Você está na página 1de 16

KULIAH V

Tugas V B
Pengembangan Bahan Kuliah
MEKANIKA BATUAN
Prof. DR. Ir. H. Munirwansyah, M.Sc
Hari selasa
Tanggal 18 Maret 2014
Ruang A 25-203
Oleh
Nova Ilhafni
1204108010070

TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2014

Tugas V B
Pengembangan materi
Tentang Perilaku Batuan

PERILAKU BATUAN

Mekanika Batuan merupakan ilmu pengetahuan yang secara teori maupun pada
prakteknya membahas tentang perilaku mekanis batuan termasuk di dalamnya membahas tentang
berbagai metoda perancangan perilaku batuan yang sesuai dengan disiplin ilmu teknik yang
diperlukan.
Sebagian besar batuan diklasifikasikan sebagai material rapuh (brittle) yakni material
yang dapat hancur bila diberi suatu beban yang melebihi daya tahan material tersebut.
Penghancuran suatu batuan tidak melalui tahap aliran plastis (plastic flow) seperti halnya pada
material ductile. Dengan kata lain, dengan pemberian suatu gaya, maka batuan akan berubah
bentuk secara elastis dan kemudian akan hancur tanpa melalui perubahan bentuk secara plastis
(plastic flow).
Sifat batuan yang cukup penting adalah hubungan kerapuhan relatif batuan terhadap
tegangan (tension). Dalam kenyataannya, kuat tekan (compressive strength) batuan dapat
menjadi dua kali lipat dari kuat tarik (tensile strength) batuan tersebut. Sifat batuan seperti ini
akan sangat berguna untuk pelaksanaan perekahan hidrolik. Pada dasarnya perekahan hidrolik
meliputi kekeuatan penghancuran dinding lubang bor yakni kemampuan menghancurkan dinding
batuan reservoir.
Bantuan mempunyai perilaku yang berbeda-beda pada saat menerima beban. Perilaku ini
dapat ditentukan dengan pengujian di laboratorium, yaitu dengan pengujian kuat tekan.

A Asumsi
Penyelesaian terhadap masalah mekanika batuan di sini akan menggunakan model
penyelesaian secara matematis. Seperti halnya semua ilmu keteknikan, penyelesaian terhadap
masalah-masalah yang ada akan menggunakan beberapa asumsi. Dalam mekanika batuan, suatu
batuan dapat diasumsikan sebagai suatu material yang bersifat elastis, seragam (homogen), dan
isotropis.

B Elastisitas
Bila suatu material mengalami perubahan bentuk (deformasi) akibat beban yang
diberikan dari luar dan material tersebut akan berubah kembali ke bentuk semula setelah beban
tersebut dihilangkan maka material tersebut dikatakan bersifat elastis.
Sebuah yang material yang kembali sepenuhnya kepada bentuk semula dinamakan elastis
sempurna, sedangkan apabila tidak sepenuhnya kembali kepada bentuk semula setelah beban
dihilangkan disebut elastis parsial.
Di dalam hal benda elastis sempurna, usaha yang dilakukan oleh gaya-gaya luar selama
deformasi sepenuhnya ditransformasikan ke dalam tenaga potensial regangan. Sedangkan di
dalam hal benda elastis parsial, sebagian dari usaha yang dilakukan oleh gaya-gaya luar selama
deformasi diubah dalam bentuk panas yang timbul dalam benda itu selama berlangsungnya
deformasi non-elastis.
Di sini batuan dapat dikategorikan elastis namun tidak semua batuan bersifat elastis.
Biasanya terdapat beberapa jenis batuan akan menampakan sifat elastisnya untuk harga-harga
tertentu tergantung dari besarnya tegangan yang diberikan. Teori tentang elastisitas telah
menghasilkan banyak penyelesaian yang akurat terhadap masalah-masalah yang timbul dalam
ilmu mekanika batuan.
Pada kasus di mana batuan menampakan sifat elastisnya bila diberi beban, solusi untuk
asumsi elastisitas akan benar selama beban yang diberikan tersebut tidak melebihi batas elastis
dari batuan tersebut. Elastisitas merupakan teori yang sebagian besar dapat diaplikasikan di
lapangan namun penyimpangan-penyimpangan yang terjadi mengakibatkan masalah tersebut
sangat susah untuk dipecahkan.

C Siklus Batuan
Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang terbentuk secara alami
yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material organik yang terubah, dan kombinasi semua
komponen tersebut. Mineral adalah zat padat anorganik yang mempunyai komposisi kimia
tertentu dengan susunan atom yang teratur, yang terjadi tidak dengan perantara manusia dan
tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan dibentuk oleh alam (Warsito Kusumoyudo,
1986).
Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk bangun yang beraturan yang terdiri dari
atam-atom dengan susunan yang teratur. Berzelius mengklasifikasikan mineral menjadi 8
golongan, yaitu:
1. Elemen native, contohnya emas, perak, tembaga dan intan
2. Sulfida, contohnya Galena, pirit
3. Oksida dan Hidroksida, contohnya korondum
4. Halida, contohnya Halite
5. Karbonat, Nitrat, Borat, Lodat, contohnya Kalsit
6. Sulfat, Khromat, Molibdenat, dan Tungstat, contohnya Barit
7. Fosfat, Arenat dan Vanadat, contohnya Apatit
8. Silikat, contohnya kuarsa, Feldspar, Piroksen. Mineral memiliki sifat-sifat
khusus yang dapat kita jadikan sebagai penciri mineral tertentu.
Sifat-sifat mineral diantaranya :
1. Warna,
2. Goresan,
3. Kilap,
4. Belahan,
5. Pecahan
6. Kekerasan.

Tabel Kekerasan Mineral Kekerasan Mineral

Talk
Gipsum
Kalsit
Fluorit
Apatit
Ortoklas
Kuarsa
Topas
Korondum
Intan

Pembagian Batuan Berdasarkan pembentukannya batuan dibedakan menjadi tiga yaitu


batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari kristalisasi (pembekuan) magma. Batuan
sediment terbentuk dibawah kondisi permukaan dan terdiri dari kumpulan:
(1) presipitasi kimia dan biokimia;
(2) fragmen atau butiran batuan, mineral dan fosil;
(3) kombinasi material-material tersebut.
Batuan metamorf adalah batuan yang asalnya adalah batuan beku, sediment atau
metamorf yang berubah secara mineralogy, tekstur atau keduanya tanpa mengalami peleburan
yang diakibatkan oleh panas, tekanan, atau cairan kimia aktif. Panas dan tekanan disini berbeda
dengan kondisi dipermukaan. Penyebaran Batuan di Bumi Bumi adalah tubuh padat, kecuali
pada inti luar, dan beberapa tempat yang relative kecil didalam mantel atas dan kerak, yang cair.
Kebanyakan dari material yang padat merupakan batuan metamorf, ini dikarenakan batuan di inti
dalam, mantel dan kerak telah terubah dikarenakan tekanan dan temperature yang tinggi. Magma
yang terbentuk pada mantel atas naik ke level yang lebih tinggi didalam kerak dan mengalami
kristalisasi.
Batuan sediment terbentuk di permukaan atau dekat permukaan. Di daratan, batuan
sediment menutupi sekitar 66 % dari total batuan yang tersingkap (Blatt dan Jones, 1975).
Sisanya sekitar 34 % adalah batuan kristalin yang berupa batuan beku dan metamorf. Di bawah

samudra kebanyakan ditutupi oleh material sediment atau batuan sediment yang tipis. Dibawah
tutupan sediment, didominasi oleh batuan beku dan metamorf.
Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan
metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan
mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil
yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh
menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut siklus
batuan atau ROCK CYCLE.

Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan
tersebut ada 3 macam:
1. Pelapukan secara fisika
perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan
pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang
sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang
lebih kecil lagi.
2. Pelapukan secara kimia
beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl
akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa
jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah hujan asam yang sangat
mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
3. Pelapukan secara biologi
Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang
dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan
yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman
yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah
batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian
yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari
partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa
langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya
terkumpul di permukaan tanah.
2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut
pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat
diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan
yang kecil ini.
3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang
kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska
sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti
halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh.
Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering
disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan
secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian
diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk
perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini.
Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang
paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan
ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan
yang ada. Proses ini sering disebut kompaksi. Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel
yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara

partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang lebih
keras. Proses ini sering disebut sementasi.
Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan
sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan
sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya
melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan
juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi,
kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama.
Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi
tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan.
Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses
metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung dari:
1. Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.
2. Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.
3. Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.
Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada
melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat
tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih
kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba kembali ke permukaan
menembus kerak bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle
bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan
magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi
untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik.
Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau
patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang
terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses

ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku
ekstrusif. Basalt dan pumice (batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan
yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan
beku ekstrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:
1. Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi
mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineral-mineral yang ada
sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
2. Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang
terkandung dalam batuan atau yang sering disebut gas bubble.
Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma
chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle.
Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif, maka
magma yang ada mengalami proses pendinginan yang relatif lambat dan membentuk kristalkristal mineral yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif.
Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis
pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra Nevada
USA yang merupakan batholit granit yang sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan
intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang
ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:
1. Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi
mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada
sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
2. Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan angular
interlocking.
Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan datang.
Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di bumi.

D Batuan Sedimen
Jenis batuan yang telah mengalami proses pelapukan yang dipindahkan oleh air sungai,
gletser, serta angin yang kemudian diendapkan ke tempat lain dinamakan dengan batuan
sedimen. Di bumi, batuan sedimen telah banyak tersebar luas. Ketebalannya antara beberapa
centimeter hingga beberapa kilometer. Pada ukuran butirnya pun ditemukan dari permukaan
yang sangat halus sampai sangat kasar. Batuan sedimen sangat berbeda dengan batuan beku. Hal
ini disebabkan karena batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil pada kerak bumi. Batuan
sedimen itu sendiri terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah pengklasifikasian jenis batuan
sedimen:

Berdasarkan tenaga pembawanya, antara lain:

Batuan sedimen aquatic, yaitu batuan sedimen yang komponen pembentuknya terbawa oleh
air sungai

Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang komponen pembentuknya terbawa oleh
air laut

Batuan sedimen glacial, yaitu batuan sedimen yang komponen pembentuknya terbawa oleh
gletser

Batuan sedimen aeris, yaitu batuan sedimen yang komponen pembentuknya terbawa oleh
udara yang berhembus (angin)
Berdasarkan proses pengendapannya, antara lain:

Batuan sedimen klasik, contoh: tanah pasir, batu pasir, tanah liat, konglomerat.

Batuan sedimen organic, contoh: batu bara (coal), batu kapur (lime stone).

Batuan sedimen an-organik/kimiawi, contoh: batu pasir dan tanah liat.

Berdasarkan tempat pengendapannya, antara lain:

Batuan sedimen limnik, yaitu batuan sedimen yang mengendap di rawa

Batuan sedimen fluvial, yaitu batuan sedimen yang mengendap di sungai

Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang mengendap di laut

Batuan sedimen teistrik, yaitu batuan sedimen yang mengendap di darat

Berdasarkan proses transportasinya, antara lain:


Batuan sedimen klasik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari batuan lain yang hancur,
kemudian berpindah tempat dan kemudian mengalami proses sedimentasi.
Batuan sedimen non klasik, yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami perpindahan tempat.
Batuan jenis ini terbentuk melalui proses kimiawi dan organis.

Dari sekian banyak jenis batuan sedimen di atas, berikut adalah beberapa contoh jenis
batuan sedimen yang paling umum dijumpai di kehidupan sehari hari kita:

Batu konglomerat
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang
berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih
besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan
diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang
cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem
sungai dan pantai.
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran
berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang
membulat akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang
mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara fragmen- fragmen
konglomerat diisi oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri

atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit. Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas
satu jenis mineral atau batuan atau beraneka macam campuran. Seperti halnya breksi,
sifatnya

yang

heterogen

menjadikan

berwarna-warni.

Konglomerat

umumnya

diendapkan pada air dangkal.

Batu breksi
Karakteristik : Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki ukuran butir
yang cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas batuan
dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan
matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang mengikat batu itu bersamasama. Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki ukuran garis tengah sekitar dua inci
(lima sentimeter).
Warna : merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat : sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus membentuk vas bunga,
meja kecil, atau asbak.

Batu pasir
Proses Terbentuk

:Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana

partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir


dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada
suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersamasama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling
umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang
bersifat menentang laju arus.
Warna : Coklat dan putih
Manfaat : Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai
suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai
material di dalam pembuatan gelas/kaca.

Batu gamping

Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan
kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abuabu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotoran-kotoran,
oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Bila
ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air yang mengandung
CO2 sehingga terjadi lubang-lubang, celah-celah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal
dapat dari beberpa centimeter sampai beberapa ratus meter. Beberapa limestone
seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir calcit.
Keras dari limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang lunak, agak
keras, dan sebaginya, tergantung dari texturnya. Selama proses pelapukan dari
limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah kotorankotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau loams yang
berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral oksida besi.
Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas
karbondioksida.

Batu shale
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir
1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral
mineral lempung,

kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi.

Shale dibedakan

menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau
memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu
lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

Batu kapur
Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan
kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abuabu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotoran-kotoran,
oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Bila
ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air yang mengandung

CO2 sehingga terjadi lubang-lubang, celah-celah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal
dapat dari beberpa centimeter sampai beberapa ratus meter. Beberapa limestone
seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir calcit. Keras dari limestone sangat berbeda-beda,
ada yang keras dan ada yang lunak, agak keras, dan sebaginya, tergantung dari
texturnya. Selama proses pelapukan dari limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut,
dan yang tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan
membentuk clay atau loams yang berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari
mineral-mineral

oksida

besi.

Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas
karbondioksida.
Masing-masing jenis batuan sedimen memiliki sifat yang berbeda. Keberadaan batuan
sedimen tertentu juga bisa menunjukkan kondisi suatu lahan seperti status gunung berapi atau
kondisi patahan lempeng bumi. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut dapat dipelajari di
jurusan ilmu geologi.

Sumber:
http://toyibatul-ilmi.blogspot.com/2012/07/mekanika-batuan-formasi_22.html
http://siklusbatuan.blogspot.com/
http://doddys.wordpress.com/2008/02/19/rock-cycle-siklus-batuan/
http://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/10/jenis-batuan-sedimen.html
http://siduldobah.blogspot.com/2013/12/batuan-sedimen-jenis-jenis-dan.html

Você também pode gostar

  • Ulfa Nabilla
    Ulfa Nabilla
    Documento18 páginas
    Ulfa Nabilla
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Lentigo Refrat
    Lentigo Refrat
    Documento7 páginas
    Lentigo Refrat
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Lentigo Refrat
    Lentigo Refrat
    Documento7 páginas
    Lentigo Refrat
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Apcd 1
    Apcd 1
    Documento8 páginas
    Apcd 1
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • APCD Baru
    APCD Baru
    Documento14 páginas
    APCD Baru
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Apcd
    Apcd
    Documento11 páginas
    Apcd
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Apcd 1
    Apcd 1
    Documento8 páginas
    Apcd 1
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • KLP 5
    KLP 5
    Documento15 páginas
    KLP 5
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Endapan Primer
    Endapan Primer
    Documento14 páginas
    Endapan Primer
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Manajemen Bencana Tambang Di Soma Turki
    Manajemen Bencana Tambang Di Soma Turki
    Documento14 páginas
    Manajemen Bencana Tambang Di Soma Turki
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Kewirausahaan Nova Ilhafni
    Proposal Kewirausahaan Nova Ilhafni
    Documento9 páginas
    Proposal Kewirausahaan Nova Ilhafni
    Nova Ilhafni Mawquta
    0% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Documento10 páginas
    Bab I
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Penambangan Ore
    Sistem Penambangan Ore
    Documento23 páginas
    Sistem Penambangan Ore
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Manajemen Bencana
    Manajemen Bencana
    Documento17 páginas
    Manajemen Bencana
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento2 páginas
    Daftar Isi
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Ripper & Rope Houlage
    Ripper & Rope Houlage
    Documento24 páginas
    Ripper & Rope Houlage
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • STRUKTUR BATUAN
    STRUKTUR BATUAN
    Documento13 páginas
    STRUKTUR BATUAN
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Mekanika Batuan
    Mekanika Batuan
    Documento20 páginas
    Mekanika Batuan
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Konsumsi Rokok Dan Dampak Psikologis Terhadap Remaja
    Konsumsi Rokok Dan Dampak Psikologis Terhadap Remaja
    Documento23 páginas
    Konsumsi Rokok Dan Dampak Psikologis Terhadap Remaja
    Nova Ilhafni Mawquta
    0% (1)
  • MEKANIKA BATUAN
    MEKANIKA BATUAN
    Documento20 páginas
    MEKANIKA BATUAN
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações
  • Batuan Sedimen
    Batuan Sedimen
    Documento18 páginas
    Batuan Sedimen
    Nova Ilhafni Mawquta
    Ainda não há avaliações