Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kelas 0% 2% (0o 2o) dicirikan oleh bentukan lereng yang relatif datar (flat)
atau hampir datar, dengan proses denudasional yang tidak cukup besar dan
Pembuatan peta kemiringan lereng perlu dilakukan demi mengetahui keberadaan lokasi
penelitian terhadap kemiringan lereng. Pembuatan peta kemiringan lereng dibuat berdasarkan
peta topografi.
4.2 Analisis Inti Bor
Analisis inti bor dilakukan untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
sehingga nilai log sinar gamma tidak akan lebih besar dibandingkan batulempung atau tanah
lemung. Pada suatu lapisan yang sama respon dari log sinar gamma tidak akan berbeda jauh
dengan kecenderungan yang mirip. oleh karena itu Log Sinar Gamma sangat membantu
untuk korelasi lapisan.
4.6 Analisis Mekanika Batuan
Mekanika batuan merupakan ilmu teoritis dan terapan tentang perilaku mekanik batuan,
berkaitan dengan respons batuan atas medan gaya dari lingkungan sekitarnya (Deere, D.V.,
dalam Stagg & Zienkiewicz, 1968). Analisis ini diperlukan untuk mengatahui karakteristik
batuan sebagai input data. Dalam analisis stabilitas lereng, mekanika batuan dijadikan
pertimbangan penting karena secara tidak langsung lereng] yang akan mengalami keruntuhan
berada relatif di atas lapisan batuan. Berikut beberapa analisis terkait mekanika batuan :
Rock Quality Designation atau RQD (Deere et al., 1967) merupakan estimasi kuantitatif
kualitas massa batuan dari log inti bor. Nilai RQD dihitung dengan menggunakan
perbandingan dari jumlah panjang inti bor yang memiliki panjang lebih dari 10 cm dengan
panjang total dari inti bor.
RQD =
RQD
0 25 %
25 50 %
50 75 %
75 90 %
90 100 %
Berikut adalah hasil perhitungan RQD di beberapa lubang bor pada Satuan Batulempung
Pasiran 1:
Lubang Bor
DH-07
DH-09
DH-12
Kedalaman (m)
28,5 61,8
22,5 - 26
27,5 - 30,6
23-24
24-25
25-26
Rata-Rata
Berdasarkan tabel deskripsi kualitas batuan, satuan batulempung pasiran 1 termasuk kedalam
kategori sangat bagus.
Analisis kondisi kekar batuan dilakukan untuk mengetahui secara kuantitatif kondisi
diskontinuitas dari batuan. Parameter yang digunakan adalah kondisi bidang permukaan pada
diskontinuitas, kondisi pelapukan, lebar diskontinuitas, dan ada tidaknya gores-garis. Berikut
adalah tabel kuantifikasi kondisi kekar batuan.
Berdasarkan hasil pengamatan batuan pada inti bor, berikut adalah nilai kuantifikasi dalam
perhitungan kondisi kekar batuan untuk Satuan Batulempung Pasiran 1:
Parameter Kuantifikasi
Panjang Diskontinuitas (persistence)
Hasil Pengamatan
0,3 0,6 m
Peringkat
6
< 0,1 mm
Lembut
Tidak Ada
Tidak Lapuk
5
1
6
6
24
Gambar
GSI adalah suatu sistem penilaian secara kuantitatif dari karakteristik massa batuan yang
dikembangkan untuk kepentingan rekayasa mekanika batuan. GSI dibuat untuk memenuhi
kebutuhan input data dalam analisis numerikal. Berikut adalah bagan kuantifikasi GSI:
Berikut adalah persamaan GSI dengan menggunakan parameter RQD dan Rock Joint
Condition:
Keterangan:
JCond89 = Nilai Rock Joint Condition berdasarkan Bienawski, 1989
RQD = nilai Rock Quality Designation
Nilai konstan mi untuk batuan intact berdasarkan kelompok batuan (Hoek, 2000
dalam Edelbro 2003)
Nilai konstan mi untuk satuan batulempung pasiran 1, diambil nilai paling tinggi dalam range
batulempung yaitu 6.
Parameter Disturbance factor merupakan indikasi dari jumlah kerusakan batuan yang dapat
terjadi pada saat dilakukan ekskavasi atau peledakan (Gambar 5). Nilai D = 0 mencerminkan
batuan mengalami kerusakan yang sangat sedikit, sedangkan nilai D = 1 mencerminkan
kondisi batuan yang mengalami kerusakan signifikan pada saat peledakan.
Untuk daerah penelitian nilai disturbance factor diperkirakan sama dengan 1 (D = 1).