Você está na página 1de 5

Analgesik NSAIDS

Analgesik merupakan senyawa yang dapat mengurangi rasa nyeri yang timbul pada tubuh. Ada 2 macam
analgesic yaitu analgesic opioid dan analgesik NSAIDS (Non Steroid Inflamatory DrugS). Rasa nyeri
yang timbul bergantung pada sensitivitas seseorang dan setiap rasa nyeri mempunyai nilai skor
tersendiri. Untuk nyeri ringan mempunyai rentang nilai skor 1-3. Untuk nyeri sednagn mempunyai rentang
nilai skor 4-6. Untuk nyeri berat mempunyai rentang skor 7-10. Dalam hal ini, analgesik bekerja
mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang sementara analgesic opioid bekerja mengurangi rasa nyeri
sedang sampai berat.
Perbedaan antara analgesic NSAID dan Analgesik opioid:

Analgesik Opioid
Digunakan untuk mengurangi rasa nyeri sedang
sampai berat.
Bekerja di pusat rasa nyeri yaitu melalui reseptor
opioid
Merupakan senyawa yang homogen karena
merupakan senyawa turunan opioid. Contoh:
morfin di metilasi jadi Kodein, Morfin dietilasi jadi
heroin
Penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan ketergantungan karena
merupakan golongan narkotika kecuali
Tramadol
Efek samping akibat penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan konstipasi kaerna
di saluran pencernaan juga terdapat reseptor
opioid yaitu reseptor , ,
Efek farmakodinamik: digunakan sebagai
analgesic yaitu untuk menurunkan rasa nyeri,
antitusif yaitu untuk obat batuk, dan antidiare.
Contoh analgesic opioid antidiare: Diklofenak

1.
2.
3.
4.

Analgesik NSAIDS
Digunakan untuk mengurangi rasa nyeri ringan
sampai sedang
Bekerja di perifer dengan mekanisme
menghambat biosintesis prostaglandin yang
merupakan mediator timbulnya rasa nyeri
Merupakan senyawa heterogen karena struktur
kimia senyawa NSAIDS berbeda beda. Contoh:
aspirin dengan asetaminofen, asam mefenamat
dan ibuprofen mempunyai struktur yang berbeda
Penggunaan jangka panjang tidak menimbulkan
ketergantungan fisik maupun psikis karena
bukan merupakan golongan narkotika tetapi
golongan obat bebas terbatas sampai keras
Efek samping penggunaan jangka panjang dapat
merangsang sekresi asam lambung dan
menurunkan aliran darah ke ginjal
Efek farmakodinamik: digunakan sebagai
analgesic yaitu untuk mengurangi rasa nyeri,
antipiretik yaitu menurunkan suhu tubuh,
antiinflamasi yaitu mencegah peradangan dan
antiplatelet yaitu mencegah agregasi platelet

Analgetik NSAIDS
Analgesik NSAIDS banyak digunakan dibidang Rheumatology untuk mengurangi nyeri akut dan kronis
karena digunakan untuk mengurangi nyeri yang berhubungan dengan sendi. Setiap tahunnya ada sekitar
80 juta obat analgesic NSAIDS yang diresepkan dan 4,5% diantaranya merupakan jumlah obat bebas
terbatas, dan 1% dari analgesic yang diresepkan dikonsumsi secara rutin oleh penderitanya seperti untuk
Rheumatoid artritis yang sulit sembuh sehingga perlu mengkonsumsi analgesic ini secara rutin. Diantara
penderita yang menggunakan analgesic ini, 40% diantaranya merupakan pasien usia lanjut dengan umur
diatas 60 tahun.
Penemuan obat analgesic NSAIDS berawal dari diketahuinya efek dari kulit batang Wilow yang dapat
mengobati demam dan rasa nyeri. Kemudian pada tahun 1763, Edward Stone dari Inggris menemukan
senyawa salicin. Lalu pada tahun 1860, Kalbe dan Lateman dari Jerman menemukan senyawa asam
salisilat. Kemudian pada tahun 1899, Heinrich Dresser dapat mensintesis aspirin dan baru pada tahun
1969, Piper dan Vane menemukan obat yang sturktur kimianya mirip aspirin yaitu prostaglandin.
NSAIDS mempunyai efek yaitu:
Mengurangi rasa nyeri
Mengurangi peradangan pada jaringan
Menurunkan demam
Menghambat agregasi platelet
Prostaglandin di dalam tubuh mempunyai 2 efek yaitu efek fisiologis dan efek farmakologis, bergantung
pada penyebabnya dan enzim yang berperan. Untuk Efek fisiologis, Prostaglandin dapat menurunkan
sekresi asam lambung dengan adanya reseptor PGE2 sehingga dapat melindungi mukosa lambung, juga

1.
2.
3.
4.

1.
2.
1.
a.

b.
c.

d.

e.

2.
a.

dapat meningkatkan aliran darah ke ginjal karena adanya reseptor PGD2 yang berfungsi untuk
vasodilatasi. Selain itu juga bisa sebagai antiplatelet dengan adanya reseptor TXA2 yang penting untuk
agregasi platelet.
Peran prostaglandin dalam proses patologis adalah sebagai mediator timbulnya rasa sakit. Didalam
membrane kita terdapat bagian fosfolipid bilayer, dan dibagian ini terdapat enzim fosfolipase A2 yang
dapat mengubah fosfolipid menjadi asam arakhidonat. Ketika terjadi peradangan, maka enzim tersebut
menjadi aktid dan tebentuk asam arakhidonat dimana kondisi PH menjadi turun lalu asam arakhidonat
membentuk prostaglandin dengan bantuan enzim siklooksigenase Cox-2. Enzim siklooksigenase yang
mengubah asam arakhidonat menjadi prostaglandin ada 2 macam, yaitu siklooksigenase Cox1 yang
menghasilkan prostaglandin untuk peran fisiologis dan siklooksigenase cox 2 yang menghasilkan
prostaglandin untuk peran patologis.
Prostaglandin mempunyai efek fisiologi yaitu:
Melindungi mukosa lambung
Menjaga keseimbangan garam dan elektrolit
Menjaga aliran darah ke ginjal
Merangsang pembekuan darah.
Prostglandin yang dihasilkan Cox-1 berperan untuk melindungi sel saluran pencernaan dan merangsang
agregasi platelet sementara Prostaglandin yang dihasilkan Cox-2 berperan dalam proses nyeri,
peradangan, kanker, demam. Cox-2 ternyata juga mempunyai peran dalam proses fisiologis, yang ada di
ginjal, mukosa lambung, uterus, endothelium vaskuler, system saraf pusat, otot dan prostat. Cox-2
merupakan asam amino yaitu asam amino valin. Cox 1 juga merupakan asam amino yaitu asam amino
isoleusin.
Mekanisme kerja NSAID adalah
Menghambat biosintesis Prostaglandin melalui hambatan Cox-1 dan Cox-2
Menghambat fungsi fisiologis dari prostaglandin sehingga menghasilkan efek yang tidak diinginkan
Klasifikasi obat obat analgetik NSAIDS:
Golongan asam Karboksilat
Golongan Asam fenil asetat
-Diklofenak
-Fenklofenak
-Alkofenak
Golongan asam salisilat
Aspirin
-Diflunisal
Golongan asam fenamat
-Asam mefenamat
-Asam flufenamat
-Asam Meklofenamat
Golongan asam propionate
-Ibuprofen
-Ketoprofen
-Flurbiprofen
-Fenoprofen
-Fenbufen
-Naproxen
-Oxaprozin
-Asam tiaprofenat
Golongan asam Karbo dan heterosiklik
-Indometasin
-Tolmetin
-Sulindak
-Etodolak
Golongan asam Enolat
Golongan Oksikam
-Piroksikam

b.
3.
1.
2.

3.
4.
5.

1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.

-Isoxicam
-Tenoxicam
Golongan Pirazolon
-Butazon
-Propazon
Golongan obat non asam
-Nabumetone
Sistem yang dipengaruhi obat analgetik NSAID:
Sistem Saraf Pusat. TErjadi bila dosis yang digunakan dosis tinggi. Menyebabkan sakit kepala hebat dan
tinnitus (Budek sementara)
Sistem Hati. TErjadi karena ada beberapa obat NSAID yang dimetabolisme di hati. Contohnya
parasetamol dan asetaminofen. Parasetamol termasuk hepatotoksi. Asetaminofen dosis tinggi yaitu dosis
8 g ke atas dpat merusak hati. Orang yang mengalami gangguan fungsi hati, sakit hati, sirosis hati jangan
menggunakan obat ini tetapi menggunakan obat lain seperti aspirin
Sistem pencernaan. Dapat meningkatkan sekresi asam lambung, Untuk penderita tukak lambung bisa
menjadi lebih parah. Perlu dioilih obat gol. Cox-2 inhibitor yang efeknya tidak terlalu parah untuk
penderita tukak lambung
Sistem ginjal. Dapat menurunkan aliran darah ke ginjal
Agregasi Platelet. Obat NSAID dapat mencegah agregasi platelet sehingga untuk wanita yang akan
melahirkan tidak dianjurkan untuk menggunakan obat ini Karena dapat menyebabkan pendarahan, waktu
melahirkan yang lebih lama dan pendarahan post partum. Untuk orang yang akan menjalani operasi pun
tidak boleh menggunakan obat ini minimal 1 bulan sebelum operasi dilakukan dan 1 minggu sebelum
waktu operasi bila merupakan operasi kecil.
Efek Samping dari Obat NSAID:
Insiden Tinggi: Nusea, vomiting, dyspepsia, flatulen, nyeri epigastrik, anoreksia dan diare
Insiden rendah: Bleeding, ulserasi, perforasi
Kelompok orang yang mempunyai resiko tinggi: usia lanjut, riwayat tukak, menggunakan kortikosteroid,
pengguna antikoagulan
Cara mencegah efek samping obat analgetik opioid:
Minum air yang banyak
Obat NSAID ini dikonsumsi setelah makan sehingga ketika sekresi asam lambung meningkat, mukosa
lambung tidak rusak
Menggunakan kombinasi obat yang dapat meningkatkan produksi bikarbonat dan mucus seperti
Misosprostol. Tetapi obat ini tidak boleh untuk wanita hamil karena dapat menyebabkan teratogenik
Dapat menggunakan kombinasi dengan Surfaktal, suatu Bismuthcolloidal, yang dapat melapisi mukosa
lambung
Menggunakan kombinasi dengan Antasida untuk menetralkan asam lambung yang berlebihan

Efek samping Obat NSAID pada Ginjal:


Menurunkan aliran darah ke ginjal
Menyebabkan retensi Na berakibat pada timbulnya udem. Dapat diatasi dengand iuretika
Menybebabkan hyperkalemia. Dapat diatasi dengan diuretika golongan Diuretika tiazid dan diuretika
jerat henle
4. Menyebabkan gangguan fungsi ginjal akut
1.
2.
3.

Efek samping pada obat NSAID pada darah:


-Menghambat agregasi platelet. Pasien yang menggunakan NSAID perlu memperhatikan ciri ciri
pendarahan yaitu terjadi pendarahan pada gusi, Tinja berwarna kehitaman dan sakit kepala hebat.
1.
2.
3.
4.

Efek Samping NSAID pada system Saraf Pusat:


Sakit KEpala Hebat
Kelelahan
Menurunnya perhatian
Tinnitus (Berhubungan dengan penggunaan salisilat dosis tinggi)
Efek NSAID Pada system Hati:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.

1.
2.
3.
1.
2.

-Hepatotoksik. TErutama pada pasien usia lanjut, sakit hati, sirosis hati, gangguan fungsi hati dan
mengkonsumsi alcohol
Contoh obat NSAID yang menghambat Cox-2 secara selektif:
Meloxicam (Gol. Oxicam)
Nimesulide
Celecoxib
Rofecoxib
Parecoxib
Lumiracoxib
Valdecoxib
Deracoxib
Etoricoxib
Etodolak (gol. Asam Karbo dan heterosiklik)
Faktor yang mempengaruhi pemilihan obat analgesic NSAID pada berbagai situasi klinik:
Respon individu terhadap NSAID sangat besar meskipun dari NSAID dengan struktur yang serupa
Dosis rendah digunakan sebagai dosis awal untuk mengetahui efektivitas obat. Bila tidak memberikan
respon, diganti dengan obat lain.
Apabila penderita kesulitan tidur akibat nyeri atau kaku duduk pada pagi hari, maka obat diberkan malam
hari dengan disis tunggal besar.
Apabila penderita tidak memberikan respon manfaat dari satu NSAID, dapat diganti dengan NSAID lain
Hindari terapi dengan kombinasi sesame NSAID karena dapat meningkatkan efek samping. EFek toksik
yang ditimbulkan bergantung pada dosis yang diberikan
Penggunaan analgesic NSAID:
Aspirin dan NSAID lain digunakan untuk mengurangi nyeri intensitas ringan sampai sedang
Untuk nyeri yang lebih hebat, diperlukan Analgesik opioid yang kurang atau tidak menimbulkan
ketergantungan seperti Tamadol
ANalgesik NSAID digunakan untuk nyeri asal integument seperti sakit kepala, myalgia, dan bukan untuk
nyeri asal visceral
Kriteria penggunaan Analgetik NSAID pada anak-anak:
Pemilihan obat NSAID pada anak terbatas pada obat yang telah teruji keamanannya yaitu: Aspirin (gol.
Salisilat), Naproksen (gol. Asam propionate), tolmetin (gol. Asam karbo dan heterosiklik)
Aspirin untuk menurunkan panas pada anak dapat diganti dengan parasetamol
NSAID lainnya tidak dianjurkan untuk anak < 12 tahun
Kriteria penggunaan analgetik NSAID untuk wanita hamil:
Penggunaan NSAID untuk wanita hamil tidak dianjurkan karena dapat menyebbakan pendarahan,
waktu melahirkan yang lebih lama, dan pendarahan post partum
Bila sangat diperlukan, dapat digunakan aspirin dosis rendah

Natrium diklofenak dan kalium diklofenak merupakan obat golongan AINS (Anti Inflamasi Non
Steroid). Keduanya merupakan obat AINS yang termasuk dalam bentuk diklofenak. Obat-obatan
jenis AINS sudah dikenal luas di dunia kedokteran digunakan sebagai obat analgetik, antiinflamasi,
dan antipiretik. Obat yang termasuk dalam turunan diklofenak sampai saat ini dianggap lebih aman
dan beraksi lebih cepat
dibandingkan dengan ibuprofen dan aktif lebih lama di dalam tubuh dibandingkan dengan
parasetamol.

Golongan diklofenak memiliki efek analgesik, antirematik, antipiretik dan antiinflamasi. Obat tersebut

merupakan COX-inhibitor nonselektif yang bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase


(COX). Enzim siklooksigenase berperan dalam produksi sejumlah zat kimia dalam tubuh, salah
satunya prostaglandin. Prostaglandin ini diproduksi oleh tubuh sebagai respon dari cedera sehingga
syaraf akan lebih sensitif terhadap rasa nyeri.
Terdapat dua jenis obat yang termasuk dalam golongan diklofenak, yaitu Na diklofenak dan K
diklofenak. Perbedaan dari keduanya adalah garam kalium yang ada di obat diklofenak lebih mudah
larut dalam air dibandingkan dengan garam natrium. Sehingga kalium diklofenak dapat diabsorpsi
lebih cepat dibandingkan dengan natrium diklofenak. Kalium diklofenak dilepaskan lebih cepat
dibandingkan dengan natrium diklofenak. Hal ini berdampak pada penggunaannya secara klinis.
Pada keadaan yang akut dan nyeri yang agak berat, lebih baik menggunakan kalium diklofenak
dibandingkan dengan natrium diklofenak.
Proses absorpsi dimulai segera setelah obat dikonsumsi, dan rasa nyeri biasanya berkurang dalam
15-30 menit. Kalium diklofenak dilepaskan dengan cepat dalam aliran darah untuk mengurangi rasa
nyeri lebih cepat. Sebagian dari diklofenak dimetabolisme di hepar. Sekitar 60% akan diekskresikan
melalui urin, dimana 1%nya masih bersifat aktif. Sisanya dieliminasi sebagai metabolit melalui
empedu dan di dalam feses.
Diklofenak dapat masuk ke dalam cairan sinovial, dan konsentrasi maksimal didapatkan 2-4 jam
setelah kadar maksimal di dalam plasma darah didapatkan. Dua jam setelah kadar maksimal dalam
plasma didapatkan, konsentrasi diklofenak akan lebih tinggi di dalam cairan sinovial dibandingkan
dengan yang ada di dalam plasma. Waktu paruh akhir diklofenak dalam plasma sekitar 1-2 jam,
sementara waktu paruh eliminasi dari cairan sinovial sekitar 3-6 jam.

Você também pode gostar