Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Wakil Direktur
Wadir I
Perawatan Medik
Wadir II
SDM dan Kerja
Sama
Wadir III
Operasional dan
Keuangan
Wadir IV
Pendidikan dan
Pelatihan
Jumlah
1
2
5
7
2
2
3
1
1
1
1
2
2
1
31
Jenis
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Honorer
Honorer
Honorer
Honorer
Honorer
Honorer
Honorer
Honorer
Honorer
Honorer
Honorer
Honorer
Non Medis
No
1
2
3
4
Total
Kualifikasi
Staf administrasi
Casier
Staf Teknik Elektro
Staf IT
Jumlah
4
1
2
1
8
Jenis
PNS
Tidak Terkaji
Honorer
Honorer
POLIKLINIK
SHIFT PAGI
SHIFT SIANG
O
1
Poli umum
2
Poli anak
3
Poli penyakit dalam
4
Poli obstetrik dan gynekologi
5
Poli bedah
6
Poli kandungan
7
Poli neuro
8
Poli geriatric
9
Poli ortopedi
10 Poli urology
11 Poli gizi
12 Poli gigi
13 Poli psikiatri
14 Poli THT
15 Poli mata
JUMLAH
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
15 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
15 orang
Analisis SWOT
Sumber Daya Manusia (Man(M1))
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Pengaturan tenaga perawat yang diterima untuk bekerja di RSPTN melalui proses
prekrutan yang ketat yakni melalui tes tulis dan pengalaman seingga tenaga
perawat yang melayani masyarakat dapat melayani secara optimal ini
dioptimalkan dengan usisa perawat yang diterima minimal berusia 23-28 tahun
2. Rumah sakit telah bekerja sama dengan beberapa dokter spesialis
3. Adanya kerjasama yang baik antar satu perawat dengan yang lain membuat
pelayanan lebih baik
Weakness
1. Belum beroperasinya RSPTN secara optimal sehingga SDM yang digunakan
2. Material (M2)
a. Lokasi/Denah Ruangan
Rumah Sakit PTN Udayana terletak di jalan Rumah Sakit Udayana, Jimbaran, Kuta
Selatan, Badung, Bali. Memiliki Tanah seluas 4,1 hektar dan luas bangunan 3,8.
Untuk Tenaga kesehatan bisa menghandle 1-2 poliklinik. Bangunan RSPTN Udayana
memiliki 6 buah gedung dimana saat ini baru 1 bangunan yang dapat difungsikan.
Gedung 1 memiliki 4 lantai dan beberapa poli di setiap lantainya, diantaranya :
1. Pada lantai pertama terdapat poli dalam, poli bedah, ruang USG, poli kebidanan
dan kandungan, ruang tindakan obgyin, OK Minor, poli orthopedic, ESWL, poli
gizi, poli saraf dan poli fisioterapi. Terdapat juga UGD dan ruang farmasi.
2. Dilantai 2 terdapat poli mata, poli gigi, poli kulit, poli psikiatri dan poli THT.
3. Dilantai 3 dan lantai 4 dikhususkan untuk kamar inap pasien.
b. Peralatan dan Fasilitas (Pasien dan Ruangan)
Rumah Sakit PTN Udayana memiliki Fasilitas dan peralatan yang belum lengkap
untuk saat ini. RSPTN ini baru mengoperasikan Ruangan Poliklinik saja karena
keterbatasan alat dan SDM. Kondisi Ruangan dari RSPTN ini sudah baik tetapi untuk
Ruangan Rawat Inap masih belum bisa dioperasikan,karena kurangnya fasilitas dari
ruangan tersebut. Jumlah Ruangan ada 16 Poliklinik dan itu belum semua beroperasi.
Penempatan papan nama didepan ruang poli juga belum semua terisi. Jumlah total
Bed Pada Rs ini ada 238 bed. Dimana Ruangan Rawat Inap dibagi menjadi kelas VIP
= 8 Bed, kelas I = 18 bed, kelas II= 21 bed, kelas III= 24 bed. Untuk pembagiannya
Bed setiap ruangan Kelas VIP = 1 bed, Kelas 1 = 1 bed,Kelas II= 2 bed,Kelas 3= 3
bed. Secara keseluruhan memang untuk saat ini fasilitas dan peralatan yang ada belum
cukup lengkap, ini semua karena penggadaan alat-alat yang terhambat oleh birokrasi.
Standar peralatan dan fasilitas yang ada masih standar poliklinik, dimana alat-alat
yang ada di RSPTN ini masih terbilang standar. Saat ini di RSPTN hanya melayani
pasien BPJS dan umum.
Fasilitas
- BED
- Lemari
-
Jumlah
1
Penyimpanan
Alat
Meja Dokter
Kursi
Komputer
Bak Steril
Alat pemeriksaan
Stetoskop
TTV
Alat Bedah Steril
Wastafel
1
1
2
1
1
1
1
1 set
1
Poliklinik Gigi
BED
Lemari
Meja Dokter
Kursi
Alat pemeriksaan
Stetoskop
Ttv
Alat Pemeriksaan Gigi
Komputer
Wastafel
1
1
1
1
1
1
1 set
1
1
Poliklinik Mata
BED
1
Lemari
1
Meja Dokter
Kursi
1
Alat Pemeriksaan Poli
1
Mata
1 set
Komputer
Wastafel
Mikroskop
1
1
1
Poliklinik obgyn
BED
1
Lemari
Meja Dokter
1
Kursi
1
Alat Pemeriksaan Poli
1
obgyn
Komputer
1 set
Wastafel
1
Poliklinik Kulit
1
1
BED
Lemari
1
Meja Dokter
Kursi
1
Alat Pemeriksaan Poli
1
Kulit
1 set
Komputer
Wastafel
1
BED
Lemari
Meja Dokter
Kursi
Alat Pemeriksaan
Stetoskop
TTV
Alat- alat Medis untuk
tindakan darurat
Komputer
Wastafel
1
1
1
1
1 set
1
1
1
Poliklinik THT
BED
Lemari
Meja Dokter
Kursi
Alat Pemeriksaan
Stetoskop
1
1
1
1
TTV
Alat- alat Medis THT
Komputer
Wastafel
1set
1set
1
1
Poliklinik OK Minor
BED
Lemari
Meja Dokter
Kursi
Alat Pemeriksaan
Stetoskop
TTV
Alat- alat Medis Ok
Minor
Bak Steril
Komputer
Wastafel
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Poliklinik Ortopedi
BED
Lemari
Meja Dokter
Kursi
Alat Pemeriksaan
Stetoskop
TTV
Komputer
Wastafel
1
1
1
1
1
1
1
Poliklinik Kebidanan
BED
Lemari
Meja Dokter
Kursi
Alat Pemeriksaan
Stetoskop
TTV
1
1
1
1
1
Poli Farmasi
BED
Lemari
Meja Apoteker
Kursi
Alat Pemeriksaan
Stetoskop
TTV
Lemari Obat-obatan
Komputer
Wastafel
1
1
1
1
1
1
1
1
Poliklinik Anak
BED
Lemari
Meja Dokter
Kursi
Alat Pemeriksaan
Stetoskop
TTV
Alat-Alat Pemeriksaan
untuk Anak
Komputer
Wastafel
1
1
1
1
1
1
1
1
1
AC
1
Alat untuk memanggil
1
perawat
Oksigen Sentral
Suction
1
KELAS I
TV
Kamar Mandi
BED
AC
TV
1
Kamar Mandi
1
Alat untuk memanggil
1
perawat
Oksigen Sentral
1
Suction
1
1
1
1
1
KELAS II
1
AC
1
Alat untuk memanggil
1
perawat
Oksigen Sentral
Suction
1
TV
1
Kamar Mandi
1
1
KELAS III
AC
1
Alat untuk memanggil
1
perawat
Oksigen Sentral
Suction
1
TV
Kamar Mandi
1
Dapur
1
1
1
Dilantai satu juga tersedia meja Receptionist dan Customer Servis. Sedangkan, Nurse
station baru direncanakan terdapat pada lantai 3 dan 4. Receptionist pada RSPTN ini
terdapat 1 di depan pintu masuk. Spoolholk belum tersedia di rumah sakit ini, namun
sudah direncanakan oleh pihak rumah sakit.
c. Administrasi Penunjang
Administrasi penunjang pada RSPTN ini adalah parkir yang terletak di pintu masuk
(gapura) serta parkir di depan padmasana. Luas lahan parkir yang tersedia dari RS ini
terbilang sudah sangat memadai dan sangat luas. Jika ada pasien yang membludak
dapat teratasi karena jumlah parkir yang sangat memadai kapasitasnya. Selain itu juga
tersedia Lift yang terletak disetiap Lantai lebih memudahkan akses untuk pasien,
Terdapat juga tangga serta ruang tunggu pasien. Pada lantai 1 terdapat ruang tamu yang
sangat nyaman dan kursi sofa digunakan untuk para tamu. RSPTN Udayana juga
memiiliki Genset yang terletak pada lantai dasar, genset tersebut dapat digunakan
sebagai sumber listrik darurat apabila terjadi pemadaman listrik. Ventilasi yang ada
pada setiap ruang inap juga sudah baik, dengan mempertimbangkan kenyamanan.
Kamar mandi yang ada juga sudah sesuai dengan aturan yang ada, yaitu terdapat
pegangan untuk pasien didalam kamar mandinya ini bertujuan untuk menghindari
risiko jatuh bagi pasien. Pintu kamar mandi juga dibuat sesuai standar aturan yang ada,
yaitu pintu kamar mandi terbuka keluar, ini bertujuan untuk memudahkan evakuasi
pasien jika pasien terjebak didalam kamar mandi. Pada lantai 1 juga dilengkapi kantin
dan musholah. Adapun Fasilitas yang tersedia pada Ruangan penunjang ini adalah
kamar mandi yang bersih dilengkapi dengan wastafel, kotak tisu, kloset duduk yang
masing masing berjumlah 1 disetiap kamar mandi dan juga tersedia kantin yang
dilengkapi dengan bangku, meja makan dan stand makanan. Interior Kamar kelas 3
sama dengan kelas vip, kebersihan dari rumah sakit sudah dilakukan oleh petugas ISS
tidak lagi mengunakan petugas cleaning service
Analisis SWOT Material (M2)
No
Analisis SWOT
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght :
1. Memiliki struktur bangunan yang megah dan ruangan yang nyaman.
2. Mempunyai lahan parkir yang luas sehingga dapat menampung kendaraan
dari pasien maupun keluarganya
3. Lokasi antara ruang 1 dengan lainnya tertata dengan baik
4. Kamar mandinya didesain sesuai dengan aturan terbaru yang ada, dimana
terdapat pegangan didalam kamar mandi untuk pasien serta pintu yang
didesain membuka keluar untuk memudahkan evakuasi pasien jika terjebak
didalam kamar mandi.
5. Ventilasi yang ada sudah cukup memadai.
Weakness:
1.
2.
3.
4.
masuk
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity:
1. Dapat dijadikan tempat praktik oleh mahasiswa yang berkecimpung dalam
bidang kesehatan, karena RSPTN ini juga merupakan rumah sakit
pendidikan.
2. Tidak terdapatnya rumah sakit pemerintah di daerah badung selatan,
sehingga membuat pelayanan kesehatan menjadi kurang maksimal.
Threat:
1. Masyarakat masih enggan berobat ke RSPTN karena fasilitas serta pelayanan
yang belum memadai.
2. Tidak semua masyarakat tahu bahwa ada rumah sakit PTN dan keberadaan
rumah sakit tersebut.
Identifikasi Masalah
Material (M2)
1. Adanya peralatan medis yang masih di titipkan
2. Belum adanya miniatur Rumah Sakit yang berfungsi sebagai denah sehingga
keluarga dan pasien yang berkunjung akan mengalami kesulitan dalam mencari
ruangan atau tujuannya.
3. Tidak terdapatnya pagar pada rumah sakit, sehingga mengurangi tingkat keamanan
Rumah sakit
Penyebab : Kurangnya dana untuk biaya operasional untuk penambahan fasilitas dan
sarana-prasarana lainnya, serta masih belum beroperasinya RSPTN Udayana sehingga
menyebabkan pasien yang berkunjung masih kurang
3. Method (M3)
1. Penerapan metode asuhan keperawatan
Setelah dilakukan kunjungan ke RSPTN, kelompok mendapatkan data-data terkait
proses dan prosedur pelayanan di RSPTN tersebut. Saat ini belum diterapkannya
metode asuhan keperawatan dikarenakan RSPTN belum beroperasi secara maksimal
melainkan hanya baru beroperasi dibagian kliniknya saja. Belum beroperasi secara
maksimal disini dimaksudkan ruangan rawat inap belum siap digunakan karena belum
terpenuhinya SDM di RSPTN tersebut dan beberapa alat yang dibutuhkan untuk
prosedur rawat inap masih dalam proses persiapan. Oleh karena itu metode asuhan
keperawatan di RSPTN belum diterapkan pada saat ini.
Menurut pendapat kelompok ketika nanti RSPTN sudah beroperasi secara maksimal
diamana sudah di operasikannya unit rawat inap, kelompok berpendapat untuk
penerapan metode asuhan keperawatan yang baik digunakan adalah metode asuhan
keperawatan primer. Kelompok menyarankan hal tersebut dikarenakan pada metode
keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta
dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 6 klien
dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat
primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam
merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika
diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse). Metode penugasan dimana satu
orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi
keperawatan selama pasien dirawat.
Selain hal tersebut di atas, alasan kelompok menyarankan MAKP primer karena untuk
memudahkan penyaluran SDM/ tenaga kerja dari lulusan PSIK UNUD dimana
RSPTN nantinya dapat bekerjasama dengan program studi ilmu keperawatan FK
UNUD untuk melengkapi SDM karena pada MAKP primer hanya dapat diterapkan
jika perawatnya adalah lulusan sarjana keperawatan.
2. Operan
Seperti halnya rumah sakit pada umumnya, di RSPTN juga dilakukan proses operan.
Baik itu operan pasien maupun operan alat, tetapi karena RSPTN belum beroperasi
secara maksimal dan belum beroperasinya unit rawat inap, oleh karenan operan pasien
hanya dilakukan apabila ada pasien yang harus dipantau lebih lama.
Dalam satu hari hanya ada dua shift, yaitu shift pagi dari jam 08.00-14.30 Wita dan
shift siang dari jam 14.30-20.00 Wita, sehingga operan hanya dilakukan satu kali.
Perawat biasanya datang pukul 14.00 Wita unutk melakukan operan. Lama operan
kurang lebih 30 menit di setiap poliklinik. Hal-hal yang dibahas dalam operan yaitu
jumlah pasien dan data-data dari pasien yang sudah dilayani meliputi indenditas,
keluahan, terapi yang sudah diberikan, rencana tindak lanjut, serta peralatan yang
dipakai baik itu peralatan habis pakai ataupun alat-alat medis yang ada di setiap
poliklinik. Operan dilakukan antar perawat atau antara perawat dan bidan.
Untuk kedepannya, jika RSPTN sudah beroperasi secara maksimal diharapkan dapat
melakukan operan sesuai dengan metode asuhan keperawatan yang nantinya akan
diterapkann di RSPTN tersebut, sehingga perawatan/ pemberian asuhan keperawatan
pada pasien dapat dilakukan dengan baik dan berkelanjutan.
3. Ronde keperawatan
Untuk saat ini RSPTN belum menerapkan ronde keperawatan, dikarenakan RSPTN
baru mengoperasikan unit poli saja dan belum beroperasinya unit rawat inap. Oleh
karena itu tidak memungkinkan untuk melakukan ronde keperawatan.
Untuk kedepannya, jika RSPTN sudah beroperasi secara maksimal diharapkan dapat
menerapkan ronde keperawatan untuk dapat menyelesaikan masalah klien dengan
lebih detail bersama dengan tim tenaga medis lainnya, sehingga dapat menentukan
terapi yang lebih efektif untuk diberikan pada pasien.
4. Pengelolaan obat dan logistik
Untuk pengelolaan obat di RSPTN telah disediakan apotek di RSPTN tersebut.
Pengelolaan obat di setiap poliklinik dilakukan oleh perawat dan bidan yang bertugas
di poliklinik tersebut. Perawat dan bidan yang yang bertugas di asing-masing
poliklinik bertugas mencatat obat-obat yang diperlukan. Perawat dan bidan juga harus
mencatat obat apa yang sudah diberikan pada pasien. Pada setiap poliklinik terdapat
stok obat, jika stok obat hanya tinggal beberapa, perawat akan menkonfirmasi ke
bagian farmasi dan bagian farmasi akan mengirim obat yang diperlukan ke poliklinik
yang bersangkutan.
5. Perencanaan pulang
Perencanaan pulang/ discharge planing belum dapat diterapkan di RSPTN karena unit
rawat inapnya belum dioperasikan.
Diharapkan jika RSPTN sudah dapat beroperasi secara maksimal, agar dapat
melakukan perencanaan pulang pasien dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang
ada sehingga dapat mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk mempertahankan atau
mencapai fungsi maksimal setelah pulang
6. Supervisi
Supervisi di RSPTN sudah diterapkan, dimana supervisi dilakukan oleh atasan (wakil
direktur di RSPTN) secara berkala terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh
bawahannya untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk
atau bantuan yang bersifat langsung untuk mengatasinya.
7. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan oleh perawat, bidan, dan dokter yang menangani pasien. Halhal yang didokumentasikan yaitu kartu registrasi, diagnosa, intervensi, resume
perawatan, penilaian awal oleh perawat atau dokter, dan catatan perkembangan. Untuk
pasien yang sudah pernah melakukan perawatan sebanyak 2 kali akan dibuatkan
evaluasi SOAP. Catatan dokumentasi tersusun secara sistematis. Hasil dokumentasi
disimpan dalam rak-rak yang tersusun rapi dan disusun berdasarkan no akhir dari
rekam medis sehingga mudah unutk dicari. Tempat rak sangat strategis dan mudah
dijangkau. Rak juga dilengkapi dengan kunci, sehingga aman dari tindakan yang tidak
diinginkan.
Analisis SWOT
keperawatan
yang
lebih
profesional
dan
optimal
serta
Identifikasi masalah
Method (M3)
1. Metode (M3)
a. Penerapan model keperawatan masih belum optimal.
b. Pendokumentasian dilakukan secara manual.
c. Penerapan ronde keperawatan belum dapat dilaksanakan.
d. Belum adanya SOP dari pihak RSPTN Udayana
Penyebab: Rumah Sakit PTN Universitas Udayana belum beroperasi secara
keselurahan terutama pada bagian pelayanan rawat inap sehingga
model asuhan keperawatan profesional tidak bisa diterapkan secara
profesional serta membuat pendokumentasian dilakukan secara
manual serta menyebabkan ronde keperawatan tidak dapat diterapkan
4. Money (M4)
tersebut diperoleh dana sebesar 7 Milliyar, 4 Milliyar dari Universitas Udayana dan 3
Milliyar diperoleh dari Fakultas Kedokteran. RSPTN Udayana yang diresmikan bulan
Oktober 2013 tahun lalu terbilang masih baru, untuk tahun ini baru bisa melayani
pasien dengan BPJS dan pasien umum dan belum mengoperasikan pelayanan rawat
inap. RSPTN sendiri memperoleh hasil pelayanan dari BPJS sebesar Rp
10.000/pasien setiap bulannya dan untuk pasien umum RSPTN memproleh hasil
pelayanan sesuai dengan obat dan pelayanan yang diberikan. Setiap harinya rata-rata
jumlah pasien yang berkunjung ke RSPTN berkisaran antara 15-20 orang. Pengasilan
diperoleh rumah sakit bersumber dari pelayanan kesehatan BPJS dan umum kurang
lebih 17 juta/bulannya, dimana 15 juta dari pelayanan BPJS dan 2 juta dari pelayanan
umum. Pihak RSTPN menghabiskan dana perbulan untuk gaji Dokter rata-rata 5
juta/bulannya sedangkan untuk tenaga perawat rata-rata 2jt /bulannya, pembelian
obat berkisar 3 juta/bulan. Dana yang diperoleh rumh sakit selain digunakan untuk
memberikan biaya pelayanan para tenaga kesehatan dan juga untuk melengkapi
keperluan alat-alat serta obat-obatan dari rumah sakit, selain itu juga digunakan untuk
perawatan dari gedung dan infrasruktur yang ada. Perawatan alat-alat RSPTN bila ada
yang rusak biasanya menghabiskan
Berbagai kendala yang masih dialami RSPTN terutama dalam perdanaannya sendiri,
dimana dana yang diberikan masih sulit untuk direkomendasikan yang mengakibatkan
keterlambatan pemenuhan infrastruktur yang ada di RS dan mengalami keterbatasan
dalam bidang pelayanan.
Dari hasil pengkajian kelompok kamu tidak mendapatkan data mengenai biaya
pelayanan kesehatan yang dikenakan kepada pasien jika pasien berobat di RSPTN
Identifikasi Masalah
Money (M4)
1. Belum ada jasa pelayanan untuk tenaga medis di RS PTN Universitas Udayana
sehingga kesejahteraan tenaga kesehatan masih kurang
Penyebab
Mungkin dikarenakan RSPTN belum beropasional secara penuh
bertugas di kampus Bukit Jimbaran. Usia pelanggan bervariasi, dari anak-anak hingga
dewasa. RSPTN Udayana ini belum beroperasi secara penuh, hanya beberapa poliklinik
saja yang sudah resmi beroperasi. Namun, RSPTN Udayana telah memiliki alat-alat
kesehatan yang masih dititipkan di RSUP Sanglah, Denpasar. Perawat tidak memiliki
tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung untuk mencari pelanggan pelayanan
kesehatan.
a. BOR Pasien.
Berdasarkan pengkajian, didapatkan bahwa terdapat 62 tempat tidur untuk rawat inap.
Namun, 62 tempat tidur tersebut masih belum dioperasikan karena layanan ruang
rawat inapnya sendiri masih belum beroperasi.
No
1
2
3
Sif
Pagi
Sore
Malam
VIP
8 bed (kosong)
8 bed (kosong)
8 bed (kosong)
Kelas I
18 bed (kosong)
18 bed (kosong)
18 bed (kosong)
Kelas II
12 bed (kosong)
12 bed (kosong)
12 bed (kosong)
Kelas III
24 bed (kosong)
24 bed (kosong)
24 bed (kosong)
AVLOS
Average Length of Stay (AVLOS) adalah rata-rata lamanya pasien
dirawat, idealnya 6-9 hari. Namun di Rumah Sakit Udayana untuk ruangan
rawat inapnya belum beroperas. Jadi untuk lamanya pasien dirawat tidak
sampai 1 hari hari, rata-rata pasien yang dirawat selama 30 menit. Setelah itu
pasien langsung kembali kerumah. Jadi untuk perhitungan AVLOS belum bisa
dilakukan. Secara umum perhitungan yang digunakan untuk menghitung
AVLOS yaitu:
Jumlah lama dirawat
No
1
Analisis SWOT
Marketing (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Rumah sakit sangat mengutamakan mutu pelayanan kesehatan.
2. Rumah sakit telah menyedian kotak saran yang bisa diisi oleh pengunjung sebagai
sarana untuk mengevaluasi pelayan rumah sakit.
3. Setelah kurang lebih satu tahun berjalan, rumah sakit tidak pernah pendapat
complain dari pasien tentang pelayanan rumah sakit.
Weakness
1. RS PTN Universitas Udayana sudah memiliki kotak saran untuk menilai kepuasan
pasien namun belum terisi oleh pasien.
2. Belum adanya promosi dari Rumah Sakit, baru sosialisasi ke masyarakat saja.
b. Faktor Eksternal (EFAS)
Opportunity
1. RS bekerjasama dengan Universitas Udayana dalam upaya kesehatan mahasiswa
melalui tanggungan kesehatan kepada mahasiswa.
2. Meningkatnya konsumen yang mendaftarkan diri sebagai penerima BPJS di RSPTN
Udayana.
Threat
1. Adanya peningkatan standar
Identifikasi Masalah
Marketing (5M)
1. Tingkat kepuasan pasien belum diketahui secara pasti akibat tidak adanya
pelanggan yang mengisi kotak saran yang disediakan oleh pihak rumh sakit
Penyebab :
Tidak tersedianya sarana prasarana yakni kotak saran sebagai salah satu aspirasi
bagi pasien dalam menyalurkan aspirasinya apabila ada komplain dari pasien ini
difungsikan untuk meningkatkan kinerja tenaga kesehatan kedepannya