Você está na página 1de 45

Asma

PENDAHULUAN

Prevalensi:

Ditemukan meningkat di berbagai belahan dunia

Asthma bronchiale : terutama pada early life ( 50% pada usia < 10 tahun;
30% pada usia < 40 tahun)

Pada anak-anak pria : wanita = 2 : 1

Pada usia > 30 tahun pria : wanita = 1 : 1

DEFINISI
Asma didefinisikan menurut ciri-ciri klinis,
fisiologis dan patologis.
Ciri-ciri klinis yang dominan adalah riwayat
episode sesak, terutama pada malam hari
yang sering disertai batuk.
Pada pemeriksaan fisik, tanda yang sering
ditemukanadalah mengi.
Ciri-ciri utama fisiologis adalah episode
obstruksi saluran napas, yang ditandai oleh
keterbatasan arus udara pada ekspirasi.
Sedangkan ciri-ciri patologis yang dominan
adalah inflamasi saluran napas yang kadang
disertai dengan perubahan struktur saluran
napas. (Bernstein, 2003)

Asma Bronkial adalah penyakit paru


dengan karakteristik, sbb :
1.

Obstruksi saluran nafas yang reversibel (tetapi tidak lengkap


pada beberapa pasien) baik secara spontan maupun dengan
pengobatan.

2.

Inflamasi saluran nafas.

3.

Peningkatan respon saluran nafas terhadap berbagai


rangsangan.

ETIOLOGI :

Genetic (atopik)

Faktor Lingkungan

Virus

Occupational exposure

Allergens

FAKTOR PENCETUS :

Inhlasi antigen spesifik

Lingkungan terpolusi

Infeksi

Cuaca ekstrim panas/dingin

Exercise

Stres fisik/psikis

Obat-obatan seperti aspirin, indomethacin, morfin, propanolol

Patofisiologi alergi pada asma paparan


alergen pertama dan selanjutnya

Stimuli
Hipersensitivitas

Edema, infiltrat selular

Mukus, sekret

Penebalan sal.napas

Kontraksi sel2 otot polos

Resistensi sal.napas

Penyempitan
Terperangkapnya udara

kecepatan aliran gas

Hipoksemia

Kelelahan

Hiperventilasi

Hipoventilasi

Alkalosis pernafasan akut

Status Asmatikus

GEJALA KLINIS
Gambaran Klinis Asma Klasik :
a.

Serangan episodik batuk tu malam


hari (awal tanpa disertai sekret,
lanjut sekret mukoid, putih,
kadang purulen)

b.

Mengi (wheezing)

c.

Sesak nafas (dispneu)

KLASIFIKASI DERAJAT ASMA


DERAJAT ASMA

GEJALA

GEJALA MALAM

FUNGSI PARU

INTERMITEN
Mingguan

Gejala < 1x/minggu


Tanpa gejala di luar serangan
Serangan singkat
Fungsi paru asimtomatik dan
normal luar serangan

2x sebulan

VEPI atau APE (arus


puncak ekspirasi)
80%

PERSISTEN
RINGAN
Mingguan

Gejala 1x/minggu tapi <


1x/hari
Serangan dapat mengganggu
aktivitas dan tidur

> 2x seminggu

VEPI atau APE 80%


Normal

PERSISTEN
SEDANG
Harian

Gejala harian
Menggunakan obat setiap hari
Serangan mengganggu
aktivitas dan tidur
Serangan 2x/minggu, bisa
berhari-hari

> sekali
seminggu

VEPI atau APE > 60%


Tetapi 80% normal

PERSISTEN
BERAT
Kontinu

Gejala terus-menerus
Aktivitas fisik terbatas
Sering serangan

sering

VEPI atau APE < 80%


Normal

Terapi Asma Bronkial

BERDASARKAN PATOGENESA

Mencegah ikatan Alergen-IgE


Menghindari alergen
Hiposensitisasi (menyuntikkan dosis kecil
alergenditingkatkanmembentuk lgG)
Mencegah pelepasan mediator
Pemberian Natrium Kromolin
Melebarkan saluran napas dengan bronkodilator
Simpatomimetik
Agonis -2(salbutamol,terbutalin,fenoterol,prokaterol) atau
nebulizer
Epinefrin
Aminofilin
Kortikosteroid
Antikolinergik (ipatropium bromida)
Mengurangi respon dengan jalan meredam inflamasi saluran napas

TARGET TERAPI ASMA


Ag (polutan, alergen)
hindari Ag

Ag-Ab/IgE di mast cell


antiinflamasi, kromolin

MEDIATOR
bronkodilator

Early response :
Bronchoconstriction
Symptom

antiinflamasi

Late response :
Inflamation
Hyperreactivity

TARGET TERAPI ASMA

Berdasarkan berat-ringannya gejala

Asma Intermiten agonis -2+kortikosteroid(jika berat)

Asma persisten ringan

agonis -2

Kortikosteroid

Teofilin

Kromolin

Anti leukotrin

Asma persisten sedang

Kortikosteroid hirup

Bronkodilator krja panjang

Asma persisten berat

Kortikosteroid inhalasi,oral

Bronkodilator krja panjang

Teofilin lepas lambat

Anti leukotrin

Anti lgE

Komplikasi :
Pneumothoraks
Pneumomediastinum
Atelektasis
Gagal napas
Bronkhitis

PPOK

Definisi

PPOK adalah penyakit yang ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
reversible total. Hambatan aliran udara biasanya progresif dan dihubungkan
dengan respon inflamasi abnormal paru terhadap partikel berbahaya atau gasgas.

Faktor Risiko

Faktor Risiko

Patogenesis

Diagnosis

Klasifikasi PPOK

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : Pursed - lips breathing, Barrel chest, Penggunaan otot bantu napas

Palpasi : sela iga melebar.

Auskultasi :
- suara napas vesikuler normal, atau melemah.
- ronki dan atau mengi pada waktu
bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa.
- ekspirasi memanjang.

Pemeriksaan Penunjang

Spirometri

Darah Lengkap.

Chest X-Ray.

Oksimetri dan BGA.

Skrining defisiensi Antitripsin Alpha -1

Chest X-Ray

Hiperinflasi paru
(diafragma yang
mendatar dan
peningkatan volume dari
retrosternal air space),
paru yang hiperlusens

Diagnosis Banding

Asma

PPOK

SOPT

Timbul pada usia muda

++

Sakit mendadak

++

Riwayat merokok

+/-

+++

Riwayat atopi

++

Sesak dan mengi berulang

+++

Batuk kronik berdahak

++

Hiperreaktiviti bronkus

++

Reversibiliti Obstruksi

++

Variabiliti harian

++

Eosinofil Sputum

Neutrofil Sputum

Makrofag sputum

Modalitas Terapi

Edukasi

Obat-obat

Oksigen

Ventilator mekanik

Nutrisi

Rehabilitasi

Terapi

PPOK Eksaserbasi Akut

Gejala:
- Sesak napas bertambah
- Produksi sputum meningkat
- Perubahan warna sputum (sputum berubah purulen)

Derajat eksaserbasi:

I (berat) memiliki 3 gejala


II (sedang) memiliki 2 gejala
III (ringan) memiliki 1gejala dan 1 dari berikut:
- Infeksi saluran napas atas 5 hari
- Demam tanpa sebab yang lain
- Wheezing meningkat
- Batuk meningkat
- RR/nadi meningkat 20% baseline

Penatalaksanaan
PPOK Eksaserbasi Akut
1. Oksigen terkontrol
2. Bronkodilator
3. Antibiotik. Pilihan antibiotik: Amoksisiklin 500 mg sehari 3 kali,
Kotrimoksazol sehari 2 kali 2 tablet, Eritromisin 500 mg sehari 3 kali,
Doksisiklin 100 mg 2 kali hari pertama selanjutnya diberikan sehari sekali.
Alternatif: kombinasi Amoksiklav 625 mg sehari 3 kali, Cephaclor 500-750
mg sehari 2 kali, Azitromisin 500 mg sehari sekali.
4. Kortikosteroid
Indikasi untuk eksaserbasi berat. Dosis pasti belum diketahui. Prednisolon
30-40 mg/hari selama 10-14 hari optimal bila ditinjau dari sudut efikasi
dan keamanan. Kortikosteroid dapat diberikan IV atau oral.
5. Cairan dan Elektrolit. Perlu dimonitor.
6. Nutrisi. Tinggi protein rendah karbohidrat. Protein >1,5 mg/kgBB/hari

Komplikasi

Gagal Napas

Infeksi Berulang

Kor Pulmonale

Prognosis

Umur lanjut.

Terus merokok.

FEV1 awal < 50% prediksi.

Penurunan FEV1 meningkat.

Hipoksemi berat yang tidak diterapi.

Kor pulmonale dan kapasitas fungsional jelek

Você também pode gostar