Você está na página 1de 3

Adab Kepada Allah

Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan masalah adab. Ia merupakan


bagian dari ahlak Islam yang harus dijunjung tinggi oleh setiap orang beriman. Tentu
saja adab yang dimaksudkan harus bersumber pada pada Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Hanya saja dalam kehidupan keseharian, seringkali kita hanya membatasi adab
kepada sesama manusia. Padahal adab yang paling utama adalah adab terhadap Allah.

Dibawah ini terdapat beberapa adab kepada Allah yang harus dilakukan oleh setiap
orang beriman. Diantara adab-adab tersebut antara lain:

1. Ikhlas kepada Allah dalam beramal dengan cara menjaga ibadah agar tidak
terjerumus ke dalam kesyirikan. Kaum musyrikin Quraisy adalah kaum yang
mengenal tentang rububiyyah Allah (bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemberi
Rezeki, Pengatur Alam Semesta, dll), akan tetapi mereka menjadikan berhala-
berhala sebagai tandingan/sekutu di samping Allah. Misalnya: apabila mereka
berhasil dalam bisnisnya, mereka mempersembahkan kurban untuk Allah, dan
sebagian lagi untuk berhala. Apabila mereka berdo’a maka mereka menjadikan
berhala-berhala sebagai perantara mereka untuk menyampaikan doa'nya kepada
Allah dengan anggapan supaya lebih dikabulkan, dll. "Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang Telah
mereka kerjakan"." (Al-An’am:88)

2. Mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah. Seorang muslim yang mempunyai
adab yang benar hendaknya merenungi segala nikmat dan karunia dari Allah
Ta’ala kepadanya. Dialah Allah Ta’ala yang telah memberikan pendengaran,
penglihatan, hati, rizki yang tidak terhitung banyaknya. Manusia tidak akan
sanggup menghitungnya meskipun menginfakkan hartanya sebesar bukit dari
emas dan perak, sebagaimana yang dipertegas dalam firman-Nya Subhanahu wa
Ta’ala:”Dan jika kamu kamu menghitung nikmat Allah, niscaya engkau tidak bisa
menghitungnya”. (QS. Ibrahim: 34 ) Oleh karena itu kufur nikmat serta ingkar
kepada nikmat merupakan pertanda tidak beradab kepada Allah. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman: “Oleh karena itu, ingatlah kepada-Ku niscaya aku ingat pula
kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari nikmat-
Ku”. (QS. al-Baqarah: 152)
3. Mengagungkan dan memuliakan-Nya serta mengagungkan syi’ar-syi’ar-Nya.
Seseorang yang beriman kepada Allah dengan benar, maka pasti ia akan
mengagungkan dan memuliakan Allah Ta’ala yakni pada saat menyaksikan
kekuasaan Allah terhadap alam semesta ini, yang mana hal ini menunjukkkan
kekuasaan Allah yang Sangat Besar. Tatkala seseorang benar-benar mengimani
bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna dan bersih dari segala
kekurangan, maka tentunya hati si hamba tersebut akan senantiasa mengagungkan
dan memuliakan Allah Ta’ala. Dan tidaklah diperkenankan pengagungan dan
pemuliaan terhadap Allah ini diberikan pula kepada selain Allah. "Dan mereka
tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya".( Al-An’am:
91)
4. Mencintai Allah Ta’ala melebihi dari yang lainnya Mencintai Allah melebihi
yang lainnya juga merupakan adab yang agung. Apabila hamba tersebut telah
mengetahui bahwa Allah lah yang telah memberikan segala kenikmatan baginya,
tentunya kecintaan kepada Allah lebih diutamakan daripada kepada yang lainnya.
5. Merasakan pengawasan Allah baik saat sepi dan ramai.
6. Menumbuhkan rasa takut, cemas dan penuh harap kepada-Nya.
7. Bertaubat dan kembali kepada-Nya, serta meminta ampun hanya kepadaNya.
"Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu
memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka,
tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang".
(Al-Nisa’:64)
8. Berdo’a, bersikap merendah diri dan hina di hadapan-Nya. "Atau siapakah yang
memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-
Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia)
sebagai khalifah di bumi? apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? amat
sedikitlah kamu mengingati(Nya)"." (Al-Naml: 62)
9. Tidak putus asa dan berharap terhadap ampunan-Nya. "Katakanlah: "Hai hamba-
hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang"." (Az-Zumar: 53)
10. Meyakini bahwa hanya di tangan-Nyalah kekuasaan untuk memberikan manfaat,
memudharatkan, menghidupkan dan mematikan. "Barang siapa yang dijauhkan
azab dari padanya pada hari itu, Maka sungguh Allah Telah memberikan rahmat
kepadanya. dan Itulah keberuntungan yang nyata"."(Al-An’am: 16)
11. Berprasangka baik terhadap Allah Ta’ala. Tidak beradab jika seseorang berburuk
sangka kepada Allah a lalu ia melakukan kemaksiatan dan kedurhakaan kepada-
Nya, lalu ia mengira bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melihatnya dan
tidak akan memberi balasan terhadap dosa-dosanya. Oleh karena itu wajib bagi
seorang muslim untuk berbaik sangka kepada Allah karena janji Allah Subhanahu
wa Ta’ala itu benar dan sekali-kali Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan mengingkari
janji-Nya. Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya maka mereka adalah
orang-orang yang mendapatkan kemenangan”. (QS. an-Nur: 52)
12. Bersabar atas semua taqdir-taqdirNya, membenarkan apa-apa yang diberitakan-
Nya dan melaksanakan semua kewajiban yang di perintahkan-Nya.
13. Merenungi rahmat Allah yang telah dilimpahkannya dan kepada seluruh makhluk.
Maka tatkala ia menginginkan rahmat yang lebih besar dari sebelumnya, ia tunduk
merendah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berdo’a dengan penuh
ketulusan dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan kata-kata yang baik dan
melakukan amal shalih. Dan bukan termasuk adab kalau seseorang berputus asa
dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman : “Dan janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah”. (QS. Yusuf: 87)

14. Mencintai orang yang dicintai-Nya dan memusuhi orang yang dimusuhi-Nya.
15. Pasrah, tunduk dan taat kepada-Nya. Maka tidaklah dikatakan seseorang beradab
jika dia lari dari Allahpadahal ia tidak dapat menghindar dari-Nya, dan
menyandarkan diri kepada sesuatu yang tidak mempunyai daya dan upaya
sedikitpun. “Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang
memegang ubun-ubunnya”. (QS. Hud: 56). Didalam surat yang lain Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan hanya kepada Allahlah hendaknya kamu
bertawakkal jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. al-Maidah: 23).
16. Malu dan waspada untuk berbua maksiat kepadaNya, serta menjauhi semua sikap
yang bisa mendatangkan murka dan siksa-Nya. Bukan termasuk adab kalau tidak
ada rasa malu dan takut seorang hamba dalam melakukan kedurhakaan kepada
Rabb-Nya dan menentang-Nya dengan melakukan dosa dan maksiaat kepada-
Nya, sedangkan Allah pasti mengetahuinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Ia
mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan”. (QS. at-
Taghabun: 4)

17. Memikirkan betapa kerasnya adzab Allah dan betapa kuat balasannya

18. Dengan melakukan yang demikian ia bisa menjaga dirinya, yaitu dengan mentaati
segala perintah-Nya dan berusaha untuk tidak mendurhakakan-Nya. Tidaklah
seseorang dikatakan beradab kepada Allah ‘Azza wa Jalla jika seorang hamba
yang lemah dan tidak memiliki kekuatan sedikitpun, melakukan kedurhakaan dan
kezholiman di hadapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa.

19. Berhusnuzhan kepada Allah terhadap janji yang pasti akan ditepati dan ancaman
yang pasti dipenuhi.

Demikianlah beberapa adab kepada Allah. Semoga kita diberi kekuatan oleh Alllah
untuk menjaga adab-adab kepada-Nya. Amin. (Bahrul Ulum)

Você também pode gostar