan perusahaan melalui pelaksanaan yang tepat
oleh perusahaan.

3. Activity Accounting Akuntansl yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas di dalam


operasi perusahaan.
4. Life Cycle Management Melibatkan manajemen aktivitas mulai dari tahap
pengembangan untuk menjamin agar biaya daur hidup secara total jumlahnya
lebih rendah dibandingkan kompetitor.
5. Performance Management Suatu kegiatan mengelola kinerja yang berorientasi
kepada pandangan strategic ke masa depan sehingga kinerja tersebut dapat
digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang membutuhkannya.
6. Investment Management Bagaimana seorang manajer investasi mengelola uang,
dimana dalam proses ini dibutuhkan pemahaman terhadap berbagai piranti
investasi, dan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi piranti
tersebut.
7. Continuous Improvement Teknik manajemen dimana para manajer dan pekerja
setuju terhadap program continuous improvement dalam hal kualitas dan factor
keberhasilan kritis.
8. Benchmarking Proses mengidentifikasikan faktor keberhasilan kritis (critical
success factor) yang dicapai perusahaan lain atau unit lain di perusahaan dengan
tujuan mengimplementasikannya sebagai perbaikan dalam proses perusahaan
untuk mencapai kinerja yang baik.
9. Target Costing Menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk
berdasarkan harga yang kompetitif sehingga produk tersebut akan dapat
memperoleh laba yang diharapkan.
10. Customer Value Analysis Suatu analisa yang dilakukan untuk menentukan
apakah suatu aktivitas memiliki nilai (value) bagi pelanggan atau tidak dengan

cara melihat apa yang diperoleh pelanggan dibandingkan dengan pengorbanan


untuk memperoleh suatu produk atau jasa. Komponen-komponen tersebut
digunakan untuk mengelola aktivitas-aktivitas agar dapat mengeliminasi
pemborosan. Misalnya mengeliminasi pemborosan dengan menekan persediaan
(persediaan nol), mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah,
mengefisiensikan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien, mengeliminasi
kerusakan (kerusakan nol), mengeliminasi pengerjaan kembali (pengerjaan
kembali nol), mengurangi setup mesin (menjadi satu), meningkatkan ketrampilan
karyawan.

JUST IN TIME
Kemajuan

teknologi

yang

sangat

pesat,

pada

perusahaan

manufaktur

mengakibatkan berkurangnya pemakaian tenaga kerja langsung disatu sisi, namun disisi
lain memerlukan pengeluaran investasi yang relative besar untuk menggunakan peralatan
modern. Karena keterbatasan dana masih banyak perusahaan yang menggunakan
prosedur yang tradisional untuk menghadapi kemajuan teknologi itu sendiri. Namun
masyarakat di Negara maju seperti Jepang khususnya komunitas manufaktur mulai
mengembangkan suatu system yang disebut Just In Time, dimana sistem ini dilatar
belakangi oleh pemborosan-pemborosan tenaga kerja, ruangan dan waktu industri, yang
terjadi dikarenakan adanya persediaan (inventory) sehingga biaya produksi menjadi lebih
tinggi. Keunggulan suatu perusahaan terhadap para pesaingnya ditentukan oleh faktorfaktor yaitu waktu, mutu, biaya dan sumber daya manusia.
Waktu merupakan salah satu faktor penentu unggulan daya saing. Jika suatu
perusahaan ingin unggul dari faktor waktu maka perusahaan harus dapat melayani
permintaan konsumen tepat waktu, mengeliminasi atau mengurangi waktu untuk aktivitas

yang tidak bernilai tambah, dan mengefisiensikan waktu untuk aktivitas bernilai tambah.
Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah
dengan mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep JIT. Operasi JIT merupakan
suatu pendekatan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi segala macam sumber
pemborosan dalam aktivitas produksi, dengan memberikan komponen produksi yang
tepat serta pada waktu dan tempat yang tepat. Operasi JIT memproduksi komponen
produksi tepat pada waktu memenuhi kebutuhan produksi, sedangkan Operasi Tradisional
memproduksi komponen produksi dalam jumlah besar dengan maksud untuk
mengantisipasi kalau- kalau terjadi sesuatu.

Pengertian Just In Time (JIT) / Definisi dan Konsep JIT


JIT (just-in-time) adalah suatu sistem yang memusatkan pada eliminasi aktivitas
pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan
hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi.
Tujuan strategis JIT adalah :
1. Meningkatkan laba
2. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :
1. Mengeliminasi atau mengurangi persediaan
2. Meningkatkan mutu
3. Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah (sehingga memungkinkan harga
jual rendah dan laba meningkat)
4. Memperbaiki kinerja pengiriman.
JIT pemanufakturan didasarkan pada konsep :

Hanya memproduksi produk sejumlah yang diminta oleh konsumen (tepat


kuantitas)
Memproduksi produk bermutu tinggi
Memproduksi produk berbiaya rendah
Memproduksi produk berdaur waktu yang tepat
Mengirimkan produk pada konsumen tepat waktu
JIT pembelian didasarkan pada konsep :
Hanya membeli sejumlah barang yang diperlukan untuk produksi
Membeli barang bermutu tinggi
Membeli barang berharga murah
Pengiriman barang yang dibeli tepat waktu
JIT mempunyai empat aspek pokok yaitu sebagai berikut :
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau kepuasan
konsumen harus dieliminasi
2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu menjadi lebih tinggi
3. Selalu diupayakan penyempurnaan berkesinambungan
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan pemahaman
terhadap aktivitas
Elemen-elemen Kunci JIT
1. Tingkat persediaan yang minimal

Sistem JIT memotong biaya dengan mengurangi :


o Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan bahan baku
o Jumlah penanganan bahan baku
o Jumlah persediaan yang usang.
2. Pembenahan Tata Letak Pabrik
3. Arus Lini
Jalur fisik yang dilewati oleh sebuah produk pada saat bergerak melalui
proses pabrikasi dari penerimaan bahan baku sampai ke pengiriman barang jadi.
4. Pengurangan Set up Time Masa pengesetan mesin (setup time) adalah waktu yang
dibutuhkan untuk mengubah perlengkapan, memindahkan bahan baku, dan
mendapatkan formulir terkait dan bergerak cepat untuk mengakomodasikan
produk unsure yang berbeda.
5. Kendali Mutu Terpadu (Total Quality Control)
TQC berarti bahwa perusahaan tidak akan memperbolehkan penerimaanpenerimaan komponen dan bahan baku yang cacat dari para pemasok, pada BDp
maupun pada barang jadi.
6. Tenaga kerja yang fleksibel
Keuntungan dan kelemahan sistem JIT
Keuntungan JIT
-

seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien
Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para

staffnya.
Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur kembali.
kertas kerja dapat lebih simple

Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit


yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan.

Kelemahan JIT
Satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh data permintaan
historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori
akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.

Você também pode gostar