Você está na página 1de 36

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan dan
pengembangan olahraga, dimana kualitas olahraga yang diarahkan menuju
kepada kesehatan jasmani dan rohani masyarakat, serta ditujukan kepada
pembentukan watak dan kepribadiaan, disiplin dan sportivitas yang tinggi. Selain
itu prestasi olahraga dapat membangkitkan rasa kebangsaan yang tinggi,
sehingga olahraga memiliki peran yang cukup vital dalam pembentukan karakter
suatu bangsa. Renang termasuk olahraga yang dapat mewujudkan beberapa
tujuan tersebut karena renang bukan ditujukan hanya untuk rekreasi ataupun
kesehatan saja melainkan juga untuk prestasi yang menggangkat harkat martabat
suatu bangsa. Badan dunia yang menangani masalah renang terbentuk pada
tahun 1905, dengan nama Federation Internationale de Natation Amature (FINA).
Di Indonesia renang sudah ada sejak lama sebelum kemerdekaan sudah banyak
kolam renang di Indonesia, namun hanya untuk kalangan penjajah dan penguasa.
Pada tanggal 21 Maret 1951 terbentuk Persatuan Berenang Seluruh Indonesia
(PBSI), kemudian tahun 1959 berubah menjadi Persatuan Renang Seluruh
Indonesia (PRSI). PRSI pada masa sekarang tidak hanya mengurusi masalah
renang saja tetapi juga loncat indah, renang indah dan polo air.
Dalam cabang olahraga renang ada beberapa gaya yang cukup popular, yaitu ; (1)
Gaya Bebas (The Free Style), (2) Gaya Dada (Breast Stroke), (3) Gaya Punggung
(Back Stroke), (4) Gaya Kupu kupu (Butterfly). Dalam hal ini, yang menjadi pusat
pembahasan dalam penelitian ini adalah pada renang gaya bebas. Menurut Prof.
Dr. Dumadi dan Drs. Kasiyo Dwijowinoto, M.S dalam bukunya Renang Materi
Metode Penilaian, ada dua istilah tentang renang gaya bebas, yaitu :
Pertama: Renang gaya bebas (The Free Style) ialah renang yang benar benar
bebas menggunakan atau memilih salah satu gaya renang dalam nomor gaya
bebas. Kedua:(1). Renang gaya rimau, (2). The Front Crawl Stroke, (3). The Crawl
Stroke. Oleh karena itu perlunya mempelajari tehnik-tehnik gerak dasar renang,
untuk menghindari cedera dan supaya lebih efektif dan efisien.
BAB II
1

PEMBAHASAN
A. Sejarah Renang
Manusia sudah dapat berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua mengenai
berenang adalah lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah
ditemukan di "gua perenang" yang berdekatan dengan Wadi Sora di Gilf Kebir,
Mesir barat daya. Catatan tertua mengenai berenang berasal dari 2000 SM.
Beberapa di antara dokumen tertua yang menyebut tentang berenang adalah
Epos Gilgamesh, Iliad, Odyssey, dan Alkitab (Kitab Yehezkiel 47:5, Kisah Para
Rasul 27:42, Kitab Yesaya 25:11), serta Beowulf dan hikayat-hikayat lain. Pada
1538, Nikolaus Wynmann seorang profesor bahasa dari Jerman menulis buku
mengenai renang yang pertama, Perenang atau Dialog mengenai Seni Berenang
(Der Schwimmer oder ein Zwiegesprch ber die Schwimmkunst).
Perlombaan renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800 setelah dibangunnya
kolam-kolam renang. Sebagian besar peserta waktu itu berenang dengan gaya
dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya rangkak depan
atau disebut gaya trudgen dalam perlombaan renang di dunia Barat. Trudgen
menirunya dari teknik renang gaya bebas suku Indian di Amerika Selatan. Renang
merupakan salah satu cabang olahraga dalam Olimpiade Athena 1896. Pada
tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang Olimpiade.
Persatuan renang dunia, Federation Internationale de Natation (FINA) dibentuk
pada 1908. Gaya kupu-kupu yang pada awalnya merupakan salah satu variasi
gaya dada diterima sebagai suatu gaya tersendiri pada tahun 1952.
Renang adalah olahraga yang melibatkan hampir semua otot tubuh bergerak
dengan mengkoordinasikan segenap kekuatan setiap perenang. Olahraga renang
dimulai sejak abad ke-19 di London, Inggris. Pada 1837, hanya terdapat 6 kolam
renang berada dikota itu. Popularitas renang terus meningkat dan pada 1869
beberapa perkumpulan mulai bermunculan. Sedangkan di Amerika baru pada
1888 olahraga renang mulai berkembang, dan tahun 1920 Amerika berhasil
merajai turnamen renang internasional.
Pada awal perkembangannya, gaya renang yang dipertandingkan hanyalah gaya
dada. Gaya baru yang pertama adalah Side Arm Stroke atau Sidde Stoke yang
2

merupakan gaya ganti. Pada 1902 gaya ini mampu menembus rekor baru 48,6
detik sejauh 100 m Gaya ini selanjutnya dikenal dengan gaya Australian Crawl.
Perkembangan selanjutnya dalam dunia renang telah membuahkan berbagai
macam gaya, diantaranya gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu pada
1935.
Di Indonesia, keberadaan kolam renang dimulai sejak sebelum era kemerdekaan.
Namun sayangnya, kolam tersebut hanya dipergunakan untuk kalangan penjajah
dan penguasa saja. Kalaupun ada untuk masyarakat umum, harga karcis masuk
sangatlah mahal. Keberadaan kolam renang di Indonesia diawali dengan
dibangunnya kolam renang Cihampelas di kota Bandung, pada 1904. Pada 1971
berdiri perkumpulan renang disana, yang bernama Bandungse Zwembond
(Perserikatan Berenang Bandung) yang membawahi 7 perkumpulan. Selain
Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan berbagai perkumpulan.
Perlombaan antar daerah mulai dilaksanakan tahun 1934. Tanggal 20 Maret 1951,
cikal bakal organisasi renang Indonesia diawali dengan didirikannya Zwembond
Voor Indonesia (ZBVI) dan pada tanggal 21 Maret 1951 lahirlah Persatuan
Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Tahun 1952 PRSI resmi menjadi anggota
Federasi Renang Dunia (FINA) atau Federation Internationale de Nation dan
Internasional Olimpic Comitte (IOC).
Kebijakan politik pemimpin di Indonesia dan Malaysia berpengaruh besar
terhadap kebijakan olahraga yang terjadi.Indonesia pasca kemerdekaan lebih
fokus ke konsolidasi pengisian kemerdekaan. Semua pimpinan pergerakan
maupun olahraga memusatkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan
menciptakan kondisi sosial politik dalam negeri yang stabil. Karena merupakan
masa transisi dari era penjajahan ke kemerdekaan, maka banyak terjadi
pergantian Kabinet, mulai dari Kabinet Presidensial hingga Kabinet Hatta II. Pada
tahun 1946 muncul keinginan untuk mengorganisir kembali olahraga di Indonesia.
Pada awal 1946 dilakukan pertemuan di Solo oleh semua pemimpin olahraga dari
seluruh daerah Republik Indonesia. Juga bergabung di sana GELORA (Gerakan
Olahraga di zaman Jepang) dengan tujuan menggerakkan olahraga secara
teratur. Pertemuan ini dikenal sebagai Kongres Olahraga I yang dipimpin Dr.

Abdul Rachman Saleh 1. Kebijakan politik, termasuk dalam bidang olahraga, yang
diambil sebuah negara sangat tergantung pada siapa yang menjadi pemimpin. Di
Indonesia, sejak kemerdekaan hingga saat ini, kepemimpinan ada di tangan
Presiden. Sementara di Malaysia, pimpinan tertinggi terletak di tangan Perdana
Menteri (PM).
Presiden pertama Indonesia, Soekarno pada periode 1945-1966, memiliki
kebijakan yang kuat pada olahraga sebagai pembangunan karakter bangsa
(nation building). Pada tahun 1957 untuk pertamakalinya dalam pidato 17 Agustus
Presiden Soekarno menyinggung pentingnya pendidikan jasmani dan olahraga
dalam rangka nation building. Pemerintah tidak hanya memperhatikan terhadap
pelaksanaan pendidikan jasmani namun juga menganggap pendidikan jasmani
sebagai staatszorg (urusan

negara)

dan

menetapkannya

sebagai staatsplicht (keharusan negara). Perintah Presiden itu dituangkan dalam


rencana pembinaan keolahragaan dinamai Rencana 10 Tahun Olahraga.
Menurut Adams (2002), presiden Soekarno adalah peletak landasan pentingnya
olahraga sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia. Presiden Soekarno
melihat dengan jeli bagaimana nasionalisme bangsa yang baru saja merdeka
digelorakan lewat olahraga. Sebagai pencetus Pancasila dalam pidatonya Juni
1945, Soekarno melihat urgensi menggunakan Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Tidak hanya, ia melihat harus ada pengikat lain yang secara
nyata bisa dilihat hasilnya yakni lewat prestasi olahraga 2. Amanat Presiden pada
9 April 1961 di Bandung di depan para atlet yang dipersiapkan ke Thomas Cup
dan Asian Games IV menggariskan dasar-dasar baru dalam kehidupan olahraga
Indonesia. Tiga hal paling penting adalah:
1. Olahraga mempunyai fungsi amat penting dalam muka kelima Revolusi
Pancamuka, yaitu membangun Manusia Indonesia Baru.
2. Tiap olahragawan harus berdedikasi dan mempersembahkan hidup untuk
Indonesia, nama Indonesia, masyarakat Indonesia, untuk penyelenggaraan
Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera).

Departemen Pendidikan Nasional Direktoral Jendral Olahraga, Sejarah Olahraga Indonesia (Jakarta:
CV Wendy Putri Lestarindo, 2003, hh.1-14.
2

Adams, "Pancasila: Sport and the Building of Indonesia - Ambitions and Obstacles", International
Journal of the History of Sport, Volume 19:2, 2002, hh.295-307.]

3. Segala persiapan sehebat-hebatnya untuk Thomas Cup dan Asian Games


untuk seterusnya membangun satu Nation Indonesia, untuk Nation Building
Indonesia.
Amanat tersebut dijadikan pedoman baru bagi semua olahragawan, pimpinan
olahraga, dan semua orang yang melakukan kegiatan di bidang keolahragaan di
era pemerintahan presiden Soekarno. Politik pemerintah yang memperhatikan
keolahragaan

dan

menetapkannya

menjadi

urusan

pemerintah

membuat

pembinaan olahraga akan menjadi lebih mantap. Menurut M.F. Siregar (2008)
dalam wawancara penelitian: Kemauan politik di zaman Bung Karno untuk
membangun olahraga diimplementasikan oleh menteri-menteri dan masyarakat.
Olahraga diyakini bisa membentuk manusia baru yang sehat mental dan fisik.
Pada periode ini olahraga banyak mendapat perhatian pemerintah. Pemerintah
berharap olahraga dapat menjunjung prestise negara dalam menyelenggarakan
pekan olahraga internasional.
Penyelenggaraan Asian Games di Jakarta adalah pangkal tolak kegiatan olahraga
terpimpin di Indonesia3. Pada 18 Desember 1963 dikeluarkan Keputusan
Presiden No. 263/1963 supaya prestasi olahraga Indonesia dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya ditingkatkan sampai pada taraf internasional setinggitingginya. Keputusan itu pada dasarnya adalah suatu komando kepada seluruh
rakyat Indonesia supaya menjadi sportminded dan ikut serta aktif dalam kegiatan
olahraga yang merupakan bagian penting dari revolusi Indonesia. Perintah
Presiden itu dituangkan dalam rencana yang dinamai Rencana 10 Tahun
Olahraga. Pada tahun 1964 Rencana 10 Tahun Olahraga ditetapkan oleh
BAPPENAS sebagai Proyek Mandataris, dan pada tahun 1965 ditetapkan oleh
MPRS sebagai Program Nasional sebagai bagian dari Ketetapan MPRS No.
VI/MPRS/1965 mengenai Pola Ekonomi Perjuangan (Banting Stir di Atas Kaki
Sendiri di Bidang Ekonomi Pembangunan).
Rencana 10 Tahun Olahraga itu menandai satu tingkatan baru dalam Revolusi
Olahraga Indonesia. Rencana 10 Tahun Olahraga melengkapi diri dengan 5
Program Dasar, yakni mempertinggi potensi fisik nasional (Gerakan Massal
3

Rusli Lutan, "Indonesia and the Asian Games: Sport, Nationalism and the New Order," Sport in
Society, Volume 8, Issue 3 September 2005, hh.414 424.

Olahraga), memperluas dan mengintensifkan gerakan olahraga di lingkungan


pemuda/pelajar,

membina

Olahragawan-olahragawan

yang

potensial

dan

berbakat untuk mencapai prestasi tinggi, menyediakan kelengkapan-kelengkapan


materiil dan spirituil untuk penyelenggaraan olahraga, konsolidasi Ganefo I dan
Penggeloraan Gerakan Ganefo.
Menurut Siregar (2008) apa yang dilakukan Presiden Soekarno adalah sesuatu
yang nyata, tidak sekadar jargon atau slogan.Itu jelas karya yang hebat. Itu
budaya olahraga. Bangsa lain tidak punya. Tapi di tahun 2008 olahraga beginibegini saja, itu mengenaskan sekali. Ketika itu Bung Karno masuk Top 10 Dunia
maka ia canangkan olahraga di usia dini. Sekarang sudah 2008, namun apa infra
struktur yang tersedia untuk pembangunan olahraga usia dini? Menurut saya
kemajuannya nol. Departemen Olahraga (Depora) yang merupakan amanat
presiden (Kepres No.131/1962) terus disempurnakan sampai Kabinet Dwikora
yang Disempurnakan lagi (14 Maret 1966). Saat itu Program 10 Tahun Olahraga
dilaksanakan secara konsisten di sekolah. Pelajar mengikuti 3 jam seminggu
untuk olahraga wajib, dan 3 jam untuk olahraga karya.
Pada olahraga karya, dua jam digunakan untuk berlatih dan satu jam dipakai
bertanding antar siswa dalam satu sekolah. Pada penyempurnaan Kabinet
Dwikora, Departemen Olahraga ada di bawah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dengan menteri koordinator Prof. Dr. Prijono. Adanya Tritura
membuat Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar 11 Maret 1966 untuk
membubarkan PKI dan membersihkan menteri-menteri yang ada sangkut pautnya
dengan PKI. Pada 27 Maret 1966 dikeluarkan Kabinet Dwikora yang telah
disempurnakan lagi dimana Departemen Olahraga tetap di bawah lingkungan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Menteri Sarino Mangunpranoto,
sedangkan Departemen Olahraga dikepalai deputy menteri Maladi.
Namun kabinet itu tidaklah lama sebab ada Sidang Umum MPRS 20 Juni-5 Juli
1966) yang antara lain menetapkan untuk membentuk Kabinet Ampera selambatlambatnya 17 Agustus 1966. Itulah saat-saat akhir Departemen Olahraga. Menurut
Alain Bairner (1996) dalam penelitian mengenai hubungan antara nasionalisme
olahraga dan politik nasional di Skotlandia, Republik Irlandia, dan Swedia, ia
melihat hubungan yang berbeda-beda. Di Skotlandia, olahraga berperan vital
6

dalam pencitraan bangsa di dunia internasional. Di Republik Irlandia, olahraga


menjadi komoditas politik rivalitas, yang berdampak bisa tiba-tiba kuat, atau tibatiba melemah. Sedangkan di Swedia, peran olahraga dalam konteks nasionalisme
sangat terbatas (minor)4. Menurut Bairner (1996:19-20): Olahraga berkontribusi
pada integrasi nasional sebab memberikan kesempatan kepada mereka-mereka
yang berbeda kelas sosial, etnis, ras, dan agama untuk mengharumkan bangsa
lewat prestasi olahraga. Namun, perbedaan yang terjadi menjadi problem
tersendiri bagi negara untuk menyatukan menjadi sebuah kekuatan solid.

Pada era Presiden Soekarno, Indonesia pertama kali berlaga di Olimpiade


Helsinki 1952. Indonesia diwakili tiga atlet dan tidak berhasil mendapatkan medali.
Indonesia empat kali mengikuti Olimpiade di Helsinki 1952, Australia 1956, Italia
1960, dan Meksiko 1968, namun tidak mendapatkan medali sama sekali.
Indonesia diwakili tiga atlet: Sudarmodjo (atletik, lompat tinggi); Thio Ging Hwie
(angkat besi kelas ringan); dan Soeharko (renang 200 m gaya dada). Pada nomor
lompat tinggi, Sudarmodjo ia bisa ke final dengan lompatan 1,87 m. Di final ia
menempati peringkat 20 dari 28 peserta, juara nomor ini adalah W. Davis (AS)
dengan lompatan 2,04 m. Lifter Thio Ging Hwie menempati urutan 8 dari 24
peserta, dimana juara nomor ini T. Kono (AS) mengangkat total 262,5 kg.
Soeharko tak mencapai semifinal tapi memperbaiki rekor atas namanya dari 2
menit 51,3 detik menjadi 2 menit 50,6 detik.

Sebagai salah satu negara poros Asia-Afrika, Indonesia berpartisipasi dalam pesta
olahraga bangsa Asia (Asian Games). Di era presiden Soekarno, Indonesia
mengikuti lima Asian Games sejak 1951 di India sampai Thailand 1966. Prestasi
tertinggi Indonesia diperoleh pada Asian Games 1962 di Jakarta dengan
perolehan 9 emas 12 perak 48 perunggu. Indonesia menempati peringkat ketiga,
yang merupakan peringkat tertinggi sepanjang sejarah partisipasi di Asian Games.
B. Sarana dan Prasarana
4

Alain Bairner, Sportive Nationalism and Nationalist Politics: A Comparative Analysis of Scotland, the
Republic of Ireland, and Sweden, Journal of Sport and Social Issues; Volume 20, 1996, hh. 19-20.]
5

Departemen Pendidikan Nasional Direktoral Jendral Olahraga, Sejarah Olahraga Indonesia (Jakarta:
CV Wendy Putri Lestarindo, 2003, hh.1-14.]

Ukuran kolam renang yang resmi dipergunakan dalam perlombaan berukuran:


panjang 50 m dan lebar 21 m. kedalaman air minimal 1 m, kecuali untuk kejuaran
dunia dan Olimpik kedalaman air minimal 2 m dan lebar lintasan 2,5 m dengan
jumlah lintasan sebanyak 8 lintasan. Dinding lintasan harus sejajar dan tegak lurus
terhadap permukaan air. Dinding terbuat dari bahan yang padat dengan
permukaan rata dan tidak licin sampai

0,8 m di bawah permukan air untuk

memungkinkan keselamatan dari perenang untuk melakukan pembalikan dan


tolakan agar tidak terpeleset.
Tempat berpijak pada waktu istirahat diseluruh pinggiran diding kolam boleh dibuat
tempat berpijak pada waktu istirahat dan dibuat sedemikian rupa dengan
ketentuan berada setidak-tidaknya 1,20 m di bawah permukaan air dan lebar
tempat berpijak antara 0,1 0,15 m. Tempat start dibuat sesuai dengan
banyaknya lintasan. Tinggi tempat start dari permukaan air adalah 0,5 0,75 m,
dengan kemiringan 10 derajat. Permukaan tempat start berukuran minimal 0,5 X
0,5 m dan tertutup dengan bahan yang tidak licin. Tempat start dilengkapi dengan
pegangan (grip) untuk melakukan start grip yang dipasang pada bagian depan
dan samping-samping tempat start. Khusus untuk gaya punggung harus
terpasang besi pegangan horizontal di bawah tempat start dan berjarak antara 0,3
0,5 m di atas permukaan air. Setiap tempat start diberi nomor yang jelas dan
dapat terlihat dari 4 sisi.
Untuk memudahkan arah perenang, dipasang tali lintasan sepanjang 50 m. Setiap
tali lintasan dilengkapi yang dipasang secara paralel. Pelampung yang
dipergunakan berukuran 5 cm - 11 cm, sepanjang 5 m terakhir pada tali lintasan
diberi warna yang mencolok untuk petunjuk para perenang. Air yang dipergunakan
dalam perlombaan haruslah air yang bersih dan sehat dengan temperatur 24
derajat Celcius dengan penerangan tidak kurang dari 1000 lux (100 kali lilin). Pada
dasar kolam diberi garis-garis batas lintasan yang dicat warna gelap yang jelas
ditengah-tengah tiap lintasan yang berukuran: lebar minimal 0,2 m dan maksimal
0,3 m dengan panjang 46 m.Tiap garis lintasan berakhir 2 m dari ujung lintasan
dengan garis jelas melintang 1m dan lebar sama dengan lebar lintasan.

Gambar 1: Kolam Renang


C. Macam-macam gaya renang
Dalam renang untuk rekreasi, orang berenang dengan gaya dada, gaya
punggung, gaya bebas dan gaya kupu-kupu. Gaya renang yang dilombakan
dalam perlombaan renang adalah gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada,
dan gaya bebas. Dalam lomba renang nomor gaya bebas, perenang dapat
9

menggunakan berbagai macam gaya renang, kecuali gaya dada, gaya


punggung, dan gaya kupu-kupu. Tidak seperti halnya gaya dada, gaya
punggung, dan gaya kupu-kupu, Federasi Renang Internasional tidak mengatur
teknik yang digunakan dalam nomor renang gaya bebas. Walaupun demikian,
hampir semua perenang berenang dengan gaya krol, sehingga gaya krol (front
crawl) digunakan hampir secara universal oleh perenang dalam nomor renang
gaya bebas.
1. Gaya bebas
Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan
air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan
gerakan mengayuh, sementara kedua belah

kaki secara bergantian

dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang gaya


bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan
saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala
berpaling ke samping. Sewaktu mengambil napas, perenang bisa memilih
untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya berenang lainnya,
gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih
cepat di air.
Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar
tertentu. Gaya bebas dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam
berenang yang bisa membuat perenang dapat melaju di dalam air. Sehingga
gerakan dalam gaya bebas bisa di gunakan oleh beberapa orang, baik yang
sudah terlatih maupun para pemula.

Teknik renang gaya bebas adalah gaya yang dilakukan perenang selain dari
gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya punggung dan sewaktu berenang sudah
sampai ujung kolam atau berbalik, perenang bisa menyentuh apa saja dari
badan perenang. teknik renang gaya bebas ini menyerupai cara berenang
seekor binatang, oleh sebab itu disebut crawl yang artinya merangkak.
10

Gerakan asli dari gaya ini adalah menirukan gerakan anjing yang berenang
atau dikenal dengan renang gaya anjing. untuk lebih jelasnya, berikut ini akan
dijelaskan beberapa teknik renang gaya bebas:
a. Posisi Badan
Teknik posisi badan atau gerakan posisi badan dalam teknik renang gaya
bebas adalah: Harus sejajar dan sedatar mungkin, tubuh harus berputar
pada garis pusat atau rotasinya, hindarkan kemungkinan terjadinya
gerakan-gerakan tangan atau kaki yang berakibat tumbuh menjadi naik
turun atau meliuk-liuk, sikap kepala normal dan pandangan agak lurus ke
depan. Bentuk-bentuk latihan posisi badan atau meluncur dilakukan dengan
latiahan terapung telungkup, latihan meluncur dengan pelampung, latihan
meluncur tanpa pelampung.
b. Latihan Gerakan Kaki
Teknik gerakan kaki sangat berperan sebagai tenaga pendorong atau
penggerak dan yang paling utama adalah sebagai pengatur keseimbangan
tubuh. Latihan gerakan dilakukan di kolam yang dangkal. Bentuk-bentuk
latihan gerakan kaki yaitu gerak dasar menendang sambi duduk dipinggir
kolam, gerak menendang sambil meluncur, dan garak dasar menendang
dan bernafas dengan pelampung.
c. Latihan Gerakan Tangan
Teknik gerakan tangan pada renang gaya bebas berperan terutama
sebagai tenaga pendorong atau penggerak di samping sebagai pengatur
keseimbangan tubuh. Bentuk-bentuk latihan gerakan lengan dalam renang
gaya bebas diantaranya meluncur sambil melakukan garak dasar lengan
dengan cara pelampung dipasang pada tungkai, dan perenang hanya
melakukan garakan tangan saja.
d. Latihan Pernapasan
Teknik garakan pernapasan dilakukan dengan cara memutar kepala ke kiri
atau ke kanan, sehingga mulut berada dipermukaan air untuk mengambil
udara, gerakan ini dilakukan bersamaan ketika lengan yang searah dengan
arah putaran kepala berada di belakang samping tubuh. Bentuk-bentuk
latihan pernapasan antara lain dengan latihan gerak dasar mengambil
napas, dan variasi gerak dasar mengambil napas.
e. Latihan Koordinasi Gerakan
11

Latihan koordinasi gerakan renang gaya bebas dimulai dengan gerakan


meluncur yang dilanjutkan dengan gerakan kaki, lengan dan pernapasan
dengan seksama sehingga terwujudlah suatu gaya bebas yang baik. Yang
terpenting pada latihan koordinasi adalah koordinasi antara gerakan ini
merupakan

pengatur

keseimbangan

dan

tenaga

penggerak

atau

pendorong.
D. Otot-otot yang Terlibat
Berikut ini beberapa kelompok otot yang secara umum dilatih atau digunakan
saat berenang:
1. Kelompok Otot Inti
Yang termasuk ke dalam otot inti adalah otot-otot yang berada pada bagian
perut, pinggul dan punggung. Dengan melatih kelompok otot inti tersebut
maka kestabilan tubuh akan meningkat, begitu juga dengan kekuatannya.
Berikut ini adalah gambar dari kelompok otot inti:

2. Otot Bahu
Berenang akan melatih otot-otot deltoid yang ada di bahu. Otot deltoid yang
dilatih akan memudahkan proses keluar masuknya tangan dari dan ke dalam
air. Berikut ini adalah gambar dari otot deltoid:

3. Otot Trisep dan Bisep


Dengan terbiasa berenang, maka kekuatan kedua otot tersebut akan
meningkat. Hal itu akan membuat membuat ayunan ketika berenang akan
lebih cepat dan kuat.

12

4. Otot Lengan
Dengan menguatkan otot ini, maka tarikan lengan di bawah air akan
meningkat. Berikut ini otot lengan yang dilatih saat berenang:

5. Otot Punggung Bagian Atas


Penguatan otot ini akan menstabilkan bahu dalam melakukan ayunan dan
mendorong tubuh ke depan selama berenang.

6. Otot Kaki
Berenang juga melatih kelompok otot di bagian bawah, termasuk otot-otot di
bokong dan otot hamstring. Penguatan otot-otot tersebut penting untuk
membuat tubuh mengambang serta agar dapat melakukan tendangan secara
efisien.
13

7. Otot yang dilatih saat Gaya Bebas dan Gaya Punggung:


Gaya ini menekankan pada penggunaan otot-otot oblique seperti yang terlihat
pada gambar di bawah ini:

Kedua gaya ini juga melatih otot-otot fleksor pada daerah panggul. Otot tersebut
berperan dalam memantapkan posisi tubuh, sekaligus berperan dalam menghasilkan
tendangan yang kuat.

2. Gaya Dada
Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi.
Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama.
Gaya dada atau gaya katak (gaya kodok) adalah berenang dengan posisi dada
menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh
selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara
kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping
seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan
tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak.
14

Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali
gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.
Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas.
Di antara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional,
perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.
a. Teknik Renang Gaya Dada
1) Gerakan kaki (Kicking)
Gerak kaki pada gaya dada saat ini adalah gerakan kaki yang
cenderung membentuk gerak kaki dolpin (whip kick) , dimana pada saat
fase istirahat yaitu fase ketika kedua tungkai kaki bagian bawah di tarik
serentak mendekati pinggul dan kemudian setelah fase itu di kerjakan
pergelangan kedua kaki diputar mengarah keluar hingga membentuk
sudut +50, kemudian dari posisi ini kedua kaki melakukan gerak
menginjak dan diakhiri dengan menendang sehingga kedua kaki
bertemu lurus kebelakang . Gerak ini sering disebut dengan istilah
propeller , dimana pergelangan kaki dan tungkai kaki bagian bawah
berfungsi sebagai alatnya.
Beberapa perenang ada yang melakukan akhir dari gerakan kaki
menginjak dan menendang itu hingga tumit kaki sedikit naik keatas
permukan air, hal ini disebabkan kaki yang bersangkutan sangat lentur
(flexible).
Keuntungan yang diperoleh oleh perenang yang mempunyai kelenturan
kaki tinggi, biasanya dimanfaatkan pada akhir dari ledutan dengan
membuat gerak kaki dolpin di bawah permukan air.
Usahakan pada saat kedua kaki ditarik mendekati pinggul dilakukan
semaksimal mungkin , sehingga sikap ini dapat melakukan rangkaian
gerak berikutnya dengan lebih kuat. Apabila pada waktu melakukan
gerak menarik tungkaikaki bawah agak berat dilakukan , maka gerak itu
dikerjakan dengan bantuan sediokit kedua belah paha dibuka.
Meningkatkan kecepatan pada saat melakukan gerak kaki adalah
sangat diperlukan dan penting . Kaki akan mendapat akselerasi dan
mencapai tingkat kecepatan maksimum, hanya karena kedua kaki
15

setelah mengerjakan tendangan dan menutup lurus di belakang . Gerak


yang dilakukan kaki itu akan memperoduksi tenaga gaya angkat (lift
force) ke arah depan .
Beberapa bentuk latihan
a. Di tepi kolam renang dengan memegang pari/tepi , dilakukan rangkaian
gerak secara berjenjang.
b. Bila menggunakan papan latihan sambil jalan di kolam dangkal.
c. Tanpa menggunakan papan latihan , kedua lengan lurus kedepan.
d. Bisa diberikan dengan sikap terlentang , lakukan rangkaian gerak kaki
gaya dada.
2) Pernafasan (Breathing)
Bentuk bentuk latihan:
Di kolam dangkal : membelakangi dinding atau menghadap dinding
kedua lengan di lipat di belakang punggung , lakukan irama mengambil
nafas dari permukaan air melalui mulut dengan sikap pandangan
kedepan , di mana dada sedikit di angkat, kemudian masukan bagian
muka ke permukaan air dengan menundukan kepala. Buanglah sisasisa pembakaran di bawah permukaan air melalui hidung. Latihlah
rangkaian gerak ini hingga menjadi terbiasa, dan biasanya apabila
sudah terlatih dengan gaya kupu-kupu , latihan tidak dikerjakan sebab
langsung dapat menguasai.
Untuk memperoleh gerak pernafasan baik pada gaya dada, cukup di
kombinasikan dengan kaki.
3) Koordinasi kaki-nafas
Koordinasi gerak antara kaki dengan nafasw dikerjakan dengan dua
pendapat, ada yang mengerjakan kepala sebagai kendali , dimana kepala
diangkat kedua kaki mengikuti dengan menarik kearah pinggul dan kepala
kembali masuk permukaan air, kedua kaki melalui sikap kedua
pergelangan kaki mengarah keluar mengerjakan injakan dan tendangan
hingga berakhir lurus ke belakang . Pendapat lain dan juga banyak di
kerjakan yaitu, saat kedua kaki mengerjakan proses menginjak dan
menendang hingga lurus ke belakang, kepala di angkat dan selanjutnya
16

kepala masuk kepermukaan air justri kedua kaki ditarik mendekati pinggul
(saat melakukan fase istirahat)
Beberapa bentuk latihan
a. Di kolam dangkal ; kedua tangan memegang tepi atau parit kolam
lakukan rangkaian gerak dengan mengguankan prinsip gerak tersebut
di atas.
b. Dengan menggunakan papan latihan kedua tangan memegang papan
latihan gunakan rangkaian gerak baik menurut pendapat pertama
maupun mengikuti pendapat kedua.
c. Untuk memperoleh kordinasi yang baik bisa di berikan tanpa
menggunakan papan latihan kedua tangan berada lurus di samping
tubuh, prinsip yang sama seperti mengguanakan papan latihan dapat di
lakukan di sini.
d. Bisa juga tanpa menggunakan papan, kedua lengan tidak lus di
samping, tetapi di lipat di punggung . Hal ini di kerjakan terutama untuk
menghindarkan tangan melakukan gerak ekstra untuk membantu tubuh
maju sehingga latihan yang di kerjakan tidak efektif lagi.
4. Rotasi Tangan (Hand Rotation)
Rotasi gerak pada Versi Amerika Utara; tidak menggunakan push
(Outward and catch pull recovery atau fase membuka atau
menangkap fase menarik fase istirahat).
Pada dasarnya rotasi tangan terdiri dari: VERSI AMERIKA UTARA
a. Fase istirahat (recovery), saat kedua lengan lurus di depan.
b. Fase membuka keluar (Outward), saat kedua tangan membuka keluar
hingga lebih lebar dari perpanjangan garis bahu.
c. Fase menangkap (cetch) , fase ini di lakukan setelah akhir dari
melakukan fase membuka , dimana saat mengerjakan fase ini
usahakan sikut tinggi (high elbow) untuk memutar pergelangan tangan.
5. Kordinasi nafas- tangan
Pada Versi Amerika Utara ambil nafas di lakukan pada saat tangan
melakukan akhir fase menarik.
17

Beberapa bentuk latihan


a. Dengan menggunakan papan latihan, lakukan kordinasi gerak antara
tangan dengan nafas seperti halnya latihan tangan .
b. Berpasangan di mana saat satu rekanya melakukan rangkaian korinasi
tangan dengan nafas, maka rekan lainya mengepit kedua kaki dan
memegang pinggul atau paha yang bersangkutan.
6. Kombinasi kaki- nafas- tangan
Beberapa bentuk latihan
a. Dapat di berikan dengan bentuk latihan Catc up .
b. Pada saat tertentu di usahakan tidak banyak menggunakan papan .
7. Perbaikan gaya
Seperti pada gaya renangan lain-lainya , maka beberapa bentuk
kesalahan sering terjadi pada gaya dada. Adapun bentuk-bentuk
kesalahan yang terjadi seperti:
a. Posisi lutut turun , akibatnya pinggul naik:
Apabila terjadi kasus seperti ini, upaya penanggulanganya adalah
berlatih dengan menggunakan papan latihan dengan prisip gerakan
dikerjakan yaitu saat melakukan fase istirahat pada kaki yaitu saat
dimana kedua tungkai kaki bawah di lipat hingga mendekati pinggul,
bentuk-bentuk di kerjakan dengan konsep tidak membentuk sudut
sebagai akibat lutut yang di turunkan kebawah, melainkan sebagai
akibat lipatan tunkai kaki bawah ke atas hingga mendekati kepinggul.
b. Mengambil nafas terlalu dini:
Bila terjadi semacam ini dilakukan bentuk perbaikan dengan
mengulang kembali rangkaian gerak pada kordinasi nafas dengan
tangan.
c. Kaki tidak mampu maksimal melakukan lipatan dan membuka ke
samping.
Penanggulangan dengan melatih kaki dengan menggunakan papan
atau mengambil sikap terlentang untuk mengerjakan kaki gaya dada,
di mana saat melipat , lakukan gerak kaki menarik ke arah pinggul dan
bukan gerakan melipat itu di lakukan sebagai akibat turunya lutut.
18

d. Melakukan tarikan terlalu dalam;


Melakukan tarikan terlalu dalam pada gaya dada , bisa berakibat
terhentinya gerakan di saat akhir tarikan . Selain itu bentuk, tarikan ini
tidak saja menjadi tahanan bagi daya luncur renangan, tetapi yang
jelas hal semacam ini akan mengurangi akselerasi dari renang yang
bersangkutan.

3. Gaya Punggung
Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi punggung
menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air sehingga orang
mudah mengambil napas. Namun perenang hanya dapat melihat atas dan tidak
bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang memperkirakan dinding tepi
kolam dengan menghitung jumlah gerakan. Dalam gaya punggung, gerakan
lengan dan kaki serupa dengan gaya bebas, namun dengan posisi tubuh
telentang di permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan
19

menuju pinggang seperti gerakan mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air
sehingga mudah mengambil atau membuang napas dengan mulut atau hidung.
Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada,
dan gaya kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas balok start, perenang gaya
punggung melakukan start dari dalam kolam. Perenang menghadap ke dinding
kolam dengan kedua belah tangan memegang besi pegangan. Kedua lutut ditekuk
di antara kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki bertumpu di
dinding kolam.

Menurut Sugiyanto & Agus Supriyanto (2004: 36) Renang gaya punggung adalah
berenang dengan posisi badan terlentang, lengan kanan dan kiri digerakkan
bergantian untuk mendayung. Teknik renang gaya punggung terdiri dari posisi
badan, gerakan tungkai, gerakan lengan, istirahat (recovery), dan bernapas
(breathing).

a. Posisi Badan
Seperti halnya dalam semua gaya, posisi badan perenang harus streamline
atau sedatar mungkin dengan permukaan air. Dengan posisi kepala santai
dan tidak tegang, tanpa harus mengarahkan pandangan ke mana saja. Dapat
pula arah pandangan dilakukan dengan toleransi sudut pandang maksimal 45
dengan sikap santai.
b. Gerakan Tungkai
Gerakan tungkai dangkal, tetap kontinyu dan berombak. Pada akhir gerakan
ibu jari kaki memecah permukaan air. Gerak tungkai tidak kaku, sebab dapat
melelahkan dan irama pukulan tidak kontinyu.
c. Gerakan Lengan
Posisi tangan masuk ke dalam air, pertama kali adalah jari kelingking, lengan
masuk dalam air dengan tepat di belakang bahu masing-masing dan langsung
20

mendayung. Gulingkan badan sewajarnya kearah lengan, gerakan tersebut


membantu tangan mencapai kedalaman yang benar. Ketika siku mulai
membengkok, itu merupakan kekritisan siku, bengkok mengarah lurus ke
bawah dasar kolam dan tidak kearah kaki. Ketika tangan melalui garis bahu,
bengkok siku ditambah sekitar 90. Dayungan berakhir dengan mengulurkan
lengan bawah dan tangan mendorong ke belakang kearah bawah dalam
mengakhiri gerakan.
Pada gaya punggung, dalam melakukan tarikan tangan terdapat tiga bentuk
tarikan, seperti yang tercantum pada gambar yang disalin dari Counsilman
(1968) oleh Soejoko Hendromartono (1992: 85), yaitu:
1) Setelah kelingking masuk ke permukaan air, telapak tangan menghadap
keluar, telapak tangan melakukan tarikan di mana siku membentuk sudut
dalam posisi sejajar tubuh, dari sikap yang menyudut ini lakukan dorongan
yang berakhir disamping paha.

Gambar 1. Dorongan berakhir disamping paha


2) Bukalah sedikit telapak tangan mendorong lebih keluar, lakukan
membentuk sudut pada siku. Dimana diperkirakan serentak, setelah
melakuan tarikan berakhir seperti terdahulu melakukan dorongan dengan
berakhir dari dorongan lebih dalam di bawah permukaan air.

Gambar 2. Dorongan lebih dalam di bawah permukaan air


3)

Dilanjutkan dengan menarik air hingga siku membentuk sudut yang agak
lebar. Kemudian berakhirnya tarikan, mulailah dengan dorongan yang
berakhir hampir di bawah paha.
21

Gambar 3. Dorongan berakhir hampir di bawah paha

d. Istirahat (recovery)
Bahu yang telah menyelesaikan gerakannya, mendahului lengan dalam fase
istirahat istirahat dibuat dalam bidang vertikal. Otot-otot lengan rileks sehingga
menambah daya luncur, selama lengan mendayung dapat digunakan untuk
membantu istirahat lengan (Sugiyanto& Agus Supriyanto, 2004: 38).
e. Bernapas (Breathing)
Perenang gaya punggung tidak perlu bernapas tiap menggerakkan lengan,
sebab

muka

bebas

dari

air. Namun

perenang

perlu

mendapatkan

keseimbangan diantara irama napas antara tempo pelan dan cepat (Sugiyanto
& Agus Supriyanto 2004: 39).
f. Rangkian koordinasi saat berenang gaya punggung secara lengkap
Seperti halnya pada gaya crawl lakukanlah gerakan kaki teratur naik turun,
seperti yang tercantum pada gambar-gambar dibawah ini yang disalin dari
Counsilman (1968) oleh Soejoko Hendromartono (1992; 89), kemudian:
1) Tangan kiri melakukan entry, tangan kanan berada dalam posisi di
samping paha.

2) Tangan setelah melakukan entry, kemudian dengan dorongan bahu


sebelahnya, mengakibatkan tangan masuk lebih dalam, tangan kanan
mulai bergerak naik.

22

3) Tangan kiri terus bergerak agak dalam, tangan kanan siap untuk melakukan
dalam sikap rileks.

4) Tangan kiri mulai meraih air, tangan kanan siap keluar dari permukaan air.

5) Tangan kiri mulai mengambil sikap yang membentuk sudut, tangan kiri keluar
dari permukaan air.

6) Tangan kanan memutar telapak tangan kearah keluar sehingga kelingking


siap melakukan entry, tangan kiri telah berakhir melakukan tarikan dan siap
untuk melakukan dorongan.

7) Tangan kanan dan kelingking sudah mengarah untuk bersiap-siap


melakukan entry, tangan kiri bergerak melakukan dorongan.

23

8) Tangan kanan siap untuk melakukan entry, tangan kiri siap untuk mengakhiri
dorongan.

9) Tangan kanan segera melakukan entry, tangan kiri berakhir melakukan


dorongan.

10) Tangan kanan melakukan entry, tangan kiri telah berakhir melakukan
dorongan.

11) Tangan kanan masuk lebih dalam ditambah dengan dorongan bahu kiri.
Serentak bahu kiri mendorong tangan kanan untuk masuk ke dalam, tangan
kiri siap melakukan recovery.

24

12) Tangan kanan setelah maksimum masuk dalam permukaan air kemudian
tangan kanan siap untuk melakukan tarikan, sedangkan tangan kiri siap
melakukan recovery.

13) Tangan mulai melakukan tarikan, tangan kiri telah keluar dari permukaan air
untuk melakukan recovery.

14) Tangan kiri bergerak ke atas melakukan recovery, kemudian kelingking


mulai diputar untuk memungkinkan kelingking untuk masuk ke permukaan
air pada saat entry, maka tangan kanan mulai membentuk sudut di mana
tangan kanan ini melakukan tarikan.

15) Kelingking tangan kiri telah siap mengarah untuk melakukan entry, tangan
kanan hampir mengakhiri tarikan.

25

16) Tangan kanan siap melakukan dorongan, tangan kiri dengan kelingking
didepan bergerak menuju permukaan air.

17) Tangan bergerak sebelah kanan melakukan dorongan, serentak tangan kiri
bergerak menuju permukaan kolam untuk melakukan entry.

Otot-otot dada yang berkerja yaitu: rectus abdominis, rectus femoris, external
oblique, internal oblique. Sedangkan pada otot punggung yaitu: lastssimus dorsi dan
erector spinae (Ian McLeod, 2010: 85).
Tips belajar renang gaya punggung :
1. Posisi kaki jangan terlalu di permukaan air, melainkan agak masuk ke dalam air.
Hal ini akan membantu kecepatan dan juga memudahkan kepala tetap berada di
atas.
2. Kaki terus bergerak, jangan berhenti. Hal ini agar arah renang kita tidak
melenceng/berbelok.
3. Telapak kaki agak diluruskan sedemikian rupa sehingga menjadi lurus / sejajar
dengan tulang kaki.
26

4. Posisi kedua kaki berdekatan satu dengan yang lainnya.


5. Dagu agak didekatkan ke dada, hal ini akan membantu kecepatan dalam
berenang.
6. Gerakan tangan ketika masuk ke dalam air, maka sisi telapak tangan yang masuk
ke dalam air terlebih dulu. Hal ini memperkecil tahanan dari air
4. Gaya Kupu-Kupu
Gaya kupu-kupu atau gaya dolphin adalah salah satu gaya berenang dengan
posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara
bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke
depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah
dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara
dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air,
dan udara dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air. Gaya kupu-kupu
diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru. Berbeda dari
renang gaya lainnya, perenang pemula yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu
lebih lama untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki.
Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari
perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah
tangan secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang
lebih cepat dari perenang gaya bebas. Dibandingkan dalam gaya berenang
lainnya, perenang gaya kupu-kupu tidak dapat menutupi teknik gerakan yang
buruk dengan mengeluarkan tenaga yang lebih besar

Dalam membicarakan gaya kupu-kupu, Nadwi Syam membagi menjadi 5


(lima) bagian, yang terdiri dari:
27

1)

Posisi Badan

2)

Gerakan Kaki

3)

Gerakan Lengan

4)

Pernapasan

5)

Koordinasi Gerakan

a. Posisi Badan
Dalam setiap renangan kita harus ingat bahwa posisi badan harus di usahakan
sedatar mungkin dengan permukaan air.pada gaya kupu-kupu terjadi gerakan dari
tubuh yang naik turun secara vertikal sesuai dengan irama gerakan dari kaki dan
pukulan dolphin. Gerakan tubuh yang naik turun ini tidak di jumpai pada gaya
renang yang lain. Dengan gerakan naik turun dalam renang tersebut maka
tahanan depan akan bertambah,sehingga untuk membentuk posisi badan yang
datar seperti pada gaya bebas dan gaya punggung tidak mungkin.Namun
demikian haruslah dijaga agar tahanan depan yang dihasilkan gaya kupu-kupu ini
sekecil mungkin,dengan usaha agar posisi badan sedatar mungkin.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada gaya kupu-kupu yang dapat menghasilkan
posisi badan yang streamline.
1) Pada waktu bernafas kepala di usahakan naik serendah mungkin asalkan mulut
telah keluar dari permukaan air dan cukup untuk mengambil nafas. Secepatnya
setelah pengambilan nafas selesai,kepala tunduk kembali untuk menjaga posisi
badan yang streamline.
2) Gerakan menendang dari kedua kaki yang merupakan pukulan kaki ikan
dolphin,haruslah di usahakan tidak terlalu dalam sebab pukulan yang terlalu
dalam hanya akan menambah tahanan depan saja. Tendangan kedua kaki
dilakukan dengan cara menekuk kedua kaki pada persendian lutut untuk
kemudian diluruskan lagi dengan keras. Menekuknya kedua kaki haruslah
diusahakan sedikit saja jangan terlalu dalam. Bila bengkokan sendi lutut terlalu
dalam,maka tendangan kaki tersebut tidak terlalu efisien dan tahanan depan
akan besar dengan demikian akan menghasilkan sikap badan yang tidak
streamline.
b. Gerakan Kaki
28

Tendangan kaki gaya kupu-kupu sebenarnya hampir sama dengan gerakan kaki
pada gaya bebas,yaitu bergerak naik turun secara vertikal. Bedanya yaitu pada
gaya kupu-kupu tendangan kaki naik turun tersebut dilakukan secara bersamasama (serentak) dan semetris antara kaki kanan dan kaki kiri,sedang tendangan
kaki pada gaya bebas dilakukan dengan naik turun secara bergantian antara kaki
kanan dengan kaki kiri.
Tendangan kaki pada gaya kupu-kupu dimulai pada pangkal paha dengan cara
menekuk kaki pada persendian lutut,penekukan kaki dilakukan kecil saja sehingga
telapak kaki tidak keluar pada permukaan air. Tetapi hanya sebagian dari telapak
kaki yaitu jari-jari kaki saja yang keluar dari permukaan air.penekukan kaki atau
gerakan kaki keatas dilakukan dengan rileks dan pelan sedangkan gerakan kaki
kebawah atau meluruskan kaki dengan kekuatan yang besar,dimana punggung
kakimenendang dengan keras kearah bawah.
Pada waktu kaki bergerak ke atas telapak kaki dari keadaan bertekuk berubah
kekeadaan lurus,sedangkan pada waktu tendangan ke bawah yang keras,telapak
kaki dari keadaan lurus berubah menjadi keadaan bertekuk. Gerakan telapak kaki
menekuk ini merupakan dorongan yang besar, tendangan kaki ke bawah yang
keras ini akan mengakibatkan bagian badan terutama pantat bergerak ke
atas,sedangkan pada waktu kaki bergerak ke atas,maka bagian badan terutama
pantat akan bergerak turun. Pada satu kali putaran lengan tendangan kaki pada
gaya kupu-kupu ini dilakukan dua kali,kedua tendangan tersebut tidaklah
sama,melainkan sedikit berbeda.
Perbedaan tersebut terletak pada keras atau dalamnya tendangan kaki. Pada
tendangan yang pertama dilakukan dengan kuat dan dalam, sehingga
mengakibatkan pantat naik cukup tinggi sedangkan tendangan kaki yang kedua
pelan dan tidak dalam. Fungsi dari tendangan kaki yang kedua adalah untuk
menormalkan gerakan pertama yang keras tadi sehingga pantat tidak meloncat
tinggi ke atas,hal ini akan sangat mengurangi tahanan depan.

Urutan gerakan kaki pada gaya kupu-kupu:


29

1) Kaki dalam keadaan lurus sampai dengan telapak kaki.


2) Gerakan kaki keatas dilakukan dengan cara kaki membengkokkan kaki pada
persendian lutut (articulatio genu). Bengkoknya kaki ini tidak terlalu besar
sehingga hanya sebagian jari-jari kaki saja yang keluar dari permukaan air.
3) Tendangan kedua kaki kearah bawah dilakukan dengan keras terutama punggung
kaki. Tendangan ini dengan cara meluruskan kedua kaki dari sikap membengkok.
4) Tendangan kaki ini masih berjalan, terlihat sikap kaki yang lurus dari sikap
bengkok.
5) Setelah tendangan kaki ke bawah berakhir,maka kaki di gerakkan ke atas dari
sikap kaki yang lurus untuk kemudian di tekuk pada persendian lutut.
Sedangkan Menurut Soejoko ( 1992:49-50 ) Gerakan kaki terdiri dari:
1) Irama gerakan kaki yang terdiri dari:
a) Naik turun mengarah lurus.
b) Naik turun dengan 6 pukulan kaki (the six beat kick), dengan kedalaman kaki di
bawah permukaan air ketika naik turun dari atas permukaan air berkisar 25 30
cm.
c) Naik turun dengan 4 pukulan kaki (the four beat kick atau broken tempo kick).
d) Naik turun dengan 2 pukulan kaki (the two beat kick) .
e) Naik turun dengan 2 pukulan kaki menyilang (the two beat crossover kick)
2) Pada fase istirahat (disaat lutut membengkok, membentuk sudut untuk memukul
dan melecut) mempunyai sudut berkisar antara 30 - 40.
3) Kedalaman paha ketika melakukan gerakan ke bawah atau saat memukul atau
melecut adalah 25 30 cm dari permukaan air.
4) Kedalaman tungkai kaki bagian bawah atau telapak kaki dari permukaan air ketika
melakukan pukulan dan lecutan sekitar 30-35 cm.
c. Gerakan Lengan
Pada gaya kupu-kupu kedua lengan haruslah di gerakkan secara serentak dan
sometris antara lengan kiri dan lengan kanan.
Gerakan lengan pada gaya kupu-kupu terbagi atas 2 (dua)bagian yaitu:
1.

Gerakan Recovery

2.

Gerakan Mendayung

1)

Gerakan Recovery
30

Gerakan Recovery lengan adalah gerakan lengan pada saat akhir dayungan
sampai dengan pada saat permulaan dayungan.Gerakan recovery ini sebagai
berikut:
Setelah kedua tangan keluar dari air tangan mulai dilemparkan ke depan pada
posisi yang rendah dalam bentuk parabola yang datar.Gerakan ini dilakukan
dengan rileks.Kedua tangan masuk kedalam air pada titik sedikit diluar garis
bahu.Gerakan recovery lengan ini dilakukan secara serempak dan simetris
antara lengan kiri dan lengan kanan.
2) Dayungan Lengan
Gerakan menarik (pull) dan gerakan mendorong (push).Setelah tangan masuk
kedalam air, Maka mulailah dengan lengan kea rah lurus kemudian gerakan
berubah arah dengan memutar ke arah dalam.Pada saat berputar kedalam
lengan di tekuk 135 pada sudut siku.Gerakan kedalam ini masih dalam
gerakan tarikan.Gerakan selanjutnya tangan berubah arah yaitu memutar
keluar.Gerakan lengan memutar keluar ini merupakan gerakan dorongan dari
lengan. Akhir dari dorongan apabila kita perhatikan gerakan dari telapak
tangan gaya kupu-kupu pada saat mendayung adalah sebagai berikut:
Setelah telapak tangan masuk kedalam air mulailah gerakan kearah luar
kemudian kedalam dan selanjutnya keluar lagi sampai selesai gerakan
mendayung. Kedua telapak tangan akan membuat gerakan seperti bentuk
lubang kunci (key hole). Selama dayungan telapak tangan menyesuaikan
dengan gerakannya, pada gerakan keluar telapak tangan menghadap
keluar,pada saat putaran kedalam telapak tangan yang menghadap keluar
menjadi menghadap kedalam dan pada gerakan memutar keluar maka
telapak tangan memutar dari menghadap kedalam menjadi menghadap
keluar. Kecepatan gerakan dari arah pelan keaarah keras.sehingga pada saat
dorongan harus dilakukan sekeras-kerasnya. Bila kita perhatikan gerakan
lengan darigaya kupu-kupu sebenarnya hampir sama dengan gerakan lengan
pada gaya bebas baik pada gerakan recovery maupun pada gerakan
mendayung. Bedanya pada gaya kupu-kupu dilakukan secara serempak dan
simetris antara lengan kanan dan lengan kiri sedangkan gaya bebas gerakan
lengan dilakukan secara bergantian antara lengan kanan dan lengan kiri.
Urutan gerakan lengan pada gaya kupu-kupu
31

1.

Lengan pada saat akhir dayungan untuk persiapan recovery.

2.

Lengan pada saat pelaksanaan recovery dengan melemparkan lengan kearah


samping permukaan air.

3.

Lengan pada kahir recovery dimana kedua tangan masuk ke dalam air di depan
kepala pada garis bahu.

4.

Kedua lengan masuk kedalam air dengan sikap tunduk.

5.

Kedua lengan mulai melakukan tarikan kearah luar

6.

Kedua lengan mulai bergerak kea rah dalam masih dalam tarikan menekuk
lengan pada persendian siku.

7.

Kedua lengan mulai dengan dorongan kearah dalam.

8.

Kedua lengan pada akhir dayungan,dimana kedua ibu jari menyentuh paha.

d. Pernapasan
Pernapasan pada gaya kupu-kupu dilakukan dengan mengangkat kepala kedepan
seperti pada gaya dada. Pengangkatan kepala di lakukan pada saat akhir dari
tarikan dan memulai dari dorongan lengan,naiknya kepala dari permukaan air
diusahakan sedikit mungkin asal mulut telah keluar dari permukaan air dan dapat
melaksanakan pernapasan.pengambilan napas dilakukan dengan cepat,dengan
cara menarik napas lewat mulut secara meledak(cepat),secepatnya setelah
mengambil napas kepala segera diturunkan lagi untuk menghindari bertambahnya
tahanan depan. Pengeluaran udara dilakukan dalam air di saat kepala akan keluar
dari permukaan air. Pengeluaran udara dilakukan lewat hidung secara
meledak(cepat).
e. Koordinasi gerakan
Pada gaya kupu-kupu harus ada persesuain gerakan antara gerakan lengan dan
gerakan kaki. Persesuaian tersebut terutama dalam hubungan sikap badan yang
naik turun secara vertikal lengan,meliuk-liuk seperti halnya ikan dolphin yang
sedang berenang.Pada satu kali putaran lengan terjadi putaran kaki dua kali,
keras dan lemah.Pada saat permulaan tarikan dilakukan tendangan kaki yang
pertama (keras) pada saat dorongan lengan dilakukan tendangan kaki yang kedua
(lemah).
D. Manfaat Berenang
32

Olahraga air ini memiliki banyak kelebihan yang memberi segudang manfaat
bagi kesehatan. Diantaranya sebagai berikut:
1. Membentuk dan menguatkan otot.
Kepadatan air lebih besar 12 kali lipat daripada udara, membuat setiap
gerakan tubuh di air seolah melewati hambatan. Hal inilah yang menjadikan
renang mempunyai intensitas sama seperti aerobik. Satu studi menemukan,
seseorang yang menyelesaikan program latihan renang selama 8 minggu
mengalami peningkatan massa otot trisep sebesar 23.8%. Selain itu,
berenang secara cepat dengan ritme yang teratur dapat meningkatkan tiga
hal: Ketahanan kardio, kekuatan, dan ketahanan otot.
2. Meningkatkan kesehatan jantung.
Efisiensi jantung memompa darah ke seluruh tubuh dapat meningkat dengan
berenang

secara

rutin.

Penelitian

dari Columbia

University

Medical

Center menemukan, berenang dapat melawan risiko terkena penyakit jantung


koroner.
3. Membakar kalori.
Hanya dengan berenang selama setengah jam, Anda dapat membakar 200300 kalori, tergantung intensitas dan gaya yang Anda lakukan. Tip: Untuk
membakar kalori lebih banyak, lakukan latihaninterval. Berenanglah sekuat
tenaga sejauh 50 meter, kemudian istirahat selama 10 detik. Lalu berenang
lagi sejauh 100, 150-300 meter dengan tetap diselingi istirahat selama 10
detik pada masing-masing checkpoint.
4. Mencegah stres dan depresi.
Serupa dengan yoga, selama berenang terjadi peregangan dan relaksasi otototot yang disertai dengan teknik pernapasan yang berirama. Itulah sebabnya
berenang dapat membantu menghindari gejala stres. Menurut Aimee C.
Kimball, Director

of

Medicine dari University

Mental
of

Training

Pittsburgh

di

Medical

Center

for

Center, berenang

Sports
dapat

melepaskan endorfin, hormon antistres.

5. Minim risiko cedera.


33

Saat di air, tubuh Anda terasa lebih ringan karena distribusi berat yang harus
ditopang oleh tubuh berkurang hingga 50%. Otot dan persendian pun
menerima tekanan yang lebih sedikit ketimbang saat melakukan aktivitas di
darat. Dampaknya jika dilakukan dengan teknik yang benar

Anda

menghadapi risiko cedera yang lebih sedikit dibandingkan olahraga lain yang
dilakukan di atas air.

BAB III
34

PENUTUP

A. Kesimpulan

35

DAFTAR PUSTAKA
Agustus Husni dkk, Buku Pintar Olahraga, C.V. Mawar gempita, Jakarta.1992
http://www.menshealth.co.id/kesehatan/antar.kita.berenang.yang.wajib.anda.tahu/00
4/004/86
http://eprints.uny.ac.id/9342/3/BAB%202%20-%2008602241002.pdf
Kurt Erhard, Erhard sport, Federal REPUBLIC Of Germany, 1992
Muhajir, Pendidikan Jasmani Teori Dan Praktek, Jakarta, Erlangga 2004
PRSI, Peraturan Pertandingan Renang, Sekertariat PRSI, Jakarta 1991
Rud Midgley, cs, Ensiklopedi Dunia Olahraga, Dahara Prize, Semarang 1989
Rud midgly, cs, Rules of the game, Paddinton Press Ltd, 1974
Ujang Arisman, Renang Gaya Dada. Bandung. 2012.
http://ujangarismaan.blogspot.com/2012/07/renang-gaya-dada.html
(diakses tanggal 16 April 2014)

36

Você também pode gostar