Você está na página 1de 12

Destilasi

atau

penyulingan

adalah

suatu

proses

penguapan

yang

diikuti pengembunan. Distilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila
komponen lain tidak ikut menguap (titk didih lain jauh lebih tinggi).
Distilasi atmosferik adalah suatu cara untuk pemisahan larutan dengan menggunakan panas
menghasilkan produk dengan purity tinggi serta mengacu pada prinsip berupa proses pemisahan
suatu komponen atau atau beberapa komponen dari suatu campuran yang homogen (satu fasa)
dengan menggunakan perbedaan titik didih diantara komponen tersebut. Dengan tekanan kerja
sebesar 1 atm, yang dilakukan dalam sebuah kolom yang didalamnya dilengkapi alat kontak atau tray
yang tersusun dengan jarak tertentu.
Perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, merupakan syarat utama supaya pemisahan
dengan distilasi dapat dilakukan. Jika komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka
pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan.
Sebelum dilakukannya proses distilasi maka umpan destilasi atau cruide oil diproses untuk
membersihkan impurities salah satu prosesnya adalalah desalter.
Desalter adalah proses fisika untuk menghilangkan komponen gram yang terdapat dalam crude .
Proses ini adalah proses pertama yang dilakukan sebelum dilaksanakannya proses distilasi . Garam
dihilangkan karena mengakibatkan terbentuknya HCL (asam clorida) jika bereaksi dengan air akan
menyebabkan endapan disamping itu crude dapat mengandung endapan-endapan berupa padatan .
yang juga dapat dihilangkan pada tingkat tertentu proses penghilangan garam dilakukan dengan
melarutkan komponen garam didalam air . Yang dicampur dengan crude, pencampuran dilaksanakan
secara homogeny agar dapat terjadi penghilangan garam dengan efektif menggunakan mixing valve.
Campuran yang homogeny tersebut dipisahkan dengan electrodes (aliran listrik) melalui beda
potensial pada elektroda aliran listrik ini menimbulkan muatan pada butiran air-garam dan butiranbutiran tersebut bergabung menjadi 1 membentuk partikel yang lebih besar sehingga dapat
dipisahkan kembali dari cruide. Berdasarkan perbedaan berat jenis proses ini untuk lebih efektif
dapat menggunakan chemical demulsiper.
Emulsi adalah campuran yang tidak dipisahkan hanya dengan perbedaan berat jenis jumlah air yang
ditambahkan tergantung dari desain desalter, spesifikasi cruide. Pada produk destilasi mempunyai
spesifikasi yang harus di capai agar produk tersebut mencapai spesifikasi yang diinginkan dan
spesifikasi itu antara lain meliputi :

Titik tuang (Pour Point)


Adalah suhu terendah dimana minyak masih bisa di tuangkan atau suhu terendah dimana minyak
bumi masih bisa mengalir oleh beratnya sendiri.Sifat ini penting untuk transportasi minyak bumi
karena berkaitan dengan sifat bisa tidaknya untuk dipompa/dialirkan (pumpability).Dengan
mengetahui titik tuang dapat diketahui pada suhu berapa minyak bumi tersebut masih dapat di

pompa,atau kalu tidak,bisa dihitung berapa jumlah uap air (steam) yang dibutuhkan sebagai pemanas
untuk menjaga agar minyak tersebut dapat dipompa.

Kekentalan (viskositas).
Viskositas adalah daya hambatan yang dilakukan oleh cairan untuk mengalir pada suhu
tertentu.Yaitu berupa bilangan yang menunjukan mudah tidaknya suatu fluida mengalir pada suhu
tertentu.viskositas tinggi akan lebih sukar mengalir atau daya hambatan mengalirnya.viskositas di
pengaruhi oleh besarnya suhu semakin tinggi suhu biasanya minyak semakin encer.Pengukuran
viskositas adalah lamanya waktu yang di butukan untuk pada jarak atau peralatan yang suhunya di
atur konstan.

Titik nyala (flash point).


Adlah suhu terendah dimana minyak bumi apabila di panaskan akan menghasilkan uap yang cukup
campurannya dengan udara sehingga akan menyala sekejap apabila di beri sumber nyala api.Makin
tinggi API nya makin ringan minyak tersebut maka makin rendah flash point nya.Dan sebagai tolak
ukur pencegahan terjadinya kebakaran.

Warna.
Pada umumnya warna berhubungan dengan berat jenisnya ,jika berat jenisnya tinggi warna nya akan
hijau kehitam-hitaman.Jika berat jenisnya rendah warna coklat kehitam-hitaman,warna disebabkan
karena berbagai pengaturan.

Bau.
Bau pada minya bumi bisanya disebabkan oleh nitrogen atau belerang.Golongan paraffin dan naften
biasaya menimbulkan bau yang sedap.

Nilai Kalori.
Adalah jumlah panas yang di timbulkan oleh satu gram minyak bumi.

Freezing point.
Adalah suhu terendah dimana fuel tetap bebas dari kristal HC, Freezing point dari fuel harus lebih
rendah dari minimum suhu operasional tangki.

Smoke point.
Adalah ketinggian maksimum dari nyala yang dapat dicapai tanpa adanya asap.Pada distilasi IBP
sangat berpengaruh, pengaruh-pengaruh IBP itu antara lain dapat dilihat pada table berikut ini :

Pengaruh menurunkan IBP


Akan menaikan

Akan menurunkan

Hasil akhir

Titik asap

Density

Lebih mudah menyala

Kadar hydrogen mj/kg

Titik nyala

Memperbaiki

mutu

pembakaran
Tekanan uap

Kadar

aromat

dan

Memperbaiki kinerja pada

naftalen

suhu rendah

Freezing point

Menaiakn nilai kalori/satuan


berat

Kekentalan

Menurunkan

kalori

persatuan volume

Tabel 1. Pengaruh menurunkan IBP

Pengaaruh menaikan IBP


Akan menaikan

Akan menurunkan

Hasil akhir

Density

Titik asap

Menaikan density

Kadar aromatic

Kadar hydrogen

Menurunkan

mutu

pembakaran
Naftalane

Memperburuk kinerja pada


suhu rendah

Freezing point

Menurunkan

nilai

kalor

persatuan berat
Menaikan

nilai

persatuan volume
Tabel 2. Pengaaruh menaikan IBP

kalori

2.2. Peralatan pada distilasi.


Dalam proses distilasi diperlukan peralatan pendukung seperti:
a.

Pompa.
pompa digunakan untuk memindahkan feed atau produk dari tangki ke tangki maupun dari peralatan
ke proses dengan memberikan energi dan dilakukan secara terus menerus.

b.

Kolom distilasi.
kolom distilasi berbentuk bejana silinderyang terbuat dari bahan baja dimana dimana di dalamnya
dilengkapi dengan alat kontak yang berfungsi memisahkan komponen-komponen campuran larutan .
beberapa sambungan yang di pasanng pada kolom adalah untuk saluran umpan, hasil puncak, reflux,
reboiler, hasil samping, steam serta hasil bawah,

c. Kolom stripper.
Bentuk dan kontruksi stripper seperti kolom distilasi hanya pada umumnya ukurannya lebih kecil,
peralatan ini berfungsi untuk menajamkan pemisahan komponen-komponen dengan cara mengusir
atau melucuti fraksi-fraksi yang lebih ringan didalam produk yang dikehendaki. Prosesnya adalah
penguapan biasa, yang secara umum untuk membantu penguapan di injeksikan steam dari bagian
dasar stripper.
d.

Furnace.
Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang di peroleh dari hasil pembakaran bahan
bakar. Dimana di dalam furnace terdapat pipa pemanas yang tersusun sedemikian rupa sehingga
proses perpindahan panas dapat berlangsung sebaik mungkin. Pembakaran di dalam furnace
mencapai suhu sekitar 3000 c- 3500c, yang kemudian masuk ke dalam kolom distilasi untuk
dipisahkan komponen-komponennya.

e. Heat exchanger.
Heat exchanger adalah alat penukar panas berfungsi untuk proses pemindahan panas antara fluida
yang memiliki kepentingan
f. Condensor.
Hasil puncak kolom yang berupa uap tidak dapat ditampung dalam bentuk demikian rupa, oleh
karena perlu untuk diembunkan sehingga bentuknya berubah menjadi cairan/ condensate. Untuk
mengubah uap menjadi cairan/ condensat tersebut dilewatkan condenser agar terjadi pengembunan
dengan media pendinginnya biasanya adalah air.
Panas yang diserap didalam condensor sebagaimana panas pengembunannya (untuk merubah fase
uap menjadi fase cair) dalam hal ini setara dengan panas latennya. Secara teoritis penyerapan panas
didalam condensor tanpa diikuti dengan perubahan suhu.

g.

Cooler

Bentuk dan kontruksi cooler seperti halnya pada condensor, hanya fungsinya yang berbeda. Cooler
berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk yang masih panas yang mempunyai suhu
tinggi yang tidak diijikan untuk disimpan didalam tangki. Jika condensor berfungsi sebagai pengubah
fase dari uap menjadi bentuk cair , maka cooler lain halnya ,yaitu hanya sebagai penurunan suhu
hingga mendekati suhu sekitarnya atau suhu yang aman.
Jika didalam condensor yang diserap adalah panas latent, sedangkan untuk cooler yang diserap
adalah panas sensible, yaitu panas untuk perubahan suhu tanpa diikuti perubahan fase.
h. Separator
Sesuai dengan namanya, peralatan ini berfungsi untuk memisahkan dua zat yang saling tidak
melarut , misalnya gas dan cairan, minyak dengan air dan sebagainya. Prinsip pemisahannya adalah
berdasarkan pada perbedaan densitas antara dua fluida yang akan dipisahkan. Semakin besar
perbedaan densitas antara dua zat tersebut akan semakin baik/ mudah dalam pemisahannya.
i.

Perpipaan

Perpipaan adalah suatu sistim jaringan pipa yang menghubungkan dari peralatan satu dengan
peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai alat penyaluran/ mengalirkan cairan atau gas. Pipa dibuat
dari bermacam-macam jenis bahan misalkan dari baja, karet, PVC dan lain-lain tergantung dari
keperluannya. Untuk proses pengolahan minyak pipa yang digunakan biasanya jenis baja dengan
paduan carbon.
j.

Instrumentasi
Instrumentasi adalah suatu alat control yang digunakan didalam proses pengolahan minyak agar
proses dapat terkendali dan aman sehingga apa yang diharapkan dalam proses pengolahan dapat
tercapai.

2.3. Proses distilasi


Proses dalam distilasi meliputi
a)

Proses penguapan
Yaitu proses dimana campuran larutan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga komponenkomponen yang lebih ringan akan lebih banyak menguap.

b)

Proses pengembunan

Uap yang terbentuk didinginkan mungkin berubah fasenya menjadi cair kembali dan kemudian di
tamping di dalam tempat penampungan.

2.4. Poduk-produk pada distilasi


Sebelum kita membahas produk yang dihasilkan ada baiknya kita membahas hal-hal yang
mempengaruhi kwalitas produk yang dihasilkan yang disebut variabel proses, dimana perubahan
variabel proses akan mengakibatkan penyimpangan yang menyeluruh terhadap mutu maupun jumlah
produk.
Variabel proses yang pokok dan perlu dikendalikan secara cermat
a.

Suhu

Pengaruh suhu di dalam proses distilasi merupakan factor yang sangat menentukan, karena pada
proses ini terjadi pemisahan atas komponen-komponen berdasarkan titik didihnya.
Pengaruh suhu operasi yang terlalu tinggi pada cruide oil akan menyebabkan perengkahan atau
cracking di dalam tube yang kemudian berkelanjutan pembentukan coke yang efeknya dapat
menghambat transfer panas dan bahkan dapat merusak tube karena panas yang berlebihan atau
overheating pada dinding tube. Dan jika suhu operasi terlalu tinggi pada kolom fraksinasi terlalu
tinggi akan mengakibatkan naiknya titik didih akhir atau final boiling point hasil puncak atau naiknya
titik didih awal initial boiling point hasil produk bawah.
b. Tekanan.
Untuk distilasi atmosferik, pengaruh tekanan tidak begitu Nampak tidak seperti pada distilasi
bertekanan atau hampa, pengaturan tekanan biasanya bervariasi dengan pengaturan suhu operasi.
Jika tekanan terlalu tinggi akan mengakibatkan tidak sempurnanya fraksinasi didalam kolom, dan di
samping itu kemampuan peralatan juga akan membatasi hal tersebut.
c.

Laju aliran (flow rate).

Biasanya pengaruh laju alir berpengaruh terhadap tingginya permukaan cairan di dalam kolom
fraksinasi atau stripper. jika aliran masuk kedalam kolom terlalu besar akan mengakibatkan naiknya
permukaan cairan di dalam karena tidak sebanding dengan laju penguapan yang terjadi di dalam
kolom, dan akibatnya terhadap hasil bawah akan menurunkan titik didih awal dan flash point.
d. Tinggi permukaan cairan (level).

Level didalam kolom fraksinasi akan mempengaruhi keadaan cairan pada tiap-tiap tray. Jika
permukaan cairan pada down comer suatu tray terlalu tinggi. Maka peristiwa ini akan mengakibatkan
banjir atau floading, cairan akan meluap dan tumpah ke tray di bawahnya dan akan menyebabkan
terkontaminasi oleh produk yang lebih ringan dan mutunya rusak (off spec).
Jika variabel proses sesuai dengan keadaan yang diinginkan maka akan menghasilkan produk yang
diinginkan, dan produk-produk yang dihasilkan pada distilasi atmosferik adalah sebagai berikut:
a.

Gas
Gas hasil distilasi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di heater untuk memanaskan umpan
sebelum dimasukkan ke kolom distilasi, dan sisanya dibuang ke udara setelah dibakar di flare.
Fungsinya adalah untuk mengontrol tekanan operasi di kolom distilasi.
Gas ini umumnya terdiri dari C3 dan C4 yang dengan proses selanjutnya yaitu dengan di kompresikan
atau didinginkan akan menghasilkan LPG (liquid petroleaum gas) yang dalam bahasa dagangnya
disebut dengan elpiji. LPG biasanya disimpan pada suhu 100 0F atau 300C LPG campuran yang dijual
diindonesia mempunyai tekanan uap atau vapour pressure maksimum 100 psi berat jenis LPG adalah
kira-kira 1,5-2 kali berat jenis udara pada suhu dan tekanan normal
Ada tiga macam LPG adalah sebagai berikut:

LPG propana terdiri dari 95% gas propana C3H8


LPG butana terdiri dari 97% gas butana C4H10
LPG campuran terdiri dari propana dan butana
b. Naptha
Naptha yang dihasikan pada proses distilasi atmosferik selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan
lanjutan seperti naphtha rerun, naphtha hydrotreater yang kemudian diolah lebih lanjut di unit
catalytic reforming untuk menghasilkan komponen premium dengan angka Oktan tinggi. Dalam
teknik perminyakan, nafta lengkap didefinisikan sebagai fraksi hidrokarbon dalam minyak mendidih
antara 30 C dan 200 C. ini terdiri dari campuran kompleks dari molekul hidrokarbon umumnya
memiliki antara 5 dan 12 atom karbon. Ini biasanya merupakan 15-30% dari minyak mentah,
menurut beratnya. nafta Cahaya adalah fraksi mendidih antara 30 C dan 90 C dan terdiri dari
molekul dengan 5-6 atom karbon. Berat nafta bisul antara 90 C dan 200 C dan terdiri dari molekul
dengan 6-12 karbon.
c.

Kerosene

langsung dapat dipasarkan. Kerosene dikenal juga dengan minyak tanah. mempunyai trayek didih
175 275 0C (350 525 0f) .

Viskositas rendah
Kerosene harus mudah mengalir pada sumbu lampu sehingga dapat terbakar sempurna. Bila
viskositas tinggi, kerosene sulit mengalir pada sumbu lampu.
Smoke Point tinggi
Smoke point tinggi, menunjukan bahwa kerosene mempunyai panas pembakaran tinggi dan tidak
menimbulkan jelaga.
Flash Point rendah
Flash point yang tinggi menunjukkan bahwa kerosene tidak mudah menyala oleh percikan api,
sehingga aman dari kebakaran.
Bebas bau
Kerosene yang berbau menunjukkan bahwa kerosene mengandung merkaptan dan atau gas H2S,
sehingga nilai panas pembakaran rendah serta bersifat korosif.
Kandungan Sulfur rendah
Rendahnya kandungan Sulfur menunjukkan bahwa kerosene tidak menimbulkan pencemaran, tidak
korosif pada gas buang, serta mempunyai nilai pembakaran tinggi.
Proses lanjutan dari produk ini sangat tergantung dari jenis crude oil yang diolah di CDU. Jika produk
kerosene hasil distilasi masih banyak mengandung sulfur, maka produk ini harus diolah lebih lanjut
untuk menghilangkan kadar sulfurnya. Dan kerosene juga dapat di jadikan sebagai avtur dengan cara
proses blending yang berguna sebagai bahan bakar pesawat.
d.

Solar
Minyak Diesel adalah jenis minyak bahan

bakar distilat yang

dengan

digunakan untuk mesin pembakaran

kompresi yangkualitasnya membakar ditunjukkan

oleh Cetane Number.Lebih tinggi Cetane Number menunjukkan minyak diesel lebihflammablely, sem
akin rendah Cetane Number show tardylyterbakar nya.
Penggunaan minyak

solar pada

umumnya adalah untuk bahan

bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi(diatas 1.000 RPM), juga
bisa digunakan pada saat langsungmembakar pembakaran di dapur, yang paling
dicari untukpembakaran bersih. Ini minyak diesel juga disebut sebagai GasOil, Automotive Diesel Oil
atau High Speed Diesel.

Metode
NO

Karakteristik

Angka Setana

UNIT

Batasan

Uji

ASTM/lain

MIN

MAX

ASTM

45

D-613

IP

Indeks Stana

Berat Jenis pada 15 0 C

Kg/m3

48

D4737

815

870

D-1298
4737

Viskositas pada 40 0 C

Mm2/sec

2.0

5.0

D-445

Kandungan Sulfur

% m/m

0.35

D-1552

Distilasi : T95

370

D-86

Titik Nyala

60

D-93

Titik Tuang

oC

18

D-97

Karbon Residu

merit

Kelas I

D-4530

10

Kandungan Air

Mg/kg

500

D-1744

11

Biological Grouth

Nihil

12

Kandungan FAME

% v/v

13

Kandungan

Metanol

& % v/v

10

Tak Terdeteksi

D-4815

Etanol
14

Korosi bilah tembaga

Merit

Kelas I

D-130

15

Kandungan Abu

% m/m

0.01

D-482

16

Kandungan Sedimen

% m/m

0.01

D-473

17

Bilangan Asam Kuat

mgKOH/gr -

D-664

18

Bilangan Asam Total

mgKOH/gr -

0.6

D-664

19

Partikulat

Mg/l

D-2276

20

Penampilan Visual

Jernih dan terang

21

Warna

No.ASTM

3.0

D-1500

D-

Tabel Spesifikasi sesuai Surat Keputusan Dirjen Migas 3675 K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006
LGO merupakan komponen Automotive Diesel Oil (ADO) atau dimasyarakat dikenal dengan Solar.
Produk ini bisa juga dijual sendiri jika ada yang membutuhkan.
HGO juga komponen Automotive Diesel Oil (ADO). Umumnya produk LGO dan HGO langsung diblending menjadi ADO atau solar.
e.

Long Residue (LSWR)

selanjutnya dialirkan ke High Vacuum Unit untuk diolah lebih lanjut dengan metode distilasi vakum.
Long residue masih mengandung komponen solar, namun fraksi tersebut tidak bisa dipisahkan
dengan distilasi atmosferik, karena akan membutuhkan temperatur yang lebih tinggi. Kelemahannya
jika temperatur dinaikkan maka minyak bumi tersebut akan mengalami perengkahan yang sangat
sulit dikendalikan. Oleh karena itu komponen solar yang masih terdapat di produk bawah kolom
distilasi atmosferik diolah lebih lanjut dengan cara distilasi vakum.

Distilasi ASTM (American Society for Testing and Materials)

Distilasi ASTM dilaksanakan dalam suatu labu Engler. Pada distilasi ini, tidak dipergunakan
struktur tray maupun packing serta refluks yang ada merupakan efek kehilangan panas (heat
loss) pada struktur leher labu engler. Metode distilasi ini paling banyak digunakan karena
biayanya murah, lebih sederhana, membutuhkan jumlah sample yang sedikit, serta waktu
pengujian yang lebih singkat dibandingkan distilasi TBP (kurang lebih 1/10 kali waktu pengujian
TBP). Distilasi ASTM dilakukan guna mengetahui kualitas produk (product quality control).
Beberapa metode distilasi ASTM adalah sebagai berikut.
a. ASTM method D86
Metode distilasi ini digunakan untuk menguji motor gasoline, aviation gasoline, aviation turbine,
naphta, kerosine, diesel, distillate fuel oil dan produk-produk yang serupa. Pengujiannya
dilakukan pada tekanan atmosferis. Digunakan termometer yang dipaparkan langsung dalam
labu engler dan hasil pembacaannya tidak ada koreksi stem.
b. ASTM method D216
Metode distilasi ini digunakan untuk menguji natural gasoline. Dilakukan pada tekanan
atmosferis.
c. ASTM method D1160
Metode distilasi ini digunakan untuk menguji produk migas fraksi berat yang dapat diuapkan
secara parsial maupun keseluruhan pada suhu maksimal 750 F pada tekanan absolut hingga 1
mmHg dan dikondensasikan menjadi fase liquid pada tekanan pengujian. Tekanan operasi
pengujian berkisar antara 1-760 mmHg absolut. Temperatur diukur dengan perangkat
thermocouple.
d. ASTM method D2887
Metode ini merupakan metode simulasi distilasi yang dilakukan dengan gas
chromatography (GC). Metode ini merupakan metode yang paling sederhana yang dapat
melakukan analisis cut point dan boiling range fraksi hidrokarbon dengan ketelitian tinggi.

Distilasi TBP (True Boiling Point)

Distilasi TBP dilakukan dalam sebuah kolom distilasi dengan 15 - 100 plates(trays) teoritis
dengan reflux ratio yang tinggi (5 : 1 atau lebih). Tingkat fraksinasi yang tinggi pada pengujian ini
memberikan distribusi komponen campuran yang akurat. Kekurangan distilasi TBP adalah tidak
adanya standadisasi alat dan prosedur pengujian. Meskipun demikian, variasi antara
laboratorium pengujian yang ada hanya sedikit karena pemisahan komponen campuran dapat
tercapai dengan baik dengan pengujian yang dilakukan. Distilasi TBP ini dilakukan untuk
mengetahui % volume produk yang diperoleh dari cutting kurva berdasarkan cut point produk
yang dihaapkan.

Distilasi EFV (Equilibrium Flash Vaporization)

Distilasi EFV sangat identik dengan distilasi pada unit distilasi yang sebenarnya. Oleh karenanya
hasil pengujian distilasi EFV ini dijadikan dasar penentuan kondisi operasi. Pada pengujian
distilasi EFV ini, terjadi kesetimbangan vapor-liquid. Namun demikian, proses pengujian yang
menargetkan terjadinya kesetimbangan vapor-liquid tersebut memakan waktu yang relatif lebih

lama dibandingkan metode pengujian yang lainnya. Metode ini juga bersesuaian dengan
perhitungan secara flash (flash calculation method). Distilasi EFV ini berfungsi untuk
menentukan kondisi operasi unit distilasi.
Data hasil pengujian distilasi terdiri atas temperatur dan persen recovery. Dari data tersebut
dapat dibuat kurva distilasi yang mana kurva tersebutlah yang digunakan dalam perancangan
dan penentuan kondisi operasi proses distilasi. Kurva distilasi terbentuk oleh kombinasi data
persen volume terekoveri yang ada di absis grafik, dan temperatur pada ordinat grafik.

Você também pode gostar