Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A.
aliran fungsionalisme
Ciri Fungsionalisme
Lebih menekankan pada fungsi mental daripada elemen-elemen mental.
Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi terhadap lingkungan sebagaimana adaptasi
biologis Darwin. Kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan dalam
hubungannya dengan lingkungan adalah sesuatu yang terpenting
Fungsionalisme juga sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi
itu sendiri bagi berbagai bidang dan kelompok manusia.
Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus dan respon
adalah suatu kesatuan
Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yang berkembang dari
biologi. Maka pemahaman tentang anatomi dan fungsi fisiologis akan sangat membantu
pemahaman terhdap fungsi mental.
Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia. Meskipun
sebagian besar riset di Uni. Chicago (pusat berkembangnya aliran fungsionalisme)
menggunakan metode eksperimen, pada dasarnya aliran fungsionalisme tidak berpegang
pada satu metode inti. Metode yang digunakan sangat tergantung dari permasalahan yang
dihadapi
Tokoh-tokoh
John Dewey (1859-1952)
Latar belakangnya adalah seorang guru dan mendapat gelar PH.D dalam bidang filsafat.
Ia kemudian mengajar di University of Chicago dan ikut dalam perkembangan
fungsionalisme di Chicago. Tahun 1904 pindah ke Columbia University dan tinggal di
sana hingga akhir hayatnya.
Pandangan utamanya bahwa sebuah aksi psikologis adlaah suatu kesatuan yang utuh,
tidak dapat dipecah ke dalam bagian-bagian atau elemen (seperti yang dilakukan oleh
strukturalisme). Maka setiap psychological events tidak bisa dipandang sebagai
konstruk-konstruk abstrak. Akan lebih bermanfaat apabila difokuskan pada fungsi psy.
Events tersebut, yaitu dalam konteksnya sebagai adaptasi manusia. Contoh : anak yang
mengulurkan jarinya sebagai respon adanya api dan terbakar.
Memperkenalkan konsep penyesuaian diri sebagai obyek psikologi. Konsep adaptasi dan
adjustmen ini menjadi konsep yang sangat penting dan sentral bagi beberapa bidang studi
psikologi selanjutnya, seperti kesehatan mental dan psikologi abnormal.
Kritik terhadap Fungsionalisme
Kritik utama dari aliran strukturalisme adalah lebih pentingnya isi/elemen mental
daripada prosesnya. Pada masa dimana terjadi persaingan ketat antara fungsionalisme
dan strukturalisme, kritik ini cukup mendapat perhatian penting.
Kurang adanya fokus yang jelas dan terarah dalam aliran fungsionalisme. Para tokoh
tidak pernah terlalu jelas dan elaboratif dalam mengungkapkan konsep-konsepnya dalam
karya mereka. Akibatnya aliran ini dianggap tidak terlalu utuh dan terintegrasi dan
berdampak pada posisinya yang kurang kuat sebagai sebuah sistem.
Bersifat teleological, sesuatu ditentukan oleh tujuannya. Hal ini menggambarkan
orientasi pragmatisme yang seringkali dikritik sebagai lebih berorientasi pada hasil dan
tidak memperhatikan proses.
Terlalu eklektik, mencampurkan berbagai ide dan konsep dari beragam sumber sehingga
terkesan kompromistis dan kehilangan bentuk asli. Pada dasarnya, fungsionalisme
memang tidak ingin muncul sebagai sebuah aliran yang strict dan lebih memilih untuk
dapat lebih fleksibel dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Komentar :
Fungsionalisme tidak bertahan lama juga sebagai sebuah aliran, sama seperti
strukturalisme yang sering ditentangnya. Meskipun demikian, banyak ide-ide aliran ini
yang kemudian diserap oleh aliran besar psikologi modern di AS.
B.
aliran behaviorisme
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun
didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan
lanjutan dari fungsionalisme.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai
obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen
seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah
lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih
memfokuskan diri pada proses-proses mental
behaviorisme
juga
menjadi
tidak
seekstrem
Watson,
dengan
mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap
terjadi.
Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua
periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
Tokoh-tokoh
B.F. Skinner
Prinsip-prinsip utama pandangan Skinner:
Descriptive behaviorism, pendekatan eksperimental yang sistematis pada perilaku yang
spesifik untuk mendapatkan hubungan S-R. Pendekatannya induktif. Dalam hal ini
pengaruh Watson jelas terlihat
Empty organism, menolak adanya proses internal pada individu.
Menolak menggunakan metode statistical, mendasarkan pengetahuannya pada subyek
tunggal atau subyek yang sedikit namun dengan manipulasi eksperimental yang
terkontrol dan sistematis.
Konsep-konsep utama:
1. Proses operant conditioning:
Memilah perilaku menjadi respondent behavior dan operant behavior. Respondent terjadi
pada kondisioning klasik, dimana reinforcement mendahului UCR/CR. Dalam kondisi
sehari-hari yang lebih sering terjadi adalah operant behavior dimana reinforcement
terjadi setelah response.
Positive dan negative reinforcers [kehadirannya PR menguatkan perilaku yang muncul,
sedangkan justru ketidakhadiran NR yang akan menguatkan perilaku].
Extinction: hilangnya perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcers
Schedules
of
reinforcement,
berbagai
variasi
dalam
penjadwalan
pemberian
reinforcement,
adalah
stimulus
yang
sudah
melalui
proses
Salah seorang psikolog yang pandangannya paling berpengaruh dan banyak dirujuk oleh
para psikolog lainnya
Mengembangkan sejumlah prinsip-prinsip psikologis yang cukup terbukti aplikatif
terhadap masalah-masalah perilaku yang nyata karena didukung oleh hasil-hasil
eksperimen yang jelas
Memberikan ide kreatif dan baru bagi metode dalam belajar dan terapi yang
konvensional
Albert Bandura (1925 - ..)
Bandura lahir di Canada, memperoleh gelar Ph. D dari University of Iowa dan kemudian
mengajar di Stanford Uni.
Sebagai seorang behaviorist, Bandura menekankan teorinya pada proses belajar tentang
respon lingkungan. Oleh karenya teorinya disebut teori belajar sosial, atau modeling.
Prinsipnya adalah perilaku merupakan hasil interaksi resiprokal antara pengaruh tingkah
laku, koginitif dan lingkungan. Singkatnya, Bandura menekankan pada proses modeling
sebagai sebuah proses belajar.
Teori utama :
Observational learning atau modeling adalah faktor penting dalam proses belajar
manusia.
Dalam proses modeling, konsep reinforcement yang dikenal adlaah vicarious
reinforcement, reinforcement yang terjadi pada orang lain dapat memperkuat perilaku
individu. Self-reinforcement, individu dapat memperoleh reinforcement dari dalam
dirinya sendiri, tanpa selalu harus ada orang dari luar yang memberinya reinforcement.
Menekankan pada self-regulatory learning process, seperti self-judgement, self-control,
dan lain sebagainya.
Memperkenalkan konsep penundaan self-reinforcement demi kepuasan yang lebih tinggi
di masa depan
Sumbangan Bandura:
Bandura membuka perspektif baru dalam aliran behavioristik dengan menekankan pada
aspek observasi dan proses internal individu. Bagi mereka yang beraliran kognitif,
pandangan Bandura ini dirasakan lebih lengkap dibandingkan pandangan ahli
behavioristik lainnya.
Teorinya
ini
juga
dipertanggungjawabkan
Kritik terhadap Bandura
didukung
oleh
percobaan
eksperimental
yang
dapat
Kritik terutama datang dari kelompok aliran behavioristik keras, yang memandang
Bandura lebih tepat untuk dimasukan dalam kelompok aliran kognitif dan tidak diakui
sebagai bagian dari behavioristik. Penyebab utamanya karena pandangan Bandura yang
kental aspek mentalnya.
C.
aliran psikoanalisa
Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran psikologi yang paling dikenal meskipun
mungkin tidak dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa juga merupakan aliran
psikologi yang unik, tidak sama seperti aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak
pengaruhnya pada bidang lain di luar psikologi, melalui pemikiran Freud.
Tokoh-tokoh
1. Sigmund Freud (1856-1939)
Pemikiran dan teori
Freud membagi mind ke dalam consciousness, preconsciousness dan unconsciousness.
Dari ketiga aspek kesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling
penting dalam menentukan perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di dalam
unsconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan instink.
Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, berisi
ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja. Consciousness hanyalah bagian kecil dari
mind, namun satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan realitas.
Freud mengembangkan konsep struktur mind di atas dengan mengembangkan mind
apparatus, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi
konstruknya yang terpenting, yaitu id, ego dan super ego.
Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan
bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera.
Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan
mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat
manusia mengerti nilai baik buruk dan moral.
Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntuta moral.
Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa
salah.
Ego selalu menghadapi ketegangan antara tuntutan id dan superego. Apabila tuntutan ini
tidak berhasil diatasi dengan baik, maka ego terancam dan muncullah kecemasan
(anxiety). Dalam rangka menyelamatkan diri dari ancaman, ego melakukan reaksi
defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal sebagai defense mecahnism yang jenisnya bisa
bermacam-macam, a.l. repression.
c. Sumbangan Freud
Sebagai orang pertama yang menyentuk konsep-konsep psikologi seperti peran
ketidaksadaran (unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan teori perkembangan
untuk menjelaskan struktur kepribadian
Posisinya yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus menunjukkan hukumhukum perilaku, artinya perilaku manusia dapat diramalkan
Freud juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi,
drama, lukisan, dan lain-lain. Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis
karya seni
d. Kritik Freud
Metode studinya yang dianggap kurang reliabel, sulit diuji secara sistematis dan sangat
subyektif
Konstruk-konstruk teorinya juga sulit diuji secara ilmiah sehingga diragukan
keilmiahannya. Beberapa konsepnya bahkan dianggap fiksi, seperti Oedipus complex
Bagi aliran behaviorist, yang dilakukan Freud adalah mempelajari intervening variable
D.
aliran gestalt
Istilah Gestalt mengacu pada sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari
penjumlahan bagian-bagiannya.
Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt.
Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang
lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk
kesatuannya juga hilang.
Tokoh Gestalt
Max Wertheimer (1880-1943)
Belajar pada Kuelpe, seorang tokoh aliran Wuerzburg. Bersama-sama dengan Wolfgang
Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang
akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt
bersama-sama dnegan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana.
Konsep pentingnya : phi phenomenon (bergeraknya obyek statis menjadi rangkaian
gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian
memungkinkan manusia melakukan interpretasi).
Dengan konsep ini, Wertheimer menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif
yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses fisik, tetapi
proses mental. Dengan pernyataan ini ia menentang pendapat Wundt yang menunjuk
pada proses fisik sebagai penjelasan phi phenomenon.
Prinsip dasar Gestalt.
Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field. Setiap
perceptual field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia sebagai
figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi bawaan
manusia, bukan skill yang dipelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi makna yang
dibentuk.
Prinsip-prinsip pengorganisasian:
Principle of Proximity: Organisasi berdasarkan kedekatan elemen
Principle of Similarity: Organisasi berdasarkan kesamaan elemen
Principle of Objective Set: Organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk
sebelumnya
Principle of Continuity: Organisasi berdasarkan kesinambungan pola
Principle of Closure/ Principle of Good Form: Organisasi berdasarkan bentuk yang
sempurna
Principle of Figure and Ground: Organisasi berdasarkan persepsi terhadap bentuk yang
lebih menonjol dan dianggap sebagai figure. Dimensi penting dalam persepsi figur dan
obyek adalah hubungan antara bagian dan figure, bukan karakteristik dari bagian itu
sendiri. Meskipun aspek bagian berubah, asalkan hubungan bagian-figure tetap, persepsi
akan tetap. Contoh : perubahan nada tidak akan merubah persepsi tentang melodi.
Principle of Isomorphism: Organisasi berdasarkan konteks.
E.
aliran humanistik
Muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala
behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the
third force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis).
Prinsip utama
Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan
usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku
(behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia harus
berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus
mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap.
Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah
hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan
keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah
berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini
intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia
Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan
kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan judgement.
Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas. Melalui
kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan potensinya.
Pandangan humanistic banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konseling.
Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman diri.
Tokoh
Carl Rogers (1902 1988)
Lahir di Illinois dan sejak kecil menerima penanaman yang ketat mengenai kerja keras
dan nilai agama Protestan. Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Setelah
mempelajari teologi, ia masuk Teachers College di Columbia Uni, dimana banyak tokoh
psikologi mengajar. Di Columbia Uni ia meraih gelar Ph.D.
Rogers bekerja sbg psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan teori
humanistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan dan mengembangkan teknik terapi
yang dikenal sebagai Client-centered Therapy. Dibandingkan teknik terapi yang ada
masa itu, teknik ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar
antara terapis dan pasien (dalam konteks ini pasien disebut klien). Hubungan terapisklien diwarnai kehangatan, saling percaya, dan klien diberikan diperlakukan sebagai
orang dewasa yang dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggungjawab atas
keputusannya. Tugas terapis adalah membantu klien mengenali masalahnya, dirisnya
sendiri sehingga akhrinya dapat menemukan solusi bagi dirinya sendiri.
Keseluruhan pengalaman eksternal dan internal psikologis individu membentuk
organisma. Organisma adalah kenyataan yang dihayati individu, dan disebut sebagai
subjective reality, unik dari satu individu ke individu lainnya. Self (diri) berkembang dari
organisma. Semakin koheren organisma dan self, semakin sehat pribadi tersebut dan
sebaliknya.
Asosiasi ialah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain dan saling
mereproduksi. Artinya, apabila yang satu disadari, maka yang lain ikut disadari pula. Sedang
reproduksi atau mereproduksi itu sendiri mempunyai pengertian kemampuan jiwa untuk
mengeluarkan kembali tanggapan dalam kesadaran, yang berarti muncul dari tanggapan dari
keadaan dibawah kesadaran ke dalam keadaan disadari/sadar.
Dari penjelasan pengertian diatas, maka berlaku hukum asosiasi yang berbunyi: tanggapantanggapan yang terasosiasi satu sama lain itu cenderung untuk saling mereproduksi.
Walaupun dalam asosiasi ada semacam kebebasan, namun pada dasarnya mengikuti hukumhukum tertentu. Maka psikologi kuno/lama (Berbart dan Aristoteles),
Lima hukum asosiasi, sebagai berikut:
Bersifat mekanis:
Hukum I
Hukum II
Bersifat logis:
Hukum III
Hukum IV
Hukum V